What do you think?
Rate this book
Resign!
Kompetisi sengit terjadi di sebuah kantor konsultan di Jakarta. Pesertanya adalah para cungpret, alias kacung kampret. Yang mereka incar bukanlah penghargaan pegawai terbaik, jabatan tertinggi, atau bonus terbesar, melainkan memenangkan taruhan untuk segera resign!
Cungpret #1: Alranita
Pegawai termuda yang tertekan akibat perlakuan sang bos yang semena-mena.
Cungpret #2: Carlo
Pegawai yang baru menikah dan ingin mencari pekerjaan dengan gaji lebih tinggi.
Cungpret #3: Karenina
Pegawai senior yang selalu dianggap tidak becus tapi terus-menerus dijejali proyek baru.
Cungpret #4: Andre
Pegawai senior kesayangan si bos yang berniat resign demi dapat menikmati kehidupan keluarga yang lebih normal dan seimbang.
Sang Bos: Tigran
Pemimpin genius, misterius, dan arogan, tapi sukses dipercaya untuk memimpin timnya sendiri pada usianya yang masih cukup muda.
Resign sebenarnya tidak sulit dilakukan. Namun kalau kamu memiliki bos yang punya radar sangat kuat seperti Tigran, semua usahamu pasti akan terbaca olehnya. Pertanyaannya, siapakah yang akan menang?
Cungpret #1: Alranita
Pegawai termuda yang tertekan akibat perlakuan sang bos yang semena-mena.
Cungpret #2: Carlo
Pegawai yang baru menikah dan ingin mencari pekerjaan dengan gaji lebih tinggi.
Cungpret #3: Karenina
Pegawai senior yang selalu dianggap tidak becus tapi terus-menerus dijejali proyek baru.
Cungpret #4: Andre
Pegawai senior kesayangan si bos yang berniat resign demi dapat menikmati kehidupan keluarga yang lebih normal dan seimbang.
Sang Bos: Tigran
Pemimpin genius, misterius, dan arogan, tapi sukses dipercaya untuk memimpin timnya sendiri pada usianya yang masih cukup muda.
Resign sebenarnya tidak sulit dilakukan. Namun kalau kamu memiliki bos yang punya radar sangat kuat seperti Tigran, semua usahamu pasti akan terbaca olehnya. Pertanyaannya, siapakah yang akan menang?
Audiobook
First published January 29, 2018
269 people are currently reading
3227 people want to read
Ratings & Reviews
Friends & Following
Create a free account to discover what your friends think of this book!
Community Reviews
Displaying 1 - 30 of 1,856 reviews
January 24, 2018
Ulasan lengkap: http://bit.ly/BibliResign
Karma mungkin ya. Dahulu kala, aku pernah bilang bahwa Metropop adalah orang asing yang tidak ingin kudekati. Tapi, setelah membuka jalan untuk berkenalan, aku dibuat kesengsem dengan cerita-ceritanya. Apa ini perkara semesta yang berkonspirasi memilihkanku novel Metropop yang "memang" bagus?
Wah, aku sampai terbahak baca paruh akhir buku ini. Kisah comedy-romance yang segar. Selalu geregetan dengan interaksi Alranita dan bosnya, Tigran. Belum lagi gerecokan para rekan kantor Alranita (mereka menyebut diri mereka Cungpret alias kacung kampret) yang membuat kisah ini hidup dan riweuh, sehingga bikin tidak membosankan. Rasanya, ingin ikut heboh bergosip dengan para Cungpret.
Wahai para penerbit, beginilah seharusnya naskah-naskah bagus dikurasi. Pembaca tidak akan sadar buku ini adalah jebolan Wattpad. Walaupun masih ada saltik yang untungnya bisa dilupakan dengan kisah yang lucu dan segar, buku ini benar-benar disunting dengan saksama. Aku tidak akan membandingkan dengan novel-novel jebolan Wattpad lain (tentu saja, aku tidak pernah membacanya satu pun), tapi aku bisa bilang, bahwa cerita di buku ini berkualitas dan patut diacungi jempol. Bacalah dan contohlah.
Anehnya, plot yang diusung sebenarnya sederhana dan mungkin sudah pernah ada, tapi gaya ceritanyalah yang bikin pembaca ikut merasuk ke dalam cerita. Satu hal: buku ini tidak berisi cara mengundurkan diri dari tempat kerja, tapi berisi cara bergosip yang berkelas.
Tiga kata yang merepresentasikan buku ini: Ringan. Konyol. Segar. Wah, jadi pengin baca lagi. Hahaha.
Karma mungkin ya. Dahulu kala, aku pernah bilang bahwa Metropop adalah orang asing yang tidak ingin kudekati. Tapi, setelah membuka jalan untuk berkenalan, aku dibuat kesengsem dengan cerita-ceritanya. Apa ini perkara semesta yang berkonspirasi memilihkanku novel Metropop yang "memang" bagus?
Wah, aku sampai terbahak baca paruh akhir buku ini. Kisah comedy-romance yang segar. Selalu geregetan dengan interaksi Alranita dan bosnya, Tigran. Belum lagi gerecokan para rekan kantor Alranita (mereka menyebut diri mereka Cungpret alias kacung kampret) yang membuat kisah ini hidup dan riweuh, sehingga bikin tidak membosankan. Rasanya, ingin ikut heboh bergosip dengan para Cungpret.
Wahai para penerbit, beginilah seharusnya naskah-naskah bagus dikurasi. Pembaca tidak akan sadar buku ini adalah jebolan Wattpad. Walaupun masih ada saltik yang untungnya bisa dilupakan dengan kisah yang lucu dan segar, buku ini benar-benar disunting dengan saksama. Aku tidak akan membandingkan dengan novel-novel jebolan Wattpad lain (tentu saja, aku tidak pernah membacanya satu pun), tapi aku bisa bilang, bahwa cerita di buku ini berkualitas dan patut diacungi jempol. Bacalah dan contohlah.
Anehnya, plot yang diusung sebenarnya sederhana dan mungkin sudah pernah ada, tapi gaya ceritanyalah yang bikin pembaca ikut merasuk ke dalam cerita. Satu hal: buku ini tidak berisi cara mengundurkan diri dari tempat kerja, tapi berisi cara bergosip yang berkelas.
Tiga kata yang merepresentasikan buku ini: Ringan. Konyol. Segar. Wah, jadi pengin baca lagi. Hahaha.
June 28, 2019
Ketika orang-orang di seluruh dunia lagi sensitif sama yang namanya power harassment dan sexual harassment, eh novel ini malah bertemakan keduanya (menurut gw). Gw cuma menikmati seperlima awal novel ini, abis itu nggak berhenti mengerutkan kening dan mencibir sendirian selama baca.
Gw pikir gw bakal bisa relate sama cerita ini, karena judulnya yang menjanjikan. Dan sungguh gw berharap bisa menyukai cerita ini. Tapi ternyata nggak. Yang ada gw malah jadi males banget... Buat lo yang pada demen sama ceritanya, gw saranin sih jangan baca review gw. Soalnya mungkin gw bakal misuh-misuh sepanjang review. Ha. Ha. Ha.
Gak nyangka gw bakal jadi orang pertama yg ngasih satu bintang ke buku ini, kayaknya. Abis yg ngasih satu bintang cuma 0% gitu. Gw jadi merasa tersanjung (tapi ternyata nggak, cuma nyarinya tuh kayak nyari jarum di dalam tumpukan jerami gitu... Wkwkwk). Ya ampun... Kayaknya Metropop emang bukan selera gw dah. Dari segitu banyak list yang baru-baru ini beredar bertajuk Metropop terbaik sepanjang masa, yg gw demen cuma "Love, Hate, and Hocus Pocus" aja. Sisanya biasa aja atau malah gak demen banget.
Oke, tadi gw bilang gw berharap bisa suka sama cerita ini karena siapa sih emangnya yang nggak pernah ngerasa pengen resign dari kerjaannya? Ketika masih fresh graduate dulu gw punya grup di Skype sama temen-temen kuliah gw yang tujuannya adalah buat melepaskan stres di tempat kerja masing-masing (kami semua nggak kerja di kantor yg sama btw). Buat misuh-misuh, ngomongin bos masing-masing, marah-marah, ngamuk-ngamuk, teriak-teriak, "GW PENGEN RESIGN BESOK!" dan juga buat bikin janjian makan bareng temen-temen sebagai pelipur lara. Di masa itu gw merasa stres tiada tara dan bisa ketemu seminggu 2-3 kali sama mereka padahal tempat kerja kami beda-beda semua. Hwahahaa!!!
Kerjaan gw saat itu memang bagaikan neraka dunia. Sembilan bulan yang puanjang yang sekarang udah bisa diketawain sambil ngeledekin diri sendiri, kemudian diambil hikmahnya. Tapi waktu gw menjalani itu, rasanya gw jadi orang paling menderita sedunia. Gw selalu tidur dalam keadaan lelah fisik dan mental, dan setiap bangun pagi rasanya gw mau nangis melulu. Jobdesc gw gak sesuai dengan yg disebutkan pas wawancara, bos gw kampret (nggak ganteng, nggak jenius, apalagi bisa kerja dgn sempurna dan bisa diandalin kayak Tigran), posisi gw terjepit karena harus menjembatani antara bos asing dan pegawai pribumi, temen-temen kerja gw semuanya maen sikut-sikutan di belakang, mereka juga gak ragu-ragu pake uang kantor yang bukan hak mereka, terus pake acara fitnah-fitnahin gw segala, dan parahnya yang bikin gw makin manteb buat resign buru-buru adalah sistem penggajian yang gak adil. Gw yang lulusan S1, bisa bahasa asing, dan pernah pertukaran mahasiswa ke luar negeri digaji sama dengan anak lulusan D3 yg jg presgreduet. WTH!
Jadi, kondisi Rara di sini buat gw masih lebih surga dibanding gw dulu. Seenggaknya gaji lo tinggi, Ra. Seenggaknya bos lo ganteng. Seenggaknya lo akrab sama temen-temen kantor lo. Seenggaknya bos lo bisa diandelin. Seenggaknya lo masih bisa tahan buat pergi kerja dan tahan buat nggak resign sampe dapet kerjaan yang baru.
Sementara gw ketika itu udah gak peduli sama sekali dengan hal-hal itu. Bahkan kalau mau diturutin, gw mau resign di bulan keenam tapi masih gw tahan sampe bulan kesembilan (karena awalnya nyokap gak setuju). Bos besar gw yg orang asing menyayangkan kenapa gw cuma bertahan 9 bulan aja. Suruh gw bersabar sampe setahun (biar cv gw gak jelek. Padahal mah kagak ngaruh, tuh!). Temen kantor gw juga. Nyuruh gw buat nunggu sampe selesai outing (Ogah! Ntar gw dikacungin!) atau bahkan sampe bonus akhir tahun (keburu gila gw nungguin bonus yang gak seberapa). Pokoknya saat itu gw merasa kehilangan diri gw dan merasa kalau gw lebih lama di kantor itu gw bakal kehilangan kemanusiaan gw. Huhuhuuu...T__T
Mungkin orang-orang bakal melihat gw sebagai orang yang idealis, tapi ketika itu yg gw pikirkan adalah bagaimana caranya gw tetap menjadi diri gw sendiri. Di saat itu gw juga banyak berpikir soal makna bekerja dan juga makna hidup. Buat apa sih lo kerja? Buat nyari duit doang? Terus makna lo hidup buat apaan? Buat kerja doang? Segitu takutnya lo keluar kerjaan sebelum dapet kerjaan baru? Segitu pentingnya duit sampe lo dengan bangga menyandang gelar kacung? Nggak kasian sama kacung beneran yang bergaji rendah dan nggak bisa bangga sama kerjaannya, sementara lo bisa nyebut dengan bangga lo kerja di mana atau habis dinner di restoran mana? Segitu gak percayanya lo kalau rejeki lo udah ada yang ngatur? Yang penting mah selama lo usaha gak cuma ongkang-ongkang kaki aja di rumah, Insya Allah rejeki mah bakal ada aja. Meski mungkin gak gede. Meski mungkin cuma cukup buat hidup lo hari ini....
Saat sebelum resign sampai mencari kerjaan baru itu doa gw cuma satu: gw pengen pekerjaan yang bisa buat gw bersyukur setiap harinya. Ditambah yang gak bikin gw capek jiwa dan raga, dan menangis menghadapi hari baru (eh, bukan satu aja jadinya... Haha)... Btw, gw resign bukan karena dapat kerjaan baru, tapi karena butuh berhenti dari kerjaan lama gw. Setelah itupun gw gak ngoyo nyari kerja dan selama kira-kira tiga bulan gw gak bekerja di kantor. Tapi alhamdulillah selama masa 3 bulan itu gw justru mendapat banyak hal penting dalam kehidupan gw yang tidak bernilai harganya meski secara materi apa yg gw dapat ketika itu sangat pas-pasan.
Tapi gw memang harus banyak-banyak bersyukur karena gw masih numpang sama orang tua. Ortu gw juga tinggal di Jakarta dan masih bekerja dan punya rumah sendiri. Gw juga bukan penanggung kehidupan keluarga. Makanya gw punya privilege-privilege semacam itu... Meski pada akhirnya hidup memang penuh dengan pilihan-pilihan dan selama lo bertanggung jawab dengan pilihan-pilihan hidup lo (bukan marah-marah bahkan menggugat orang lain karena pilihan lo), ya gak masalah juga sih, ya...
Oh iya, ketika masa-masa kerja itu, gw dan temen-temen (kuliah) gw punya rumus: semakin besar penghasilan, semakin besar juga pengeluaran. Jadi kalo mau nyari kerja dgn penghasilan segede apapun, yang namanya manusia ya, pasti gak bakal puas. Pengeluaran lo pasti berbanding lurus juga. Kalo pas penghasilan lo kecil lo merasa puas dan bahagia dengan makan di warteg setiap hari, maka ketika penghasilan lo gede, lo bakal penasaran nyicipin makanan-makanan mahal dan akhirnya gak level lagi makan di warteg. Yah, gitu dah...
Ini perlu ngomongin dua karakter utama novel ini gak, ya? Gw rada males sih. Tapi pengen misuh-misuh juga. Hahahaa...
Gw gak suka dua-duanya sih, baik si Rara atau Tigran. Tapi alasan utama gw gak suka cerita ini adalah Tigran. Si Tigran itu suka menyalahgunakan kekuasaan dan stalker juga. Untung aja dia ganteng dan tajir, ya. Kalo kata netijen jomblo gak pedean, kalo dia (si netijen jomblo gak pedean) yg melakukan hal-hal kayak gitu, pasti udah dilaporin ke polisi duluan.
Gw gak ngerti banget sih kenapa mesti nungguin selama itu buat si Tigran utk pdkt sm Rara. Gara-gara nunggu temennya yang anu? Ih, gak jantan banget dah. Menurut gw dia emang emte banget, sih. Terus cara pdkt dia ke Rara buat gw sih sama sekali gak romantis, tapi malah creepy gitu. Ya, mungkin kalo gw masih di presgreduet di awal 20an, gw bakal demen sama yg model-model begini kali, ya? Tapi berhubung gw yg skrg udah makin banyak makan asam garam kehidupan (tsah), gw malah ngerasa ngeri. Ya, tapi mungkin Tigran emang orangnya awkward dan ansos makanya begitu kali, ya? (Coba positiptingking) Dan kebetulan Rara-nya juga suka dibuli. Makanya klop dah. Btw, bagian ketika si Tigran ngebuntutin solo tripnya Rara itu buat gw sangat mengerikan dan menyebalkan... =_=
Udah, ah. Kalo dilanjutin kayaknya bakal panjang banget. Ini aja udah panjang. Oh, iya satu lagi deh (semoga). Ini gw beneran gak abis pikir. Bokapnya si Rara gak setuju anaknya pindah kerja atau cari kerjaan baru, katanya anaknya kok gak puas-puas (kayaknya. Males ngeceknya) tapi kemudian dia menyayangkan anaknya yg gak punya kehidupan sosial (gak punya temen dan pacar). Ya menurut ngana? Masih bisa punya temen selain di kantor kalo lebih dari 2/3 harinya diabisin buat kerja? (；一_一)
Oh iyak, satu lagi (beneran). Gw sebenernya suka sama dialognya yang mengalir dan enak dibaca. Pas bagian percakapan juga kayak lagi ngobrol sama temen-temen gw aja gitu. Cuma yang mengganjal adalah kata "saja" yang mesti banget selalu ditulis dengan "saja" dan bukan "aja". Aneh banget dah kata itu ketika disandingkan sama percakapan non-formal. (+_+)
Terakhir, biar ditutup sama hal yg positif, gw justru suka sama hubungan Rara dan temen-temen kantornya. Obrolan mereka yang blak-blakan itu bener-bener menghibur. Gak semua orang bisa menemukan kantor dengan teman kerja yang menyenangkan. Bahkan gw dan teman-teman (kuliah tentu) gw berprinsip, "Teman kantor itu nggak bakal bisa jadi teman sejati." Saking emte dan gak sehatnya hubungan pertemanan di tempat kerja.
Sekarang udah beneran ah ripiunya.
*Ini sengaja diripiuw tengah malem begini biar gak ada ganjalan. Kalo ditunda-tunda malah jadi males misuh-misuhnya (eh)
Gw pikir gw bakal bisa relate sama cerita ini, karena judulnya yang menjanjikan. Dan sungguh gw berharap bisa menyukai cerita ini. Tapi ternyata nggak. Yang ada gw malah jadi males banget... Buat lo yang pada demen sama ceritanya, gw saranin sih jangan baca review gw. Soalnya mungkin gw bakal misuh-misuh sepanjang review. Ha. Ha. Ha.
Gak nyangka gw bakal jadi orang pertama yg ngasih satu bintang ke buku ini, kayaknya. Abis yg ngasih satu bintang cuma 0% gitu. Gw jadi merasa tersanjung (tapi ternyata nggak, cuma nyarinya tuh kayak nyari jarum di dalam tumpukan jerami gitu... Wkwkwk). Ya ampun... Kayaknya Metropop emang bukan selera gw dah. Dari segitu banyak list yang baru-baru ini beredar bertajuk Metropop terbaik sepanjang masa, yg gw demen cuma "Love, Hate, and Hocus Pocus" aja. Sisanya biasa aja atau malah gak demen banget.
Oke, tadi gw bilang gw berharap bisa suka sama cerita ini karena siapa sih emangnya yang nggak pernah ngerasa pengen resign dari kerjaannya? Ketika masih fresh graduate dulu gw punya grup di Skype sama temen-temen kuliah gw yang tujuannya adalah buat melepaskan stres di tempat kerja masing-masing (kami semua nggak kerja di kantor yg sama btw). Buat misuh-misuh, ngomongin bos masing-masing, marah-marah, ngamuk-ngamuk, teriak-teriak, "GW PENGEN RESIGN BESOK!" dan juga buat bikin janjian makan bareng temen-temen sebagai pelipur lara. Di masa itu gw merasa stres tiada tara dan bisa ketemu seminggu 2-3 kali sama mereka padahal tempat kerja kami beda-beda semua. Hwahahaa!!!
Kerjaan gw saat itu memang bagaikan neraka dunia. Sembilan bulan yang puanjang yang sekarang udah bisa diketawain sambil ngeledekin diri sendiri, kemudian diambil hikmahnya. Tapi waktu gw menjalani itu, rasanya gw jadi orang paling menderita sedunia. Gw selalu tidur dalam keadaan lelah fisik dan mental, dan setiap bangun pagi rasanya gw mau nangis melulu. Jobdesc gw gak sesuai dengan yg disebutkan pas wawancara, bos gw kampret (nggak ganteng, nggak jenius, apalagi bisa kerja dgn sempurna dan bisa diandalin kayak Tigran), posisi gw terjepit karena harus menjembatani antara bos asing dan pegawai pribumi, temen-temen kerja gw semuanya maen sikut-sikutan di belakang, mereka juga gak ragu-ragu pake uang kantor yang bukan hak mereka, terus pake acara fitnah-fitnahin gw segala, dan parahnya yang bikin gw makin manteb buat resign buru-buru adalah sistem penggajian yang gak adil. Gw yang lulusan S1, bisa bahasa asing, dan pernah pertukaran mahasiswa ke luar negeri digaji sama dengan anak lulusan D3 yg jg presgreduet. WTH!
Jadi, kondisi Rara di sini buat gw masih lebih surga dibanding gw dulu. Seenggaknya gaji lo tinggi, Ra. Seenggaknya bos lo ganteng. Seenggaknya lo akrab sama temen-temen kantor lo. Seenggaknya bos lo bisa diandelin. Seenggaknya lo masih bisa tahan buat pergi kerja dan tahan buat nggak resign sampe dapet kerjaan yang baru.
Sementara gw ketika itu udah gak peduli sama sekali dengan hal-hal itu. Bahkan kalau mau diturutin, gw mau resign di bulan keenam tapi masih gw tahan sampe bulan kesembilan (karena awalnya nyokap gak setuju). Bos besar gw yg orang asing menyayangkan kenapa gw cuma bertahan 9 bulan aja. Suruh gw bersabar sampe setahun (biar cv gw gak jelek. Padahal mah kagak ngaruh, tuh!). Temen kantor gw juga. Nyuruh gw buat nunggu sampe selesai outing (Ogah! Ntar gw dikacungin!) atau bahkan sampe bonus akhir tahun (keburu gila gw nungguin bonus yang gak seberapa). Pokoknya saat itu gw merasa kehilangan diri gw dan merasa kalau gw lebih lama di kantor itu gw bakal kehilangan kemanusiaan gw. Huhuhuuu...T__T
Mungkin orang-orang bakal melihat gw sebagai orang yang idealis, tapi ketika itu yg gw pikirkan adalah bagaimana caranya gw tetap menjadi diri gw sendiri. Di saat itu gw juga banyak berpikir soal makna bekerja dan juga makna hidup. Buat apa sih lo kerja? Buat nyari duit doang? Terus makna lo hidup buat apaan? Buat kerja doang? Segitu takutnya lo keluar kerjaan sebelum dapet kerjaan baru? Segitu pentingnya duit sampe lo dengan bangga menyandang gelar kacung? Nggak kasian sama kacung beneran yang bergaji rendah dan nggak bisa bangga sama kerjaannya, sementara lo bisa nyebut dengan bangga lo kerja di mana atau habis dinner di restoran mana? Segitu gak percayanya lo kalau rejeki lo udah ada yang ngatur? Yang penting mah selama lo usaha gak cuma ongkang-ongkang kaki aja di rumah, Insya Allah rejeki mah bakal ada aja. Meski mungkin gak gede. Meski mungkin cuma cukup buat hidup lo hari ini....
Saat sebelum resign sampai mencari kerjaan baru itu doa gw cuma satu: gw pengen pekerjaan yang bisa buat gw bersyukur setiap harinya. Ditambah yang gak bikin gw capek jiwa dan raga, dan menangis menghadapi hari baru (eh, bukan satu aja jadinya... Haha)... Btw, gw resign bukan karena dapat kerjaan baru, tapi karena butuh berhenti dari kerjaan lama gw. Setelah itupun gw gak ngoyo nyari kerja dan selama kira-kira tiga bulan gw gak bekerja di kantor. Tapi alhamdulillah selama masa 3 bulan itu gw justru mendapat banyak hal penting dalam kehidupan gw yang tidak bernilai harganya meski secara materi apa yg gw dapat ketika itu sangat pas-pasan.
Tapi gw memang harus banyak-banyak bersyukur karena gw masih numpang sama orang tua. Ortu gw juga tinggal di Jakarta dan masih bekerja dan punya rumah sendiri. Gw juga bukan penanggung kehidupan keluarga. Makanya gw punya privilege-privilege semacam itu... Meski pada akhirnya hidup memang penuh dengan pilihan-pilihan dan selama lo bertanggung jawab dengan pilihan-pilihan hidup lo (bukan marah-marah bahkan menggugat orang lain karena pilihan lo), ya gak masalah juga sih, ya...
Oh iya, ketika masa-masa kerja itu, gw dan temen-temen (kuliah) gw punya rumus: semakin besar penghasilan, semakin besar juga pengeluaran. Jadi kalo mau nyari kerja dgn penghasilan segede apapun, yang namanya manusia ya, pasti gak bakal puas. Pengeluaran lo pasti berbanding lurus juga. Kalo pas penghasilan lo kecil lo merasa puas dan bahagia dengan makan di warteg setiap hari, maka ketika penghasilan lo gede, lo bakal penasaran nyicipin makanan-makanan mahal dan akhirnya gak level lagi makan di warteg. Yah, gitu dah...
Ini perlu ngomongin dua karakter utama novel ini gak, ya? Gw rada males sih. Tapi pengen misuh-misuh juga. Hahahaa...
Gw gak suka dua-duanya sih, baik si Rara atau Tigran. Tapi alasan utama gw gak suka cerita ini adalah Tigran. Si Tigran itu suka menyalahgunakan kekuasaan dan stalker juga. Untung aja dia ganteng dan tajir, ya. Kalo kata netijen jomblo gak pedean, kalo dia (si netijen jomblo gak pedean) yg melakukan hal-hal kayak gitu, pasti udah dilaporin ke polisi duluan.
Gw gak ngerti banget sih kenapa mesti nungguin selama itu buat si Tigran utk pdkt sm Rara. Gara-gara nunggu temennya yang anu? Ih, gak jantan banget dah. Menurut gw dia emang emte banget, sih. Terus cara pdkt dia ke Rara buat gw sih sama sekali gak romantis, tapi malah creepy gitu. Ya, mungkin kalo gw masih di presgreduet di awal 20an, gw bakal demen sama yg model-model begini kali, ya? Tapi berhubung gw yg skrg udah makin banyak makan asam garam kehidupan (tsah), gw malah ngerasa ngeri. Ya, tapi mungkin Tigran emang orangnya awkward dan ansos makanya begitu kali, ya? (Coba positiptingking) Dan kebetulan Rara-nya juga suka dibuli. Makanya klop dah. Btw, bagian ketika si Tigran ngebuntutin solo tripnya Rara itu buat gw sangat mengerikan dan menyebalkan... =_=
Udah, ah. Kalo dilanjutin kayaknya bakal panjang banget. Ini aja udah panjang. Oh, iya satu lagi deh (semoga). Ini gw beneran gak abis pikir. Bokapnya si Rara gak setuju anaknya pindah kerja atau cari kerjaan baru, katanya anaknya kok gak puas-puas (kayaknya. Males ngeceknya) tapi kemudian dia menyayangkan anaknya yg gak punya kehidupan sosial (gak punya temen dan pacar). Ya menurut ngana? Masih bisa punya temen selain di kantor kalo lebih dari 2/3 harinya diabisin buat kerja? (；一_一)
Oh iyak, satu lagi (beneran). Gw sebenernya suka sama dialognya yang mengalir dan enak dibaca. Pas bagian percakapan juga kayak lagi ngobrol sama temen-temen gw aja gitu. Cuma yang mengganjal adalah kata "saja" yang mesti banget selalu ditulis dengan "saja" dan bukan "aja". Aneh banget dah kata itu ketika disandingkan sama percakapan non-formal. (+_+)
Terakhir, biar ditutup sama hal yg positif, gw justru suka sama hubungan Rara dan temen-temen kantornya. Obrolan mereka yang blak-blakan itu bener-bener menghibur. Gak semua orang bisa menemukan kantor dengan teman kerja yang menyenangkan. Bahkan gw dan teman-teman (kuliah tentu) gw berprinsip, "Teman kantor itu nggak bakal bisa jadi teman sejati." Saking emte dan gak sehatnya hubungan pertemanan di tempat kerja.
Sekarang udah beneran ah ripiunya.
*Ini sengaja diripiuw tengah malem begini biar gak ada ganjalan. Kalo ditunda-tunda malah jadi males misuh-misuhnya (eh)
August 3, 2021
I purposely chose to read this book as a "hate read" and it did not disappoint. Which is to say, I hated it. It's not that I hate the author's writing or storytelling. Those things are fine. What I hate is the book's casual acceptance or even endorsement of toxic male behaviour. Let there be no doubt - the lead male character in this story is toxic, the story's "romance" is toxic, and novels like this feel gross in a post-#MeToo world.
I picked up this book after reading "Melbourne Wedding Marathon" and being disappointed by author's apparent indifference to the toxic behaviour of the male characters in that book. In this book, I hoped to see that the author had experienced a #MeToo reckoning. Unfortunately, if anything, the behaviour of the major male character in this book, Tigran, is even more disturbing. He's manipulative, deceitful, disrespectful, possessive, and overall, just weird. He's also apparently a stalker. To make things worse, he's the main character's boss, and he's guilty of serious workplace harassment.
Here's a brief catalogue of the Tigran's toxic behavior in relation to the main character Ra (and I only started keeping track about halfway into the novel): (Spoilers)
His personal disrespect towards her:
-He repeatedly fails to listen to Ra when she says "no"
-He repeatedly intrudes into Ra's personal space
-He repeatedly assumes he knows more about what Ra wants and needs than she does
-He gaslights Ra you she confronts him about his behaviour ("It's your fault for not making yourself available to me, alone, so I could explain.")
His manipulative behaviour towards her:
-He knows detailed information about Ra's personal life and relationship history even before he hires her, but doesn't reveal that he knows anything for two years, instead weaponizing that information to his advantage
-He lies to Ra about the relationship status of her former male friend so that she won't pursue a relationship with that friend instead of Tigran
-He tells Ra that he resigned specifically so he could date her, which pressures her into dating him by forcing her to bear the weight of his resignation and its consequences
His fireable offences committed against her:
-He forces Ra to work overtime because it leads to opportunities where just he and she will be at the office
-He threatens to deny Ra holiday leave unless she reveals personal details about her reasons for taking leave
-He secretly records Ra and a colleague's conversation
-He deliberately causes Ra to feel panicked by threatening to ruin her reputation with her colleagues during an office lunch
-He blackmails Ra into a confrontation with him by not doing required managerial tasks for her
His criminal offenses committed against her:
-He stalks Ra on a holiday trip overseas and lies about his reasons for being where she is
His general weirdness:
-He tells Ra her loves her before ever having a non-work-related conversation with her
-He tells Ra he wants her to become the mother of his children before ever having a non-work-related conversation with her
The ironic thing is, Ra is almost always aware of how Tigran's actions make her feel. She's aware that he makes her feel annoyed, frustrated, and uncomfortable. She is rightfully upset with him through most of the book. She is aware of how disliked Tigran is by all of her colleagues, and of how he disrespects them as well. It's why everyone in the office wants to resign. The book actually provides good insight into exhausting things are for a woman who has to deal with a toxic man.
I hoped for a positive ending. Some kind of brilliant twist. I wanted to see Ra speak to someone about Tigran's pattern of harrassment, or to turn over a list of incidents to human resources. I hoped the resignation the title points at would be Tigran's forced resignation after he was revealed as a predator. I hoped even for some kind of fantasty ending, with Ra getting revenge on Tigran. With an ending like that, this book would get my enthusiastic endorsement. Or put another way, if the book at the very least dropped its romantic focus (and gave some added depth and empathy towards its main character's feelings), it could be a revealing portrait of a toxic workplace and the camaraderie that helps workers endure.
Unfortunately, we finally arrive at the grossest of all possible endings: Ra and her harasser Tigran get together. Her resistance is finally broken down. It's not exactly clear why. Despite spending the entire book inside Ra's head, seeing things from her perspective, Ra can't really explain why she agrees to end up with Tigran. But it's clearly not because anything positive is revealed about Tigran's personality. He has no positive personality traits. He is rich and he is handsome and he studied overseas. No, the reason Ra decides Tigran is okay is because he got appendicitis. I'm not joking. Somehow that made him human. It's left to us to assume what else Ra saw. Is she just tired? Does she want to be rich? Is she vain? Perhaps she implicitly understands that being married will protect from the harassment of other men like Tigran?
There's a telling line near the end of the book. When Ra reveals to her friends that she's engaged to Tigran (something she kept secret for months...weird), someone asks, how did you start to like him? She says, "Nggak tahu sih. Kayaknya ini permainan psikologis deh." It's the most revealing sentence in the book. After all, Tigran was playing mind games with Ra throughout the book. And sadly, we know Tigran will be playing mind games with Ra for the rest of her life.
I picked up this book after reading "Melbourne Wedding Marathon" and being disappointed by author's apparent indifference to the toxic behaviour of the male characters in that book. In this book, I hoped to see that the author had experienced a #MeToo reckoning. Unfortunately, if anything, the behaviour of the major male character in this book, Tigran, is even more disturbing. He's manipulative, deceitful, disrespectful, possessive, and overall, just weird. He's also apparently a stalker. To make things worse, he's the main character's boss, and he's guilty of serious workplace harassment.
Here's a brief catalogue of the Tigran's toxic behavior in relation to the main character Ra (and I only started keeping track about halfway into the novel): (Spoilers)
His personal disrespect towards her:
-He repeatedly fails to listen to Ra when she says "no"
-He repeatedly intrudes into Ra's personal space
-He repeatedly assumes he knows more about what Ra wants and needs than she does
-He gaslights Ra you she confronts him about his behaviour ("It's your fault for not making yourself available to me, alone, so I could explain.")
His manipulative behaviour towards her:
-He knows detailed information about Ra's personal life and relationship history even before he hires her, but doesn't reveal that he knows anything for two years, instead weaponizing that information to his advantage
-He lies to Ra about the relationship status of her former male friend so that she won't pursue a relationship with that friend instead of Tigran
-He tells Ra that he resigned specifically so he could date her, which pressures her into dating him by forcing her to bear the weight of his resignation and its consequences
His fireable offences committed against her:
-He forces Ra to work overtime because it leads to opportunities where just he and she will be at the office
-He threatens to deny Ra holiday leave unless she reveals personal details about her reasons for taking leave
-He secretly records Ra and a colleague's conversation
-He deliberately causes Ra to feel panicked by threatening to ruin her reputation with her colleagues during an office lunch
-He blackmails Ra into a confrontation with him by not doing required managerial tasks for her
His criminal offenses committed against her:
-He stalks Ra on a holiday trip overseas and lies about his reasons for being where she is
His general weirdness:
-He tells Ra her loves her before ever having a non-work-related conversation with her
-He tells Ra he wants her to become the mother of his children before ever having a non-work-related conversation with her
The ironic thing is, Ra is almost always aware of how Tigran's actions make her feel. She's aware that he makes her feel annoyed, frustrated, and uncomfortable. She is rightfully upset with him through most of the book. She is aware of how disliked Tigran is by all of her colleagues, and of how he disrespects them as well. It's why everyone in the office wants to resign. The book actually provides good insight into exhausting things are for a woman who has to deal with a toxic man.
I hoped for a positive ending. Some kind of brilliant twist. I wanted to see Ra speak to someone about Tigran's pattern of harrassment, or to turn over a list of incidents to human resources. I hoped the resignation the title points at would be Tigran's forced resignation after he was revealed as a predator. I hoped even for some kind of fantasty ending, with Ra getting revenge on Tigran. With an ending like that, this book would get my enthusiastic endorsement. Or put another way, if the book at the very least dropped its romantic focus (and gave some added depth and empathy towards its main character's feelings), it could be a revealing portrait of a toxic workplace and the camaraderie that helps workers endure.
Unfortunately, we finally arrive at the grossest of all possible endings: Ra and her harasser Tigran get together. Her resistance is finally broken down. It's not exactly clear why. Despite spending the entire book inside Ra's head, seeing things from her perspective, Ra can't really explain why she agrees to end up with Tigran. But it's clearly not because anything positive is revealed about Tigran's personality. He has no positive personality traits. He is rich and he is handsome and he studied overseas. No, the reason Ra decides Tigran is okay is because he got appendicitis. I'm not joking. Somehow that made him human. It's left to us to assume what else Ra saw. Is she just tired? Does she want to be rich? Is she vain? Perhaps she implicitly understands that being married will protect from the harassment of other men like Tigran?
There's a telling line near the end of the book. When Ra reveals to her friends that she's engaged to Tigran (something she kept secret for months...weird), someone asks, how did you start to like him? She says, "Nggak tahu sih. Kayaknya ini permainan psikologis deh." It's the most revealing sentence in the book. After all, Tigran was playing mind games with Ra throughout the book. And sadly, we know Tigran will be playing mind games with Ra for the rest of her life.
May 4, 2022
Novel ini PO-nya berdarah banget nggak sih? Delapan ratus buku kloter pertama abis dalam beberapa menit, dan delapan ratus buku selanjutnya juga ludes nggak bersisa! Penasaran, emangnya seru ya novelnya? Apalagi ada tagar #resignsoon yang terkesan curcol bagi banyak karyawan-karyawan nestapa kayak aku ini, hahaha.
Akhirnya minjem punya editornya... *ketawa jahat*
Ceritanya seru banget. Tentang para cungpret aka kacung kampret yang bertaruh tentang siapa yang lebih dulu resign di suatu kantor. Hal itu karena mereka punya bos kayak Tigran yang buat geleng-geleng. Terlebih-lebih Rara yang pengin banget keluar dari kantor itu.
Nah, nyebelinnya itu... Tigran selalu aja punya radar kalau ada karyawannya yang nunjukin gejala-gejala dipanggil interviu sama perusahaan lain. Ini kocak banget sih, bikin ngakak!
Pokoknya ceritanya seru dan mantul. Sampai-sampai mungkin kalian akan berpikir untuk... hmm... resign?
Akhirnya minjem punya editornya... *ketawa jahat*
Ceritanya seru banget. Tentang para cungpret aka kacung kampret yang bertaruh tentang siapa yang lebih dulu resign di suatu kantor. Hal itu karena mereka punya bos kayak Tigran yang buat geleng-geleng. Terlebih-lebih Rara yang pengin banget keluar dari kantor itu.
Nah, nyebelinnya itu... Tigran selalu aja punya radar kalau ada karyawannya yang nunjukin gejala-gejala dipanggil interviu sama perusahaan lain. Ini kocak banget sih, bikin ngakak!
Pokoknya ceritanya seru dan mantul. Sampai-sampai mungkin kalian akan berpikir untuk... hmm... resign?
December 7, 2024
my first 5-star book of the year.
I LOOOOOVVVVEEEEE METROPOP SO MUCH. especially for this one. reviu lengkap menyusul. yang penting baca dulu.
======
re-read #BacaPakeKuping via Storytel
I LOOOOOVVVVEEEEE METROPOP SO MUCH. especially for this one. reviu lengkap menyusul. yang penting baca dulu.
======
re-read #BacaPakeKuping via Storytel
March 27, 2018
Seruuuu~ Tema romance-nya favorit aku banget. Spoiler nggak sih kalo bilang? Ya udah, nggak akan bilang 😂
Temanya suka. Aman pula. Nggak aneh-aneh berdrama ria. Bikin bahagia. Ditambah humor yang a la chicklit banget sih. Lucu aja baca ini jadi keinget gimana dunia kerja yang relate sama kehidupanku sendiri (walaupun duniaku nggak sekeras Rara. lagian aku masih di bawah dia, masih bocah pengalaman kerjanya 😂)
Bahasanya juga suka. Baku, tapi nggak kaku. Enjoy aja ngikutinnya. Cocok buat mataku. Dialognya sesuai sama sehari-hari lingkungan itu. Suka lucu tiap mereka ngumpul lalu gosip gosip rekan kerja gitu. Saling curigaan, nuduh, mergokin. Terus rame gosip di grup chat. Realistis banget ya 😂
Btw, lelaki macam Tigran itu perlu dimumifikasi dan dimuseumkan biar muncul lagi di cerita lain. Dia menyebalkan, tapi ngangenin kalau nggak ada 😂😂
Temanya suka. Aman pula. Nggak aneh-aneh berdrama ria. Bikin bahagia. Ditambah humor yang a la chicklit banget sih. Lucu aja baca ini jadi keinget gimana dunia kerja yang relate sama kehidupanku sendiri (walaupun duniaku nggak sekeras Rara. lagian aku masih di bawah dia, masih bocah pengalaman kerjanya 😂)
Bahasanya juga suka. Baku, tapi nggak kaku. Enjoy aja ngikutinnya. Cocok buat mataku. Dialognya sesuai sama sehari-hari lingkungan itu. Suka lucu tiap mereka ngumpul lalu gosip gosip rekan kerja gitu. Saling curigaan, nuduh, mergokin. Terus rame gosip di grup chat. Realistis banget ya 😂
Btw, lelaki macam Tigran itu perlu dimumifikasi dan dimuseumkan biar muncul lagi di cerita lain. Dia menyebalkan, tapi ngangenin kalau nggak ada 😂😂
February 22, 2018
Arghhh suka banget sama novel ini!!!!!!
ini seriusan dari wattpad? ah gilak sih..
sesungguhnya ceritanya ketebak banget .. tp entah kenapa humor dan romance nya masuk banget ke gw.. bikin ketawa2 dan senyum ga jelas..
suka banget sama si bos galak!
ada beberapa hal sih yg jd catatan
1) typo : baru ketemu 1 huruf si
2) 3 pengulangan kalimat di 1 halaman
3) KENAPA CUMA 280an HALAMAN??? GILA SIK GW MASIH PENGEN BACAAAA... ARGHHH
full review nanti ya d blog
ini seriusan dari wattpad? ah gilak sih..
sesungguhnya ceritanya ketebak banget .. tp entah kenapa humor dan romance nya masuk banget ke gw.. bikin ketawa2 dan senyum ga jelas..
suka banget sama si bos galak!
ada beberapa hal sih yg jd catatan
1) typo : baru ketemu 1 huruf si
2) 3 pengulangan kalimat di 1 halaman
3) KENAPA CUMA 280an HALAMAN??? GILA SIK GW MASIH PENGEN BACAAAA... ARGHHH
full review nanti ya d blog
February 21, 2018
Ceritanya mirip Dirt on My Boots, tapi seru juga, page turner banget, lebih seru dari buku pertamanya penulis, udah mulai kebaca nih gaya tulisan Almira, yang jelas dia penulis metropop yang recommended! Akhirnya, setelah sekian lama bisa menikmati lagi buku metropop yang kece 😀
January 24, 2018
Kok reviewku hilang? 😂
Ya sudah aku nulis lagi.
Resign! adalah buku pertama yang aku tamatkan di bulan Januari tahun 2018 ini.
So, how's your feel after read this book?
Kinda happy kinda sad(?) Karena ceritanya asik dan ngalir gitu aja. Mungkin karena aku juga cungpret kali ya... Jadi paham lah gimana perasaan Rara and the gank yang dpt boss BM alias banyak mau!
Sadnya, karena aku nggak berasa. Tau2 abis aja. Tau2 tamat aja. Tau2 pisah aja dr Tigran! Kan syedih...
Tema ringan, diangkat dr cerita sehari2 dalam dunia percungpretan di kantoran. Konflik2 kerjaan, punya temen yg rada carmuk sama boss karena hal tertentu. Punya teman senasib sepenanggungan menjadi cungpret. Dan punya boss yang yah-baca-sendiri-sajah. Itu aladan yg buat diriku senang bacanya. Awalnya, aku malah nggak tau menahu soal buku ini. Tapi pas liat mau PO dan aku tertarik sama Lanyardnya jadi aku beli. Alhamdulillah saya tidak menyesal sama sekali dan justru bangga karena nggak sampai berdarah2.
Satu bukti kalau buku itu bagus adalah dari hasil penjualannya yang juga oke. Berarti dia oke kan?
*Lanjut ke Resign!* Tokoh2 dalam cerita ini pun juga nggak halu halu ngayal babu bgt lah. Masih masuk akal buatku. Termasuk si boss a.k.a cungpret mahal a.k.a Tigran. Manusiawi kok si Tigran ini. Gemes dan ngeselinnya juga manusiawi banget. Dan ya, sukanya sama dia ya karena dia smooth banget penjajakannya. Wkwkwk Bisa aja ya boss... palbis!
Sayangnya, si pabos ini nggak menjelaskan kapan sih dia pertama kali tertatik sama... *ehm!
Cuman, pembaca buku ini pasti bisa paham lewat clue-clue yang sering disampaikan oleh si pabos kalau terlibat obrolan intim dg si anak buah yng dia sayang(?) atau lagi ada aktivitas sesuatu, pasti dah tu ketahuan nempel di kubikel siapa.
Ahh... Gemes gemes tapi sayang. Gimana sih itu, ya itulah si Tigran.
Tokoh favoritku ya si Rara. Super power girl. yang jelas2 berani nunjukin taringnya ke bossnya sendiri. Bahkan sampe berani kabur ninggalin si Boss sendirian di bioskop! 😂
Cerita ini balance menurutku. Komedinya pas, nggak berlebihan, romancenya juga pas, konfliknya ya udh terfokus ke satu arah yaitu RESIGN! so, di awal juga kita udh bakalan tau permasalahn mereka di mana.
Cerita cintanya juga manis tapi simple.
Sedikit membuat mata saya basah Wa ketika baca part di mobil hingga berakhir dengan Carlo kram gabisa berdiri... *serius ini. Habis terharu gue ngakak anjir!*
Tigran duh Tigran...
Minusnya buku ini, hmm... ada sih beberapa. Typo dikit2 masih ada. Dan di halaman 192, tolong itu rada rancu karena ada 3 paragraf yg hampir sama di ulang2in. Mungkin itu bagian yg seharusnya dipilih tp lupa atau kelewat untuk dihapus.
but, overall aku suka buku ini!💛
Makasih kak Almira. Sudah membuat Resign! Beberapa kisah ini mewakili perasaan para cungpret...😂
Sukses terus dalam berkarya...
Semoga setelah ini adalagi kisah2 yang baru yang lebih keren.
Semangat...
i give 4 from 5 stars for this book!
Awesome💛
Ya sudah aku nulis lagi.
Resign! adalah buku pertama yang aku tamatkan di bulan Januari tahun 2018 ini.
So, how's your feel after read this book?
Kinda happy kinda sad(?) Karena ceritanya asik dan ngalir gitu aja. Mungkin karena aku juga cungpret kali ya... Jadi paham lah gimana perasaan Rara and the gank yang dpt boss BM alias banyak mau!
Sadnya, karena aku nggak berasa. Tau2 abis aja. Tau2 tamat aja. Tau2 pisah aja dr Tigran! Kan syedih...
Tema ringan, diangkat dr cerita sehari2 dalam dunia percungpretan di kantoran. Konflik2 kerjaan, punya temen yg rada carmuk sama boss karena hal tertentu. Punya teman senasib sepenanggungan menjadi cungpret. Dan punya boss yang yah-baca-sendiri-sajah. Itu aladan yg buat diriku senang bacanya. Awalnya, aku malah nggak tau menahu soal buku ini. Tapi pas liat mau PO dan aku tertarik sama Lanyardnya jadi aku beli. Alhamdulillah saya tidak menyesal sama sekali dan justru bangga karena nggak sampai berdarah2.
Satu bukti kalau buku itu bagus adalah dari hasil penjualannya yang juga oke. Berarti dia oke kan?
*Lanjut ke Resign!* Tokoh2 dalam cerita ini pun juga nggak halu halu ngayal babu bgt lah. Masih masuk akal buatku. Termasuk si boss a.k.a cungpret mahal a.k.a Tigran. Manusiawi kok si Tigran ini. Gemes dan ngeselinnya juga manusiawi banget. Dan ya, sukanya sama dia ya karena dia smooth banget penjajakannya. Wkwkwk Bisa aja ya boss... palbis!
Sayangnya, si pabos ini nggak menjelaskan kapan sih dia pertama kali tertatik sama... *ehm!
Cuman, pembaca buku ini pasti bisa paham lewat clue-clue yang sering disampaikan oleh si pabos kalau terlibat obrolan intim dg si anak buah yng dia sayang(?) atau lagi ada aktivitas sesuatu, pasti dah tu ketahuan nempel di kubikel siapa.
Ahh... Gemes gemes tapi sayang. Gimana sih itu, ya itulah si Tigran.
Tokoh favoritku ya si Rara. Super power girl. yang jelas2 berani nunjukin taringnya ke bossnya sendiri. Bahkan sampe berani kabur ninggalin si Boss sendirian di bioskop! 😂
Cerita ini balance menurutku. Komedinya pas, nggak berlebihan, romancenya juga pas, konfliknya ya udh terfokus ke satu arah yaitu RESIGN! so, di awal juga kita udh bakalan tau permasalahn mereka di mana.
Cerita cintanya juga manis tapi simple.
Sedikit membuat mata saya basah Wa ketika baca part di mobil hingga berakhir dengan Carlo kram gabisa berdiri... *serius ini. Habis terharu gue ngakak anjir!*
Tigran duh Tigran...
Minusnya buku ini, hmm... ada sih beberapa. Typo dikit2 masih ada. Dan di halaman 192, tolong itu rada rancu karena ada 3 paragraf yg hampir sama di ulang2in. Mungkin itu bagian yg seharusnya dipilih tp lupa atau kelewat untuk dihapus.
but, overall aku suka buku ini!💛
Makasih kak Almira. Sudah membuat Resign! Beberapa kisah ini mewakili perasaan para cungpret...😂
Sukses terus dalam berkarya...
Semoga setelah ini adalagi kisah2 yang baru yang lebih keren.
Semangat...
i give 4 from 5 stars for this book!
Awesome💛
March 31, 2018
Wow. Tidak disangka pengalaman membaca buku Resign semenyenangkan ini! Ceritanya ya standarlah, tapi mengalirnya enak banget.
July 7, 2020
Baca ulang kedua kalinya dalam rangka baca barengan temen 'reading sprint'. Dan tetep bintang nya ngga berkurang 3.5 tetep lucu dan related sama kehidupan cungpret-cungptet di kantor dalam menghadapi bos yang luar biasa. Ya tapi ngerasa agak beda, kalau dulu sedikit suka sama karakter Tigran, well sekarang ngerasa dia seperti tipe cowok kebanyakan. Idk like his opinion about 'karena kamu perempuan ngga baik jalan kemana-mana sendirian' really wanted to roll my eye 🙄🙄
January 15, 2023
Update 15 Jan 22 (rating baru 2,5🌟)
Nggak akan review pnjang lebar krena selain lagi gk mood review, aku juga baca ini lama bgt. Dri tgl 4 dan bres tgl 15. Makanya feelnya ilang.
Tapi setelah baca ulang, makin benci sama Tigran. Dia ini gunain kekuasaan buat deket ama Alranita kek apa bgt gtu tah. Belum lagi kta2nya yg seneng nyalahin orang tuh ih apa banget
"Ini salah Arya."
Diiiih jol nyalahkeun Arya. Situ aja yang emang ngebet dari awal. Terus apa2 juga pasti nyalahin Alranita. Hih manipulatif-nya nggak akan ada nih cowok.
==================
3 🌟
Bisa baca di Ipusnas
Lumayanlah. Walaupun entah kenapa aku gak ngakak. Heuheu.
Jadi gini lho maksudnya, aku suka ama obrolannya karena ngalir banget. Aku enjoy bnget baca ini. Secara aku baca ini ana gak ampe dua belas jam, kan. Cuman munhkin selera humorku lagi gak ada makannya ya gak ngakak aja walaupun mesem-mesem.
Ini review subjektif ya.
💜 Karakterisasi. Boleh juga nih karakterisasinya. Asli nih, di semua percakapan, tuh, aku bisa bedain aja per orangnya. Kebayang kalau yang ngobrol itu beda-beda. Karakternya lumayanlah konsisten. Walaupun kadang rada aneh ama sifatnya Tigran.
💜 plot. Nah ini nih yang rada disayangkan. Aku ngerti sih konflik utamanya tuh ya resign, cuman kalau dipikir-pikir awal tuh berjalan lamnat dan menuju ending tiba-tiba selesai. Aku kurang dapet chemistry-nya Rara ke Tigran. Kayak kok tiba-tiba suka padahal benci aja udah hampir 2 tahun. Kode-kode Tigran juga menurutkh gak terlalu gimana gitu ampe bisa bikin Rara suka. Sayang aja sih padahal ini harusnya jadi maksud tujuannya cerita ini, kan. Atau emang sengaja dibikin tempelan supaya menarik? Juga kayaknya enggak mungkin juga, ya. Yang mau kubilang adalah perkembangan persaannya kurang di eksplor. Akhirnya juga kayak dipaksa aja ceet tamat.
💜 Tapi over all aku suka kok. 3 🌟 are enough-lah for this book. Heuheu
Nggak akan review pnjang lebar krena selain lagi gk mood review, aku juga baca ini lama bgt. Dri tgl 4 dan bres tgl 15. Makanya feelnya ilang.
Tapi setelah baca ulang, makin benci sama Tigran. Dia ini gunain kekuasaan buat deket ama Alranita kek apa bgt gtu tah. Belum lagi kta2nya yg seneng nyalahin orang tuh ih apa banget
"Ini salah Arya."
Diiiih jol nyalahkeun Arya. Situ aja yang emang ngebet dari awal. Terus apa2 juga pasti nyalahin Alranita. Hih manipulatif-nya nggak akan ada nih cowok.
==================
3 🌟
Bisa baca di Ipusnas
Lumayanlah. Walaupun entah kenapa aku gak ngakak. Heuheu.
Jadi gini lho maksudnya, aku suka ama obrolannya karena ngalir banget. Aku enjoy bnget baca ini. Secara aku baca ini ana gak ampe dua belas jam, kan. Cuman munhkin selera humorku lagi gak ada makannya ya gak ngakak aja walaupun mesem-mesem.
Ini review subjektif ya.
💜 Karakterisasi. Boleh juga nih karakterisasinya. Asli nih, di semua percakapan, tuh, aku bisa bedain aja per orangnya. Kebayang kalau yang ngobrol itu beda-beda. Karakternya lumayanlah konsisten. Walaupun kadang rada aneh ama sifatnya Tigran.
💜 plot. Nah ini nih yang rada disayangkan. Aku ngerti sih konflik utamanya tuh ya resign, cuman kalau dipikir-pikir awal tuh berjalan lamnat dan menuju ending tiba-tiba selesai. Aku kurang dapet chemistry-nya Rara ke Tigran. Kayak kok tiba-tiba suka padahal benci aja udah hampir 2 tahun. Kode-kode Tigran juga menurutkh gak terlalu gimana gitu ampe bisa bikin Rara suka. Sayang aja sih padahal ini harusnya jadi maksud tujuannya cerita ini, kan. Atau emang sengaja dibikin tempelan supaya menarik? Juga kayaknya enggak mungkin juga, ya. Yang mau kubilang adalah perkembangan persaannya kurang di eksplor. Akhirnya juga kayak dipaksa aja ceet tamat.
💜 Tapi over all aku suka kok. 3 🌟 are enough-lah for this book. Heuheu
April 2, 2022
Meskipun intinya simple, yakni tentang 4 budak korporat yg mau resign krna bosnya yg kayak dedemit, dan meskipun buat w alurnya cukup ketebak, dan w blm paham narasi atau dialog2 khas perkantoran, but this book somehow is a page turner.
Selain light read, gaya tulisan penulisnya jg enak jadi yaa bacanya cepet. Terus ide cerita siapa duluan yg resign bikin w penasaran tentang siapa yg duluan dan bagaimana caranya, ehh ternyata... 😌
Selain light read, gaya tulisan penulisnya jg enak jadi yaa bacanya cepet. Terus ide cerita siapa duluan yg resign bikin w penasaran tentang siapa yg duluan dan bagaimana caranya, ehh ternyata... 😌
January 30, 2018
Terkadang kalau lagi membaca buku yang super bagus, kita bisa baca cepat dan non stop saking penasaran dan terhanyut dalam ceritanya. Tapi dalam kasus tertentu, kadang tempo baca nya sengaja jadi lambat, menikmati perlahan-lahan karena nggak pengin rasa puasnya cepat berakhir. Itulah yang kualami waktu baca Resign!.
Aku suka banget bacaan chicklit atau romance tentang dunia kerja, bertabur dengan unsur humor yang kental. Karena nggak berkecimpung di dunia itu alias bukan bagian dari budak korporasi, sedikit banyak aku pengen tau seperti apa sih rasanya, kerja kantoran apalagi yang super sibuk macam tempat kerja Alranita dengan lemburan yang gak masuk akal. Novel ini paling nggak menjawab rasa penasaranku, dan membuatku 'agak' bersyukur dengan kerjaanku sekarang hahaha.
Blurb-nya udah jelasin sih seperti apa ceritanya. Iya, emang seputar perjuangan para cungpret buat dulu2an resign dari bos super rese macam Tigran. Biasanya blurb seperti itu kurang menarik perhatianku untuk membeli novelnya. Tapii berhubung aku sudah telanjur jatuh cinta sama beberapa chapter nya yang kutengok di wattpad, nggak ada keraguan sedikitpun saat kusambar novel ini di rak toko buku. Hal yang paling kusuka itu justru percakapan sehari2 mereka di kantor. Bener-bener natural dan asik deh, nggak ada jaim2nya sama sekali. Apalagi kalo sudah mulai bergosip ala lambe turah, apalagiii kalo bahan gosipnya si bos. Hahaha.
Seru juga baca gimana Alranita seperti kucing2an pas dideketin sama Tigran. Bawaannya pengin kabur mulu, di satu sisi agak kasian sama Tigran yang sering dicuekin Alranita tapi di sisi lain ada kalanya pengin nabok juga kalau dia mulai kejam urusan kerjaan. Cara PDKT nya si Tigran ke Alranita nggak bisa dibilang smooth juga sih. Agak2 nge-gas gitu cuma si Alranita nya aja yang nggak nangkap sinyalnya dan memang dia juga telanjur benci sama si bos.
Oh ya, tagline di tiap awal chapter juga banyak bikin ngakak: Beberapa kukutip:
"Kalau bos punya mau, anak buah harus maju!" - Cungpret yang biasa maju 'perang'.
"Bos juga manusia, tapi manusia yang duitnya lebih banyak ketimbang kaum cungpret." - Cungpret sinis.
"Saya nggak pernah menyuruh lembur. Kalau kamu sampai lembur, justru saya yang harus bertanya, dari pagi ngapain saja?" - Bos yang tidak ingin dibantah.
Nah ini nih yang paling bikin greget lol:
"Apa yang sudah kamu kerjakan sampai kamu merasa pantas mengajukan cuti?" - Bos Arogan.
Ini salah satu novel yang paling aku nikmati bacanya. Ringan tapi nggak picisan, kocak tapi nggak garing, bawaannya happy waktu baca. Bakal kangen sama Alranita cungpret judes tapi suka apes, Tigran bos yang galak urusan kerja tapi modus abis urusan cinta, Carlo cungpret gembul si lambe turah, Mbak Karen cungpret senior yang blak2an dan nyinyir, Mas Andre cungpret senior yang bijak dan paling 'waras' diantara semuanya, dan even Sandra si cungpret baru yang suka ngeselin dengan sifat manja dan overpedenya.
Aku suka banget bacaan chicklit atau romance tentang dunia kerja, bertabur dengan unsur humor yang kental. Karena nggak berkecimpung di dunia itu alias bukan bagian dari budak korporasi, sedikit banyak aku pengen tau seperti apa sih rasanya, kerja kantoran apalagi yang super sibuk macam tempat kerja Alranita dengan lemburan yang gak masuk akal. Novel ini paling nggak menjawab rasa penasaranku, dan membuatku 'agak' bersyukur dengan kerjaanku sekarang hahaha.
Blurb-nya udah jelasin sih seperti apa ceritanya. Iya, emang seputar perjuangan para cungpret buat dulu2an resign dari bos super rese macam Tigran. Biasanya blurb seperti itu kurang menarik perhatianku untuk membeli novelnya. Tapii berhubung aku sudah telanjur jatuh cinta sama beberapa chapter nya yang kutengok di wattpad, nggak ada keraguan sedikitpun saat kusambar novel ini di rak toko buku. Hal yang paling kusuka itu justru percakapan sehari2 mereka di kantor. Bener-bener natural dan asik deh, nggak ada jaim2nya sama sekali. Apalagi kalo sudah mulai bergosip ala lambe turah, apalagiii kalo bahan gosipnya si bos. Hahaha.
Seru juga baca gimana Alranita seperti kucing2an pas dideketin sama Tigran. Bawaannya pengin kabur mulu, di satu sisi agak kasian sama Tigran yang sering dicuekin Alranita tapi di sisi lain ada kalanya pengin nabok juga kalau dia mulai kejam urusan kerjaan. Cara PDKT nya si Tigran ke Alranita nggak bisa dibilang smooth juga sih. Agak2 nge-gas gitu cuma si Alranita nya aja yang nggak nangkap sinyalnya dan memang dia juga telanjur benci sama si bos.
Oh ya, tagline di tiap awal chapter juga banyak bikin ngakak: Beberapa kukutip:
"Kalau bos punya mau, anak buah harus maju!" - Cungpret yang biasa maju 'perang'.
"Bos juga manusia, tapi manusia yang duitnya lebih banyak ketimbang kaum cungpret." - Cungpret sinis.
"Saya nggak pernah menyuruh lembur. Kalau kamu sampai lembur, justru saya yang harus bertanya, dari pagi ngapain saja?" - Bos yang tidak ingin dibantah.
Nah ini nih yang paling bikin greget lol:
"Apa yang sudah kamu kerjakan sampai kamu merasa pantas mengajukan cuti?" - Bos Arogan.
Ini salah satu novel yang paling aku nikmati bacanya. Ringan tapi nggak picisan, kocak tapi nggak garing, bawaannya happy waktu baca. Bakal kangen sama Alranita cungpret judes tapi suka apes, Tigran bos yang galak urusan kerja tapi modus abis urusan cinta, Carlo cungpret gembul si lambe turah, Mbak Karen cungpret senior yang blak2an dan nyinyir, Mas Andre cungpret senior yang bijak dan paling 'waras' diantara semuanya, dan even Sandra si cungpret baru yang suka ngeselin dengan sifat manja dan overpedenya.
September 8, 2020
Humor di buku ini masuk di saya dan saya suka romance di sini nggak sebanyak itu.Terus hal lain yang saya suka di buku Resign! Itu gambaran Kak Almira tentang office jadi suasananya kantornya dapet.
Walaupun di awal sampe pertengahan saya nggak suka karakter Tigran yang annoying dan sedikit creepy, dan hubungan Rara-Tigran terlalu cepat menurut saya. Anyway, saya suka kalo The Cungpret udah ngegosip :p
Rate: 3/5
Walaupun di awal sampe pertengahan saya nggak suka karakter Tigran yang annoying dan sedikit creepy, dan hubungan Rara-Tigran terlalu cepat menurut saya. Anyway, saya suka kalo The Cungpret udah ngegosip :p
Rate: 3/5
February 5, 2018
Alranita kesal setengah mati karena harus lembur melakukan revisi. Memuaskan bos bernama Tigran itu rasanya seperti mustahil. Sebenarnya bukan hanya Alranita yang mengalaminya. Rekan satu tim di bawah Tigran seperti Karenina dan Andre juga gerah. Carlo saja yang sudah pindah divisi, meski masih sering dibutuhkan di divisinya Tigran, sudah tahu betapa kejamnya si bos Tigran. Akhirnya para cungpret (kacung kampret) membuat taruhan siapa yang paling terkahir resign akan mentraktir di restoran mahal.
Masalahnya radar Tigran tiap kali Alranita mau melakukan interview selalu kencang. Ada saja yang membatalkan agenda interviewnya. Pernah sekali sudah hampir berhasil melakukan interview dalam acara makan siang, tiba-tiba tigran muncul di restoran yang sama. Bahkan liburan Alranita di Langkawi berantakan karena entah mengapa Tigran juga muncul di sana.
Novel ini salah satu dari novel yang saya tunggu-tunggu terbitnya. Dan begitu muncul di Gramedia Digital, saya sangat gembira. Betul saja, novel ini mampu membuat saya melek sampai subuh membacanya. Interaksi antara para cungpret ini bikin ngakak. Khususnya Alranita yang selalu saja punya jawaban untuk Tigran. Saya sampai deg-degan penasaran membalik setiap halamannya demi tahu ada apa lagi di antara Alranita dan Tigran.
Tigran itu tipe bos yang perfeksionis, kadang ngeselin, tapi nggemesin. Bagian handphone ketinggalan di ruang rapat pas Karen dan Alranita habis nyumpah-nyumpahin Tigran bikin saya pengen jingkrak-jingkrak ketawa. Yang paling kasihan memang Alranita, yang nasibnya tuh selalu saja sial karena Tigran. But I smell something sweet from the beginning between them. Ahay!
Nilai plus lainnya adalah Langkawi. Jarang-jarang deh ada metropop yang ngambil tempat eksotis seperti ini sebagai background cerita. Dan pas saya searching...duh...jadi bikin pengen ke sana. Sampul covernya juga ciamik banget. Suka...suka..suka...
Novel ini wajib banget dibaca sama karyawan kantoran. Kalau kamu atasan di kantor, biar nggak jadi dedemit kayak Tigran, atau kalau kamu juga golongan cungpret seperti saya minimal dapat referensi cara mengatasi bos yang workaholic. Saya jamin deh bakalan happy bacanya. Kalau nggak happy, mungkin kamu yang harus resign.
Masalahnya radar Tigran tiap kali Alranita mau melakukan interview selalu kencang. Ada saja yang membatalkan agenda interviewnya. Pernah sekali sudah hampir berhasil melakukan interview dalam acara makan siang, tiba-tiba tigran muncul di restoran yang sama. Bahkan liburan Alranita di Langkawi berantakan karena entah mengapa Tigran juga muncul di sana.
Novel ini salah satu dari novel yang saya tunggu-tunggu terbitnya. Dan begitu muncul di Gramedia Digital, saya sangat gembira. Betul saja, novel ini mampu membuat saya melek sampai subuh membacanya. Interaksi antara para cungpret ini bikin ngakak. Khususnya Alranita yang selalu saja punya jawaban untuk Tigran. Saya sampai deg-degan penasaran membalik setiap halamannya demi tahu ada apa lagi di antara Alranita dan Tigran.
Tigran itu tipe bos yang perfeksionis, kadang ngeselin, tapi nggemesin. Bagian handphone ketinggalan di ruang rapat pas Karen dan Alranita habis nyumpah-nyumpahin Tigran bikin saya pengen jingkrak-jingkrak ketawa. Yang paling kasihan memang Alranita, yang nasibnya tuh selalu saja sial karena Tigran. But I smell something sweet from the beginning between them. Ahay!
Nilai plus lainnya adalah Langkawi. Jarang-jarang deh ada metropop yang ngambil tempat eksotis seperti ini sebagai background cerita. Dan pas saya searching...duh...jadi bikin pengen ke sana. Sampul covernya juga ciamik banget. Suka...suka..suka...
Novel ini wajib banget dibaca sama karyawan kantoran. Kalau kamu atasan di kantor, biar nggak jadi dedemit kayak Tigran, atau kalau kamu juga golongan cungpret seperti saya minimal dapat referensi cara mengatasi bos yang workaholic. Saya jamin deh bakalan happy bacanya. Kalau nggak happy, mungkin kamu yang harus resign.
February 10, 2018
Hampir saja saya kasih 2.5 bintang, tapi akhirnya saya bulatkan jadi 3. Saya merasa tertipu :(
1. Tertipu dengan sinopsis di belakangnya, yang menurut saya menggambarkan kehidupan anak-anak kantor (The Cungprets) yang mau resign dan konflik-konflik mereka mau resign. Eh, pas buka novelnya, pake sudut pandang orang pertama dan berfokus ke satu (atau dua) orang saja.
2. Tertipu dengan hype yang entah dari mana asal usulnya. Dari mulai lokasi novel yang ada di bagian novel-novel yg lagi populer (lokasinya pas di sebelah trilogi Dilan), rate goodreads yang diatas 4 bintang dan tentu saja review-review yang cukup oke.
——
Membaca Resign! ini memang butuh kesabaran. Sampai setengah bukunya, saya merasa bosan banget. Mungkin karena buku ini ketemu pembaca seperti saya, yang sudah sering baca novel rom-com dan nonton drama asia dengan tema sejenis — bos yang nyebelin dan bawahan yang kesel sama bos. Ditambah bosnya berparas tampan dan kaum horang kayah (ya iyalah namanya juga atasan)
Tapi giliran udah sampe konflik, klimaks dan bagian penjelasan atas segala sesuatunya, semua mendadak jadi diburu-buru.
Jadi, kurang lebih baca buku ini kayak nyetir di jalan tol yang super panjang — jalanan lurus yang entah ujungnya apa — terus pas keluar tol, mendadak masuk gang sempit yang berliku-liku dan tada! sampe di tempat tujuan.
Mungkin, mungkin karena ini diambil dari cerita bersambung Wattpad (bener nggak sih?), jadi para pembacanya excited nunggu chapter selanjutnya. Sementara, kalo baca novel, kita ngga ada rasa “anticipating the next chapter” jadi berasa lebih flat dan capek bacanya.
——
2.5 stars karena ceritanya yah oke lah, nggak jelek-jelek banget. Saya kasih 0.5 star tambahan karena ada “plot twist” kecil yang bikin saya tersenyum di bagian akhir.
1. Tertipu dengan sinopsis di belakangnya, yang menurut saya menggambarkan kehidupan anak-anak kantor (The Cungprets) yang mau resign dan konflik-konflik mereka mau resign. Eh, pas buka novelnya, pake sudut pandang orang pertama dan berfokus ke satu (atau dua) orang saja.
2. Tertipu dengan hype yang entah dari mana asal usulnya. Dari mulai lokasi novel yang ada di bagian novel-novel yg lagi populer (lokasinya pas di sebelah trilogi Dilan), rate goodreads yang diatas 4 bintang dan tentu saja review-review yang cukup oke.
——
Membaca Resign! ini memang butuh kesabaran. Sampai setengah bukunya, saya merasa bosan banget. Mungkin karena buku ini ketemu pembaca seperti saya, yang sudah sering baca novel rom-com dan nonton drama asia dengan tema sejenis — bos yang nyebelin dan bawahan yang kesel sama bos. Ditambah bosnya berparas tampan dan kaum horang kayah (ya iyalah namanya juga atasan)
Tapi giliran udah sampe konflik, klimaks dan bagian penjelasan atas segala sesuatunya, semua mendadak jadi diburu-buru.
Jadi, kurang lebih baca buku ini kayak nyetir di jalan tol yang super panjang — jalanan lurus yang entah ujungnya apa — terus pas keluar tol, mendadak masuk gang sempit yang berliku-liku dan tada! sampe di tempat tujuan.
Mungkin, mungkin karena ini diambil dari cerita bersambung Wattpad (bener nggak sih?), jadi para pembacanya excited nunggu chapter selanjutnya. Sementara, kalo baca novel, kita ngga ada rasa “anticipating the next chapter” jadi berasa lebih flat dan capek bacanya.
——
2.5 stars karena ceritanya yah oke lah, nggak jelek-jelek banget. Saya kasih 0.5 star tambahan karena ada “plot twist” kecil yang bikin saya tersenyum di bagian akhir.
February 5, 2018
Perpaduan mengasyikkan antara karya Christian Simanora dengan aroma My Stupid Boss. Endingnya sudah bisa ditebak sih tetapi memang buku ini ngalir banget berceritanya, lawakan a.k.a gosipnya segar banget, plus judul-judul tiap bab yang bikin ngakak tapi herannya kok bener.
February 18, 2018
“Resign sebenarnya tidak sulit dilakukan. Namun kalau kamu memiliki bos yang punya radar sangat kuat seperti Tigran, semua usahamu pasti akan terbaca olehnya. Pertanyaannya, siapakah yang akan menang?”
° ° °
⚠ subjective opinions
° ° °
Hari Valentine ditemani dengan nyinyiran the Cungpret memang luar biasa!
HAHAHA.
Singkatnya, buku ini jadi temanku melewati hari Valentine sendirian. Maklum yak, maklum 😂
Setelah diracuni selama banyak orang melalui instagram dan review di sini, akhirnya aku bisa mengikuti dan bergabung bersama kisah the Cungpret!
Novel metropop ini mengisahkan empat pegawai kantor—the Cungpret—yang tidak tahan dengan sikap bos-nya. Galak, arogan, kasih revisi gak kira-kira, sampai lembur tiap hari. The Cungpret terdiri dari Alranita, Carlo, Andre, dan Karenina.
Mereka memiliki taruhan bagi siapa yang bisa resign terakhir dari Bos Tigran, maka dia harus menraktir di GAIA.
Asli, cerita ini kocak banget 😂.
Kocak bukan karena isinya lawakan melulu ya. Tapi nyinyiran dan celetukan para tokoh dalam berinteraksi—apalagi yang berhubungan dengan Tigran—itu sarkasnya....
Luar biasa bikin ngakak 😂😂
Aku sampai lelah ketawa karena celetukan-celetukan asal dari Mbak Karen dan Carlo 😂😂
Asli, kocak parah. 😂😂😂
Karena ini Metropop, tentu saja berhubungan dengan dunia kerja dan keseharian. Meskipun tajuk dasarnya novel ini romansa, tapi vibe kantorannya sangat kerasa.
Bahkan, latar terjadinya rumpi the Cungpret dan segala macam kejadian para tokoh sering banget di kantor!
Tepatnya di kubikel mereka, basecamp rumpi tentang Tigran.
Untuk karakter.... Simpel tapi konsisten.
Tiap-tiap karakter individu punya +/- yang membuat mereka terasa sangat hidup sebagai manusia nyata, bukan fiksi atau angan-angan penulis/pembaca belaka.
Dan ada banyak orang di sekitarku yang sifatnya mirip-mirip Mbak Karen, Mas Andre, Alranita, Carlo, anak baru gabung bahkan Tigran. Benar-benar terasa nyata.
Karakter kesukaanku di sini adalah Mbak Karen dan Mas Andre.
Seneng banget kalau Mbak Karen udah nyerocos soal Tigran, pasti kocak banget ((meskipun gak bermaksud demikian😂😂))
Dan suka banget Mas Andre yang tingkahnya dewasa, kalem, dan menjadi penengah yang baik. Ya, meskipun doyan rumpi juga sih...
Namanya juga the Cungpret 😂😂
Perihal plot. Rapih dan simpel. Diolahnya baik dan halus(?) gak terkesan buru-buru atau lambat-lambat. Pokoknya, pas!
Aku yakin bagi para pembaca yang sudah bekerja, apalagi kantoran seperti ini, bakal ngerasa related banget sama kisah the Cungpret ini!
Aku pun yang masih mahasiswa pas sibuk revisi makalah seminar mingguan, kadang juga merasakan itu. Tapi, sebagian kecil saja sih wkwkwkwk.
Klimaksnya mayan bikin deg-deg-an dan masih nyangkut soal kantor dan cinta.
eakeak.
Namun, ada satu hal yang aku kurang suka sih.
Pertemuan di luar kantor antara Hero dan Heroine kita ini itu terlalu sering 'kebetulan' atau dibuat sengaja bertemu.
Jadi.... Kadang aku mikir ini bos-nya bukan stalker kan?
Kalau iya, ngeri juga😂😂
Tapi itu bukan masalah besar kok! Aku tetap menyukai bukunya. Sangat, amat, suka bukunya. Bener-bener deh ini buku page turner banget!
Dan karena buku ini aku bisa tau lelucon komedian ternama pun enggak mempan untuk bos yang lagi badmood, serta kalau pegawai lagi marah cara ngetiknya udah kayak menotok orang 😂😂😂
Hari Valentine ku benar-benar menyenangkan! 😂😂
Recommended banget! Kocak, lucu, ringan, dan manis 😆
° ° °
⚠ subjective opinions
° ° °
Hari Valentine ditemani dengan nyinyiran the Cungpret memang luar biasa!
HAHAHA.
Singkatnya, buku ini jadi temanku melewati hari Valentine sendirian. Maklum yak, maklum 😂
Setelah diracuni selama banyak orang melalui instagram dan review di sini, akhirnya aku bisa mengikuti dan bergabung bersama kisah the Cungpret!
Novel metropop ini mengisahkan empat pegawai kantor—the Cungpret—yang tidak tahan dengan sikap bos-nya. Galak, arogan, kasih revisi gak kira-kira, sampai lembur tiap hari. The Cungpret terdiri dari Alranita, Carlo, Andre, dan Karenina.
Mereka memiliki taruhan bagi siapa yang bisa resign terakhir dari Bos Tigran, maka dia harus menraktir di GAIA.
Asli, cerita ini kocak banget 😂.
Kocak bukan karena isinya lawakan melulu ya. Tapi nyinyiran dan celetukan para tokoh dalam berinteraksi—apalagi yang berhubungan dengan Tigran—itu sarkasnya....
Luar biasa bikin ngakak 😂😂
Aku sampai lelah ketawa karena celetukan-celetukan asal dari Mbak Karen dan Carlo 😂😂
Asli, kocak parah. 😂😂😂
Karena ini Metropop, tentu saja berhubungan dengan dunia kerja dan keseharian. Meskipun tajuk dasarnya novel ini romansa, tapi vibe kantorannya sangat kerasa.
Bahkan, latar terjadinya rumpi the Cungpret dan segala macam kejadian para tokoh sering banget di kantor!
Tepatnya di kubikel mereka, basecamp rumpi tentang Tigran.
Untuk karakter.... Simpel tapi konsisten.
Tiap-tiap karakter individu punya +/- yang membuat mereka terasa sangat hidup sebagai manusia nyata, bukan fiksi atau angan-angan penulis/pembaca belaka.
Dan ada banyak orang di sekitarku yang sifatnya mirip-mirip Mbak Karen, Mas Andre, Alranita, Carlo, anak baru gabung bahkan Tigran. Benar-benar terasa nyata.
Karakter kesukaanku di sini adalah Mbak Karen dan Mas Andre.
Seneng banget kalau Mbak Karen udah nyerocos soal Tigran, pasti kocak banget ((meskipun gak bermaksud demikian😂😂))
Dan suka banget Mas Andre yang tingkahnya dewasa, kalem, dan menjadi penengah yang baik. Ya, meskipun doyan rumpi juga sih...
Namanya juga the Cungpret 😂😂
Perihal plot. Rapih dan simpel. Diolahnya baik dan halus(?) gak terkesan buru-buru atau lambat-lambat. Pokoknya, pas!
Aku yakin bagi para pembaca yang sudah bekerja, apalagi kantoran seperti ini, bakal ngerasa related banget sama kisah the Cungpret ini!
Aku pun yang masih mahasiswa pas sibuk revisi makalah seminar mingguan, kadang juga merasakan itu. Tapi, sebagian kecil saja sih wkwkwkwk.
Klimaksnya mayan bikin deg-deg-an dan masih nyangkut soal kantor dan cinta.
eakeak.
Namun, ada satu hal yang aku kurang suka sih.
Pertemuan di luar kantor antara Hero dan Heroine kita ini itu terlalu sering 'kebetulan' atau dibuat sengaja bertemu.
Jadi.... Kadang aku mikir ini bos-nya bukan stalker kan?
Kalau iya, ngeri juga😂😂
Tapi itu bukan masalah besar kok! Aku tetap menyukai bukunya. Sangat, amat, suka bukunya. Bener-bener deh ini buku page turner banget!
Dan karena buku ini aku bisa tau lelucon komedian ternama pun enggak mempan untuk bos yang lagi badmood, serta kalau pegawai lagi marah cara ngetiknya udah kayak menotok orang 😂😂😂
Hari Valentine ku benar-benar menyenangkan! 😂😂
Recommended banget! Kocak, lucu, ringan, dan manis 😆
June 2, 2020
3.5 stars*
1/15 buku dibaca untuk #BacaLokalkuRC2020
Satu kata untuk novel ini: gokil!. Aku lupa siapa yang merekomendasikan buku ini, tapi aku ingin berterimakasih kepadanya. Setelah sekian lama membaca novel luar, akhirnya aku bisa merasa seseneng itu menyelesaikan satu buku lokal. Aku curiga apa guna-guna apa yang dipakai oleh Almira Bastari untuk bikin aku ketagihan bacaResign!, karena selain komedinya yang begitu kental, buku ini begitu relatable untuk aku yang sudah bekerja dan harus menghadapi atasan ngeselin, bergosip ria di jam kerja, dan tentunya kesal karena teman satu divisi. Almira berhasil mempotret kehidupan seorang wanita karir dalam 288 halaman buku yang dibumbui dengan jokes jenaka dan juga cinta. Aku mengira, novel ini akan fokus terhadap percintaan Tigran dan Almira, ternyata aku salah! Fokus utama dari novel ini adalah para Cungpret dan gosip-gosipnya!
1/15 buku dibaca untuk #BacaLokalkuRC2020
Satu kata untuk novel ini: gokil!. Aku lupa siapa yang merekomendasikan buku ini, tapi aku ingin berterimakasih kepadanya. Setelah sekian lama membaca novel luar, akhirnya aku bisa merasa seseneng itu menyelesaikan satu buku lokal. Aku curiga apa guna-guna apa yang dipakai oleh Almira Bastari untuk bikin aku ketagihan bacaResign!, karena selain komedinya yang begitu kental, buku ini begitu relatable untuk aku yang sudah bekerja dan harus menghadapi atasan ngeselin, bergosip ria di jam kerja, dan tentunya kesal karena teman satu divisi. Almira berhasil mempotret kehidupan seorang wanita karir dalam 288 halaman buku yang dibumbui dengan jokes jenaka dan juga cinta. Aku mengira, novel ini akan fokus terhadap percintaan Tigran dan Almira, ternyata aku salah! Fokus utama dari novel ini adalah para Cungpret dan gosip-gosipnya!
August 26, 2018
I CAN TOTALLY RELATE!!!
Hahahaha... I work in consulting industry as well so I can totally, totally, TOTALLY relate in the freakiest way possible.
Overall, I could say that this is probably the best metropop I have ever read after a long time. Definitely a page-turner; enticing realistic storyline (SO relatable I could cry lol...), witty and funny dialogues + the narrations (I laugh way TOO MUCH over smallest things and this book really satisfies me), and a great contemplation material (don't blame me, people, don't blame me...)
Thank you, thank you, thank you for writing this book, dear writer. One of the most valuable impulsive purchases of the year!
Hahahaha... I work in consulting industry as well so I can totally, totally, TOTALLY relate in the freakiest way possible.
Overall, I could say that this is probably the best metropop I have ever read after a long time. Definitely a page-turner; enticing realistic storyline (SO relatable I could cry lol...), witty and funny dialogues + the narrations (I laugh way TOO MUCH over smallest things and this book really satisfies me), and a great contemplation material (don't blame me, people, don't blame me...)
Thank you, thank you, thank you for writing this book, dear writer. One of the most valuable impulsive purchases of the year!
August 30, 2018
Sukaa!!!😍😍 Ceritanya ngalir, jokes-nya bikin ngakak woii😂😂. Padahal aku masih kuliah, tapi baca ini kok rasanya lucu juga ya kalau kerja ngantor, ada geng Cungpret dan bos "galak" macam Tigran😂😂. Romance-nya baru kerasa di tengah ke akhir cerita. Memang rada awkward:") Untung aja si bos ganteng heheh😋
June 24, 2020
Baca ulang versi buku untuk yang ketiga kalinya. Kalo dari jaman wattpad, gatau deh, saking seringnya wkwkwk. Masih suka banget dengan penderitaan para Cungpret 😂👍
March 19, 2022
3.5/5★
was just what i was in the mood for :)
was just what i was in the mood for :)
February 21, 2018
No one naturally loves to work, except my boss
Pertama kali melihat kutipan di atas, aku tertawa ngakak karena merasa kutipannya relatable XD
Pada tanggal 3 Februari, Alhamdulillah aku berhasil menyelesaikan membaca buku ini hanya dalam 4 jam. Tulisannya page turner, unik dan segar. Kisah keseharian Cungpret di kantor dan curhatan mereka sangat relatable, lucu dan sukses membuatku ketawa
Contoh:
Bos juga manusia, tapi manusia yang duitnya lebih banyak ketimbang kaum cungpret -Cungpret Sinis
Katanya takdir ditentukan Tuhan, tapi gue gagal nonton konser karena cuti nggak disetujui bos, itu artinya gmn? -Cungpret yang batal cuti
Sesibuk-sibuknya cungpret, kami masih punya waktu buka media sosial - terutama untuk ngecek gosip -Cungpret Senior
Seburuk-buruknya bos, suatu saat ada baiknya juga, walaupun cuma setitik -Cungpret yang tetap
Ganteng tapi kelakuannya minus sampai basemen - Araminta
tapi sayangnya aku ga suka kisah cintanya 😭😭😭
Jadi inget Call from the angel lagi, where I love the story but expect no romance happens 😭😭😭
It is okay lho buku tanpa romance. :)
Meski demikian, aku akan merekomendasikan buku ini jika Anda ingin membaca cerita yang ringan dan lucu!
Review ini juga bisa dibaca di blog/ This review also appear at Hana Book Review
February 7, 2018
Sinopsis
Bercerita tentang empat cungpret, yaitu Alranita, Carlo, Andre dan Karen. Mereka bekerja di salah satu jasa konsultan terbesar di Jakarta. Empat cungpret tersebut dipimpin oleh bos super galak dan super ga pernah puas, namanya Tigran. Mereka berempat membuat taruhan siapa yang paling cepat Resign!. Di antara Alranita, Carlo, Andre dan Karen, siapakah yang duluan akan resign?
Pros
- Suka dengan keceriaan di dalam ceritanya. Walaupun empat cungpret itu menderita, tapi tetep ada kekompakan dan persahabatan yang lucu aja gitu.
- Tigran, bos bujang lapuk tapi keren abis dan ganteng. Diem-diem ternyata sweet dan peduli banget terhadap bawahannya.
- Buku ini berhasil bikin saya senyum-senyum bacanya, dan page turner banget. Dibikin penasaran siapa yang resign duluan di antara empat cungpret ini.
- Walaupun memang hanya terfokus pada tokoh utama, yaitu Alranita beserta dinamikanya mengikuti sesi wawancara di perusahaan-perusahaan lain demi memenangkan taruhan resign, tetapi saya tidak bosan dan terus penasaran.
- Akhir cerita buku ini manis. Dan walaupun sudah saya duga di tengah-tengah buku kalau ada perasaan romantis antara Tigran & Alranita, tetapi saya tetap penasaran untuk membacanya.
Cons
- Harusnya sudut pandang buku bisa diceritakan dari empat tokoh cungpret ini. Penasaran banget dengan cerita kenapa Karen selalu disalahkan sama Tigran. Alasan lain selain Andre pernah kuliah bareng Tigran, makanya Andre lebih "dihaluskan" dengan Tigran. Lalu, Carlo yang tidak hanya sekedar tidak puas dengan gaji.
- Intinya, mereka berempat resign ketika ada bos baru, yaitu Bu Andara. Antiklimaks sih sebenernya.
- Dari segi cerita juga tidak begitu signifikan kenaikan konflik atau apa.
But, overall saya suka novel ini. Lucu dan segar aja gitu. Selain covernya yang berwarna kuning. Wajar sih kalau novel ini sampe jadi rebutan pas pre-ordernya. Judul sederhana, cerita sederhana tetapi menghibur.
Bercerita tentang empat cungpret, yaitu Alranita, Carlo, Andre dan Karen. Mereka bekerja di salah satu jasa konsultan terbesar di Jakarta. Empat cungpret tersebut dipimpin oleh bos super galak dan super ga pernah puas, namanya Tigran. Mereka berempat membuat taruhan siapa yang paling cepat Resign!. Di antara Alranita, Carlo, Andre dan Karen, siapakah yang duluan akan resign?
Pros
- Suka dengan keceriaan di dalam ceritanya. Walaupun empat cungpret itu menderita, tapi tetep ada kekompakan dan persahabatan yang lucu aja gitu.
- Tigran, bos bujang lapuk tapi keren abis dan ganteng. Diem-diem ternyata sweet dan peduli banget terhadap bawahannya.
- Buku ini berhasil bikin saya senyum-senyum bacanya, dan page turner banget. Dibikin penasaran siapa yang resign duluan di antara empat cungpret ini.
- Walaupun memang hanya terfokus pada tokoh utama, yaitu Alranita beserta dinamikanya mengikuti sesi wawancara di perusahaan-perusahaan lain demi memenangkan taruhan resign, tetapi saya tidak bosan dan terus penasaran.
- Akhir cerita buku ini manis. Dan walaupun sudah saya duga di tengah-tengah buku kalau ada perasaan romantis antara Tigran & Alranita, tetapi saya tetap penasaran untuk membacanya.
Cons
- Harusnya sudut pandang buku bisa diceritakan dari empat tokoh cungpret ini. Penasaran banget dengan cerita kenapa Karen selalu disalahkan sama Tigran. Alasan lain selain Andre pernah kuliah bareng Tigran, makanya Andre lebih "dihaluskan" dengan Tigran. Lalu, Carlo yang tidak hanya sekedar tidak puas dengan gaji.
- Intinya, mereka berempat resign ketika ada bos baru, yaitu Bu Andara. Antiklimaks sih sebenernya.
- Dari segi cerita juga tidak begitu signifikan kenaikan konflik atau apa.
But, overall saya suka novel ini. Lucu dan segar aja gitu. Selain covernya yang berwarna kuning. Wajar sih kalau novel ini sampe jadi rebutan pas pre-ordernya. Judul sederhana, cerita sederhana tetapi menghibur.
February 21, 2018
Tertarik untuk baca buku ini sampai bela-belain beli, setelah membaca sinopsinya yang hinted "tumben gak ada romance nya" (not that I under estimate romance yes..^^).
Setelah dibaca, ya ada sih usaha-usaha para tokohnya buat resign yang selalu gagal, tapi lebih banyak lagi sebenarnya perkembangan hubungan Rara dan Tigran, which I don't complain sebenernya karena banter nya Rara dan Tigran menghibur banget (kadang bikin cengar-cengir ^^). Pun demikian dengan dinamika the kacung kampret aliat cungpret yang menghibur banget tanpa menjadi garing.
Saya juga mau kasih kredit karena gak ada villainize character di sini, ya perselisihan di kantor di anggap sebagai bagian dinamika kantor yang wajar, karena karakter2 di sini itu sudah mature secara emosi maupun umur. Jadi gak ada tuh katanya umur 30 tapi kelakuan 17 -.-
Yang jadi ganjalan mungkin adalah fakta bahwa Rara itu research analyst handal (katanya) tapi ternyata tidak cukup tajam untuk "membaca" Tigran. Ngerti sih, ada beberapa orang yang gak peka dengan hal ini tapi kalau ada orang yang terus menerus mencari alasan agar bisa sama-sama kita, menurut nganaaaa....
Bonus; Tigran ^^
Setelah dibaca, ya ada sih usaha-usaha para tokohnya buat resign yang selalu gagal, tapi lebih banyak lagi sebenarnya perkembangan hubungan Rara dan Tigran, which I don't complain sebenernya karena banter nya Rara dan Tigran menghibur banget (kadang bikin cengar-cengir ^^). Pun demikian dengan dinamika the kacung kampret aliat cungpret yang menghibur banget tanpa menjadi garing.
Saya juga mau kasih kredit karena gak ada villainize character di sini, ya perselisihan di kantor di anggap sebagai bagian dinamika kantor yang wajar, karena karakter2 di sini itu sudah mature secara emosi maupun umur. Jadi gak ada tuh katanya umur 30 tapi kelakuan 17 -.-
Yang jadi ganjalan mungkin adalah fakta bahwa Rara itu research analyst handal (katanya) tapi ternyata tidak cukup tajam untuk "membaca" Tigran. Ngerti sih, ada beberapa orang yang gak peka dengan hal ini tapi kalau ada orang yang terus menerus mencari alasan agar bisa sama-sama kita, menurut nganaaaa....
Bonus; Tigran ^^
October 16, 2018
119 - 2018
Wajar sih kalo banyak yang suka baca buku ini, renyah dan enak dinikmati.
Beli buku ini karena banyak yang ngereview bagus dan ini tuh pertama kali baca bukunya Almira Bastari, jadi berbekal review dan rating yang bagus, akhirnya baca juga. Dan bener enak dibaca.
Tentang para cungpret alias kacung kampret di perusahaan konsultan, Alranita atau Rara bersama ketiga koleganya, Karenina, Andre dan Carlo dibawah kepemimpinan bos Tigran yang benar-benar ngeselin, gak cepat puas dan bikin para cungpret itu pengen resign segera, sampe sampe bikin taruhan segala.
Tapi ternyata ada sesuatu, ya romansa bos dan bawahan. Walau ada romansa tapi terasa dikit dibanding cerita keseruan (apa kesedihan ya?) Para cungret va bosnya ini. Jadi bisa dibilang suasana kantor dan timnya lebih banyak diceritakan dibanding romansanya sendiri. Lucu dan mengalir enak, bahasanya juga pas banget dengan zaman sekarang ya jadi lebih mudah bikin pembaca asyik sendiri bacanya. Saya menghabiskan buku ini dalam 3,5 jam saja saking serunya.
Kurangnya? Ceritanya kurang konflik berarti sih, endingnya sendiri udah bisa ditebak dari awal. Walau gitu, tetap keseruan cungpret memang seru sekali.
Wajar sih kalo banyak yang suka baca buku ini, renyah dan enak dinikmati.
Beli buku ini karena banyak yang ngereview bagus dan ini tuh pertama kali baca bukunya Almira Bastari, jadi berbekal review dan rating yang bagus, akhirnya baca juga. Dan bener enak dibaca.
Tentang para cungpret alias kacung kampret di perusahaan konsultan, Alranita atau Rara bersama ketiga koleganya, Karenina, Andre dan Carlo dibawah kepemimpinan bos Tigran yang benar-benar ngeselin, gak cepat puas dan bikin para cungpret itu pengen resign segera, sampe sampe bikin taruhan segala.
Tapi ternyata ada sesuatu, ya romansa bos dan bawahan. Walau ada romansa tapi terasa dikit dibanding cerita keseruan (apa kesedihan ya?) Para cungret va bosnya ini. Jadi bisa dibilang suasana kantor dan timnya lebih banyak diceritakan dibanding romansanya sendiri. Lucu dan mengalir enak, bahasanya juga pas banget dengan zaman sekarang ya jadi lebih mudah bikin pembaca asyik sendiri bacanya. Saya menghabiskan buku ini dalam 3,5 jam saja saking serunya.
Kurangnya? Ceritanya kurang konflik berarti sih, endingnya sendiri udah bisa ditebak dari awal. Walau gitu, tetap keseruan cungpret memang seru sekali.
June 8, 2022
A quick-read. Aku suka banget chemistry The Cungprets di sini wkwk obrolan dan gosip mereka asyik banget diikuti! sedangkan chemistry Tigran-Rara justru rasanya terlalu terburu-buru. But this is such a fun light-reading! Tipe buku yang bisa banget jadi pelampung penyelamat di kala “reading slump”.
December 24, 2020
WKWKWKW! Pas banget ngilangin mumet abis baca buku Bahasa Inggris yang bertubi-tubi. Plotnya biasa aja sebenernya, karakter-karakternya juga kurang diexplore tapi overall enjoyable banget sih inii! Dan aku mendadak jadi pingin baca buku tentang bos barunya//?
Displaying 1 - 30 of 1,856 reviews