Bisa mengenal Darma lebih dekat adalah rencana awal Acel ketika kali pertama melihat tampannya kakak tingkat itu. Namun, dicintai balik oleh seorang Darma, tentu tidak ada dalam bayangan Acel sedikit pun.
Ternyata menerima seseorang tidak semudah yang Acel pikirkan. Trauma masa lalu atas Alvin mantan kekasih yang ringan tangan dan manipulatif membuat Acel takut menjalin hubungan baru.
Lalu, apakah keduanya bisa bebas saling mencintai tanpa ada rasa takut? Dan benarkah Darma adalah pria yang berbeda dan tidak akan pernah menyakitinya?
Isinya persis yang digambarkan sampulnya, bagaimanapun kamu menafsirkan desain kovernya itu: kisah cinta antara Darma dan Acel, hence the ship name as the title, dari awal pertemuan sampai saat menjalani hubungan selama masa perkuliahan. Saya belum cari tahu tapi sepertinya ini diangkat dari AU, melihat deskripsi tokohnya yang sebatas putih-tinggi dan dari Bukune sendiri yang memang sering mengadaptasi fanfic menjadi original work.
Bagi saya, cerita ini textbook modern romance, gabungan teori 'Ah, ini yang diinginkan wanita' dan kenyataan dating culture di lapangan. Bisa dilihat dari dialog yang plek-plekan percakapan remaja zaman kiwari, cara berkomunikasinya, juga konflik yang dibahas dan solusinya. The attraction is instant, but the process is not. Narasinya mudah diikuti dengan POV 3 terbatas, meskipun agak rasa serbatahu karena di beberapa tempat terasa menjelaskan seolah sedang menonton langsung pasangan itu (cth. "Meski sudah berpacaran, mereka masih saja merasa canggung dan berdebar-debar.") alih-alih menjelaskan dari salah satu sudut pandang.
I found it interesting that here, subtlety is dead LOL. Segalanya tersurat, jalan bareng nggak bisa langsung dibilang jadian. While it is a good thing that I support, di beberapa adegan, saya harap bisa lebih mulus, bisa lebih keluar the art of falling in love-nya. Darma nggak perlu bilang 'minta izin' ke Acel buat belain dia di depan mantannya—dia bisa bertindak langsung yang classy dan nggak kelihatan meddling. Acel dipinjamkan kemeja oleh Darma, tapi langsung dikembalikan begitu aja. Saya pernah diminta tolong jahit jaket suami yang sobek (belum nikah) dan jaketnya saya pakai tidur hahaha. Maksudnya, pasti ada momen nggak masuk akal yang cuma bisa dilakukan pas lagi jatuh cinta, tapi di sini saya tidak menemukannya. Is it generational thing (I'm a millenial) or "a cup of tea" thing? Darma juga keliru bilang mandi malam bisa bikin rematik, padahal nggak apa-apa kalau Acel mau mandi malam juga.
Untuk campus romance ringan, buku ini cukup tebal—nyaris 300 halaman—tapi bisa cepat dibaca karena dominan dialog. Omong-omong kucing yang dikover Epiw-kah? Sayang munculnya sebentar...