Inilah buku bergaya memoar tentang sejumlah tokoh Indonesia terkemuka yang telah memainkan peran penting dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Ditulis berdasarkan wawancara yang panjang, buku ini tidak hanya menampilkan para pembuat kebijakan, melainkan juga pengusaha. Mereka yang menaruh perhatian pada sejarah ekonomi Indonesia, terutama ekonom, pengambil kebijakan ekonomi, dan mahasiswa ekonomi, patut membaca buku ini.
Ketertarikan terhadap buku ini awalnya bermula dari membaca buku sejarah ekonomi populer yang ditulis oleh Prof. Boediono berjudul Ekonomi Indonesia Dalam Lintasan Sejarah. Dalam buku tersebut, salah satu fakta yang dipaparkan adalah peningkatan pesat ekonomi setelah pergantian kekuasaan dari tangan Soekarno ke Soeharto pada tahun 1965/1966. Didasarkan akan rasa penasaran bagaimana rezim yang dikenal sebagai rezim yang represif secara politik, penuh dengan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, ternyata menyimpan sejarah manis yang turut menyertainya, gw memutuskan memperdalam sejarah ekonomi di masa-masa tersebut. . Buku ini merupakan kumpulan seri wawancara yang dilakukan oleh editor, Thee Kian Wie, seorang ahli sejarah ekonomi Indonesia, dkk., yang sebelumnya sudah pernah terbit di Bulletin of Indonesian Economic Studies, terhadap tokoh-tokoh ekonom yang memainkan peran penting pada masa Orde Lama, seperti Soemitro Djojohadikusumo, dan masa Orde Baru, seperti Mohammad Sadli, Subroto, dan Emil Salim. Selain terhadap tokoh ekonom, wawancara dilakukan juga terhadap pengusaha-pengusaha di kedua masa pemerintahan tersebut. . Dalam pengantarnya, Thee Kian Wie menggambarkan kemerosotan ekonomi luar biasa yang diwariskan oleh pemerintahan Orde Lama. Hiperinflasi dan defisit anggaran adalah dua contohnya. Beliau juga menggambarkan keberhasilan sebuah Tim Ekonomi, yang terdiri dr "teknokrat ekonomi" (Widjojo Nitisastro, Ali Wardhana, Mohammad Sadli, Emil Salim, dan Subroto), dalam melakukan stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi, hingga membuat laju perekonomian Indonesia sedemikian pesatnya yang didukung oleh harga komoditas utama minyak bumi yang melambung tinggi pada dasawarsa 1970-an. Buku ini, walaupun terasa agak sedikit bias, membahas pertumbuhan pesat ekonomi tersebut dari perspektif masing-masing anggota Tim Ekonomi. . Sayang memang, dua tokoh utama yang juga berperan dalam program stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi saat itu, Widjojo Nitisastro dan Ali Wardhana, tidak berhasil diwawancara, sehingga pembahasan buku ini terasa kurang lengkap. Hal ini terutama karena Widjojo Nitisastro, dari pemaparan sesi wawancara dengan Mohammad Sadli misalnya, memainkan peran penting dalam penanganan krisis Pertamina tahun 1975. Selain itu, berdasarkan pemaparannya juga, beliau sebagai pemimpin Tim Ekonomi berhasil mengoordinasikan masing2 anggota dengan baik, sehingga memungkinkan masing-masing anggota menjalankan fungsinya dengan maksimal.