Nama proyek: Proyek Malaikat Target: Pasien gagal ginjal yang putus asa dan ingin cepat-cepat mati Tujuan: Memotivasi secara diam-diam dan natural Aturan Penting: Dilarang jatuh cinta dengan target! Banyu, pasien gagal ginjal kronis sekaligus bolak-balik gagal hubungan cinta, mendadak ingin mengubah hidupnya dengan proyek bombastis berjudul “Proyek Malaikat”.
Ia bertekad meyakinkan para target, bahwa gagal ginjal bukan akhir segalanya. Sayangnya, meskipun mengusung nama Proyek Malaikat, semua yang terlibat tetaplah manusia biasa. Manusia yang rapuh dengan perasaan dan rahasia-rahasia kelam. Manusia yang tak selalu mampu memupus jejak masa lalu yang menyedihkan. Ketika proyek dijalankan kepada target ketiga, aturan penting tersebut nyaris dilanggar. Banyu diam-diam jatuh hati….
“Hidup kamu itu tergantung pikiranmu sendiri. Bukan karena omongan orang lain.”
“Belajarlah memisahkan hal-hal yang bisa kamu kendalikan, dan yang tidak.
Belajarlah memilah-milah apa yang bisa kita kontrol dan apa yang hanya bisa kita ikhlaskan saja.”
“Bahwa syukur adalah Satu-satunya senjata terampuh untuk bahagia.”
3/5 🌟 untuk novel ini. Jujur ya, kalau dibilang suka sama novel ini, jawabnya nggak begitu suka. Bukan karena ceritanya nggak bagus, ini hanya masalah selera saja. Tapi aku masih bisa menikmati jalan cerita yang disajikan penulis.
Mengambil tema tentang penyakit yang tergolong serius—yaitu gagal ginjal, membuat novel ini terlihat berbeda dari novel lainnya. Dan yang bikin kaget, ternyata penulisnya sendiri mengidap penyakit gagal ginjal. Sehat-sehat ya Mas Nara... Peluk dari jauh.. 🤗
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Salah satunya tentang bagaimana kita harus menerima keadaan yang Allah berikan kepada kita, ikhlas menerima apa yang sudah Allah tetapkan untuk kita. Dengan begitu kita senantiasa bisa berbaik sangka kepada Allah dan bersyukur kepada Allah.
Nah, buat kalian yang suka dengan novel Young Adult, kalian boleh coba baca novel ini...
Sebagai karya pertama penulis yang saya baca, saya cukup menikmati cerita dalam buku ini dan bisa membabat habis kisahnya. Meskipun, ada sedikit unek-unek.
Adalah Nyala yang tiba-tiba limbung dan pingsan sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Setelah diperiksa, ia mengalami kondisi yang mengharuskannya rutin cuci darah. Ia merasa kacau-balau dan begitu marah pada hidupnya. Nyala bahkan memutus hubungan dengan temannya, Seno, dan kekasihnya, Biru. Namun, selama proses penerimaan kondisinya, mahasiswi semester akhir jurusan teknik kimia itu dipertemukan dengan seorang perawat bernama Banyu.
Sebagai penyuka kisah remaja dewasa (young adult), saya selalu menanti-nanti hal unik dari alur cerita dan pengembangan karakter yang disajikan. Dalam buku ini, proses penerimaan kondisi yang tiba-tiba menjadi fokus utama.
Adalah kondisi gagal ginjal kronis (GGK) yang jadi sorotan di buku ini. Pembaca diajak mengulik lebih dalam tentang kondisi yang masih jarang diketahui. Tentang proses cuci darah, tentang bagaimana perubahan psikologi pasien setelah divonis akan mengidap ini selama hidupnya, tentang donor ginjal. Ini semua disajikan cukup informatif, apalagi mengingat penulis juga mengidap kondisi serupa. Saya begitu tertarik karena buku ini cukup memberikan wawasan sekaligus tertegun membayangkan apa yang penulis alami melalui kisah para tokoh di dalam cerita ini.
***
Meski penyampaiannya mengalir dengan banyak keseruan dan kesedihan di sana-sini, saya dibuat mengerutkan kening berkali-kali karena unsur religi lumayan kuat. Saking kuatnya, saya bahkan merasa seperti sedang membaca buku romansa-religi terbitan Republika. Kaget banget ada kisah istri Nabi Muhammad dan juga kisah ibunda Nabi Musa. Untungnya, berkat kepiawaiannya, penulis lihai menyisipkan kisah-kisah nabi tersebut dan menghubung-hubungkannya dengan cerita remaja di sini.
Hanya saja, sebagaimana kisah romansa yang berpegang teguh pada agama, penyelesaian kisah jadi lebih cepat. Serahkan segalanya kepada Tuhan, mari tidak perlu risau karena ada Tuhan, ini semua terjadi berkat Tuhan. Hal-hal semacam ini yang mengurangi kenikmatan pembacaan kisah fiksi; penyelesaian kisah bisa terjadi seperti hanya dengan shortcut agama dan percaya pada Tuhan.
Yah, sebenarnya, itu tidak masalah juga sih. Cuma kaget dan heran karena buku ini dimasukkan ke lini "Young Adult" penerbit yang, selama saya membaca buku-buku di lini ini, berjalan sesuai nalar serta logika khas remaja dewasa. Sepertinya ini buku pertama di lini "Young Adult" penerbit yang unsur agamanya terasa kuat dan kental. Dan ini lumayan mengganggu. Ini antara ada pergeseran/perluasan makna definitif si lini penerbit atau sayanya saja yang mainnya (bacanya) kurang jauh (banyak).
***
Sungguhpun, saya sedikit kecewa sama pihak penerbit. Andai tidak ada embel-embel "Young Adult", mungkin saya tidak akan berekspektasi lebih sebagaimana saya berekspektasi pada novel di lini ini sebelumnya. Sebagai pembaca, saya merasa ini juga tidak adil buat penulis karena mengacaukan ekspektasi pembaca. Semoga bisa jadi pembelajaran.
Terlepas dari ketergangguan tersebut, saya suka dengan gaya cerita penulis. Ini sudah saya cirikan sejak membaca cerpennya di antologi Cerita dari Data. Dan tentu saya akan coba karya penulis yang lain, ada Inisial K yang sudah nangkring di rak. Semoga yang ini tidak salah lini karena ada logo "Metropop" di sampulnya.
Untuk teman-teman yang mau baca novel remaja lini "Young Adult", saya rekomendasikan A untuk Amanda dan The Privileged Ones. Tak lupa dan tentu saja, Minoel yang sebelumnya lini "Teenlit" tapi berubah jadi "Young Adult" saat cetak ulang (lebih pas juga sih).
❝Bagaimana kamu tahu orang lain lebih baik, jika kamu menutup diri dan tidak memberikan kesempatan kepadanya sama sekali?❞ —Page 54
❝Kamu ingin bilang kan, apa yang sudah rusak parah akan susah untuk diperbaiki? Kalaupun kembali, tidak akan bisa utuh lagi? Aku ingin memberimu harapan. Kalau kamu ingin sesuatu yang terlihat tidak bisa diperbaiki dapat kembali lagi, kamu hanya perlu sedikit kerja keras dan kesabaran untuk memperbaikinya. Harapan selalu ada, Nyala...❞ —Page 153
❝Dia mulai sadar, ternyata rasa sakit memang perlu dihadapi. Nyala ingin lebil berani mengakui rasa sakitnya. Dia ingin menerima penyakitnya, menerima Biru meninggalkannya, dan tidak lagi pura-pura kuat padahal dia belum siap.❞ —Page 163
❝Pantas, selama ini aku lelah. Aku terlalu lancang ingin mengendalikan apa-apa yang tidak bisa aku kendalikan. Mulai sekarang, belajarlah memilah-milah apa yang bisa kita kontrol dan apa yang hanya bisa kita ikhlaskan saja.❞ —Page 165
❝Ingin hidup ya karena aku dilahirkan dan belum mati. Aku juga tidak minta dilahirkan. Juga nggak minta kapan buat dicabut nyawanya. Harusnya pertanya-an Kakak itu, apa mimpimu yang ingin dicapai? Karena Kakak akan otomatis terus semangat hidup untuk meraih itu. Jangan pikirkan start dan ending-nya, tapi apa yang bisa kita lakukan di antaranya.❞ —Page 185
❝Kamu berhak baik sama siapa saja, tapi kamu nggak berhak memaksa orang lain untuk juga berbuat baik sepertimu. Ingat, kamu nggak akan bisa menjadi malaikat yang sok menolong orang lain. Padahal dirimulah yang perlu ditolong.❞ —Page 256
❝Ingat peraturan Proyek Malaikat. Kamu harus mencintai dirimu sendiri terlebih dahulu, untuk membantu dan menyayangi orang lain.❞ —Page 259
•••
Jujur, aku jarang baca lini #YoungAdult terbitan @bukugpu @fiksigpu, jadi aku gak punya gambaran dan gak berekspektasi apapun pas baca. Sebagai buku pertama dari Nara Lahmusi yang aku baca, aku cukup menikmati buku dengan tema yang gak biasa ini.
Seperti judulnya, Gagal Cinta Kronis bercerita tentang Banyu, pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang keseringan gagal dalam hubungan percintaannya. Banyu pun membuat Proyek Malaikat, suatu proyek yang dibentuk untuk memotivasi dan membantu sesama pasien GGK agar tidak putus asa dan tetap semangat menghadapi hidup.😇 Nyala pun terpilih sebagai target ketiga. Namun, siapa sangka gadis itu begitu keras kepala dan sulit dihadapi?
Melalui buku ini, pembaca diajak untuk mengulik lebih dalam seputar kondisi GGK. Mulai dari proses cuci darah yang memerlukan waktu ±5 jam, perubahan psikologis pasien setelah divonis GGK, diet ketat yang harus dijalani, hingga kemungkinan adanya komplikasi.🥲
Meski aku sering donor darah, baca bagian prosedur Hemodialisa (HD) tuh bikin ngilu-ngilu gimana gitu.😩💉🩸 Gak kebayang gimana jadi pasien GGK yang harus menggantungkan hidup dengan mesin cuci darah seumur hidupnya.😭 Sungguh, baca buku ini bikin aku bersyukur karena diberi kesehatan oleh Allah SWT.🤲🏻
Buku ini diceritakan melalui POV orang ketiga, bergantian antara Banyu, Nyala, dan Biru sebagai karakter utamanya. Gaya penulisan Kak Nara begitu mengalir, informatif, dan enak dibaca! Kak Nara juga lihai dalam menyisipkan unsur religi dengan menghubungkannya dengan realita saat ini. Aku pun suka dengan cara Kak Nara meramu topik yang cukup berat dan kompleks menjadi lebih sederhana dan mudah dimengerti, tanpa kesan menggurui.🙌🏼
Bukunya pun cukup page-turner, meski aku perlu 3 hari untuk menyelesaikannya. Well, ini karena aku gemes banget sama sikap Nyala yang keras kepala!😤 Asli deh, aku udah coba berempati dengan kondisi Nyala setelah divonis GGK, tapi Nyala yang gak bisa mengendalikan sikap dan emosi-nya dan justru memusuhi orang-orang terdekatnya bikin aku jengkel! Untung aja makin kesini Nyala bisa kembali jadi Nyala yang dulu~
Oh iya, plot twist di buku ini lumayan banget, meski beberapa yang bisa aku tebak. Tapi ada yang cukup bikin kaget, yaitu tentang rahasia Dokter Panji. Gak kepikiran sih!🔥Terus aku kira Nyala bakal milih Banyu, daripada Biru, eh taunya enggak. Aku jadi penasaran, cowo di cover-nya tuh Banyu atau Biru sih?🤔
Overall, aku suka dengan buku ini!😍 Selain karena informatif memberikan wawasan tentang kondisi GGK, banyak banget pelajaran hidup yang bisa kita ambil. Buku ini mengajarkan kita untuk selalu menerima dan berpasrah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, mencintai diri sendiri, belajar mengendalikan hal-hal yang bisa kita kontrol dan mengikhlaskan hal-hal yang tidak bisa kita kontrol, dll. Buku ini membuatku merenungkan banyak hal. Oh iya, porsi cinta, persahabatan, dan keluarganya pun pas! Recommended deh!❤️🔥
P.S. Untuk Kak Nara dan temen-temen pasien GGK, semoga selalu diberikan kekuatan, kesehatan, dan kebahagiaan ya! Tetep semangat! Salut banget sih sama perjuangan Kak Nara dalam menghadapi GGK, bahkan berhasil menjadikan kisahnya menjadi sebuah buku. Sukses selalu, Kak!🤩🙌🏼
P.S.S Aku suka latar tempatnya yang ada di Semarang, Solo, dan Jogja! Jadi gampang banget untuk ngebayanginnya karena familiar bagiku.🥰
Actuallya 3.5/5. Banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik dari cerita ini, khususnya tentang bagaimana belajar menerima garis takdir yang sudah Tuhan gariskan dan belajar menjalani itu dengan sebaik-baiknya. Plot twist di akhir juga membuatku takjub. Semangat selalu ya untuk mbak author Nara Lahmusi ❤️
🌷Ini adalah kisah tentang penerimaan dan rasa syukur atas semua yang telah diberikan Sang Pencipta kepada kita semua. Setelah membaca buku ini, kamu akan berpikir, “apa benar hidupku masih kurang beruntung?”
🌷Banyu adalah seorang mahasiswa keperawatan sekaligus pasien gagal ginjal. Dia memiliki sebuah proyek yang bernama Proyek Malaikat. Proyek Malaikat? Ya, itu adalah sebuah proyek yang dibuatnya untuk memotivasi para pasien gagal ginjal yang belum bisa menerima keadaan tersebut. Proyek Malaikat akan membantu mereka untuk lebih mengenal Sang Pencipta, dan untuk apa mereka diciptakan. Hal tersebut akan membuat mereka lebih semangat untuk menjalani pengobatan dan hidup mereka, yang pastinya membuat mereka bisa bersyukur dan sadar bahwa semua yang ada di dunia ini adalah milik-Nya.
🌷Banyu tidak sendirian menjalankan proyek tersebut. Dia dibantu oleh seorang dokter yang selama ini merawatnya, Namanya Dokter Panji. Banyu menganggap Dokter Panji seperti keluarganya sendiri. Target mereka selanjutnya bernama Nyala. Ya, target 3. Nyala seorang gadis yang ceria dan penuh semangat. Dia hanya tinggal bersama neneknya. Sejak divonis gagal ginjal, kepribadiannya berubah total. Dia menjadi gadis yang pemarah, dan tidak memiliki semangat untuk menjalani hidup. Dia marah dengan Allah, dia mogok berdoa, mogok beribadah, mogok melakukan semua hal yang berkaitan dengan Allah. Tak lama setelah divonis gagal ginjal, dia diputuskan oleh pacarnya, namanya Biru. Dia merasa Allah sangat jahat terhadapnya.
🌷Dalam Proyek Malaikat, Banyu memiliki aturan untuk tidak jatuh cinta kepada target. Apakah Banyu bisa mematuhi aturan yang dibuatnya?
🌷Hampir sebagian kisah di novel ini diambil dari pengalaman Kak Nara sendiri. Apa yang Kak Nara alami dan rasakan, dibagikannya kepada setiap tokoh di novel ini sesuai porsinya masing-masing. Aku suka sekali dengan semua pertanyaan renungan yang diberikan Banyu kepada Nyala. Aku juga ikut merenungkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Meskipun menceritakan tentang perjuangan untuk tetap hidup, novel ini nggak bikin galau sepenuhnya karena diselingi dengan beberapa candaan dari setiap tokohnya. Seperti novel Kak Nara yang pernah aku baca sebelumnya, 𝘱𝘭𝘰𝘵 𝘵𝘸𝘪𝘴𝘵 di novel ini juga ada dimana-mana. Aku sebagai pembaca kayak gimana ya. Ya, jadi gini, pantesan, gitu-gitu lah. Kok bisa gitu, loh. Ternyata mereka semua itu saling terhubung. Aku gemes mau cerita, tapi nanti malah 𝘴𝘱𝘰𝘪𝘭𝘦𝘳.
🌷Gagal Cinta Kronis berhasil bikin aku gagal 𝘮𝘰𝘷𝘦 𝘰𝘯 kronis. Dari novel ini aku jadi tau kalau cerita fiksi pun bisa kasih banyak manfaat dan pelajaran tentang hidup. Terima kasih Kak @naralahmusi atas novel yang penuh pelajaran ini.
🌷Kalau kamu merasa hidupmu masih kurang beruntung, kamu harus banget baca buku ini!
REVIEW NOVEL JANUARI 2023 (7) "GAGAL CINTA KRONIS" PENULIS: Nara Lahmusi PENERBIT: PT. Gramedia Pustaka Utama ISBN: 978-602-066-128-5 JUML. HAL: 328 halaman
BACK COVER : Nama Proyek : Proyek Malaikat Target : Pasien gagal ginjal gagal putus asa dan ingin cepat-cepat mati. Tujuan : Memotivasi secara diam-diam dan natural. Aturan Penting : Dilarang jatuh cinta dengan target.
Banyu, pasien gagal ginjal kronis sekaligus bolak-balik gagal hubungan cinta, mendadak ingin mengubah hidupnya dengan proyek bombastis berjudul "Proyek Malaikat". Ia bertekad meyakinkan para target, bahwa gagal ginjal bukanlah akhir segalanya.
Sayangnya, meskipun mengusung nama Proyek Malaikat, semua yang terlibat tetaplah manusia biasa. Manusia yang rapuh dengan perasaan dan rahasia-rahasia kelam. Manusia yang tak selalu mampu memupus jejak masa lalu yang menyedihkan. Ketika proyek dijalankan pada target ketiga, aturan tersebut nyaris dilanggar. Banyu diam-diam jatuh hati.
REVIEW
Pertama aku langsung jatuh hati sama Banyu. Lalu simpati jatuh ke Dokter Panji. Bagi teman-teman yang mungkin mengalami hal sama kayak Banyu dan Nyala, kalian harus tetap semangat. Memang tidak semudah diucapkan karena melewati hari-hari yang sulit dan banyak aturan penting harus dipatuhi. Tetapi kita sama-sama yakin kalau Tuhan nggak tidur dan Dia pasti selalu ada bersama kita.
Novel ini berisi penuh dengan pelajaran dan hikmah yang berharga. Bukan nasehat secara langsung, ada beberapa sih, dalam dialog. Lainnya disuguhkan secara tersirat dengan suatu adegan. Aku yang Insya Allah, semoga saja, merasa sehat, pesan-pesan di sini menohok banget.
Nyala yang menyerah dan menganggap hidupnya tidak berguna lagi, mulai didekati Banyu. Luka Nyala karena Biru meninggalkannya, menganga begitu lebar. Hingga semua hal yang dilakukan Banyu di awal proyek rahasianya membuat Nyala marah. Banyu nyaris putus asa juga saat proyek sudah melewati sesi akhir, belum ada hasil. Nyala adalah target yang paling unik dan susah ditaklukan.
Tapi dengan satu pertanyaan dari Banyu di sebuah buku agenda berwarna biru, mampu menyentil harga diri Nyala. Di sinilah dunia Nyala dijungkirbalikkan oleh kebenaran.
Novel ini bikin haru, terpesona sekaligus ngakak. Bahkan leluconnya ada yng bikin aku baper. Aaaih. Kalian harus baca, recomended banget untuk memompa semangat untuk lebih baik lagi.
So, happy reading. Stay safe and healthy, ya. With love Fe_Bifihapuna
📚 Young Adult: Gagal Cinta Kronis ✒️ Nara Lahmusi 🎡 iPusnas 🥨 Gramedia Pustaka Utama 🎖️ 3,5/5
Review: Sudah dari lama aku penasaran sama buku ini. Ini buku pertama Kak Nara yang aku baca. What I can say is the book quite good and I enjoyed reading the book. Menceritakan tentang Banyu, pasien GGK sudah 4 tahun yang punya ide untuk membuat projek malaikat. Target ketiganya adalah, Nyala yang sama-sama pasian GGK dan ternyata sulit sekali untuk ditaklukkan. Nyala, adalah seorang mahasiswa teknik kimia yang sudah setahun cuci darah.
Sebenarnya aku bingung banget ini karakter ML nya siapa😔 dari judulnya tuh aku pikir Banyu yang jadi ML dan Nyala yang jadi FL. Tapi di akhir, Nyala malah pilih balikan sama Biru, mantan pacarnya sekaligus saudara kembar Banyu. Menurut aku, ini salah satu kekurangan dari buku ini. Dari awal, aku itu team Banyu. He is a green flag man. Indeed. Jarang-jarang aku nemu karakter cowok yang jadi perawat kayak Banyu ini. Pokoknya Banyu keren banget. I love Banyu❤️
Karakter Nyala sendiri jujur aja di awal ngeselin banget. Tapi, somehow aku paham kenapa Nyala bisa ngeselin banget. Nyala masih ditahap denial. Dan setiap orang beda-beda kan waktu untuk bisa pindah dari tahap denial ke tahap selanjutnya. Tapi lagi, aku bingung kenapa Nyala milih balikan sama Biru... Keledai aja kagak jatuh dua kali😓 lalu, karakter Biru nih dibilang ngeselin tapi munculnya sedikit. Malah bagi aku terkesan mengganggu jalannya cerita. Namun, gak bisa dihilangkan juga karena Biru, saudara kembar nya Banyu.
Menurut aku ya, seharusnya ya Biru cukup dijadikan mantannya Nyala aja. Gak perlu, jadi saudara kembar nya Banyu. Jadi bisa sesuai dengan judul gitu loh. Pas aku baca judul dan blurb serta bab-bab awal, aku pikir Banyu bakal nemuin cinta nya setelah gagal cinta berkali-kali... Huft😒 awal-awal tuh eksekusi nya bagus. Tapi mendekati akhir aku merasa banyak plot hole. Penyelesaian konfliknya masih menggantung. Kayak, apakah Dokter Panji akhirnya ngaku juga ke Biru kalau dia ayahnya Biru dan Banyu? Terus apakah Dokter Panji juga ngasih tau saat Banyu sudah sadar? Kalau iya, bagaimana hubungan mereka?
Buku ini, konfliknya melebar banget. Aku kasih 3,5/5 juga karena dibuku ini banyak kata-kata mutiara yang menurut aku bagus dan menyentuh. Note aja sih buat yang mau baca. Jangan ngarepin romansa nya. Karena menurut ku ini buku religi slash slice of life yang gk slice of life banget 😂👊🏻
This entire review has been hidden because of spoilers.
Nyala kehilangan motivasi hidup ketika dokter mendiagnosanya dengan gagal ginjal akut. Fakta itu jelas menamparnya sampai-sampai semua hal terasa pahit. Pacar yang dikira bakal menjadi penyokong semangat malah berbalik memutuskannya. Hidup jadi semakin tidak menarik. Kecuali ketika proses cuci darah yang harus dijalani seumur hidup mendatangkan seorang perawat magang cerewet bernama Banyu.
Nyala tidak tahan dengan semua sifat optimistis Banyu. Penyakit ini jelas tidak menyenangkan dan Nyala tidak akan bisa meraih cita-citanya dengan tenang lagi karena ketakutan akan mati. Namun, Banyu terus meyakinkan jika semua cobaan pasti ada takarannya dan mengirimkan beberapa obat, vitamin, serta makanan sehat untuk Nyala. Jelas hal itu semakin membuat Nyala conflicted. Di satu sisi dia enggan menerima semua ketulusan Banyu, di sisi lain, Nyala tidak menyangkal jika dirinya sudah jauh dari-Nya dan sibuk menyalahkan kehendak Tuhan karena sudah menimpakan penyakit ini padanya.
Sick-lit yang banyak kasih petuah, terutama dari sisi agama. Benar-benar mengajak pembaca melihat dan mereviu kembali segala hal yang dilakukan ketika cobaan dari-Nya datang karena setiap musibah pasti terdapat hikmah atau bahkan berkah. Sebuah ajakan untuk terus berprasangka baik pada Allah.
Satu hal yang aku sadari ketika menulis reviu ini, FL di buku ini belum menunjukkan warna seorang perempuan. Idk, setelah membaca salah satu buku yang ditulis laki-laki dengan suara utama perempuan, rasanya beda. Emosinya pun kurang sampai. Pun di sini beberapa kali alurnya lompat-lompat. Kalau soal petuah, mungkin isinya juara, tapi soal perasaan, siapa ke siapa, agaknya kurang didalami dan dieksplor lagi. Macam ada yang perlu diimpor gitu.
But, yeah, bacaan yang pas buat yang lagi wondering atau lagi kehilangan motivasi buat bangkit ketika sedang dihadapkan dengan masalah besar (atau mendekati desperate).
"... Bahwa kita harus bisa memisahkan hal-hal mana yang bisa kita kontrol, dan yang tidak." - Pg. 180
Selesai! Dan tentu saja aku menyukai kisah ini. Ini bukan kali pertama aku membaca karya kak Nara, namun khusus Gagal Cinta Kronis ini pas baca serasa diaduk-aduk deh perasaannya. Kalau dibilang ada bawang di mana-mana ya emang benar walau aku nggak nangis. Tapi, rasa sesak itu ada dan bertahan cukup lama.
Saat membaca GCK, aku bisa memahami mengapa Nyala begitu marah dan sinis. Menerima sesuatu sebesar penyakit yang Nyala derita bukan hal yang mudah. Di sisi lain, aku terkesan sekali dengan Banyu dan misi mulianya lewat Proyek Malaikatnya ini.
Tidak hanya belajar tentang penerimaan akan takdir dan ketetapan Tuhan, lewat GCK juga dituliskan edukasi tentang penyakit GGK itu sendiri, bagaimana proses saat Laundry, diet dan pantangan apa yang harus dilakukan. Semua dijelaskan dengan baik tanpa mengganggu jalannya cerita. Keren! Latar tempat yang digunakan mampu membuatku serasa berkeliling di Semarang dan sekitarnya. Menyenangkan.
Benang merah yang terjalin antara Banyu-Nyala-Biru, kehadiran Seno Gembul juga menjadi hiburan tersendiri. Buat plot twist pertama, aku udah menduga kalau Banyu sama Biru itu..... (baca ya biar tahu) tapi buat plot twist satunya kayak kaget pake banget ya. Pake banget. Apalagi target keempat tuh ya..... (peluk jauh buat target keempat. Kamu luar biasa!)
Eniwei, tentu saja GCK itu tipe buku yang page turner banget dan aku merekomendasikannya kepada kalian.
Ini pertama kalinya aku baca #YoungAdult lokal yang mengangkat tema tentang #GagalGinjalKronis (GGK) dan #Hemodialisa Pernahkah kalian membayangkan hidup tergantung dengan mesin cuci darah? ❤️🩹 Baca ini jadi gak mau becandaan tentang jual ginjal lagi. 😥 Ginjal itu organ yang sangat penting dalam hidup kita.
Aku ingat pernah dapat materi tentang GGK di mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia dan Farmakoterapi Sistem Jantung dan Pembuluh Darah. Walaupun udah tau gejala dan terapinya, tetap aja pas baca rada-rada ngilu. 🙈 Novel ini tentang Banyu, salah satu calon perawat yang juga menjadi pasien cuci darah. Banyu memiliki ide membuat "Proyek Malaikat" dokter dan sesama pasien Gagal Ginjal. Setelah berhasil dengan 2 orang target, Banyu mendapatkan tugas untuk mendampingi Nyala sebagai target ke-3. Penulis menggunakan pov 3 bergantian antara Banyu dan Nyala, dengan alur maju mundur flashback. Jujur aja aku agak kesulitan mengingat nama tokohnya yang banyak dan ceritanya yang kurang sistematis. Tapi overall novel ini informatif buat pembaca awam/ nonmedis. 👍🏻
Ini buku kedua Nara Lahmusi yg kubaca setelah sempat buku pertamanya aku paksa untuk DNF. Menurutku kak Nara lebih cocok di genre Young Adult. Baca novel metropopnya, lebih baik kak Nara cari referensi lebih atau jangan dipaksa karena ceritanya jadi ga ngalir. Novel ini jadi tamparan buatku.
Pernah di fase cape nyembah Tuhan karena diberi ujian melulu dan alhamdullilah ibadahku sedikit meningkat walaupun sholatku masih ada yang berlubang. Ingat, secape apapun kamu, Tuhan selalu melihat dan mendengar keluh kesahmu. Jangan segan untuk curhat ke Tuhan. Lepas semua yang ga bisa kamu kontrol dan berusaha untuk mengikhlaskan.
Ada beberapa tipo dan alur yg menurutku terlalu cepat di ending tapi itu ga mengurangi pesan yang diberikan penulis dan indahnya cerita novel ini.
Di buku ini menceritakan lebih dalam tentang pasien penderita gagal ginjal, yang hidupnya harus bergantung pada proses cuci darah seumur hidupnya.
Secara keseluruhan aku suka dengan buku ini, alurnya seru, plot twist-nya dapat, ada nilai-nilai kehidupan yang disampaikan melalui kisah Nyala, Biru, Banyu.
Banyu Bersama dokter Panji mempunyai proyek, semacam bantuan untuk proyek pasien² gagal ginjal yang di Danai oleh orang tua Banyu, bukan hanya bantuan secara materi tetapi juga spirit. Salah satu Target proyek 'malaikat'-nya adalah nyala seorang gadis keras kepala, menyebalkan yang anti disebut pasien.
❝Hidup kamu itu tergantung pikiranmu sendiri, bukan karena omongan orang lain.❞ —hlm. 61
❝Nggak perlu dihapus airmatanya. Kamu itu manusia bukan malaikat. Berlakulah seperti manusia, meski proyek kita bernama malaikat.❞ hlm. 290
Ini kali pertama aku baca novel Kak Nara, dan aku suka. Idenya bagus dan cara penyampaiannya mengalir. Selama baca novel ini, aku dapat banyak hal baru, terutama yang berhubungan dengan gagal ginjal. Pas sampai pertengahan cerita, kupikir lanjutannya tuh bakal tenang-tenang aja gitu. Tapi ternyata aku salah, bahkan di bagian ending-nya bikin aku terharu
Aku suka sama karakter Banyu. Dia punya tujuan yang amat bagus, meski di bagian awal aku ngerasa kurang punya gambaran soal Proyek Malaikat-nya. Tapi pelan-pelan aku bisa ngerti. Secara keseluruhan, aku merekomendasikan novel ini untuk kalian baca. Dan aku mau baca novel-novel Kak Nara yang lain~
Waktu di awal-awal cerita masih kebingungan sih. Karena tiba-tiba alurnya udah maju dan nggak ada keterangannya. Sempet sebel juga awalnya sama Nyala karena ya dia seolah menyalahkan semua orang karena nggak mengerti posisinya, tapi mungkin kalo aku jadi dia juga bakal sama. Yang bikin agak menganggu itu sebetulnya panggilan Banyu ke Neneknya Nyala sih, karena Nyala dan narasinya menyebutkan Nenek, tapi Banyu manggilnya malah Oma, jadi ya kayak kurang enak. Plottwistnya juga mantep banget. Eh walaupun di akhir aku masih nggak bisa ngeuh itu si Nyala milih siapa antara Banyu dan Biru. Oh, dan ini ada sisipan religinya juga.
Mengambil tema tentang kondisi gagal ginjal menurut saya risky sekaligus unik dan bila tidak mendalami sisi pelik penyakit ini bukan tidak mungkin cerita akan berakhir membosankan. Untunglah pengarang mengerti karena memang ia pasien gagal ginjal yang tahu bagaimana cuci darah bisa menimbulkan drama tersendiri. Dan romansa cinta yang tidak cengeng menjadikan daya tarik novel ini makin lekat untuk dibaca.
Sebuah proyek bernama Proyek Malaikat yang memaksa Banyu untuk menyamarkan jati dirinya demi memotivasi penderita gagal ginjal menjadikan novel ini punya nilai plus dibanding yang lain.
Plot cerita dengan sub plot sedikit kilas balik tentang masa lalu di panti asuhan ditambah plot twist di akhir cerita menambah kerumitan yang anehnya bisa berjalan mulus eksekusinya dan happy ending.
Ga bisa berkata kata lagi.... Ini bagus banget guys.. kalian wajib baca!! Awalnya kesel sama perlakuan nya Nyala yang gampang marah, tapi kalau dipikir pikir emang menerima takdir itu emang ga mudah, salut sih sama Banyu yang tetep sabar ngadepin Nyala! Di situ banyak kalimat yang aku renungkan, pokonya banyak lah pelajaran yang bisa aku ambil dari baca novel tsb. Cukup kesel sih sama perlakuan Biru ke Banyu saat satu panti, dan aku juga masih kesel kenapa Nyala ga milih biru 😭
This entire review has been hidden because of spoilers.
Menurutku akan lebih realistis kalau endingnya Biru tetap sama Nayla. Walau endingnya pun masih masuk akal tapi terlihat kaya dipaksakan apalagi dengan fakta kalau Nayla nerima nerima aja. Tapi masih tetep heartwarming bagiku walau aku kurang suka dengan sifat Nayla
This entire review has been hidden because of spoilers.
'Proyek malaikat' ide cerita menarik bgt tp eksekusinya aga kurang kena. Ada bnyk kajian agama islam yg terasa maksa dimasukin ke cerita. Klo 3 atau 4 okelah tp ini lebih. Bikin aku mikir 'loh aku baca buku agama kh?😅'
Tp bisa dimaklumi sih stelah bc kata penutup.
Ternyata penulis juga pernah ngalamin dan alhamdulillah nya yg bantu dia bisa lepas dr pikiran negatif ya kajian dr ustadzah(?) terdekatnya. Mungkin krna itu di buku nya penulis masukin potongan pengalaman beliau.
Mohon maaf ini novel fiksi atau buku motivasi? 😭Banyak banget pelajaran yang didapet sampai-sampai di tengah-tengah baca saya sering berhenti sebentar buat merenung. Dua kali lebih sukakkkk daripada waktu baca Inisial K. Kayak kata Seno Gembul, unsur religinya pun smooth banget. Alurnya rapi, pembaca bener-bener diajak lebih bersyukur, lebih mengenal Allah, lebih introspeksi diri. Nggak menggurui sama sekali, semua porsinya pas! Informasi tentang GGK pun lengkap dan aplikatif banget, terima kasih, akan selalu saya ingat buat nambahin materi edukasi ke pasien GGK di sekitar saya nanti.
Cuma koreksi 1 aja kalau cewek sama cowok bukan mahram nggak boleh sholat jamaah berdua ya. Jadi waktu mendaki terus sholat zuhur dijamak ashar, harusnya Banyu nggak jadi imamnya Nyala. So sweet sih, romantis, tapi belum sesuai syariat. Boleh sih jadi imam, Nyu, tapi nanti kalau hubungan kalian udah halal. Haha. Walaupun nanti Nyala... *nggak jadi nanti spoiler*. Mungkin anggap aja pas mereka mau sholat, tiba-tiba ada pendaki lain yang mau join jamaah jadi ga jadi berduaan aja gitu kali yaa.
Omong-omong, target keempat yang dicantumin di Proyek Malaikat ini pun brilian banget. Nggak semua penulis akan kepikiran buat masukin namanya sendiri dengan cara senatural itu. Kapan lagi tokoh-tokoh yang ditulis bakalan "menyembuhkan" penulisnya sendiri? Menurut saya ini jenius banget! Dan buat Kak Nara, sehat selalu. Semoga kakak bisa terus menulis dan menyebarkan ilmu yang bermanfaat utk waktu yg lama.