What do you think?
Rate this book


265 pages, Paperback
First published May 1, 2016
Everyone's damaged in their own way.



"Kadang-kadang orang membaca buku supaya dikira pintar. Lalu mereka membaca buku sastra terkenal, buku yang mendapat penghargaaan. Dan, meskipun mereka nggak menyukainya, mereka bilang sebaliknya karena ingin dianggap bisa memabami pemikiran sastrawan kelas atas. Ini adalah hal bodoh. Jangan pernah membaca karena ingin dianggap pintar, bacalah karena kamu mau membaca, dan dengan sendirinya kamu akan jadi pintar."
Meskipun ada mayat di dalam lubang kubur, tetap sulit menentukan siapa yang baru saja mati. [...] Kematian mengambil keduanya-satu orang mati dan satu orang hidup.⭐ Untuk karakter-karakter (terutama, karakter utama) yang sangat mudah dicintai.
Kalau ini Silence of the Lambs, aku adalah mbak-mbak kurang cerdas yang dengan sukarela turun ke sumur.⭐ Untuk surat-surat cinta yang romantis, namun menyayat hati.
[...] Saya membencimu dan keputusanmu yang bodoh. Dan saya mengagumimu, karena engkau, dalam caramu yang acuh, mengubah arti dari rasa benci sehingga saya mencintaimu dan hatimu yang dingin."
'Le premier verre est aussi doux que la vie, le deuxième est aussi fort que l'amour, le troisième est aussi amer que la mort'
Gelas pertama selembut kehidupan, gelas kedua sekuat cinta, gelas ketiga sepahit kehidupan.
Kehidupan, cinta, dan kematian ada di satu teko teh : bercampur tanpa bisa dihentikan.

“Bukannya menemukan orang yang bersedia menghabiskan waktu untuk mendengarkan kamu itu lebih penting daripada memaksakan diri untuk dilihat orang yang bahkan nggak peduli?” – hal 43.
Persepolis is a ruin, but it's beautiful.
. Aduh, kenapa bisa kecolongan seperti ini? 