Jump to ratings and reviews
Rate this book

Kitab Omong Kosong

Rate this book
"Tolong sampaikan agar cerita ini tidak usah dibaca karena membuang waktu, pikiran dan tenaga. Sungguh hanya suatu omong kosong belaka. Mohon maaf sekali lagi untuk permintaan tolong ini. Maaf, beribu-ribu mohon maaf." Togog

Cerita ini memang ditulis oleh Togog, yang merasa minder dan terasingkan dalam sebuah dunia yang sangat memuja Semar. Berkisah tentang malapetaka serbuan balatentara Sri Rama yang menyapu anak benua, dan menghadirkan pemandangan bencana. Inilah kisah Satya dan Maneka, rakyat yang menjadi korban, yang menjelajah dalam pencarian Walmiki penulis Ramayana, sembari berlayar di samudera cerita. Inilah saat kematian Sang Hanoman, wanara agung yang ditakdirkan berumur panjang, untuk menjaga kebudayaan. Kenapa Togog menganjurkan cerita ini tidak dibaca? Nah!

456 pages, Paperback

First published July 1, 2004

100 people are currently reading
1511 people want to read

About the author

Seno Gumira Ajidarma

97 books838 followers
Seno Gumira Ajidarma is a writer, photographer, and also a film critic. He writes short stories, novel, even comic book.

He has won numerous national and regional awards as a short-story writer. Also a journalist, he serves as editor of the popular weekly illustrated magazine Jakarta-Jakarta. His piece in this issue is an excerpt from his novel "Jazz, Parfum dan Insiden", published by Yayasan Bentang Budaya in 1996.

Mailing-list Seno Gumira fans:
http://groups.yahoo.com/group/senogum...

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
429 (44%)
4 stars
301 (31%)
3 stars
162 (16%)
2 stars
39 (4%)
1 star
25 (2%)
Displaying 1 - 30 of 113 reviews
Profile Image for Angdamdewi.
24 reviews45 followers
April 24, 2010
Kitab yang isinya bukan omong kosong, benar - benar impressive! Dari buku ini kekaguman saya terhadap Sri Rama turun dan memindahkannya pada Shinta dan Hanoman, bagaimana Rama menjalankan kecurigaannya terhadap Shinta yang diculik Rahwana ke Alengka membuatnya harus lebu geni, dan akhirnya terseok - seok dgn Lawa dan Kusa di rahimnya. Dalam buku ini, saya jadi semakin mengagumi Hanoman melebihi yang lain, ia benar - benar ksatria dan sangat setia juga perjalanan Satya dan Maneka dalam pencarian kitab - kitab. Dari semua kitab dalam pencarian, saya paling menyukai kitab terakhir yaitu "Kitab Keheningan" karena jika ibarat kertas, kitab ini kosong - dan kita sebagai manusia memiliki tinta untuk menulis bahkan melukis diatasnya, entah itu kebajikan ataupun kebathilan, semua manusia yang tentukan nasibnya sendiri. Togog. Walmiki. Entahlah ada dimana pada zaman apa atau dilangit keberapa mereka berada yang jelas pesan - pesan itu sampai melalui "Kitab" ini dan Seno Gumira Ajidarma adalah penyambung lidah zaman yang mengagumkan:)
Profile Image for Nadia Fadhillah.
Author 2 books43 followers
December 18, 2012
Membaca Kitab Omong Kosong persis seperti memakan kue tart. Besar, banyak, kalau dimakan semua langsung sendirian bisa kenyang banget, jadi makannya bisa disela minum air putih, setelah baca sampai habis puas banget, dan udah selese dicerna pasti pengen lagi.

Kitab Omong Kosong seperti itu, isinya banyak sekali nama-nama tokoh pewayangan, sampai kenyang nama-nama pewayangan. Jadi bacanya disela dengan buku-buku lain yang sekali duduk (tiga-empat jam duduk sekitar 150-250hal). Setelah baca sampai habis puas. Jelas puas, akhirnya selesai ceritanya. Dan setelah habis pengen lagi, mana buku pewayangan lain? Aku haus dan lapar cerita pewayangan!

Begitulah.
Profile Image for mahatmanto.
545 reviews38 followers
August 12, 2019
bukan ceritanya yang istimewa, tapi caranya si penulis membuat struktur cerita dan pemilihan sudut pandang yang tidak tidak lazim itulah yang membuat saya terkesan.
ini kisah ramayana biasa yang sudah dikenal, tapi menghindari kebiasaan dikotomi hitam-putihnya, kisah ini memandang dari sudut pihak yang dikalahkan [dari pengisahan yang biasa dikenal].
Profile Image for Theo Karaeng.
93 reviews14 followers
February 13, 2018
Menurut saya, buku ini terasa pintar karena dituturkan dari sudut pandang dia, yang selalu merasa bodoh, tidak tahu apa-apa, dan bukan siapa-siapa. Ya, nama juga Kitab Omong Kosong..
Profile Image for Putri Dewi.
114 reviews1 follower
July 27, 2022
An easy 5 stars.

Cerita yang mengalir, yang semestanya menggelembung, mengempis, menghilang dan mengada di mana saja suka-suka pencerita. <3

Rasa-rasanya… ini adalah sebuah buku filsafat tentang dunia. Yang ada, tidak ada, mengada, berguna, hening, dan peranan manusia dalam memberi arti pada semua pengertian itu.

Lewat sebuah cerita wayang tang pengarangnya, Valmiki, merupakan lakon pula di dalamnya. Yang menggugat ceritanya sendiri. Mengapa Dewi Sita harus dites kesetiaannya sekan-akan Rama tidak percaya Sita; atau kesuciannya seakan-akan suci adalah syarat perempuan dicintai? Mengapa manusia begitu fokus pada bentuk fisik sehingga melihat Hanuman “hanya” sebagai kera putih, seakan-akan kera lebih buruk dari manusia? Mengapa kita merasa benar dan tidak mengijinkan orang lain benar, seakan-akan kita tidak sadar bahwa pengalaman dan kesadaran kita sama terbatasnya?

Dihimpun dalam kalimat-kalimat indah yang hampir semuanya quotable, membaca Kitab Omong Kosong rasanya mengingatkan saya seperti membaca The Picture of Dorian Gray, di mana semua kata indah, dijalin semakin indah dan bermakna. Memanjakan rasa.

Yang saya sangat suka dari buku ini adalah pemilihan kata Omong Kosong padahal isinya bukan sama sekali. Seperti penulis mencoba merendah diri, merasa tulisannya fafifuwasweswos (omong kosong), yang mungkin di mata orang yang “tinggi” akan seperti itu adanya. Untung saya nggak pinter-pinter amat, jadi buku ini sama sekali bukan omong kosong, memperkaya rasa dan jiwa dan menambah cinta pada setiap makhluk di dunia.
Profile Image for Bunga Mawar.
1,355 reviews43 followers
October 15, 2009

sekedar kesan

Langit di atas Parung kelabu dirundung mendung
jari sang anak dara menari kata tanpa suara
Jikalau Togog telah dilanda iri pada sang Badranaya
irilah padanya, karena darinya kitab ini bermula, o!

tambahan kesan:
Ini memang cerita dalam cerita. Ada yang serius, rada filosofis, mengada-ada, tapi biar lebih mudah, sebut saja kisah ini hanya sekedar ngarang!

*masih perlu mengendapkan hasil pembacaan hingga menghasilkan review yang lebih dari sekedar kesan*
Profile Image for Mia Prasetya.
403 reviews268 followers
July 16, 2016
"Banyak orang berpura-pura pintar untuk menutupi kebodohannya atau sebaliknya berpura-pura bodoh untuk menutupi kepintarannya. Ada kalanya memang, berpura-pura pintar adalah berbahaya, ketika semua orang mengira yang berpura-pura pintar itu benar-benar pintar."

Seakan balik jaman kecil menikmati kisah pewayangan ala Nyoman S. Pendit, hanya saja diselipkan kalimat indah dan nasihat yang tidak sok bijak, sok menggurui namun tetap quotable.
Profile Image for Eka Fajar Suprayitno.
80 reviews
December 17, 2022
Memang omong kosong Kitab Omong Kosong ini. Mengambil sudut pandang lain Ramayana "bualan" ini berawal dengan cukup rumit namun setelah sepertiga bagian buku ini terlewati mulai menarik, itu yang saya rasakan.

Saya merasa tulisan SGA ini sedikit menjelaskan alur berpikirnya yang digunakan di tulisan lainnya.

Tulisan yang menarik namun melelahkan.
Profile Image for Glenn Ardi.
72 reviews481 followers
August 2, 2014
Tulisan SGA memang kelasnya jauh berbeda daripada buku2 sastra populer jaman sekarang yg bertebaran di gramedia.

Cerita ini mengambil latar belakang post-Ramayana, suatu kisah klasik dari India yang sudah sangat akrab saya geluti sejak kecil. Meski SGA banyak mengambil cerita ramayana dari kakawin yang dikembangkan Empu Tantular dari Sutasoma (kisah pewayangan ramayana versi Indonesia ), tapi konsep pewayangan yang SGA ceritakan disini tidak sembarangan.

Membaca buku ini sedikit mengingatkan saya seperti membaca Dunia Sophie atau PKBJ-nya Dewi Lestari. Mungkin karena style penceritaannya yg terkesan lompat-lompat, abstrak & misterius, serta mengangkat tema multi-dimensi. Buku ini jauh lebih pantas utk dibaca dibandingkan buku sastra populer gak jelas yg sekarang beredar, dan akan lebih bisa dinikmati kalo Anda sedikit banyak paham tentang cerita pewayangan.

Yang menarik dalam karya SGA kali ini adalah, pesan filosofis yang disampaikan dalam cerita ini, benar-benar kumplit dari mulai materialism, essentialism, utilitarianism, sampai existentialism. Mungkin beliau ingin agar para pembaca melihat dunia materi maupun esensi dari berbagai sudut pandang.. yang pada akhirnya, semua makna tersebut diakhirinya dari sisi absurd dengan terminologi "omong kosong" itu sendiri. Haha..
Profile Image for Och.
11 reviews1 follower
March 8, 2013
Saya memberi bintang empat dengan bintang terakhir bukan karena kekurangan yang saya lihat di buku ini namun untuk kekurang-pahaman saya terhadap dunia pewayangan yang menjadi latar di buku ini.

Dunia Seperti Adanya Dunia, cerita seperti adanya cerita : tokoh anak lelaki dan perempuan yang melakukan perjalanan untuk mencari jawaban, tukang cerita dan tokoh-tokoh ciptaannya, Rama dan Sinta, Hanoman, Brahmana

Dunia Seperti Dipandang Manusia, kisah seperti dipandang pembaca : banyak makna tetapi itu kata saya, mungkin juga buat anda tapi saya tidak menjamin. Makna itu ada kalau kita mengadakannya, mungkin seperti itu.

Dunia yang Tidak Ada, kisah yang tidak bermakna : harus diulangi makna itu ada kalau kita mengadakannya. Jadi mungkin buku ini, bisa saya katakan memang penuh omong kosong, jadi apa gunanya? bahkan mungkin pertanyaannya haruskah ada gunanya?

Mengadakan Dunia, seperti mengadakan makna : bahkan sekalipun ada maknanya, makna saya makna anda pasti berbeda. Tapi setidaknya ada makna akan memberi sedikit arti, toh sudah menghabiskan waktu untuk membaca.

Kitab Keheningan. Anda akan mengerti bila membacanya.
Atau mungkin tidak. Saya hanya berharap anda tidak marah-marah seperti Satya. Kemudian hening. Omong kosong!!
Profile Image for Fauzan Soedira.
15 reviews2 followers
November 4, 2019
Sebenarnya saya nggak perlu lagi menulis ulasan ini karena sudah sedemikian banyak ulasan yang ditulis dan semuanya raaanya seperti yang menjadi kesan saya atas buku ini.

Tapi baiklah saya akan tetap mengulasnya.

SGA adalah salah seorang pengarang favorit saya sejak lama, kesengsem sejak membaca Saksi Mata dan Jazz Parfum Insiden. Membaca bukunya yang ini saya sudah cukup paham kesintingannya dalam meramu plot, membongkar mitos dan dongeng-dongeng. Kini kisah pewayangan dia campir adukkan dengan filsafat barat. Sekilas buku ini mengingatkan saya dengan Dunia Sophie karena sudut pandang penceritaan dan sang pencerita meloncat ke sana ke mari. Kalau saja sejak di blurp buku tidak dicantumkan siapa penulia sebenarnya cerita ini, yakno Togog, mungkin akan lebih mengejutkan lagi.

Dari kelima bagian kitab omong kosong itu saya pun sekilas menangkap sejumlah aliran filsafat barat. Tapi sekali lagi ini hanya penafsiran saya saja.

Kitab Omong Kosong satu: Empirisme
Kitab Omong Kosong dua: Rasionalisme
Kitab Omong Kosong tiga: Nihilisme
Kitab Omong Kosong empat: Eksistensialisme
Kitab Omong Kosong lima: .....

Membaca novel ini kita akan dibawa ke dua jejak pemikiran filsafat timur dan barat.
Profile Image for Nonna.
137 reviews2 followers
May 31, 2019
SGA adalah dewa sastra surrealis indonesia. tidak bisa dibantah. bagaimana ia, berhasil bercerita tentang kisah mitologi dengan gaya yang khas. buku ini juga dengan sukses menjadi produk feminisme. ketika sinta memegang kendali pada dongeng ramayana, sosok maneka yang ingin mengetahui banyak hal, dan pesan kesetaraan gender lewat kisah resi gautama. bahwa resi itu tidak membedakan ketiga anaknya. ketika anjani lebih pintar dari subali dan sugriwa adalah hal lain. hakikatnya, perempuan harus lebih unggul dari laki2 dalam hal kecerdasan, menjadi bekal melawan patriarki.
Profile Image for risal.
29 reviews7 followers
January 27, 2025
Membaca buku ini tepat setelah membaca Anak Bajang Menggiring Angin adalah keputusan yang tepat. Seno Gumira Ajidarma menuliskan tentang Togong yang menuliskan tentang Walmiki (Valmiki) yang menuliskan tentang Ramayana. Namun, tokoh utama dalam cerita ini adalah Satya dan Maneka—yang awalnya dituliskan oleh Walmiki pula, sebelum kemudian melepaskan diri dari cerita.

Cerita ini merupakan lanjutan dari kisah dalam Anak Bajang Menggiring Angin di mana setelah Sinta membuktikan kesuciannya dengan masuk ke dalam api, ia kemudian kabur dari istana menuju hutan. Rama yang kehilangan lantas melakukan Persembahan Kuda dan menghancurkan peradaban di sepanjang anak benua. Satya, seorang remaja 16 tahun yang kehilangan keluarga dan orang-orang sekampungnya, bertemu dengan Maneka, pelacur 20 tahun yang kabur dari rumah bordil setelah diperkosa satu kota akibat tato kuda putih yang menjadi penunjuk jalan dalam ritual Persembahan Kuda.

Satya dan Maneka yang awalnya bertujuan untuk mencari Walmiki agar dapat lepas dari cerita dan menentukan takdirnya sendiri, menjadi berbelok arah mencari Kitab Omong Kosong setelah secara tidak sengaja menemukan peta tempat kelima bagiannya disembunyikan oleh Hanuman. Kitab ini mampu mempersingkat waktu 300 tahun untuk membangun peradaban dan pengetahuan yang musnah akibat bencana Persembahan Kuda.

Kitab Omong Kosong bagian pertama menyatakan bahwa

... dunia itu ada karena adanya dunia sendiri, yang bisa dibuktikan dengan mengukur dan memecah belahnya sehingga sekecil atom; ... (hal. 329)

Ini merupakan aliran filsafat materialisme reduksionis dan realisme ilmiah.

Kitab Omong Kosong bagian kedua menyatakan bahwa

... dunia ini ada hanya karena ada manusia yang memandangnya. (hal. 329)

Ini merupakan aliran filsafat idealisme subjektif. Kitab Omong Kosong bagian ketiga menyatakan bahwa

Dunia tidak ada, yang ada adalah cara tampilnya dunia kepada manusia. (hal. 374)

Ini merupakan aliran filsafat fenomenologi dan idealisme transedental.

Kitab Omong Kosong bagian keempat menyatakan bahwa

Kalau tidak berguna, tidak ada dunia. Apa yang benar dan apa yang baik tidak dipersoalkan, berguna atau tidak berguna itulah soalnya, yang baik dan benar adalah yang berguna. (hal. 416)

Ini merupakan aliran filsafat pragmatisme.

Kitab Omong Kosong bagian terakhir kosong karena

Ceritanya tanpa awal dan tanpa akhir, ... (hal. 120)

Karena kebenaran hanya sebuah dongeng, kebenaran itu tidak bisa dipegang dan hanya bisa dikira-kira, dengan cara-cara yang disetujui bersama, tapi tetap saja kira-kira, dan karena kira-kira maka sifatnya hanya untuk sementara. Kalau kekeliruan itu cara mengukurnya jelas, dan akan selalu menyisakan sesuatu yang belum keliru, sampai terbukti keliru juga, dan seterusnya. (hal. 120)

Ini merupakan aliran filsafat fallibilisme yang banyak dikembangkan dalam pragmatisme.

Fallabilisme ini mengingatkan saya pada aliran filsafat yang berkembang dalam matematika bahwa matematika bukan ilmu pasti, melainkan sesuatu yang bisa salah dan tidak akan pernah mencapai kebenaran yang final. Hal ini terkait dengan Teori Ketaklengkapan Godel (Godel's Incompleteness Theorem) yang menyatakan bahwa suatu sistem aritmetika—sistem paling mendasar dalam matematika—yang konsisten, maka ia bukan sistem yang lengkap—tidak bisa digunakan untuk membuktikan kebenarannya sendiri. Matematika yang konsisten akhirnya dibangun berdasarkan aksioma-aksioma yang merupakan kesepakatan—dianggap benar begitu saja, bukan berarti pasti benar.

Namun, cerita Walmiki (Valmiki) masih menyisakan kernyit dahi. Jika menilik Wikipedia, Walmiki menuliskan Ramayana mulai sekitar abad 8 SM di mana saat itu belum ada senjata api apalagi meriam seperti yang digambarkan dalam buku ini. Pun belum ada jalanan aspal, kecuali aspal alami (bitumen). Pun dengan cerita Dewi Tari yang menjadi istri Rahwana, karena setahu saya ia adalah istri Prabu Janaka. Implikasinya besar karena di sini diceritakan bahwa Sinta adalah anak Rahwana. Selain itu, kuku Pancanaka diceritakan dimiliki Hanuman dan berasal dari Sarpakaneka, padahal itu adalah milik Subali.

Jika kita menikmati Anak Bajang Menggiring Angin sebagai suatu dongeng yang jauh dari dunia nyata, maka buku ini mendekatkannya karena menceritakan tokoh orang biasa yaitu Satya dan Maneka—yang akhirnya membawa kita melihat kehidupan seperti biasanya kehidupan; kedai, penginapan, rumah bordil, dan lain-lain. Keduanya menjadi kisah Ramayana dengan pendekatannya masing-masing, yang sama-sama indah dan bisa dinikmati dengan cara berbeda pula.
Profile Image for lita.
440 reviews66 followers
April 10, 2009
satu lagi buku yang bacanya harus selesai dalam semalam :D

-------------------

selesai! buat orang yang dah dijanjiin review, nanti-nanti aja yah, lagi ga mood :P
Profile Image for Sads.
68 reviews6 followers
April 7, 2022
pertama dimuat sebagai cerita bersambung di Koran Tempo. semacam penceritaan ulang Ramayana dari sudut pandang berbeda.
walaupun pembaca tidak mendalami kisah-kisah pewayangan yang jumlah tokohnya sering memusingkan kepala, buku ini tetap bisa dinikmati.
terdapat nama nama familiar yang muncul, yang setauku jadi referensi populer; Rama, Sita (Sinta), Hanuman, Ravana (Rahwana), Negara Ayodhya, Negara Alengka, dsb.

skala yang dihadirkan memberi kesan epik.

dari tiga babak utama, terbagi lagi dalam 50 bagian. fokus ceritanya bervariasi; paduan surealis yang diangkat menggunakan aspek meta.
misal; di satu bagian menceritakan perjalanan Satya dan Maneka mencari tokoh tukang cerita Valmiki. kemudian di sela-sela perjalanan, Satya diminta bercerita oleh Maneka. maka bagian berikutnya terfokus ke cerita Satya, ceritanya pun masih dalam tema yang berhubungan dengan Ramayana, mempertanyakan kenapa riwayat Ramayana bisa mempengaruhi hidup mereka.

tiga bagian utamanya adalah;
I Persembahan Kuda
• fokus menilik ulang nilai moral absurd Rama sesuai cerita Ramayana yang berkali-kali mempertanyakan kesucian istrinya, Dewi Sinta.
seperti yang telah diketahui, Sinta diculik oleh raja raksasa, Rahwana.
Rahwana si Dasamuka (berwajah sepuluh), juga memiliki nilai yang dipegang teguh; dia jatuh cinta sepenuhnya pada Sinta, kemudian cukup kejam untuk menculiknya, namun bersikukuh untuk tidak 'merusak' kehormatan Sinta. Rahwana ingin agar Sinta menawarkan dirinya tanpa paksaan.
garis abu-abu antara kejahatan dan kebaikan mengabur.
• Negara Ayodhya, disebabkan oleh suatu fenomena, akhirnya melakukan Persembahan Kuda. memerangi setiap daerah yang dilewati Kuda Putih yang dilepas melalui suatu ritual.

II Perjalanan Maneka
• mengambil sudut pandang dua tokoh, rakyat biasa yang tidak tertulis di Ramayana. seperti diketahui, yang diceritakan biasanya adalah para dewa, raja, siluman, dan makhluk makhluk sakti.
• keduanya merupakan penyintas dari Persembahan Kuda, yang lebih mirip bencana daripada seruan perang.
• kehancuran yang disebabkan Persembahan Kuda amatlah parah sampai tidak terlihat sisa peradaban di negara negara yang dilewatinya. manusia terancam harus mengulangi eksplorasi pengetahuannya 300 tahun ke belakang, karena perpustakaan juga hancur, ilmu pengetahuan hilang.
• muncul desas-desus mengenai kitab yang merangkum segala pencapaian nalar manusia, disimpan oleh Hanuman, bernama Kitab Omong Kosong.
——
"Jangan terlalu heran. Nama kitab itu tidak keliru sebagai kunci segala bidang dalam ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan itu sebenarnya omong kosong saja."
...
"Itulah kata para mpu, bukan kata-kataku. Kalau ilmu pengetahuan hanya suatu cara menggambarkan kenyataan dan bukan kenyataan itu sendiri, sementara kenyataan itu sendiri tidak mungkin diketahui, maka ilmu pengetahuan itu sendiri menggambarkan apa kalau bukan kekosongan?"
——
• perjalanan keduanya mengarahkan mereka untuk mencari Kitab Omong Kosong.

III Kitab Omong Kosong
• atmosfer cerita berubah haluan, fokus yang diambil mengarah ke tema filosofis.
• mayoritas cerita tetap pada Satya dan Maneka, mencoba menguraikan pandangan dan pemahaman mereka atas segala hal yang dilalui dalam perjalanannya.
• Valmiki mendapat sedikit porsi untuk menyelesaikan cerita, atau riwayat hidupnya.

pembagian tiap chapter yang dituliskan dalam 7-9 halaman membuat proses baca terasa cepat. pembagian chapter yang seperti ini juga memudahkan untuk mengambil jeda.
namun, karakter tulisan tiap chapter tidaklah sama. terkadang terjadi perubahan karakter tulisan, menentukan menarik tidaknya cerita yang sedang dibahas. jadi berasa agak moody, kadang bagus banget pengin cepet nyelesaiin, kadang bosenin.
keseluruhan; buku yang unik dengan gaya bercerita yang sangat menarik. menyajikan detail detail dunia pewayangan tanpa menjadikannya membingungkan.


cocok untuk pembaca; yang sedang mengeksplorasi penulis Indonesia, tertarik pada cerita skala epik.
tidak cocok untuk pembaca; yang sama sekali tidak tau dan tidak tertarik ke cerita pewayangan.
Profile Image for Rizkana.
236 reviews29 followers
February 14, 2024
"Apalah yang tidak ajaib di muka bumi ini, Maneka?"

Saya sempat terseok-seok menamatkan buku ini. Bukan karena plot atau cara bercerita, tetapi karena ada perasaan ingin pelan-pelan melumat ceritanya. Nah, siap-siap, saya buat catatan panjang lebar, meski tetap belum berhasil mencakup semuanya, tentang pengalaman membaca buku ini.

Boleh dibilang, ada dua sudut pandang cerita yang saling bertaut. Pertama dari kisah Ramayana dengan tokoh utama Sita dan Rama. Kedua dari kisah penulis sendiri dengan tokoh utama Maneka dan Satya.

Kedua kisah terutama direkatkan dengan bantuan tokoh Hanuman dan Valmiki. Selain itu, tokoh dari cita Ramayana banyak juga yang hilir mudik dalam cerita kedua, membuatnya jadi dua dunia paralel yang, pada satu titik, berhasil beririsan. Penulis sendiri sempat menyinggung ada tiga dunia dalam cerita ini--dunia manusia, dunia dongeng, dan dunia siluman.

Selain alur cerita yang seru untuk diikuti, apalagi yang menarik?
- tema cinta yang diangkat. Kisah cinta dalam Ramayana sesungguhnya memang menyebalkan, timpang dan tendesius. Sejak pertama kali mengetahui bahwa Sita harus melompat ke api untuk membuktikan kesuciannya, saya sudah malas. Kemudian buku ini, yang diwakili sudut pandang tokoh Sita, menambah terang betapa cerita itu merugikan bagi perempuan. Poinnya, hindarkan diri dari pasangan yang maunya menang dan dihargai sendiri, yang susah melihat bahwa baik laki-laki maupun perempuan sama berharga.

- pemimpin yang salah akan membawa petaka. Rama yang tantrum akibat egonya sendiri setelah kehilangan Sita malah melakukan persembahan kuda. Poinnya, pilihlah pemimpin bijaksana, bukan hanya yang sekadar gagah perkasa, titisan dewa sekalipun.

- hidupmu, nasibmu ada di tanganmu. Jawaban Valmiki atas gugatan Maneka terhadapnya yang Maneka yakini telah menuliskan garis takdirnya tidak disangka-sangka, tetapi masuk akal. 'Selepas alur diceritakan, para tokohnya bebas melanjutkan hidup' seakan mengingatkan, 'selepas engkau dilahirkan, engkau bebas membentuk hidupmu sendiri.' Poinnya, jangan lantas menyerah dengan keadaan yang tidak menguntungkan. Selama napas dikandung badan, "Segalanya mungkin" (meminjam kata-kata Maneka sendiri kepada Satya).

- ilmu daripada harta. Satya dan Maneka mengajarkan asyiknya bertualang mencari ilmu. Saya iri dengan perjalanan keduanya, yang bisa dengan bijaksana mengubah posisi harta menjadi sebatas pelengkap hidup saja, justru ilmulah yang harusnya dikejar-kejar sampai ke ujung dunia. Poinnya, ada hal lain yang layak diperjuangkan dan bisa jadi lebih berharga dalam hidup ini, selain harta, dan tahta.

Bagi saya, dunia yang dibangun penulis dalam buku ini begitu padu dan meyakinkan. Akan tetapi bukan hanya itu yang membuat jatuh hati, melainkan berhasilnya buku ini menjadi, "buku bagus harus mengedukasi" lewat topik-topik yang diangkat. Hampir masing-masing tokoh yang muncul pun punya setidaknya satu pengalaman yang perlu menjadi pelajaran--meski sekadar menunjukkan mana hal baik, mana yang buruk.

Jangan lupa, cara bercerita penulis luar biasa memikat. Dialog para tokoh lancar disampaikan tanpa jeda yang tak perlu; pilihan kata dalam penggambaran latar menambah seru, tegang saat ada adegan peperangan atau penculikan, misterius ketika menceritakan dunia siluman, lembut ketika menggambarkan adegan penuh kasih sayang. Empat ratus empat puluh empat halaman yang sangat memanjakan pembaca. Kalau belum puas, pembaca juga bisa menelusuri buku-buku lain di daftar 'Sekadar Bacaan' yang dicantumkan penulis di akhir buku. Novel dengan daftar pustaka.

Semua itu membuat buku ini jadi buku cerita yang ingin sekali saya rekomendasikan kepada anak cucu nanti. Makanya, tanpa ragu, saya beri lima bintang.

"Manusia itu sungguh lemah, terlalu mudah merasa tidak enak. Tidak pernah merasa puas, tidak pernah merasa cukup, dan selalu menginginkan sesuatu. Tapi mereka yang bisa mengatasi kelemahannya, bisa mempertemukan kenyataan dengan kemampuannya, akan merasa bahagia. Siluman tidak pernah tahu itu."
Profile Image for free.
61 reviews21 followers
March 8, 2017
ironi/iro•ni/ n (1) kejadian atau situasi yang bertentangan dengan yang diharapkan atau yang seharusnya terjadi, tetapi sudah menjadi suratan takdir; (2) majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan makna sesungguhnya, misalnya dengan mengemukakan makna yang berlawanan dengan makna yang sebenarnya dan ketidaksesuaian antara suasana yang diketengahkan dan kenyataan yang mendasarinya.


diawali dengan ironi perdamaian melalui surat dari Rama kepada penguasa wilayah lainnya (hal 12-13):

Raja yang Terhormat,

Bersama surat ini saya beritahukan, saya Sri Rama, raja yang berkuasa di Ayodya, mengadakan Persembahan Kuda. Kerajaan manapun yang dilewati kuda putih yang kami lepaskan pada malam bulan sabit setelah surat ini disampaikan, harus tunduk kepada kami atas nama perdamaian. Barangsiapa tidak tunduk kami anggap menentang perdamaian, dan balatentara Ayodya akan memeranginya. Kami akan menjamin kekuasaan raja setempat yang menyerah, namun kami tidak akan memberi ampun siapa pun yang menentang kami. Tujuan Persembahan Kuda ini adalah mempersatukan bangsa-bangsa anak benua dalam perdamaian.

Kami membawa perdamaian, kami membawa peperangan, Baginda Raja yang terhormat boleh memilih salah satunya.

Demikianlah surat ini.

Sri Rama



ada juga percakapan antara Hanuman dengan Maneka (hal. 283) :

“Pembunuhan itu kegagalan berbahasa yang purba sekali anakku, dan hari ini masih ada. Bukankah itu berarti seluruh pendidikan agama dan ilmu pengetahuan yang telah berlangsung berabad-abad belum berhasil sepenuhnya?”
“Apakah itu berarti gagal?”
“Apakah artinya jika pembunuhan itu tidak pernah berkurang anakku? Dan itu dilakukan atas nama negara, bangsa, maupun agama.”



juga ketika Walmiki, sang pembuat cerita tidak dianggap oleh tokoh yang diciptakan dalam ceritanya (hal. 406) :

“Minggirlah sebentar orang tua! Raja mau lewat!”
Semua orang bersujud, tapi Walmiki hanya menundukkan kepala.
“Aku ini penulisnya,” pikirnya, “kenapa aku harus bersujud kepada tokoh karanganku sendiri?”
“Apakah aku sudah begitu tua dan pikunnya, sehingga tidak bisa berjiwa besar terhadap anak-anakku sendiri?”



atau ketika Walmiki diminta untuk menghabisi salah satu tokoh ciptaannya, Kapimoda, karena dia sudah bosan hidup...

Kapimoda sudah pensiun ketika berlangsung Persembahan Kuda, dan kini ia ingin mati, karena merasa sudah hidup terlalu lama.
“Bunuhlah aku Walmiki, aku sudah bosan dengan dunia ini.”
“Kapimoda, aku bukan pembunuh.”
“Ceritakan sesuatu yang mengakhiri riwayatku, aku akan berterima kasih untuk itu.”
Walmiki menghela napas. Apakah semua tokoh akan minta diurus seperti itu? Seberapa jauh tokoh-tokoh tergantung kepada pengarangnya?



dan yang paling ironis di antara yang ironis adalah Kitab Omong Kosong, walaupun namanya omong kosong tetapi isinya jauh dari omong kosong... (hal. 361)

“Kitab apakah itu Hanuman?”
“Kitab ini penting untuk kita semua, kalau engkau membeli dan menjualnya kembali, engkau akan sangat berjasa.”
“Tentang apakah isi kitab itu?”
“Isinya adalah sejarah pemikiran.”
“Tentang apa?”
“Tentang manusia dan dunia.”
“Tentu itu penting sekali, Hanuman, tidak ada kitab seperti itu di pasaran buku bekas. Apakah judulnya?”
“Kitab Omong Kosong.”
“Kitab Omong Kosong? Apakah isinya memang omong kosong?”
Hanuman menghela napas.



sebelum ditutup, kita nikmati dulu sajian dari Kedai Sekte Melata:
landak bakar bumbu merica, trenggiling bumbu kuning, biawak masak kecap, bistik ular sawah atau kadal goreng terigu...
Profile Image for Stella.
151 reviews15 followers
October 22, 2022
Kisah lanjutan dari Ramayana setelah Sita Obong yang ditulis dengan ilmu kepustakaan tinggi tanpa mengurangi nama-nama jagoan, negeri asing dan watak asli dari tokoh-tokoh Ramayana yang tidak pernah ditunjukan di sendratari manapun. Ditulis dengan begitu epic , terasa seperti membaca “The Lord of the Rings” dalam perwayangan. Bahkan kisah Maneka mengingatkan saya pada film “The Fall”. Gaya bahasa Seno Gumira Ajidarma yang indah tidak terlalu dipaksakan dan berbelit-belit, sedikit ada kesalahan gramatika, namun tetap bisa dinikmati dengan santai (seperti cara tulisnya di bukunya yang lain, “Negeri Senja”) tanpa terkesan repetitif atau predictable sama sekali. Tidak terbayang jika buku ini diterjemahkan ke bahasa asing, bagaimana emosi tulisan ini bisa mengenai hati orang asing. Maka suatu kehormatan bagi pembaca Indonesia untuk dapat menikmati buku ini.

Seno Gumira Ajidarma salah satu penulis yang tidak buta akan kemunafikan Rama yang kesatriaannya terlanjur terukir di budaya dan seni Hindu. Bisa dikatakan, yang membuat saya semakin respect dengan Seno Gumira Ajidarma adalah upayanya menekankan pentingnya nilai kebijaksanaan dalam membentuk peradaban suatu negeri.
Profile Image for Jagaddhita Pradana.
24 reviews
October 23, 2025
Membaca karya ini, saya jadi ingat tentang buku yang beliau tulis juga dari adaptasi film yang dijadikan novel berjudul "biola tak berdawai." Khas tokoh pewayangan yang Pak Seno Gumira Ajidarma (SGA) ceritakan.

Buku ini saya baca di tahun 2020 an, waktu pandemi waktu itu. Masih bisa saya ingat bagaimana tokohnya berjalan dengan alur yang tak bisa ditebak. Seakan alurnya hanya SGA sendiri yang tahu. Itulah letak keseruan membaca buku ini. Tapi, itu juga memiliki resiko. Kalau kita merasa kurang tune-in, kayaknya bakal bosen dengan itu.

Sebenernya sampulnya sudah menjelaskan isinya pewayangan. Tapi ya, begitulah Pak SGA menulis dengan cara yang saya rasa surealis. Kisah Ramayana di sini, dikemas dengan sangat menarik.

Saya tidak bisa menjelaskan terlalu detail, hanya sebatas: Ceritanya mencari kitab, ada beberapa kitab yang sedang dicari oleh tokoh kita. Nah, apakah itu Kitab Omong Kosong? Ya, kejutannya ada di situ. Kawan-kawan bisa membaca sendiri, mendapatkan pengalaman sendiri dengan membacanya.
Profile Image for Eben Haezar.
30 reviews323 followers
February 21, 2021
Keseimbangan tiga dunia yang terpusat dalam jagat omong kosong ini berhasil memberikan makna-makna kembali dalam kehidupan manusia. Meski cara-cara memaknai yang digunakan merupakan cara lama. Namun, ketika kita lupa (terutama setelah bencana persembahan kuda), proses memaknai kehidupan tersebut akan selalu mengejutkan.

Hanuman butuh beberapa tahun untuk memastikan dirinya memahami Kitab Omong Kosong, Satya dan Maneka butuh beberapa bulan, dan hebatnya Togog dan Seno hanya butuh 400-an halaman saja untuk bisa menuliskan kembali seluruh isi dari Kitab Omong Kosong.

Seperti yang dituliskan di judul, akhir dari buku ini pun hanya omong kosong belaka. Mari mengheningkan cipta untuk menghormati perjalanan Satya dan Maneka menyadari bahwa segala sesuatunya adalah makna dan omong kosong.
Profile Image for Shabhi Mahmashani.
9 reviews1 follower
May 15, 2018
Setiap pencerita memiliki angle-nya sendiri dalam menuturkan ceritanya. Begitu pula dengan Seno Gumira Ajidarma dalam Kitab Omong Kosong ini.

Dia lebih memilih angle ketulusan Dewi Sinta dan kesabaran Rahwana menunggu cintanya kepada Sinta yang tak kunjung berbalas, daripada kepahlawanan Sri Rama dalam perangnya melawan Rahwana, yang sudah terlalu mainstream.

Disamping itu, hal yang menarik adalah falsafah yang coba disisipkan dalam kitab ini, bahwa sebenarnya dunia secara wadag adalah tidak ada, dunia yang kita kenal adalah gambaran dari kita sendiri.

Gambaran kebaikan dan kebahagiaan dari kita mendefinisikan dunia ini menjadi tempat kebaikan dan kebahagiaan, begitu pula sebaliknya.
Profile Image for Yesahta Rinda.
65 reviews11 followers
May 5, 2024
Membaca buku ini bikin sekilas keingat Dunia Sophie. Tokoh-tokoh karangannya sama-sama nongol di dunia milik penulis. (Ya kh? Atau aku salah inget?? Baca Dunia Sophie udah bertahun yang lalu))

Tapi, aku suka pengemasannya. Cerita tentang pewayangan dan filsafat dipadukan dengan cerita Satya dan Maneka. Sebuah gubahan Ramayana versi Seno Gumira Ajidarma. Namun, Ramayana yang ini tidak berpihak kepada Sri Rama. (Aku marah betul sama Sri Rama !!)

Wayang kapal terlihat di layar, o
Menjauh dan menghilang di lautan
Sang dalang terlihat di dalam kapal
Dimainkan dalang di luar semesta, o!
Profile Image for Sarah Reza.
235 reviews3 followers
January 10, 2025
Menurutku, buku ini sarat akan satir dan refleksi tentang makna hidup, kekuasaan, dan pencarian kebenaran. Humor dalam cerita ini berfungsi sebagai kritik terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk absurditas kekuasaan, sifat serakah manusia, dan kebohongan yang kerap dianggap sebagai kebenaran. Beberapa bagian terasa agak lambat, inilah yang membuatku membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menamatkannya. Gaya bahasa yang digunakan penuh dengan refleksi filosofis yang kadang tidak langsung berhubungan dengan alur cerita. Mungkin biar pembaca jadi punya pemikiran sendiri dan membuat pembaca melihat dunia melalui kaca mata tokoh-tokoh tersebut.
Profile Image for An-nisa Pratiwi.
76 reviews1 follower
July 13, 2019
SGA belum pernah mengecewakan. Kitab Omong Kosong merupakan karya yg cerdas dan multitafsir.
Menurut saya pribadi, karya ini merupakan novel filsafat yg menggunakan dekonstruksi ramayana sebagai kemdaraan. Cerita kolosal sekelas ramayana, digubah dengan penguasaan materi yg memadai, sehingga tokoh di dalamnya bukan sekadar nama utk sebuah tujuan, melainkan karakter dg peran.
Judulnya pun sesuai, krn betapa pun baiknya sebuah buku, ia akan kembali pada si pembaca dan kadang-kadang berakhir sbg omong kosong pengarangnya belaka.
Sangat recommended!
Profile Image for Larasestu Hadisumarinda.
188 reviews34 followers
January 1, 2021
This is one of my best book in 2020, salute sir! Sekali aku pegang ini aku nggak bisa lepasin lagi, maunya baca terus. Aku suka cara Seno Gumira menulis cerita di sini, bagaimana dia menyusun sudut pandang plot dan karakter-karakternya. Ini petualangan untuk melengkapi Kitab Omong Kosong, yang sebetulnya merupakan kisah klasik Ramayana dari sudut pandang rakyat jelata. Kisah yang selama ini nggak pernah dengan detail diceritakan tapi di buku ini jadi satu sudut pandang baru yang segar.
Profile Image for Saji.
96 reviews5 followers
February 1, 2021
Bagaimana jika tokoh-tokoh fiksi bisa menemui penulisnya? Apakah mereka yang dianugerahi kebahagiaan, kemasyhuran, atau kekayaan akan berterima kasih, sedangkan yang dijatuhi kesusuahan dan derita akan menuntut atau bahkan minta diubah jalan hidupnya?
Anda akan menemukan jawabannya dalam buku keren ini. Ini buku yang mengajak pembacanya belajar filsafat, makna kehidupan, konsep cerita, dan masih banyak lagi sambil berpetualang.
Profile Image for Andika  Abdul Basith.
66 reviews12 followers
February 23, 2021
Saya bukan orang Jawa, tapi saya suka membaca cerita tentang tokoh Ramayana. Karena dari satu peristiwa kita bisa menciptakan seribu tafsir yang berbeda. Termasuk dalam buku Seno ini. Saya suka bagaimana Seno menggambarkan keegoisan Rama ketika memaksa Sinta untuk membuktikan kesucian diri. Apakah cinta selalu memerlukan pembuktian semacam itu? Apakah yang dilakukan Rama adalah bentuk cinta? atau semata karena kecintaannya pada diri sendiri dan kewibawaannya?
13 reviews
January 4, 2022
SGA mendekonstruksi Ramayana dengan luar biasa, tapi bukan soal mengacak-acak pengetahuan umum soal cerita-cerita tokoh Ramayana tetapi juga mempertahankan nilai-nilai yang bisa diambil. SGA menceritakan suatu korelasi antara nasib manusia di tengah pengetahuan dan kekuasaan dalam realitas aktual yang dibahasakan dengan dongeng. Kapasitas SGA sebagai sastrawan terlihat di sini, ia membawa cerita ke tataran langit, tapi tidak pernah lupa membumikan masalah.
Profile Image for dini.
231 reviews1 follower
February 28, 2022
Selesai baca buku ini cuma bisa bilang waw karena sebenarnya aku belum pernah baca cerita tentang pewayangan jadi pas baca buku ini kaya mendapatkan pengetahuan baru dan selama baca buku ini kaya ikut petualangan satya & maneka mencari kitab omong kosong.

cuma mau bilang terima kasih kepada Seno Gumira Ajidarma karena sudah menulis buku sekeren ini dan gila disini banyak dapat insight tentang cara memandang dunia ini 💜💜💜 last but not least luv u hanuman 💜
Profile Image for Satvika.
579 reviews44 followers
November 12, 2024
Kebanyakan isinya retelling dari kisah Ramayana..kalau udah ngomongin Ramayana selalu kesal dengan cara Rama memperlakukan Sita paska penculikan, Rama benar benar suami yang menyebalkan.

Kisah Satya-Maneka mencari Kitab Omong Kosong terlalu cepat, harusnya bisa dieksplorasi lagi, diperbanyak ujian ujian dan aksinya biar makin seru.

Overall buku ini recommended buat yang suka cerita pewayangan..membaca buku ini membuat saya merasa nostalgia ingin membaca karya karya R.A Kosasih lagi.
Displaying 1 - 30 of 113 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.