Jump to ratings and reviews
Rate this book

Jakarta Sebelum Pagi

Rate this book
Pukul tiga dini hari, sweater, dan jalanan yang gelap dan sepi... Ada peta, petunjuk; dan Jakarta menjadi tempat yang belum pernah kami datangi sebelumnya.

Emina menerima selembar surat tanpa nama pengirim yang diikatkan pada balon warna perak. Juga setangkai bunga hyacinth biru. Tidak ada tanda-tanda yang terang, selain seorang stalker telah mengintai kehidupan Emina. Hingga semuanya bermuara pada sosok Abel yang aneh dan misterius. Pertemuan dan kedekatannya membawa ke relung-relung rahasia, sekaligus perjalanan menyusuri tempat-tempat di Jakarta yang kini menjadi berbeda.

265 pages, Paperback

First published May 1, 2016

690 people are currently reading
7187 people want to read

About the author

Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

38 books1,411 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
2,789 (49%)
4 stars
2,112 (37%)
3 stars
647 (11%)
2 stars
105 (1%)
1 star
34 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 1,513 reviews
Profile Image for mollusskka.
250 reviews160 followers
December 5, 2016
Everyone's damaged in their own way.


Bagiku, ini seperti versi singkat sebuah novel istimewa.
Kenapa?
Karena jika segalanya lebih dikembangkan
Ini akan jadi novel romance berbalut misteri yang sangat menarik dan super unik.



Emina adalah seorang perempuan karir yang terobsesi dengan cerita Animal Farm, sehingga dia punya kebiasaan mengkategorikan orang-orang di sekitarnya dengan kelas babi-kelas babi rekaannya. Dia menderita seriusfobia alias susah fokus. Dia tinggal di kawasan apartemen yang sama dengan seorang lelaki korban perang Aljazair bernama Abel. Lelaki ini menderita suarafobia dan sentuhanfobia. Tapi dia teramat terobsesi pada Emina sehingga ia layak mendapat julukan stalker/penguntit. Berdua mereka mengawali sebuah misi penelusuran identitas penulis surat cinta yang ditemukan Abel di halaman belakang buku-buku bekas.



Ini kali pertama aku baca karya Ziggy. Dari halaman pertama udah kerasa nuansa uniknya. Karakter-karakternya pun dibuat sedemikian rupa dengan tambahan predikat/kehidupan yang terbilang di luar normal, sehingga makin kerasa uniknya novel ini. Ditambah lagi dengan humor-humor dan pemilihan kata yang diluar kebiasaan. Sungguh suatu pengalaman yang menarik. Dan, novel ini dilengkapi dengan sketsa-sketsa yang cantik. Jadi menambah keseruan dan rasa penasaran dalam membaca novel ini.

Untuk masuk ke dalam cerita ini awalnya memang agak susah, karena diawali dengan dua karakter cerewet yang ngomongin soal babi. Terasa banget berisiknya dan bikin telingaku pengang (Nyaris setiap Emina/Nissa ngomong, telingaku pengang). Selain itu juga kadang bingung siapa yang ngomong karena kalo nggak jeli dengan tanda kutip, aku nggak tahu itu dialog siapa. Di awal cerita, dua karakter ini kepribadiannya nyaris sama. Tapi setelah itu akan terasa kalau tipe cerewet mereka berbeda.



Sepanjang catatan sejarahku membuat review, hampir nggak pernah aku mengulas soal setting tempat. Tapi untuk yang satu ini, aku jadi tertarik untuk mengungkitnya. Kenapa? Karena beberapa nama tempat yang disebut dalam novel ini tanpa diduga ternyata ada di Jakarta. Iya! DI JAKARTA! Memang sih itu nama waktu zaman Belanda, tapi tetep aja bikin kaget. Serius, aku jadi tertarik ikut menjelajah bersama Emina dan Abel.

Intinya, novel ini adalah suatu perkenalan pertama yang menarik dengan karya Ziggy. Aku nggak ragu untuk baca karya-karyanya yang lain. Semoga sama uniknya. Dan semoga suatu saat Ziggy akan membuat novel yang tebal dengan cerita yang lebih mendetail tapi bukan berarti bertele-tele dan nggak penting. Karena aku yakin novel ini kalau diberikan ruang untuk berkembang akan menjadi sesuatu yang istimewa. (Bayangkan! Di sini ada sepotong cerita tentang seseorang yang menderita Hermaphrodite! Belum lagi latar belakang Abel yang korban perang juga Suki yang dewasa melebihi umurnya, jago urusan upacara minum teh, dan punya sekumpulan binatang di apartemennya! Menarik banget, kan?!)

Kutipan favoritku adalah:

"Kadang-kadang orang membaca buku supaya dikira pintar. Lalu mereka membaca buku sastra terkenal, buku yang mendapat penghargaaan. Dan, meskipun mereka nggak menyukainya, mereka bilang sebaliknya karena ingin dianggap bisa memabami pemikiran sastrawan kelas atas. Ini adalah hal bodoh. Jangan pernah membaca karena ingin dianggap pintar, bacalah karena kamu mau membaca, dan dengan sendirinya kamu akan jadi pintar."






Profile Image for ikram.
241 reviews642 followers
August 10, 2020
Ini buku aneh, aneh banget--in a good way. Singkat cerita, aku udah sering dicekoki Jakarta Sebelum Pagi oleh dua temanku; Naga dan Cia. Setiap aku tanya rekomendasi buku lokal, pasti yang disebut buku ini--dan setelah aku baca, aku mengerti kenapa mereka menyukai buku ini. Walaupun ada beberapa hal yang menurutku bisa dikembangi lagi, tapi aku cukup enjoy.

- Aku suka trope dari buku! Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie berhasil merubah sesuatu yang klise menjadi cerita yang berbeda dari yang lainnya. Selain itu juga, gaya penulisan Kak Ziggy itu tidak seperti kebanyakan penulis metropop lainnya.
- Kalau dibilang buku romance, ya sebenarnya bukan juga, karena buku ini cukup menyentuh beberapa isu penting yang masih belum banyak yang aware terhadap hal ini. Walaupun begitu, aku merasa Kak Ziggy bisa mengeksekusi dengan lebih baik lagi.
- AKU SAYANG BANGET SAMA SUKI. Waktu awal-awal mulai membaca, aku memang lebih menyukai Emina dan sedikit memandang Suki seperti aku memandang bocah 12 tahun lainnya; sok tahu. Tapi, di tengah cerita, aku akhirnya jadi sayang dan can relate the most dengan Suki. Ah, semoga kamu bahagia terus, Suki!
- Aku salut dengan Kak Ziggy. Selama baca Jakarta Sebelum Pagi, aku bertanya-tanya, ”Kak Ziggy ini baca buku apa aja ya?” Karena banyak sekali referensi-referensi yang diambil dari sastra luar serta sejarah di Indonesia. Aku pribadi suka kalau ada buku seperti ini.
- Aku juga suka sama beberapa petuah yang ada di buku ini, cukup relatable dengan kondisi kita sekarang ini.
- Tapi, meskipun aku enjoy dengan ceritanya, aku rasa banyak hal yang nggak seharusnya ada di buku ini. Klimaks yang menurutku terkesan seperti paksaan bukan plot twist, aku udah tunggu-tunggu klimaksnya Abel, Emina, Suki--tapi yang justru bukan itu klimaksnya.
- Aku melihat Emina sebagai perempuan yang menggemaskan, namun, ada beberapa hal yang ia lakukan yang membuatku geram sendiri. Emina ini salah satu karakter wanita yang kompleks sekali, ada positif dan negatifnya--sekali lagi, berbeda dengan metropop dan chicklit lainnya yang karakter wanitanya memiliki sifat Mary Sue.
- Overall, aku enjoy sama buku yang satu ini. Jadi untuk Naga dan Cia, kalian bisa berhenti bully untuk membaca JSP karena, AKU SUDAH BACA! DAN AKU SUKA!

p.s. kebetulan aku mulai baca ini jam 2 pagi, dan selesai baca jam 1 pagi. Cocok lah ya dengan judul bukunya.
Profile Image for naga.
449 reviews96 followers
December 5, 2025
just realized i have never write a proper review for this book on goodreads, which is funny because this is my all time favorite book. i talk about this everyday on all of my accounts and- well, let's skip that unnecessary rambling.

i did make a full review though, ages ago. back when the book was just released here. that's how teenage me saw the book and its message. five years later, things change and so are my views on the book (though my love for it remain the same) and i wrote a full-length, 3k words, very spoilery (shit)post here.

i will spare your time and make a tldr spoiler-free review: jakarta sebelum pagi is a book on love and about love, but not only the romantic kind. frankly, the book leans more into friendship/family kind of love rather than romantic. i gotta be honest, i always see the main characters as separate individuals as it is hard for me to see emina and abel as a couple; they go beyond that. they are more than mere boyfriend-girlfriend, if soulmates actually exist they might just be it.

it's a book that is so loud on loneliness and tragedies and pain, all disguised in jokes and random train of thoughts. i love how each characters actually have a role to play, not just being filler for the plot. nissa is a representation of us readers to emina's questionable actions, and i have to say this again: she's a good friend, a good one for reality check. abel fergani you will always be famous.
Profile Image for Rose Gold Unicorn.
Author 1 book143 followers
February 7, 2017
Nggak ragu kasih bintang 5. Baru pertama kali baca buku model begini. Ibarat makanan, buku ini tuh termasuk tipe yang All You Can Eat; sedih, absurd, gelo, gokil, nambah ilmu, inspiring, anything you name it.

Rasanya saya pengin melakukan segala hal yang ditulis di buku ini, menulis surat B.A.R, midnight excursion, belajar upacara minum teh ala inggris dan jepang, dll. Hahahaha. Penulis otaknya terbuat dari apa ya. So many information dan pengetahuan yang bisa saya dapat.

Nggak heran juga kenapa penulis berhasil meraih gelar pemenang dari DKJ. It is cool!

Saya akan coba baca buku Ziggy selanjutnya. Semoga tetap edgy!
Profile Image for Szasza.
246 reviews20 followers
September 9, 2021
3.50/5

Y'all gonna hate me for this rate but dont touch me I'm fragile

Okay satu satunya (atau dua atau tiga?) Yang buat aku menyelsaikan buku ini adalah character pak meener, suki, dan writting styles yang sangat apik.

Karakter emina bisa di bilang bener bener terlalu berisik, jokesnya banyak yang terkesan quirky bahkan beberapa ada jokes yang cukup insensitive BUT she's a great character imo di tulis dengan kuat, ya walaupun aku gak suka sama character dia bcs i dont like people who talk a lot irl and her character kinda annoy me.

Aku suka plot nya dan writting styles ka ziggy
Profile Image for Blackbufff.
47 reviews2 followers
April 7, 2021
Jakarta Sebelum Pagi adalah buku tersinting yang pernah kubaca.
Profile Image for MAILA.
481 reviews121 followers
February 13, 2017
terus mau bahas apa? babi?
terus mau bahas apa, babi?

wqwqwq tae banget

sengaja baca ini dulu sebelum buka kemasan semua ikan di langit padahal penasaran setengah mati sama buku itu,

sampai buku ini selesai, saya gaktau ini novel tentang apa kalau ada orang yang tanya wqwq
apa ya, di beberapa bagian, saya sempat merasa seperti menemukan kepingan cerita di komik solanin. jadi ya mungkin kalau ditanya orang ini tentang apa saya akan menjawab ini bercerita tentang hidup

***

buku ini penuh kejutan. saya gak pernah tau akan ada apa di halaman selanjutnya. pas baca ini juga gak mikir mau endingnya gimana atau gimana. pokoknya baca aja. dan saya lumayan suka.
saya suka nama suki, keiko, abel dan uh, emina juga walaupun setiap adegan emina ngoceh gak karuan, saya membayangkan cream blush kosmetik Emina lagi ngoceh wqwq.

emina mirip saya. saya curiga dia gemini.
eh, gatau harus siapa dimiripin siapa sih. mungkin saya yang mirip emina. spontan, sering ngobrol ngawur dan main asal ngoceh gak pakai mikir. tipe orang yang lebih sering bertindak duluan baru berpikir.

kepingan komik solanin saya temukan di pertengahan buku. waktu emina mempertanyakan kehidupannya dan seperti iri melihat suki yang sejak kecil sudah terlihat hidup; karena melakukan apa yang benar2 sukai dan kuasai.

meski saya suka menyukai nama suki, tapi saya gak suka karakternya. di deskripsi, ia terlihat seolah anak kecil banget. tapi kalau dari deskripsi umur terlihat cukup remaja yaitu 12 tahun. jadi saya kayak sebel-cinta gitu sama tokoh suki.

waktu baca ini saya juga jadi ingat teman saya yang kebetulan, mempunyai 14 kucing di rumahnya dan semuanya ia namai sesuai jenis teh dan yang cowok, ia namai sesuai petinggi2 dinasti cina jaman dulu.

apalagi ya, saya kayak orang kongslet gitu sih baca ini. sebenernya saya gak ngerti ini bahas apaan tapi saya ketawa, nangis dan juga sering melontarkan kata2 ''asem'' ''taee'' dan ''APAAN'' pas baca ini. bener2 aneh banget dah buku ini wqwq.

sama seperti halnya Abel, saya juga sangaaat membenci kebiasaan Emina yang ngomong inggris-indonesia gitu. serius. kayaknya ini bukan kali pertama saya baca novel yang tokohnya suka ngomong inggris-indo dan saya merasa baik2 saja tapi untuk buku ini saya benci setengah mati. nyebelin aja gitu. bikin kesel banget.

kutipan kesukaan

''tumbuh dewasa rasanya seperti itu. waktu masih kecil, semua orang perhatian. tapi begitu dewasa, sedikit demi sedikit kamu hilang dari pandangan. makanya orang dewasa pakai makeup, berdandan rapi, pakai baju bagus,. karena kalau nggak, nggak akan ada yang melihat mereka. penampilan, bagi orang dewasa itu seperti baju untuk manusia transparan. membuat orang tersadar kalau mereka ada. karena biasanya, di dunia orang dewasa orang2 nggak punya cukup perhatian untuk menunggu kamu bicara dan bilang kalau kamu ada'' (saya merasa pernah membaca ini di salah satu komik)

''bukannya menghabiskan waktu untuk mendengarkan kamu itu lebih penting daripada memaksakan diri untuk dilihat orang yang bahkan nggak peduli?'' (HAHAHAHAHA IZINKAN SAYA MENANGIS SEBENTAR) (bukunya tak banting sampai jauh pas saya baca bagian ini hhhh)

''kadang2 orang membaca buku supaya dikira pintar. lalu mereka membaca buku sastra terkenal, buku yang mendapat penghargaan. dan meskipun mereka nggak menyukainya, mereka mengatakan sebaliknya karena ingin dianggap bisa memahami pemikiran sastrawan kelas atas, ini adalah bodoh. jangan mpernah membaca karnea ingin dianggap pintar; bacalah karena kamu mau membaca; dan dengan sendirinya kamu akan pintar'' (ini pas baca ini bukunya mau tak bakar lho wqwq)

''kurasa ini masalah yang umum dihadapi, tapi agak menakutkan menyadari bahwa aku juga harus menghadapinya. semua orang takut miskin dan takut dipandang rendah. tapi kurasa, melihat suki yang menekuni teh dengan begitu semnagat, kurasa aku lebih takut jadi orang yang nggak tahu apa yang kusukai. lebih takut jadi bagian dari orang2 yang bahkan nggak memikirkan apa yang membuat mereka bahagia''

''kamu sudah bijaksana; tapi kamu bukan anak biasa. jutaan anak biasa di luar sana gak sebijak kamu dan mungkin saja membuat pilihan yang salah. dan kalau dari kesalahan dia atau kesalahan kamu,menyakiti salah satu dari kalian, bisa saja itu membekas dan berdampak parah. luka dari masa kecil itu lebih sulit disembuhkan daripada yang kamu dapat setelah dewasa'' (juli 2014, saya pernah mendapat surat dari seseorang yang isinya kurang lebih sama persis seperti ini. sebuah surat yang isinya ucapan selamat ulang tahun yang telat 1 bulan dan berisi nasihat seperti ini dan petuah supaya saya tetap kuat dan bersiap menghadapi usia akhir belasan. persis seperti ini)

''mungkin ini bukan waktunya lagi kamu belajar mengambil keputusan, tapi untuk membedakan jenis keputusan mana yang harus diambil keputusan orang dan yang mana untuk keputusan kamu. ambil keputusan berdasarkan keinginanmu; bukan untuk orang lain''

suka.
4 bintang saja karena 5 terlalu sempurna,
err, 3,5 sih mungkin lebih tepatnya xD
Profile Image for ti☆ra.
50 reviews50 followers
March 20, 2022
I am emotionally damaged. Weird narrative, weird characters, weird story. Even though maybe some people don’t suit Kak Ziggy writing style, I think it’s quite unique. Absurd? banget. Aneh? iya. Tapi menurut aku itu yang bikin buku ini bagus dan menarik. The narrative is so well written, it feels so lively and chaotic. We could actually see Emina’s absurd train of thoughts.

This story is an unusual love story. Yes, it’s about stalker to lover trope, I guess. But there is so much beyond just romantic love. This book isn’t just talking about two people being in love. It’s about grief, about loss and about trauma. About how to cope with all of that. About how to handle such trauma. And mentally damaged doesn’t make you any less human. I cried while reading some parts. Especially those parts when Abel feels insecure, I don't know why but I could really feel him.

Karakternya, semua, aku suka BANGET. There’s no such unnecessary character. Semuanya berperan. Semuanya aneh in a good way. Btw, sumpah aku iri banget sama Suki. Bocah dua belas tahun yang pikirannya bahkan lebih luas daripada aku yang 7 tahun lebih tua. Abel? yea, our man written by a woman! He always has his own way, walaupun creepy, buat deket sama Emina. Also Pak Mereen, you really deserve the world *pleading eyes emoticon*. Jokesnya (walaupun ngga semua) managed to make me cackling.

All to be said is I LOVED this book. This book is definitely worth the hype. Maybe this isn’t everyone’s cup of tea because its absurdity. But needless to say, this book is amazing.
Profile Image for Sheila.
478 reviews109 followers
October 30, 2020
Menyenangkan dan ringan, tapi tidak berkesan.

⭐ Untuk gaya penulisan yang unik dan kutipan-kutipan yang indah.
Meskipun ada mayat di dalam lubang kubur, tetap sulit menentukan siapa yang baru saja mati. [...] Kematian mengambil keduanya-satu orang mati dan satu orang hidup.
⭐ Untuk karakter-karakter (terutama, karakter utama) yang sangat mudah dicintai.
Kalau ini Silence of the Lambs, aku adalah mbak-mbak kurang cerdas yang dengan sukarela turun ke sumur.
⭐ Untuk surat-surat cinta yang romantis, namun menyayat hati.
[...] Saya membencimu dan keputusanmu yang bodoh. Dan saya mengagumimu, karena engkau, dalam caramu yang acuh, mengubah arti dari rasa benci sehingga saya mencintaimu dan hatimu yang dingin."


Sebagai penutup, kutipan favorit baru :
'Le premier verre est aussi doux que la vie, le deuxième est aussi fort que l'amour, le troisième est aussi amer que la mort'

Gelas pertama selembut kehidupan, gelas kedua sekuat cinta, gelas ketiga sepahit kehidupan.

Kehidupan, cinta, dan kematian ada di satu teko teh : bercampur tanpa bisa dihentikan.
Profile Image for Deago.
248 reviews21 followers
May 8, 2017
3,0 dari 5 bintang

Sebagai seorang babi impor atau mungkin babi yang melakukan migrasi ke Jakarta demi mencari peruntungan, saya merasa tidak begitu mengenal Jakarta, dan buku ini membuka sedikit sisi Jakarta yang ternyata penuh dengan sejarah (ya sedikit memang, hanya beberapa spot).

Mungkin saya akan mencoba mengunjungi Jakarta sebelum pagi tepatnya di gedung Nederlandsch-Indische Levensverzekerings en Lijfrente Maatschappij (NILLMIJ) sambil berdoa mudah-mudahan para begal sedang cuti….



Berawal dari adanya stalker misterius, Emina, babi asap yang mencoba menemukan identitas sang stalker dengan modal kepo pada gadis di bawah umur, ternyata membawa Emina pada petualangan dan dunia yang baru. Jam tiga dini hari, ada sweater, peta, dan Jakarta menjadi tempat yang belum pernah kami datangi sebelumnya.
“Bukannya menemukan orang yang bersedia menghabiskan waktu untuk mendengarkan kamu itu lebih penting daripada memaksakan diri untuk dilihat orang yang bahkan nggak peduli?” – hal 43.

Anyway, cerita yang disampaikan Ziggy sebenarnya menarik, mulai dari percakapan Emina yang absurb, upacara minum teh, hingga karakter-karakter di sekitar Emina yang weird dan unik. Karakter favorit saya adalah Suki, sepertinya berteman dengan Suki akan menaikkan satu level keseriusan saya dalam berdiskusi dengan manusia….

Tapi…. yah beberapa baris kalimat berikut mungkin berisi pandangan pribadi ….
Saya kurang suka bagian akhirnya (bagian pak meneer), “I mean I just don’t get it”.

Selain itu, terlalu banyak istilah yang mungkin cukup menjemukan. Ada beberapa kalimat yang “ga asik” buat saya pribadi, kalau menggunkan istilah dari 2 atau 3 buku/film/series saja mungkin akan lebih menyenangkan apalagi kalau mengulang dari buku/film/series yang sama seperti Animal Farm atau Doctor Who, jadi tidak perlu banyak-banyak. Dan saya suka animal farm, tapi buku ini hanya mebahas sebatas manusia dalam bentuk jenis-jenis olahan babi saja wkwk.

Nah, kalau kalian suka sesuatu yang absurb, minum teh, haphephobia, dan ligyrophobia mungkin buku ini bisa di coba…
Profile Image for Dinur A..
258 reviews98 followers
September 18, 2022
  Persepolis is a ruin, but it's beautiful.


Aduh, bagus bgt.

Bukan, ini bukan I'll Give You the Sun-nya Jandy Nelson. Sekarang kita abaikan dulu kenyataan tentang covernya yang identik. Karena yg penting isinya top! Asoy. Juara.

Satu lagi novel yg menurut saya underrated. Ceritanya unik, sebenernya sederhana dan universal, tapi penulisnya bikin seolah2 segalanya misterius, macem puzzle dalam bentuk buku yang pelan-pelan utuh sendiri. Babble yg disebar oleh si narator emang kadang ngebingungin dan suka quirky karena didasari ilmu pengetahuan absurd milik penulisnya, tapi itu cerminan dari si karakter utamanya yg emang agak nyentrik. Dan, bukan cuma tokoh utamanya aja, everybody in the story is unique. I adore them all.

Ok so what's the book about? It basically follows a story of a group of people coming across each other, each one is hurting for different reasons (well, in Abel's case, he's not just hurting, the boy is damaged). Kemudian, cerita bergulir selayaknya cerita di mana para tokohnya berusaha mencari penyembuhan dan cara memaafkan. Gitu aja intinya.

Tapi plot, narasi, tokoh, semuanya agak nggak umum. Ga kayak yg biasa ditemuin di novel2 romance Indo. Biasanya, saya ga suka sm novel yg terlalu 'aneh', tp kalo buku ini, suka bgt! Saya bisa ngerasain sih, barangkali buku ini adalah tipe buku yg cocok2an sama preferensi tiap orang. Tapi kebetulan saya jd salah satu yg bisa nikmatin flow ceritanya.

Buku ini nggak flawless, kayak misalnya kurang bgt penggambaran fisik tokoh dan deskripsi setting-nya ga terlalu eksplisit, pokoknya "Jakarta" aja tapi ga jelas di daerah mana. Makanya, mood novel ini kalo saya bilang rada-rada dreamy dan somehow magically realistic. Again, its a matter of personal preference. Kebetulan kalo buku ini saya sih suka-suka aja, he.

Dan... ini jenis buku yg bikin saya nggak peduli soal kekurangan2 minornya, karena memang bobot ceritanya ada banget. Soal ceritanya sendiri, duh, bikin merinding, in a good way. Lucu, ringan, kadang berat, tragis, tapi juga cantik. Wajib dibaca dan diselami sendiri, karena saya pun memulai halaman pertama tanpa asumsi dan ekspektasi apa-apa, which resulted in me being in absolute awe after finishing its last page.

Buku ini termasuk buku random yang saya beli di tokbuk, tanpa sebelumnya tahu-menahu review bahkan rating-nya di Goodreads. Rasanya seneng bgt kalo nemu yg begini. Akhirnya setelah sekian lama, saya nemu lagi satu novel yg bisa saya ceklis ke rak favorites..

4,5 stars, almost five!
Profile Image for sherly .
67 reviews4 followers
February 4, 2022
Akhirnya bisa baca buku yang lagi hype banget di Twitter! Seperti biasa, tokoh utamanya, Emina, punya pemikiran yang "aneh" tapi lucu banget, khas tulisannya Ziggy. Ketika Emina dapat kiriman bunga misterius beserta surat cinta yang random, dan setelah diusut ternyata yang ngirim suratnya adalah tetangga sebelahnya, Abel.

Setelah kenal dan mengobrol, ternyata Abel punya fobia terhadap sentuhan dan suara, which was strange, but they really do exists. Abel ngirimin bunganya dengan bantuan Suki, anak SD 12 tahun yang punya toko bunga dan tinggal di bawah apartemen Emina dan Abel.

Bagian mereka pengin memecahkan pengirim dan penerima surat seru banget, sih! Apalagi pas ternyata tau cerita di balik surat ini... puk-puk buat Pak Meneer😢 .

Midnight excursion, jam 3 pagi, menuju tempat-tempat yang disebutkan di dalam surat. Gatau rasanya damai, tenang, dingin tapi hangat karena ditemani coklat panas. Emina dan Abel is soooo wholesome! Jadi pengin nyobain juga malam-malam keliling kota, duduk sambil minum coklat panas. Sounds fun and calming.

Bagian akhirnya... ending yang pas banget menurutku. Nissa, Suki, Pak Meneer, semuanya akhirnya menentukan pilihan besar dalam hidupnya. Abel dan Emina, semoga semuanya bahagia <3
Profile Image for dira.
89 reviews32 followers
February 11, 2022
sumpah, buku ini aneh banget. random, unik, lucu, dan babi semuanya melebur jadi satu. aku heran banget sama isi kepalanya emina. meskipun begitu, buku ini tetep so fun to read dan keliatannya bakal membekas di aku ^_^

mungkin udah pada tau kalo buku ini lagi nge-hype banget di mana-mana. menurutku, konsepnya emang menarik dan anti-mainstream sih. emina dan babinya, abel dan fobianya, suki (I LOVE HER SO MUCH!! mau punya adek kaya suki🥺) dan ilmu per-teh-annya, kakek meneer dan suratnya, para jompo, dan lain-lain itu semuanya unikkk dan menghibur kayak you never see this before gitu?!

chapter-chapter awalnya masih ringan banget dengan candaan yang super random. buku ini berubah jadi lebih “serius” ketika mendekati bagian akhir (meskipun sempet rusak gara-gara analogi cinta dan upil dari emina). gara-gara buku ini, jadi penasaran sama buku animal farm sama tom’s midnight garden. apa lagi yah, pokoknya baca buku ini kayak new experience gitu sih, soalnya gapernah baca buku se-random dan se-“babi” ini ^__^

”Kita semua pernah sedih, dan kita boleh merasa sedih; just don’t bum each other out too much over it. Lagian, rasanya bego kalau terus-terusan sedih, padahal ada banyak yang harus dilakukan dan ada banyak makanan enak.”
Profile Image for Air.
153 reviews13 followers
July 10, 2018
4.5 bintang

S-U-K-A! Pake banget.

Pertama, alurnya anti-mainstream. Nggak ketebak. Bikin ketahihan ngebalik halaman.

Kedua, banyak BANGET fakta-fakta dan pengetahuan random yang diselipin di sini, dan saya suka itu.

Ketiga, bahasanya enak. Ini juga bikin ketagihan ngebalik halaman. Kalau dipikir-pikir sih, sebenernya bahasanya aneh gitu. Narasinya baku nggak baku. Tapi nggak tahu kenapa, pas dibaca, enak-enak aja, kok.

Hmmm terus, apa lagi ya?

Oh iya! Nggak cuma alur, tokohnya juga anti-mainstream banget. Anak SD gila upacara minum teh, korban perang di Aljazair yang punya suarafobia plus sentuhanfobia, kakek-kakek bule ganteng... Saya juga suka banget sama karakter Emina.

Pokoknya, saya suka banget sama buku ini. Kalau saya boleh ngubah sesuatu dari buku ini, mungkin kovernya bakal saya ganti. Soalnya, bisa aja buku ini dikira terjemahannya I'll Give You the Sun. Wkwk.
Profile Image for Putri Review.
74 reviews13 followers
September 4, 2016
Actual score : 4 from 5 stars

Baca lebih lengkap review novel ini di blog Putri Review : Babi, Stalker, dan Upacara Minum Teh dalam novel "Jakarta Sebelum Pagi" by Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Dari semua novel lokal yang pernah saya baca, buku Jakarta Sebelum Pagi karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (namanya beneran begitu katanya) mungkin adalah yang paling bikin saya garuk2 karena isinya yang absurd tapi bikin ketagihan. Serius deh, berapa banyak pun saya membatin bahwa novel ini terlalu random (dan seringkali gak nyambung), saya tetap membaca semuanya secara seksama, lembar demi lembar, sampai akhir.

Emina, tokoh utamanya, digambarkan sebagai gadis ceria, easy-going, yang tak bisa menahan diri untuk berkomentar tentang banyak hal. Apapun yang dia pikirkan diungkapnya dengan gamblang, dan menurut saya, kepribadian Emina itulah yang mewakili novel Jakarta Sebelum Pagi secara keseluruhan : gamblang, lantang, berani, aneh, namun merangsek masuk ke dalam hati dan menempatkan diri di sana sesukanya.

Bukan hanya Emina, tokoh-tokoh pendukung lainnya pun tidak kalah nyentrik. Ada Suki, si anak SD keturunan Arab-Jepang yang tergila-gila dengan upacara minum teh. Abel si korban perang saudara Aljazair yang menderita phobia suara dan sentuhan. Tiga jompo yang mendiami Rumah Para Jompo (kakek dan nenek Emina, juga adik perempuan kakek Emina yang biasa dipanggil Nini). Pak Meneer yang gemar membaca dan konon menghabiskan hari tuanya untuk mengurus sahabatnya yang sakit--namun tak ada yang pernah melihat sahabatnya tersebut, bahkan Abel yang merupakan cucu angkatnya pun tidak pernah.

Karakter novel Jakarta Sebelum Pagi ini mengingatkan saya bahwa tak ada manusia yang sempurna. Semua memiliki ceruk dan celahnya masing-masing, tapi dari sanalah cahaya dan air bisa masuk dan berdiam, dan bukankah begitu cara hidup bermula?

Hal pertama yang membuat saya terpukau dengan novel ini adalah alur dan twistnya yang membuat penasaran. Ziggy begitu pandai meredam dan 'meledakkan' fakta--membuat hal-hal kecil menjadi begitu istimewa, namun bisa dengan mudah menyembunyikan hal besar untuk nantinya diungkap dan membuat semuanya menjadi nyaris sempurna.

Yang kedua adalah kisah roman Abel dan Emina yang begitu awkward, namun manis luar biasa. Saya benar-benar belum bisa move on dari kebersamaan Abel dan Emina di tangga darurat apartemen mereka. Dengan dua mug cokelat hangat, selimut, serta headphone peredam suara yang melindungi mereka dari kengerian petir dan hujan yang menyerang Jakarta.

Perjalanan-perjalanan malam menyusuri Jakarta yang dilakukan Emina juga somehow membuat saya iri. Kebetulan saya memang suka sekali dengan suasana lengang jalan bebas hambatan di waktu malam, mungkin kalau situasinya mendukung, saya akan benar-benar mencoba.

Secara keseluruhan saya puas dengan novel ini. Kalaupun ada yang mengganjal, mungkin dari segi bahasa dan diksinya yang betapapun dibuat untuk mendukung gaya bercerita dan tema novel Ziggy, saya merasa seringkali terlalu slang dan asik sendiri. Saya juga merasa, beberapa elemen yang dimunculkan dalam novel semakin lama entah mengapa semakin terasa jauh dari tema Jakarta. Untuk hierarki babi somehow saya masih mengerti, mungkin masih bisa dihubungkan dengan serakahnya Jakarta dan apapun itu. Saya juga suka dengan pertengkaran antara Datuk (kakek Emina) dan Nini (adik kakek Emina) yang seringkali tanpa sensor dan kocak luar biasa, masih terasa mewakili budaya Jakarta yang keras apa adanya. Tapi untuk bagian upacara minum teh di tengah padatnya kompleks apartemen, anak SD keturunan Arab-Jepang, lalu survivor Aljazair yang phobia suara dan sentuhan, saya masih kurang mengerti korelasinya, kecuali untuk menggambarkan bisingnya Jakarta, mungkin masih bisa.

Yeah well, seperti yang saya bilang, tidak semuanya dalam novel ini make sense (dan memang tidak harus), tapi saya memang gemar meneliti hal-hal semacam ini.

Last but not least, novel ini cocok untuk kalian yang merasa bahwa tidak semua hal harus masuk akal. Untuk kalian yang menghargai proses. Untuk kalian yang menyukai hal-hal awkward dan aneh yang diam-diam mungkin menggambarkan sebagian dari diri kalian juga di dalamnya (sadar maupun tidak sadar). Novel Jakarta Sebelum Pagi memang aneh, namun memorable dan menginspirasi. Persis seperti lego yang bisa dibongkar pasang menjadi objek baru setiap harinya, Jakarta Sebelum Pagi adalah tipe cerita yang bisa kalian baca lagi bertahun-tahun kemudian, dan kalian akan menemukan hal baru yang belum pernah kalian temukan sebelumnya.

Penasaran mau baca novel Ziggy yang lainnya!
Profile Image for Annisa.
73 reviews2 followers
June 18, 2025
⭐2.5/5.0




I'm not gonna be FOMO again in order to war over an overrated book like this😮‍💨

This book has expired jokes that reminds me of 2013's TeenLit, not to mention the monotonous plots🙄

Not gonna blame the author tho, this book was published on 2016 if I'm not mistaken. It's just the hype that somehow is too loud with those overpriced sellers😤😤😤
Profile Image for Khairul Muhammad.
Author 15 books68 followers
August 24, 2017
Aku dapatkan buku ini di Jakarta tempoh hari. Membelinya bukan kerana judul, bukan juga kerana cover yang cantik. Ia kerana nama penulisnya yang panjang ya ampun.

Apapun, karyanya manis, matang dan penuh dengan ayat cinta. Ia indah, ada wangian Indonesia, melekat dengan suasana Jakarta. Best.
Profile Image for Nisa Rahmah.
Author 3 books105 followers
September 15, 2016
Hari ini, di pemakaman, ada orang yang dikubur, dan ada orang yang mengubur. Namun sepertinya, kematian mengambil keduanya--satu orang mati dan satu orang hidup. Bukan salah kematian, kurasa. Kematian hanya mengambil satu dari mereka. Masalahnya, yang ditinggal masih berusaha mengejarnya, berharap kematian mau mengembalikan apa yang ia ambil. ---halaman 1

Emina, seorang gadis metropolitan yang unik. Kenapa unik? Karena pembawaannya yang menarik: ceria, easy-going, blakblakan dalam versinya tersendiri. Orangtuanya meninggal dunia, yang tersisa dari keluarganya adalah kakek dan neneknya serta adik dari kakeknya yang tinggal di sebuah rumah, Emina memberi julukan "Rumah Para Jompo". Tetangga mereka, juga seorang lelaki tua keturunan Belanda yang dipanggil oleh Emina dengan sebutan Pak Meneer.

Lalu tiba-tiba ada orang misterius yang mengiriminya surat misterius dengan caranya yang unik. Surat itu dikirimkan dengan balon gas yang lewat dari jendela apartemennya, ditambah dengan bunga hyacinth biru. Pilihan cara mengirim surat yang unik, dan bunga langka yang tidak sembarang bisa tumbuh di Indonesia.

Isi suratnya pun tak kalah misterius. Tentang surat yang bukan atas namanya, dengan setting Jakarta bahari, namun surat itu secara gamblang ditujukan pada dirinya. Reaksi Emina tidak seperti yang seharusnya orang normal mengatasi itu. Temannya mengatakan kalau itu perilaku penguntitan. Namun Emina justru merasa penasaran. Maka dimulailah skenario investigasi yang membawa Emina berkenalan dengan seorang gadis SD yang unik bernama Suki. Suki adalah pemilik toko bunga yang berada tidak jauh dari apartemennya berada. Gadis keturunan Arab-Jepang itu memiliki hobi tak kalah unik yang berkaitan dengan teh. Anak kecil itu terobsesi dengan teh dan upacara minum teh khas Jepang!

Dari Suki, ia kemudian berkenalan dengan Abel, seorang pemuda korban perang Aljazair yang mengidap trauma terhadap suara level kronik. Hubungan yang aneh terjalin antara Emina dengan Abel. Mereka memutuskan untuk menyelidiki surat-surat misterius yang sampai ke tangan Emina dengan menjelajahi lokasi-lokasi kota Jakarta masa kini, yang terhubung dengan setting Jakarta masa lalu yang tertulis di surat-surat misterius itu.

Mengingat partnernya tidak bisa diajak memecahkan misteri ke tempat-tempat itu pada siang hari, maka mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan dini hari dan mengunjungi tempat-tempat itu, berharap dapat memecahkan isi surat dan mengetahui siapa yang dimaksud oleh si penerima maupun pengirim aslinya.

***

Satu hal yang tidak saya sukai dari keseluruhan novel ini adalah covernya yang mirip sekali dengan I'll Give You The Sun I'll Give You the Sun by Jandy Nelson . Aduh, kenapa bisa kecolongan seperti ini?

Tapi, di luar satu hal itu, novel ini benar-benar out of the box, juara! Dari mulai cara penyampaiannya, plotnya, karakternya, settingnya. Mengingatkan saya pada Animal Farm dan segala macam ke-babi-annya (ini bukan umpatan!), lalu kisah kota zaman dahulu (yang pernah pengin saya buat untuk kota saya tapi sepertinya perlu ditinjau ulang deh setelah menu buku ini), Lyanna Mormont! Suki mengingatkan saya pada karakter itu, eksekusi karakter di dalam ceritanya yang seperti sedang menonton film-film barat romantis, dan... salah satu bab dari buku Fikih Kontemporer yang pernah saya baca, yang membuat kisah ini meskipun tidak biasa, bukan berarti tidak pernah ada.

Oke mari kita bahas satu per satu. Pertama soal karakter. Saya suka bagaimana cara Ziggy menyampaikan karakternya. Meskipun ini baru novel kedua Ziggy yang saya baca, namun saya suka sekali bagaimana penulis menyampaikan cerita berdasarkan karakternya. Saya membaca Di Tanah Lada yang mana tokohnya adalah seorang anak kecil, narasi dan deskripsinya pas sekali dengan usia dan karakter Salva. Di sini, karakternya adalah Emina yang easy going dan seru. Gaya bahasa yang digunakan pun seolah menyatu dengan karakter itu. (Ehem, saya follow akun twitter Ziggy dan sering stalking juga. Saya rasa Emina ini mirip dengan Ziggy pembawaannya.)

Lalu, plotnya. Wow, saya tidak pernah bisa membayangkan ada beberapa plot aneh dan tidak masuk akal dicampur menjadi satu dan disampaikan dengan cukup masuk akal dan apik! Pertama, tentang sosok gadis metropolitan dengan segala kehidupannya yang... katakanlah bisa saya bayangkan: berjibaku dengan kemacetan jalan rahya, jam kerja, pergaulan kantor (meskipun ini bukan plot utama cerita ini). Lalu, dipadukan dengan cerita tentang seorang pemuda korban perang Aljazair. Saya saking kepo-nya, sampai googling, dan ternyata perang itu benar ada. Timeline-nya pas dengan perkembangan usia si tokoh utama. Tentang kebudayaan Jepang, lalu si bunga hyacinth yang bahkan baru saya dengar di novel ini. Dan mau tahu yang paling mencengangkan? Wah, saya tidak mau spoiler karena bisa dibilang ini salah satu plot kunci. Tapi, sesuatu ini yang benar-benar tidak dapat diprediksi dan bagi orang normal (maaf ya Ziggy, kamu sedikit tidak normal kalau begini, hahaha, ini pujian lho) rasanya susah mencapai "ide" itu dan menggunakannya serta meramu dengan plot-plot lain. Sesuatu itu yang langka, namun bukan berarti tidak ada, karena saya pernah menemukan pembahasan tentang itu di buku Fikih Kontemporer.

Dari segi karakter, juara! Suki mengingatkan saya pada Lyanna Mormont, si gadis kecil pemimpin Klan Mormont di serial Game of Thrones.



Satu hal lagi, saya kan menemukan novel sejenis ini yang sepertinya bertema kota-kota di Indonesia (saya lihat ada novel yang judulnya Jogjakarta apa gitu judulnya). Pengambilan Jakarta sebagai latar cerita saya rasa cukup pas. Apalagi, sudut pandang yang diambil oleh Ziggy adalah menceritakan "Jakarta versi lain yang tidak biasa" dengan mengambil benang merah "Jakarta tempo dulu". Namun, itu tidak membuat penulis melupakan kondisi kota tersayang ini dengan menggambarkannya dalam versi bahasa Emina dengan memberikan analogi ke-babi-annya: Emina adalah sosok Babi Asap yang terpapar polusi setiap hari karena berangkat ke kantor menggunakan motor, lalu sahabatnya Nissa, adalah Babi Yan-pi karena ia bagaikan sosok yan-pi, karena temannya itu selalu terjepit saat berdesak-desakan di dalam kereta. Lagi-lagi, ini cara penggambaran kota sebagai tema dan setting dengan cara yang tidak biasa.

Sudahlah. Juarak pokoknya!
Profile Image for Eugene .
67 reviews3 followers
November 27, 2022
"Everyone's damaged in their own way."

"Tapi yang lebih menakutkan dari apa pun yang kita takutkan adalah kalau kita terus-terusan merasa takut."

"I agree: jangan terlalu memikirkan bagaimana cerita kita akan berakhir. In fact, I don't hope we will have an end."

"... meskipun gedung ini hancur dan terlupakan, dia tetap indah dan dicintai begitu banyak orang lain, sehingga kehancurannya pun diperbaiki."

"Hidup lebih sederhana ketika otak cuma sekadar bagian dari menu masakan Padang."

"Love's like booger, right? Orang-orang mencari, dan ketemu. Kadang-kadang gagal dan cuma membuat hidung sakit dan lubangnya tambah bedar. Kadang-kadang ketemu, tapi karena kering, waktu ditarik, rasanya sakit."

Mungkin emang harusnya aku baca JSP dulu buat lebih kenal sama writing style-nya Kak Ziggy. Dari narasinya bisa dilihat bahwa Kak Ziggy bener-bener punya wawasannya yang luas sehingga cerita yang disuguhkan pun punya lebih banyak 'warna'. Aku ngerti banget kenapa buku ini viral dimana-mana karena menurutku pribadi banyak kalimat-kalimat nyempil yang ngena banget, tokoh-tokohnya juga unik, nyentrik, memorable, out of the box apalagi si Emina, ya ampun ini anak bener-bener definisi manusia FREAK TER-NGGAK-JELAS, semuanya diembat sama Emina. Tapi itulah yang bikin ceritanya berasa hidup, nggak flat, makanya langsung get clicked eversince I read the first chapter. Kalo dibandingin sama semua karya penulis yang udah aku baca sejauh ini, narasi JSP lebih ringan, luwes, ngakak karena banyolannya si Emina. Ngakak aja sih kalo dia udah mulai dengan kegajeannya dan ngehubungin segala hal dengan babi. Gara-gara Emina, aku jadi penasaran sama Animal Farm dan kepengen banget baca hahaha.

Sewaktu aku baca ini buku sempet beberapa kali kepikiran kok bisa ya Kak Ziggy mikirin plot dan karakter unik seperti ini? Brainstorming idenya gimana ya kira-kira? Kalo baca judulnya 'Jakarta Sebelum Pagi' apalagi si Abel yang notabene-nya "sentuhanfobia" dan "suarafobia" (kalo pake vocabulary-nya Emina), vibesnya bener-bener kayak sendu, magis, bermain sama imajinasi di Jakarta era 50-60an di mana semuanya masih serba conventional dan dengan segala ke-tempo doeloe-annya. Sebenernya banyak banget bangunan bersejarah di Jakarta yang menurutku sebagai orang lokal sini pun baru tau waktu baca ini buku. Kayak Kanal Molenvliet, sewaktu baca aku sambil googling. Begitu gambarnya muncul, aku jelas sangat familiar tapi baru tau namanya seperti itu. Karena beda banget sama sekarang, hampir sebagian udah tertutup sama aspal, padahal zaman dulu vibes-nya bener-bener keren parah, berasa Amsterdam rasa lokal. But nothing we can do, haha. Dan masih banyak latar tempat wisata di Jakarta yang disebutkan di novel ini yang menurutku masih terdengar sangat teramat asing, kayak Nillmij, Jembatan Juliana/Kota Intan (at least for me).

Dialog Abel sama Emina, somehow bikin aku ketar-ketir, mesem-mesem gak jelas karena porsi romance-nya not too much tapi dapet butterfly effect-nya. Suka banget sama romance tipis-tipis gini. Absolutely my cup of tea! Entah kenapa aku disudutkan oleh dilemma antara "pengen cepetan kelar biar tau endingnya" dan "nggak mau cepetan selesai". Rasanya belum rela tamat gitu.
Profile Image for Sinta Nisfuanna.
1,019 reviews63 followers
September 2, 2019
Emina bingung dengan surat-surat yang dikirim ke kamarnya melalui balon udara. Pemuja rahasia? Hmmm… bukannya ketakutan, Emina malah penasaran dan mencari tahu siapa pengirimnya. Romansa berbalut misteri menjadi warna di awal-awal kisah. Penyelidikannya membuahkan perkenalan dengan Suki, anak-anak yang menyukai teh dan acara minum teh. Suki unik dan ‘kedewasaan’nya sedikit mengingatkan Salva di novel Di Tanah Lada. Lalu, pencarian Emina berujung pada sosok yang selalu mendekam di dalam kamar yang memiliki fobia suara.

Sepanjang membaca Jakarta Sebelum Pagi, aku sempat ‘kehilangan arah’ dan merasa romansanya agak tawar, mungkin karena ke-absurb-an tokoh Emina yang suka membuyarkan konsentrasi dengan celotehnya yang mengejutkan hahaha … nantinya akan terjawab kenapa Emina seperti ini. Pencarian Emina kelak akan berujung pada kejutan dari tetangga rumah jompo yang saya sendiri nggak membayangkan ada kejadian seperti itu.

Kalau @stefaniputria bilang kisah Ziggy Z ini anti-mainstream, aku setuju banget. Dari mengemas romansa dengan bumbu misteri dan sejarah, karakter yang unik, sampai pengetahuan-pengetahuan baru tentang kejiwaan. Cuman masalah judul Jakarta Sebelum Pagi jadi yang membingungkan karena aku kurang paham kaitannya dengan cerita, apakah karena Emina dan Abel suka ngobrol dan melakukan penelusuran setiap jelang subuh?

“Saya nggak tahu. Kamu juga nggak tahu. Tapi, kita nggak akan tahu akhirnya kalau kita nggak memulai kan? Kita akan selalu berpikir kalau ada sesuatu yang salah dengan kita; dan mungkin saja memang ada. Tapi, terus kenapa?” ~ Abel h.266

Kenal karya Ziggy, pertama kali, melalui Di Tanah Lada. Salah satu yang kusukai dari Di Tanah Lada adalah penciptaan karakter tokoh yang nyleneh, Salva, seorang anak kecil yang sangat suka mengecek kosa kata di dalam kamus Bahasa Indonesia. Kepikiran banget ya? Menariknya, kesukaan Salva pada kamus ini sangat mendukung alur cerita. Hal yang sama juga menjadi poin yang menarik di Jakarta Sebelum Pagi, bagiku.

Emina dengan celotehnya yang suka tiba-tiba keluar konteks, Abel dengan suarafobia, dan Suki dengan kecintaannya pada teh dan kedewasaannya yang melebihi usianya. Terkadang aku tertawa membayangkan Suki dan Emina yang seperti sosok yang tertukar, tapi juga memperlihatkan bahwa kedewasaan tidak berbanding lurus dengan usia.

Emina dan Abel, keduanya menjadi pasangan yang unik, mempunyai dua fobia yang berlawanan. Emina berbicaranya menggebu-gedu, sedangkan Abel yang ketakutan dengan suara; lalu Abel yang pembawaannya serius, tapi dengan Emina yang selalu ngelantur ke mana-mana setiap kali dalam kondisi serius. Aku penasaran dengan kelanjutan kisah keseharian mereka setelah jadian.

Satu lagi, karakter kakek Emina yang tidak pernah berbicara, hanya berdeham, tapi Emina sangat paham apa arti dehamannya. Aku sangat merekomendasikan novel ini untuk yang ingin membaca genre romansa yang nyleneh.

“Kurasa ini masalah yang umum dihadapi, tapi agak menakutkan menyadari bahwa aku juga harus menghadapinya. Semua orang takut miskin dan takut dipandang rendah. Tapi, kurasa, melihat Suki yang menekuni the dengan begitu semangat, kurasa aku lebih takut jadi orang yang nggak tahu apa yang kusukai. Lebih takut jadi bagian dari orang-orang yang bahkan nggak memikirkan apa yang membuat mereka Bahagia.” Emina ~ h.118
Profile Image for fayza R.
227 reviews56 followers
January 11, 2017
sorry not sorry, need to say : great idea, but bad execution.
Ketemu tokoh bocah but dewasa alike lagi, sebelumnya ketemu Ava (di Tanah Lada), disini ketemu Suki (yg usianya 12 tahun).

it was okay sampai pertengahan, dan mulai bisa ngikutin alur mau dibawa kemana (dan dibawa keliling Jakarta dengan bekal surat dari masa lalu, saat dini hari - mungkin ini yg bikn judulnya Jakarta Sebelum Pagi - hwhw)

sampai akhirnya kuagak bosan, karena plotnya buat Faizah terlalu datar, padahal dengan modal surat itu bisa dibikin ala2 detektif dan agak thriller hwhw (seandainya ada konflik sama salah seorang karakter mungkin tambah rame. iya, anaknya teh drama pisan whehehe)

Emina cerewetnya mana ada, mungkin kalo aku bilang, agak pecicilan juga kkkk. ah iya, kujuga belum baca animal farm, jadi ttg babi2 itu agak belum nangkep heuheu. (soon baca, pending muluu hwhw)

Asiknya, di setiap percakapan selalu ada informasi yang disampaikan, meskipun menurut Faizah infonya ga penting2 amat, ga ngaruh sama jalan cerita, si tokoh nya mumbling panjaaang lebar, so banyak percakapan yg ku skip karena menurutku agak mubazir kalimat (karena info yg mau disampein rerata udah tau juga, mulai dr upacara minum teh Jepang dan Inggris, dll).

waktu di tanah lada agak memaafkan tokoh Ava yg dewasa alike di usia 6 tahun karena kuanggap mau mengambil sudut pandang yg beda, tapi disini kok rasanya gimana gt ngikutin tokoh Suki, lebih dewasa dari Emina dan Keiko, bahkan suka ketuker ngebayangin usia mereka kkkk (tapi kuyakin Ziggy jg punya pertimbangan sih, hoho)

Bagus kok, just not cup of my tea (cara penyampaian ceritanya).

*lagi menunggu buku Ziggy yg baru kkk
Profile Image for Jess.
609 reviews141 followers
November 26, 2022
"Just because it's different, doesn't mean it's wrong."

bercerita tentang Emina dan surat-surat misterius yang diterbangkan dengan balon di balkon kamarnya. Dari aksi misterius itu Emina pun penasaran dan mulai mencari "stalker" -nya. Pencarian ini mempertemukkannya dengan Suki si bocah dengan pemikiran dewasa yang mengolah tea room di gedung apartementnya, dan juga Abel tetangga masa kecilnya yang punya banyak rahasia dan ketakutan.

Bersama orang-orang baru ini, Emina belajar banyak hal. Bukan hanya tentang dunia luar, tetapi tentang dirinya sendiri, membuatnya spesial walaupun berbeda.

"Mengingat malam itu bukan hal yang sengaja saya lakukan; hal itu terjadi karena kamu meninggalkan kesan yang sangat dalam. Tapi, terus mengingat kamu setiap hari setelahnya adalah sesuatu yang saya usahakan."

Suka banget sama buku ini, pacenya berjalan teratur dan penuh kejutan. Pembaca akan terus merasa ketagihan membaca setiap halamannya. Aktifitas sehari-hari yang mungkin terlihat biasa, tapi dibuat semenarik mungkin, apalagi sudut pandang-nya berasal dari Emina. Suka sekali dengan cara berpikir Emina yang sangat lugas, pintar, dan apa adanya. Tak elak, hal itu membuatku seringkali tertawa saat membaca buku ini!

highly recommend!

-- RE READING ON NOV 2022 --

Re-reading this book and I fall in love with the story again.

Suka banget sama karakter Emina dan care dia berpikir yang random banget, selain itu I appreciate the characters even more on this re-read since I made annotations too while reading the physical book.

I love Suki as always dan buku ini is such a comfort read banget.
Profile Image for Khaira.
34 reviews19 followers
October 11, 2020
This book is all i want. Ada unsur misteri, romance, petualangan, komedi, keluarga, persahabatan, budaya, inspirasi dan motivasi. Buku ini juga cukup informatif karena ada beberapa hal di sini yang jadi pengetahuan baru buat aku.

Aku suka dengan pembangunan karakter tiga tokoh utamanya, menurutku cukup kuat dan unik. Emina yang absurd, ceplas ceplos, susah fokus dan nggak bisa serius. Abel dengan fobianya dan punya sifat yang bertolak belakang dengan Emina. Dan Suki, si anak misterius yang terlalu dewasa untuk usianya. Selain mereka bertiga, tokoh pendukung dalam novel ini juga nggak kalah menariknya.

Narasinya aneh, tapi aku suka hahaha. Untungnya aku udah baca Animal Farm, jadi nggak terlalu bingung dengan obsesi Emina terhadap babi di sepanjang cerita. Kamu juga bisa dapat beberapa rekomendasi buku dari novel ini.

Aku dapet vibe metropop-nya, tapi beda dari biasanya. Atau genre novel ini memang metropop? I'm just little confused.
Profile Image for Irma Agsari.
119 reviews17 followers
July 19, 2016
Sometimes I judge a book by its cover, literally. Jadi, seandainya nama penulis yang tercantum di depan bukan Ziggy Zezsyazeoviemazabrizkie, mungkin saya nggak akan tertarik untuk beli Jakarta Sebelum Pagi karena covernya mirip salah satu YA luar negeri yang cukup terkenal. Tapi karena sudah baca Di Tanah Lada yang ceritanya unik, dan saya jadi penasaran akan seperti apa jika Ziggy menulis romance, i'll just let it slide~

Awalnya saya agak kesulitan untuk masuk ke dalam cerita, serius, obrolannya ngalor ngidul banget :)) bolak-balik harus buka halaman sebelumnya karena lupa yan pi itu apa dan sebagainya, tapi lama-lama saya suka tokoh-tokohnya yang unik, aneh (and this time, not really in a good way), juga misterius.

Emina ngalor-ngidul karena emang itu adalah bagian dari karakternya, it's part of her charm. Abel punya masa lalu kelam, dan bisa dibilang sedikit damaged karena itu. Suki.. anak kecil yang dewasa banget, tapi seenggaknya udah 12 tahun sih jadi cukup masuk akal. Dan Para Jompo yang ternyata berperan besar dalam cerita ini.

Rasanya kayak apa yah.. pokoknya cerita yang kepisah-pisah, tapi mereka saling terkait, baik tokoh maupun plotnya. Tapi semua itu dieksekusi dengan pas.
Character development-nya bagus, latarnya juga nyenengin, mungkin memang ada sisi lain Jakarta yang kayak gitu (walaupun saya nggak tau apa beneran tempat-tempat tujuan midnight excursion itu beneran sepi atau nggak kalau malam, bukan orang Jakarta sih ^o^) (bisa juga nggak sepi dari makhluk-makhluk selain manusia #heh).

Memang banyak kegiatan yang terkesan "nggak umum" dilakukan orang biasa di buku ini, tapi ya balik lagi, mereka bukan orang-orang biasa. Mungkin jarang ada kisah serumit ini (atau bahkan nggak ada sama sekali), tapi buku ini bikin berandai-andai, siapa tahu, di luar sana memang ada.

Ada sedikit self discovery Emina, walaupun nggak banyak dan kayak nggak tuntas (but i see, it's all about "now", afterall..)

Selain cover, kayaknya saya nggak punya protes yang berarti tentang Jakarta Sebelum Pagi deh, salah satu buku yang (mungkin) bukan cangkir teh semua orang, tapi bakal ngasih pengalaman membaca yang berbeda.
Profile Image for Nur Afifah.
96 reviews3 followers
December 10, 2018
"Bukan? Terus mau bahas apa? Babi?"—hal. 5

"Kamu memang selalu bicara simpang-siur begini?"—hal. 159

Tiga kata untuk novel ini: Babi, kocak, asik.

Awal aku baca, langsung disuguhi dengan topik perbincangan tentang "Babi". Bahkan sampai akhir cerita pun tetap bahas Babi. Kukira ini novel humor. But, big NO! Sepertinya ini novel mistery.

Mistery dari tokoh-tokoh yang mencoba untuk menemukan Si Stalker dengan operasi bunga terbang dan asal pemilik-penerima surat-surat dalam buku. Di novel ini ada stalker, fobia, balon, bunga Hyacinth, surat, tempat wisata.

Aku rekomendasikan teman-teman untuk baca novel ini, apalagi novel ini bisa teman-teman baca gratis lewat aplikasi iJakarta.
Kenapa kalian harus baca? Novel ini beda dengan novel lainnya. Novel ini punya ciri khas.

Ciri khasnya adalah bahasa dan diksi yang digunakannya. Aku salut dengan penulis, beliau bisa mengubah kata X menjadi frasa yang membuat perutku terguncang. Buat yang belajar sastra dan menulis, boleh nih dibuat buku belajar.

Segalanya dalam novel ini sesuai dengan judul. "Jakarta". Tokohnya dibuat dengan karakter yang kuat menggambarkan Jakarta. Begitu pula latarnya. Jakarta dengan beraneka ragam budaya dan warganya, bahasa-bahasa yang warganya gunakan, tempat-tempat ala Jakarta, hingga Jakarta dini hari. Menggambarkan masalah sosial di Jakarta.

Ya, aku jadi tahu kenapa novel ini diberi judul "Jakarta Sebelum Pagi".

Warning baca novel ini, harap menyiapkan mental untuk ketawa dan sumpah serapahnya. Juga kalian akan dibuat antara senang dan sedih di akhir cerita.
Penasaran, kan?
Profile Image for ucha (enthalpybooks) .
201 reviews3 followers
February 7, 2018
Ada satu tugas karya tulis saat SMA tahunan dulu yang saya buat dengan tema "Phobia di Kalangan Remaja". Data yang saya ambil dari hasil wawancara beberapa teman asrama yang punya kecenderungan mengidap phobia ringan. Yang saya ingat ada yang phobia terhadap ketinggian, pada kucing dan pada hewan melata (terutama cicak). Pemicunya adalah rata-rata pada trauma masa kecil.

Ingatan pada phobia itu muncul lagi ketika membaca novel ini. Ini pertama kalinya membaca karya Ziggy dan saya menyukai karya yang menyenangkan ini. Karakter yang aneh, analogi ngalor-ngidul, hubungan yang membingungkan, surat-surat misteri dan semua bertautan dalam lokasi kota yang tak kalah absurdnya : Jakarta.

Saya membayangkan membaca buku ini seperti masuk labirin pikiran ciptaan trio Emina-Abel-Suki, beberapa kali tertawa karena humornya, dilanjut penasaran lokasi tempat dan mengecek fakta, atau manggut-manggut takjub tata cara minum teh, juga kadang bikin muka datar karena absurd analoginya.

Sebenarnya kalau mau serius mengecek detil bakal ditemukan beberapa hal yang tidak sesuai, Tapi saya tidak tertarik membahasnya. Lebih menarik ikut upacara minum teh dengan babi asap rambut jambon, babirusa, dan rambut iklan sampo.
Profile Image for R..
50 reviews13 followers
January 1, 2021
Sinting,

but truly makes it deserves five stars! THE DIALOGUES. The way Emina talking was really a whole new level of absurdity, her mind was awfully beyond awesome but dumb as hell but she also got a taste somehow sometimes i just can't- i really imagined the squeaky pigs whenever she's babbling such jumbled words.
65 reviews
July 2, 2018
Mengikuti #MocoQuiz #JakartaSebelumPagixiJakarta

Emina, seorang warga Jakarta, menyadari bahwa dirinya memiliki stalker setelah mendapatkan balon dengan bunga hyacinth biru, mawar, dan melati di depan apartemennya. Keinginan untuk mengetahui siapa stalker itu terlalu menggebu sehingga ia mengabaikan saran sahabatnya, Nissa, untuk melaporkan hal tersebut kepada polisi. Cerita selanjutnya adalah perjalanan Emina dengan sang stalker menelusuri Jakarta pada waktu dini hari. Suki. Surat-surat misterius.
-----
Pernah membaca dua karya Ziggy sebelumnya (Semua Ikan di Langit - Di Tanah Lada), novel Jakarta Sebelum Pagi ini prolognya sangat absurd. Saya memutuskan berhenti dan membaca novel dari penulis lain sebelum akhirnya kembali membaca novel ini lagi. Mencoba bertahan sampai bagian pertengahan novel saya kira hal luar biasa.

Sedikit demi sedikit saya menemukan hal-hal yang sudah khas bagi Ziggy, seperti tokoh anak (Suki). Ziggy selalu menciptakan tokoh anak-anak di novelnya (setidaknya dalam tiga novel yang sudah saya baca). Lalu pemilihan judul bab-nya juga unik, seperti "Nggak Bisa Bahasa Serbia, Tapi Ini Cuplikannya dalam Bahasa Asli".

Dan kenapa harus babi? Babirusa, yan pi, babi ngesok, babi asap, dll. Ahaha, sedikit tidak nyaman dengan penggunaan kata 'babi' tapi lama-lama bisa bikin ketawa juga. Anehnya, meskipun Emina sudah bertekad untuk tidak menyebut kata 'babi' lagi, ia tetap menyebutnya sampai akhir cerita.

Saya juga kadang merasa tidak nyaman dengan si Emina yang kalau bicara suka ngelantur, tapi bisa bikin ketawa juga, sih. Receh. Contohnya pemilihan kata 'Pak Meneer' supaya muncul kata 'Bu Meneer' untuk si Nin.

Terus saya juga membayangkan Jakarta pada waktu dini hari seperti yang dilakukan Emina dan Abel. Apakah benar-benar sepi? Tidak ada kemacetan? Hmm, belum pernah ke Jakarta, sih, jadi sulit membayangkannya.

Sempat googling puisi Emina karena telanjur penasaran. Banyak quotes di novel ini yang sesuai sekali dengan realita. Novel komedi receh tapi juga berisi. Menarik. Absurd. Aneh.

3/5 bintang.
Profile Image for Shafira Indika.
303 reviews231 followers
February 19, 2022
Ini buku pertama yg aku baca stlh beberapa bulan ngalamin reading slump dan jujur merasa beruntung bgt ini jd buku yg aku baca saat ini krn jd kepengen baca buku lagi.

Ceritanya unik, tokoh2nya unik—if i shouldn't say they're kinda weird. Percakapan2nya jujur unik banget sesuai dengan karakter2 masing2 tokoh yg unik. Jujur aku suka sama alur ceritanya dan gaya nulisnya sihh, ga heran buku ini dapet penghargaan.

Cerita ini punya 3 tokoh yg banyak berperan—4 sih sebenernya. Ada satu cewek kantoran yang suka menyamakan orang2 dgn babi stlh baca Animal Farm-nya George Orwell, ada cowo korban perang saudara Aljazair yg punya beberapa fobia yang ummm let's say it's unique krn jujur baru tau jg ada fobia kyk gitu, dan ada seorang anak sd yg kerja di cafe (yg ada tea room dan toko bunganya) punya kakaknya dan dibesarkan dgn pola pikir org dewasa jadinya dia ga terlihat kyk anak sd samsek. Lalu ada satu lagi, kakek-kakek Belanda yang ngerawat temennya yang sakit parah (this is the interesting part anyway!!)

'Jakarta Sebelum Pagi' sendiri diambil dari aktivitas kedua tokohnya yang suka mengunjungi tempat-tempat di Jakarta yang tertera di surat-surat yang ditemuin oleh salah satu dari mereka. Aku suka bagian ini btw.

Okay, i aint gonna tell u more (takutnya malah ngespoiler) karena intinyaaa baca aja ceritanya!! Trust me, u wont regret it because this book is really interesting :D
Displaying 1 - 30 of 1,513 reviews

Join the discussion

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.