What do you think?
Rate this book


200 pages, Paperback
First published January 1, 2009
Kirain buku ini isinya bakalan cerita fiksi komedi tentang kehidupan seorang pegawai beserta liku-likunya. Rupanya ini kisah nyata, berdasarkan curhat colongan di blog seorang kepala administrasi dari sebuah perusahaan tentang bosnya yang super ajaib.
Membaca halaman-halaman awal, saya sempat terkikik geli. Tapi, lama-lama yang ada saya malah jadi ikut tensi sendiri. Ampun, deh, ini bos macam apa?!! Nggak suka banget sama karakter si bos di sini. Udah tengil, kikir, licik, suka mengambil barang yang bukan hak milik (segala tabung gas sampai kamera digital punya klien diambilnya *plak), egois, ngawur, semaunya sendiri, nggak becus koordinasi, dsb. Nggak pantes banget jadi bos pokoknya. Nggak ada wibawanya sama sekali. KEZEL!!!
Mana karyawan-karyawan lainnya juga banyak yang ajaib. Rasanya jadi pengen kasih timun ke Kerani, sebab pasti dia darah tinggi tiap hari menghadapi semua itu di kantor.
Selain itu, karena buku ini setting lokasinya di Malaysia, jadi ada beberapa istilah yang saya nggak ngerti. Seperti misalnya, di sini sering disebut-sebut kata "kereta". Saya sudah membayangkan alat transportasi darat yang bergerbong-gerbong itu. Nggak tahunya yang dimaksud kereta di sini adalah mobil.
Namun demikian, ada satu pesan yang saya dapat dari buku ini, yaitu bahwa siapa pun kamu yang barangkali sedang merasa kesal dengan atasan di kantor, bersyukurlah. Setidaknya, kamu nggak ketemu dengan atasan sejenis si bos yang ada di buku ini.
"You: You are not the poorest worker in the world. Your Boss: He is not the worst boss in the world." --- hlm. 6