Buku ini ditulis untuk menunjukkan sisi gelap kolonialisme. Piet Hagen siap dengan sumber yang kaya sehingga mampu mendeskripsikan dalam periode panjang buasnya kolonialisme Eropa, terutama Belanda, menindas dengan kekerasan dan persenjataan modern melalui setidaknya 500 peperangan. Hasilnya Belanda menjadi kaya raya, mencapai abad emasnya pada 1600–1700. Sukses melakukan industrialisasi jadi negara maju pada abad ke-19. Kekerasan dan kekejaman konflik militer akibat eksploitasi kolonial membantu kita memahami mengapa perang dan pemberontakan melawan penjajah terus terjadi. Pergerakan nasional patah tumbuh hilang berganti, meski tokoh-tokohnya dibui, dibuang, dan diasingkan. Orang Indonesia menjadi benci terhadap Belanda dan semua yang berbau kolonial. Proklamasi 1945 pun menjadi katup pelepas kebencian dan sikap antikolonial itu mewujud dalam laskar-laskar zaman bersiap; siap mati melawan penjajah yang angkuh serta tak juga menginsafi kekejaman mereka yang panjang.
Buku ini bersifat kronik historis sekaligus ensiklopedis, juga menarik karena menggambarkan mengapa dekolonisasi sejarah harus didekati dengan sejarah antikolonial. Perang-perang penjajahan bukan hanya telah merenggut jutaan nyawa dan triliunan harta benda, tetapi juga mewariskan beban kemiskinan serta budaya kekerasan yang panjang. Inilah mengapa buku Perang Melawan Penjajah masuk dalam daftar pendek bergengsi Libris History Prize karena dinilai jurinya “menyadarkan siapa pun yang ingin berpartisipasi dalam debat tentang kolonialisme di Indonesia, sebaiknya tidak usah bersuara sebelum membaca buku ini.
Piet Hagen (1942) was journalist bij het dagblad Trouw, docent en directeur van de School voor Journalistiek in Utrecht, hoofdredacteur van De Journalist en medewerker van NRC Handelsblad.
Vanaf 1982 publiceert hij non-fictieboeken. Bij De Arbeiderspers verschenen van hem Journalisten in Nederland, een persgeschiedenis in portretten, Politicus uit hartstocht. Biografie van Pieter Jelles Troelstra enKoloniale oorlogen in Indonesië.
Omvangrijke studie naar de koloniale, extreem gewelddadige geschiedenis van Indonesië. Kenmerkend voor dit boek zijn de talloze (+/- 500) koloniale oorlogen die uitvoerig zijn beschreven, maar Hagen slaagt erin het grotere verhaal te vertellen van een verdeelde archipel, eeuwenlang geteisterd door meerdere vreemde overheersers, tot de eenheidsvorming die leidde tot de uiteindelijke onafhankelijkheid. Naast de geschiedenis van Indonesië is dit ook de donkere geschiedenis van Nederland. Door zijn omvang, gedetailleerdheid en feitelijke toon kan het beter gezien worden als naslagwerk, maar de mate van onrecht werkt verdovend en laat niet tot de verbeelding over.