Jump to ratings and reviews
Rate this book

ความสุขเธอนั้น ขอฉันเถอะนะ

Rate this book
ระหว่างนั้น ใครบางคนอาจจากไปแบบจากเป็น...
และใครบางคนอาจจากไปแบบจากตาย...
ต่อให้โศกเศร้าแค่ไหน
คนที่จากไปแล้วก็ไม่หวนคืนกลับมา

สุดท้ายแล้ว
เราต่างต้องเติบโตเพื่อรับผิดชอบในสิ่งที่ใหญ่ขึ้น
และมีบทบาทที่หลากหลายขึ้น
มนุษย์จึงไม่อาจมีความสุขตลอดไปในวัยยี่สิบปีได้

258 pages, Paperback

First published May 10, 2020

44 people are currently reading
918 people want to read

About the author

Joo Youngha

5 books10 followers
Associated Names:
* 주영하 (Korean)
* Joo Youngha (English)
* ชูยองฮา (Thai)

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
153 (20%)
4 stars
367 (48%)
3 stars
200 (26%)
2 stars
32 (4%)
1 star
7 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 205 reviews
Profile Image for Phu.
785 reviews
April 27, 2023


2.75

Jang Mi-ho, người phụ nữ hơn ba mươi, tình cờ biết được người bạn thời Trung học của cô ấy, Oh Yu-jin, đã chết trong một vụ án. Vốn đã từ mặt nhau từ 17 năm trước, nhưng do tò mò về cái chết của Yu-jin, cũng như tò mò về cuộc sống trong những năm qua của cô bạn nên Mi-ho đã quyết tìm hiểu sự thật.

Mình thích cách tác giả nói về những vấn đề liên quan đến mạng xã hội ở phần đầu, đọc mấy đoạn khịa nhau mà mình cười suốt =)) Trong quá trình điều tra Mi-ho biết được thứ gọi là "Cuộc đua hạnh phúc" - đó là một cuộc cạnh tranh giả tạo giữa những bà mẹ (bao gồm cả Yu-jin) có cuộc sống giàu có, xem ai là người hạnh phúc nhất trong số họ. Họ cứ thế phơi bày những "hạnh phúc" giả tạo lên mạng xã hội.

Thật sự là mình hoàn thành cuốn sách rất nhanh, quả thực là mình có ngạc nhiên với một vài tiết lộ của tác giả. Nhưng trong quá trình đọc mình đã cảm thấy cấn cấn khi tác giả chuyển hướng truyện sang phần khác, từ quá khứ của Mi-ho tác giả lột tả những nỗi đau và sự thật mà Mi-ho và hai bạn của cô năm xưa. Trong phần này tác giả nói lên sự trói buộc và vô trách nhiệm của những bà mẹ, sự vô tâm của Xã hội, đoạn giữa Mi-ho và mẹ ở hiện tại đúng cảm động theo cách nặng nề; nhưng những điều đó lại không che lấp được nhân vật vẫn thiếu chiều sâu, nhân vật phụ và vấn đề thì chẳng được giải quyết triệt để.

Tác giả đã tạo ra vô số cú twist trong cuốn sách, mình có bất ngờ nhưng đồng thời cũng không thích bởi mình thấy nó thiếu tự nhiên. Thật sự là sau phần đầu mình cảm thấy truyện đã không còn giống như tiêu đề nữa, đó chỉ là chạy đua để cứu vớt sai lầm ở quá khứ của Mi-ho.

Trong cuộc đời của con người bao giờ cũng có cả khổ đau và hạnh phúc. Cuộc đời ai cũng có một sự bất hạnh nào đó và bất cứ ai một ngày nào đó cũng sẽ đối mặt với sự bất hạnh đột ngột tìm đến.
Profile Image for Hestia Istiviani.
1,035 reviews1,963 followers
January 17, 2022
Kata Baudrillard, ada garis tipis antara realitas dengan simulasi simulakra.

Media sosial menampilkan rupa-rupa dunia yg bisa kita pilih sendiri. Mau dapat informasi, edukasi, atau hiburan? Pengguna tinggal klik "Follow" atau "Subscribe."

Pekerjaan sbg kreator konten jg dipandang lumrah. Semakin banyak pengikut, peluang u/ dilirik brand & mendapat "endorse" semakin tinggi. Uang bisa mulai mengalir masuk. Tidak jarang kita melihat mereka yg berhasil membangun dinasti berkat konten yg mereka ciptakan.

Bagaimana dg kreator yg sudah kaya raya? Apakah mereka masih perlu mengunggah keseharian di media sosial?

Bagi 3 ibu yg anaknya pergi ke TK Internasional Heritage, eksistensi di media sosial adalah suatu yg krusial. Didorong pula dg stigma masyarakat terhadap perempuan: sebagai istri & ibu, mereka masuk ke dalam perang kebahagiaan. Berlomba menunjukkan siapa yg paling disayang mertua, yg paling dicintai suami, yg paling dimengerti anak. Pokoknya harus paket komplit!

Hingga suatu malam di komplek mewah Apartemen High Prestise, Oh Yoo-jin, sang istri ditemukan tewas dlm keadaan bergelantungan di balkon. Jang Mi-ho yg merupakana kawan SMA korban tdk percaya begitu saja dg pernyataan polisi. Ia pun berinisiatif u/ menyelidiki sendiri.

Ada apa dg komentar pedas yg ditinggalkan di akun Yoo-jin? Apakah benar itu semua cuma reka adegan dari kehidupan rumah tangga orang kaya yg ternyata porak poranda?

Dalam Happiness Battle, Joo Youngha menghadirkan suasana menegangkan. Ketimbang mencari tahu siapa pelaku, Youngha lebih fokus pada "whydunit."

Aku sendiri cukup ngos-ngosan. Beberapa bagian terasa intense & beberapa bagian juga membuat jengkel. Aku tdk menyangka bahwa Youngha menyelipkan sesuatu sbg penutup cerita. Yang semula kukira kasus Yoo-jin sdh selesai, rupanya masih ada "secret layer" yg blm dibuka.

Memilih buku ini u/ dibaca karena terpikat desain sampulnya (oleh Martin Dima ) eeh malah kepincut juga dgn ceritanya.

Naskah diterjemahkan dari bahasa Korea oleh Iingliana.

TW // suicide, sexual assault & harrassment
Profile Image for Mio Trần.
6 reviews
July 11, 2023
Phần đầu ổn áp phết luôn ấy, phần sau tệ đi và mất phương hướng giải quyết.
Profile Image for Kezia Nadira.
59 reviews6 followers
August 23, 2022
Sehabis menyelesaikan buku ini, saya termenung cukup lama. Bukan karena begitu tenggelam dengan ceritanya, tapi saya berusaha mencernanya. Mungkin saya akan menyebut buku ini sebagai buku "tanggung"....

Jujur, ketika menyelesaikan halaman terakhir, saya jadi berpikir sebenarnya inti dari buku ini apa, sih? Membaca blurb-nya, saya kira buku ini akan lebih menjabarkan perjuangan mencari kebahagiaan sekelompok wanita. Atau, persaingan media sosial untuk menunjukkan siapa yang paling bahagia. Bukankah dari judulnya memang seharusnya begitu?

Tapi, nyatanya, buku ini lebih fokus ke penyelesaian luka lama 17 tahun lalu yang menimpa Mi Ho, Se Kyeong, dan Yoo Jin. Bahkan "plot twist" di akhir yang mengungkap identitas Yoo Jin sebenarnya malah membuat saya mengernyitkan dahi. Plot twist yang diberikan penulis malah semakin membuat begitu banyak plot-hole dalam cerita ini bagi saya. Malah membuat saya makin bertanya-tanya, semakin membuat segala sesuatu di dalam cerita ini tidak masuk akal.

Saya mengerti, sih, motivasi Mi Ho menyelidiki kematian di apartemen High Prestige adalah untuk "menyembuhkan" luka lamanya. Tapi, mengingat "plot twist" yang disuguhkan, apakah luka tersebut benar-benar sembuh di akhir? Bukannya malah menumbuhkan "luka" baru lagi bagi Mi Ho? Lalu penyelesaiannya bagaimana? Apakah bisa hanya dengan kata-kata "Mari kita tidak lagi menyalahkan diri sendiri, mari kita bersedih dan berkabung bersama?". Maksud saya, dengan tewasnya Yoo Jin saja, Mi Ho yang memang sudah dihantui perasaan bersalah bertahun-tahun harus membangkitkan luka lama lagi, apalagi ketika ia mengetahui "plot twist" yang sebenarnya? Bukankah ia tidak semakin merasa bersalah?

Karakter Mi Ho bukanlah karakter yang saya sukai. Dia pengecut, tidak memiliki keberanian untuk melawan ketidakadilan yang dimilikinya. Penyesalan yang dirasakannya sungguh terlambat dan tidak ada jalan keluar untuk penyelesaiannya. Jika kalian sudah tau "plot twist" yang dimaksud, kalian akan semakin membenci Mi Ho dan semakin bersimpati dengan Yoo Jin.

Sepertinya penulis keliru membangun cerita sedemikian rupa di buku ini untuk menuju "plot twist" yang dimaksudkan. Plot twist yang ada malah membuat keseluruhan cerita di halaman-halaman sebelumnya tidak berarti. Jadi, apa yang didapatkan Mi Ho dari penyelidikannya? Sungguh tidak bisa saya rasakan. Apalagi, esensi penderitaan yang dialami Na Yeong? Jeong Ah? Ji Ye? Banyak sekali karakter yang sebenarnya tidak perlu ada, ditambah penjabaran yang bertele-tele ke sana kemari, apabila tujuan penulis ya hanya demi perjuangan Mi Ho menyelesaikan luka lama dan berdamai dengan dirinya sendiri.

Selain motivasi dan tujuan cerita yang bagi saya masih blur, saya juga kurang bisa menikmati penuturan cerita di sini. Terlalu banyak kalimat repetitif, walaupun harus saya akui buku ini cukup page-turning (ya lebih seperti karena saya penasaran saja sih, walau berujung kecewa). Kalimat deskriptif yang terlalu repetitif ini membuat mata saya gerah dan melompat-lompat ke bagian yang ingin saya ketahui saja.

Untuk plot hole, saya tidak akan bahas terlalu banyak karena takut spoiler. Sebenarnya kalau "plot twist"nya bukan seperti itu, plot hole tidak akan terlalu banyak. Tapi karena plot twist-nya memaksakan, plot hole jadi semakin banyak saja. Cerita juga tidak ditamatkan dengan jelas, saya sebenarnya kurang suka buku yang terlalu menggebu-gebu di awal namun tanggung di akhir seperti ini. Malah, membuat yang baca termenung di akhir bukan karena tenggelam dalam cerita atau simpati pada karakter, namun karena berusaha mencerna "hah?".

Isu yang diangkat dalam buku ini sebenarnya menarik, seandainya saja bisa dikemas lebih baik. Tentang sisi gelap seorang ibu terhadap anaknya, yang membubuhkan luka dan trauma masa kecil hingga anak tersebut dewasa - yang kemudian sangat mempengaruhi anak itu nantinya dalam kehidupannya saat beranjak dewasa. Pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang mana orang-orang menutup mata demi kepentingan mereka sendiri. Tuduhan tak berasas kepada seseorang yang asal saja mereka tunjuk demi keamanan mereka sendiri. Dunia yang sesungguhnya sangat relate dengan realita yang menyedihkan dan menyeramkan.

Sebenarnya inti dari buku ini dan yang dimaksud dengan judul "Happiness Battle" adalah perjuangan Mi Ho dalam mencari kedamaian, ketenangan, dan kebahagiaannya. Ia tidak pernah bahagia selama ia hidup akibat tekanan dari ibunya serta kejadian tujuh belas tahun yang lalu. Kisah ini lebih fokus kepada dirinya yang berusaha menyembuhkan lukanya sendiri.

Yang saya suka, mungkin buku ini sedikit menyindir tren penggunaan media sosial untuk pamer kebahagiaan, kamuflase hal-hal buruk yang mungkin terjadi dalam hidup seseorang. Media sosial sekarang dimanfaatkan untuk ajang pamer kehidupan dan membandingkan kehidupan siapa yang lebih baik. Dan kebahagiaan itu semu. Hanya sebatas di balik layar kaca. Seperti di buku ini. Kita tahu apa yang terjadi di balik semua postingan penuh kebahagiaan yang membuat orang iri dengki tersebut.

Tapi, ada kata-kata yang membuat saya terngiang dalam buku ini.

"Kita tidak perlu memastikan diri kita semakin bahagia, kita hanya perlu menghancurkan kebahagiaan orang lain."
Profile Image for Meiliana Kan.
242 reviews52 followers
April 1, 2022
Dari blurbnya, cerita di buku ini tampak menarik sekali. Sebuah kasus mengenaskan menimpa pasangan suami istri yang tinggal di apartemen elite. Sang suami, Kang Dojoon, ditikam di punggungnya dan sang istri, Oh Yoojin, tewas dengan posisi aneh seperti bergelantung di balkon. Apartemen mereka yang menjadi TKP pun terlihat dalam kondisi mengerikan karena seluruh apartemen "dihiasi" dengan bercak darah. Jang Miho yang melihat berita kasus itu pun langsung terdorong untuk menyelidiki kasus itu karena ia mengenal Oh Yoojin yang merupakan sahabat semasa SMA nya.

Jang Miho perlu mengorek informasi dari banyak orang yang berhubungan dengan Oh Yoojin yang tewas, yaitu para Ibu-Ibu TK elite yang juga tinggal di apartemen itu. Dan diketahui bahwa Oh Yoojin terlibat "perang kebahagiaan" di media sosial dengan beberapa Ibu-Ibu TK. Mereka memposting foto keseharian mereka di rumah bersama keluarga dan barang-barang mewah yang menunjukkan bahwa mereka tampak lebih bahagia dibandingkan orang lain sampai orang-orang menuliskan, "aku iri sekali padamu" di kolom komentar. Kemudian polisi secara resmi mengatakan bahwa Oh Yoojin tewas bunuh diri setelah menikam suaminya. Kenapa Oh Yoojin yang memiliki puluhan ribu pengikut di media sosial dan selalu memposting foto-fotonya yang bahagia bisa berbuat sekeji itu?

Sepanjang cerita, aku dibuat bertanya-tanya akar masalah dari tragedi yang nampak seperti gunung es itu. Aku "mengikuti" Jang Miho yang berusaha mengorek informasi dari Ibu-Ibu TK yang lain dan juga dari anak-anak Oh Yoojin dan diketahui bahwa ada sesuatu yang berusaha ditutupi Oh Yoojin sampai ia menghembuskan napas terakhir. Buku ini sudah page turner dari halaman pertama. Ada banyak sekali lapisan bawang yang dikupas dari sesuatu yang menjadi akar "perang kebahagiaan". Semakin lama aku diajak "melihat" orang-orang yang terus-terusan memamerkan hidup mereka di media sosial agar kebahagiaan mereka divalidasi orang lain sementara kehidupan asli mereka jauh dari kata bahagia. Buku ini jelas mempertontonkan potret kehidupan masyarakat modern yang hidupnya sudah bergantung pada media sosial. Aku suka dengan cara menulis membeberkan kebahagiaan fana yang menjerat pada tokoh dalam buku. Mereka mengejar harta, status, dan image demi sesuatu yang fana dan hidup mereka langsung hancur ketika kegagalan mengetuk pintu sampai mereka lebih rela mati daripada berhadapan dengan hal-hal tidak menyenangkan yang mereka anggap sebagai aib besar. Aku hanya bisa merasa kasihan dengan orang-orang seperti itu karena baik di dunia media sosial ataupun di dunia nyata hidup mereka penuh dengan kekosongan.

"Manusia adalah mahkluk yang lebih dekat dengan kesedihan daripada kebahagiaan. Kebahagiaan sangan abstrak, sementara kesedihan sangat spesifik. Karena itulah manusia menyadari keberadaan diri mereka melalui kesedihan."

Tapi..... tetap ada tapinya wkwkwk ada beberapa scene yang membuatku geregetan karena terlalu dramatis dan mengingatkanku pada drakor SKY Castle dan Penthouse (aku gak nonton Penthouse sih tapi aku tau kalau karakternya dramatis banget sampai bikin orang-orang ngelus dada 😂😂) dan ada pertanyaan besar yang menggantung di akhir cerita. Setelah plot twist yang ternyata menunjukkan bahwa kebingungan langsung menyergapku seketika. Sesaat setelah aku membaca habis buku ini rasanya aku pingin ngajak ngobrol penulisnya gitu. Apa-apaan sih dia bikin buku yang dari awal bikin aku ber"hah?! hah?!" ria lalu menamparku dengan plot twist yang bikin aku speechless sampai menimbulkan kebingungan besar di akhir cerita?! 😭😭 Atau aku yang skip ya bacanya? Ada yang bisa ngasih aku penjelasan? 😭😭
Profile Image for h.
374 reviews148 followers
March 24, 2022
"Mana ada yang dinamakan kebahagiaan sempurna di dunia ini? Itu hanya delusi."

Isi bukunya gak secerah covernya ya :) buku yang memuat ttg sirkel pertemanan yg melakukan olimpiade siapa paling bahagia dengan update-an sosial media sampai lupa menjadi diri sendiri sangat relate untuk sekarang, cause the FOMO is real.

Berkali-kali ketipu sama twistnya. This book so much fun.
Profile Image for Nureesh Vhalega.
Author 20 books151 followers
January 26, 2022
Rasanya masih deg-degan. Takut sekaligus cemas. Buku ini perpaduan lengkap tragis dan ironis.

Perang Kebahagiaan ini kudapatkan berkat penerbit yang salah kirim. Meskipun sudah lihat covernya yang eye-catching sejak beberapa waktu lalu, aku nggak tergoda beli atau baca karena selintas dari blurbnya ada hawa Sky Castle plus The Penthouse, sungguh bukan jenis kesukaanku. Eh, setelah kubaca, ternyata bedaaa.

Jadi, buku yang diterjemahkan langsung dari bahasa Korea oleh Iingliana ini bercerita tentang kasus kematian Oh Yoo-jin, seorang perempuan yang sempurna di media sosial: tinggal di apartemen mewah, punya suami kaya raya, serta dua anak perempuan yang menggemaskan. Waktu beritanya mencuat, Jang Mi-ho aka teman SMA Yoo-jin terobsesi untuk memecahkan kasusnya. Buku ini lebih fokus ke bagian "kenapa tragedi itu terjadi" daripada "siapa pelakunya".

Sepanjang baca, aku sangat senang dengan kualitas cetakan yang rapi. Teknis tidak tabrak lari. Terjemahannya pun apik. Dari ceritanya sendiri udah menarik, apalagi bagian lomba siapa paling bahagia di medsos ini dekat banget sama realitas sehari-hari. Awalnya bikin sesak sih, tapi lama-lama terbiasa dan susah berhenti baca. Senagih itu. Kemudian aku merasa "ditabok" plot twist 30 halaman terakhir buku. Menguatkan niatku memberikan 4 bintang buat novel ini.

Beberapa bagian harus diberi trigger warning sih: suicide, sexual harassment, toxic parents, etc.

Secara keseluruhan, buku ini memantik rasa penasaran, geregetan, gemas, cemas, panik, mual, dan jantung berdebar di atas normal. Aku sangat berterima kasih kepada GPU, editor, penerjemah yang bekerja sama hingga buku ini terbit, juga tim yang salah kirim buku ini. Aku akan baca buku-buku dari penulis ini kalau ada lagi ^^
Profile Image for Rachel Yuska.
Author 9 books245 followers
June 6, 2022
“𝘉𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘶𝘳𝘢-𝘱𝘶𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘶𝘳𝘯𝘢 𝘥𝘪 𝘮𝘦𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘰𝘴𝘪𝘢𝘭. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯, 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘯𝘢𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘶𝘳𝘯𝘢.”
.
Saat Mi-ho mengetahui bahwa Yoo-jin, sahabat SMA-nya dulu, tewas terbunuh di apartemennya sendiri, dia melakukan penyelidikan secara independen untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dibantu oleh Se-kyeong, sahabatnya juga, Mi-ho menguak layer demi layer misteri yang menyebabkannya kematian tragis Yoo-jin.
.
Yoo-jin dewasa hidup dengan kemewahan. Dia memiliki dua orang anak dan suami yang memanjakannya. Dia tinggal di apartemen mewah daerah Gangnam. Yoo-jin juga berteman dengan ibu-ibu berkelas yang bergabung di kelompok 'Pemeras Cantik'. Mereka sama-sama memiliki anak TK, suka hang out bersama dan pamer kebahagiaan di akun sosmed.
.
Novel ini menyoroti kehidupan selebgram dan selebgram ala-ala yang suka pansos demi mencapai status tertentu dan mendapat pengakuan publik. Saya suka dengan plotnya yang cukup rapi walau menggunakan dual timeline. Tokoh-tokoh dan konfliknya realistis, sangat relate dengan kehidupan era sosmed. Yang saya kurang sukai adalah ada beberapa tokoh yang muncul dengan masalah tapi tidak ada penyelesaian, juga beberapa bagian di novel ini repetitif. Tapi, plot twistnya juara. Benar-benar di luar dugaan.
.
Salah satu novel mystery thriller Korea Selatan terbaik yang pernah saya baca.
.
tw: suicide, sexual harassment, physical abuse, mental illness
Profile Image for Brenda Waworga.
667 reviews695 followers
May 14, 2022
This is such a dark murder mystery and somehow felt really relateable too… this is a story about how “Fake Happiness” people love to show on their socialmedias, how socialmedia became such a dark tool to battle with their friends showing who got the best job, house, family & wealth… i love i truely couldn’t guess the twist and revelation in the end of the story

3.5⭐️
Profile Image for Kumala Dee.
157 reviews13 followers
June 7, 2022
Nggak bisa berkata-kata, penulis berhasil meramu tulisannya menjadi labirin yang menyesatkanku haha. Buku ini melebihi ekspektasiku, page turning dan mind blowing
Profile Image for Leila Rumeila.
989 reviews30 followers
July 17, 2022
Cukup page-turner yg buat gue akhirnya kasih 4⭐
Meskipun ada plot twist di bagian menjelang akhir tapi bukan yg blew my mind away, kaya "ooo gitu" aja.

Sebenarnya, ekspektasi gue ceritanya akan lebih didominasi dengan part2 antar ibu2 TK di sini yg berlomba2 show off kebahagiaan palsu mereka di socmed, karna entah kenapa menghibur banget dan seru dibaca.
Namun ternyata lebih banyak porsi detektifnya.

And well, sejujurnya gue merasa kaya banyak plothole tapi gue juga engga tau persis di bagian mana aja, lol.
Juga, gue merasa alurnya kurang terstruktur entah kenapa, semacam kurang rapi untuk standar buku2 Asian-thriller yg lumayan banyak gue baca dari penulis2 lain.

Oh hampir lupa, ada 1 yg gue engga suka dari buku ini. Pengulangan banyak kalimat2nya! Bagi gue itu lumayan bothering, di luar maksud penulis mungkin ingin memberikan penekanan atau reminder pembacanya akan 1 kalimat tsb. Tapi personally, gue akan skip kalimat2 yg sudah gue baca sebelumnya tsb. Karna? Yakaliiii gue baca lagi -_-
Profile Image for Stef.
590 reviews190 followers
January 28, 2022
"Mungkin dia sendiri tidak yakin dengan kebahagiannya. Karena itu dia selalu ingin mendapat penegasan dan pembuktian dari orang lain. Dia pasti rendah diri dan tidak punya kepercayaan diri.
Benar. Kebahagian itu tidak nyata."
Profile Image for Juwita.
333 reviews5 followers
April 21, 2022
Kisah yang benar-benar nyata dan terjadi di kehidupan kita. Kadang kita turut ambil andil dalam kematian seseorang. Namun, berdukalah dengan semestinya. Kebahagiaan itu sederhana, sungguh sederhana
Profile Image for ANPRA.
94 reviews5 followers
April 6, 2022
Aku pernah melihat suatu kutipan dibuku ANXIOUS PEOPLE karya fredrik backman yang menurutku mindblowing but very make sense:
𝑻𝒉𝒆 𝒕𝒓𝒖𝒕𝒉 𝒐𝒇 𝒄𝒐𝒖𝒓𝒔𝒆 𝒊𝒔 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒊𝒇 𝒑𝒆𝒐𝒑𝒍𝒆 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒍𝒚 𝒘𝒆𝒓𝒆 𝒂𝒔 𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒂𝒔 𝒕𝒉𝒆𝒚 𝒍𝒐𝒐𝒌 𝒐𝒏 𝒕𝒉𝒆 𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒏𝒆𝒕, 𝒕𝒉𝒆𝒚 𝒘𝒐𝒖𝒍𝒅𝒏’𝒕 𝒔𝒑𝒆𝒏𝒅 𝒔𝒐 𝒎𝒖𝒄𝒉 𝒅𝒂𝒎𝒏 𝒕𝒊𝒎𝒆 𝒐𝒏 𝒕𝒉𝒆 𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒏𝒆𝒕, 𝒃𝒆𝒄𝒂𝒖𝒔𝒆 𝒏𝒐 𝒐𝒏𝒆 𝒘𝒉𝒐’𝒔 𝒉𝒂𝒗𝒊𝒏𝒈 𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒍𝒚 𝒈𝒐𝒐𝒅 𝒅𝒂𝒚 𝒔𝒑𝒆𝒏𝒅𝒔 𝒉𝒂𝒍𝒇 𝒐𝒇 𝒊𝒕 𝒕𝒂𝒌𝒊𝒏𝒈 𝒑𝒊𝒄𝒕𝒖𝒓𝒆𝒔 𝒐𝒇 𝒕𝒉𝒆𝒎𝒔𝒆𝒍𝒗𝒆𝒔. 𝑨𝒏𝒚𝒐𝒏𝒆 𝒄𝒂𝒏 𝒏𝒖𝒓𝒕𝒖𝒓𝒆 𝒂 𝒎𝒚𝒕𝒉 𝒂𝒃𝒐𝒖𝒕 𝒕𝒉𝒆𝒊𝒓 𝒍𝒊𝒇𝒆 𝒊𝒇 𝒕𝒉𝒆𝒚 𝒉𝒂𝒗𝒆 𝒆𝒏𝒐𝒖𝒈𝒉 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒓𝒆, 𝒔𝒐 𝒊𝒇 𝒕𝒉𝒆 𝒈𝒓𝒂𝒔𝒔 𝒍𝒐𝒐𝒌𝒔 𝒈𝒓𝒆𝒆𝒏𝒆𝒓 𝒐𝒏 𝒕𝒉𝒆 𝒐𝒕𝒉𝒆𝒓 𝒔𝒊𝒅𝒆 𝒐𝒇 𝒕𝒉𝒆 𝒇𝒆𝒏𝒄𝒆, 𝒕𝒉𝒂𝒕’𝒔 𝒑𝒓𝒐𝒃𝒂𝒃𝒍𝒚 𝒃𝒆𝒄𝒂𝒖𝒔𝒆 𝒊𝒕’𝒔 𝒇𝒖𝒍𝒍 𝒐𝒇 𝒔𝒉𝒊𝒕.
(Kebenarannya tentu saja adalah bahwa jika orang benar-benar bahagia seperti yang mereka lihat di Internet, mereka tidak akan menghabiskan begitu banyak waktu di Internet, karena tidak ada orang yang mengalami hari yang sangat baik menghabiskan setengahnya untuk mengambil foto diri mereka sendiri. Siapa pun dapat memelihara mitos tentang kehidupan mereka jika mereka memiliki cukup kotoran/omong kosong, jadi jika rumput tetangga terlihat lebih hijau, itu mungkin karena penuh dengan kotoran).

Orang yg benar-benar bahagia dengan hidupnya yg nyata pasti akan sangat menikmati waktunya dan takan menghabiskan banyak waktu di internet. Karena saking bahagianya sampe enjoy lupa waktu dan lupa memikirkan hal2 yg tidak perlu. Apalagi sampe punya waktu banyak untuk kepo dengan hidup orang lain apalagi untuk dibanding-dibandingkan. Cara seperti ini efektif untuk membuatmu benar-benar menjadi gila

Sebelum baca buku ini, aku menonton serial netflix SKY CASTLE terlebih dahulu. Banyak ilmu parenting dalam series sky castle dan aku suka. Insight yang membekas dipikiranku dari series Sky Castle yaitu ketika orang tua mempressure anaknya supaya berprestasi, si anak bisa tahu alasan dan tujuan asli dari ot nya, begitu alasannya agar disebut orang tua yg hebat dan tidak gagal oleh orglain, mereka pun menyadari itu dan timbul amarah benci yg dipendam. Mana ada manusia yang suka di manfaatkan sebagai alat?

Kurang lebih garis besar series dan buku ini sama dan sama2 membuatku shock "ada ya orang2 kaya gini?ada ya orang2 yg niat banget pengen disebut bahagia oleh org lain, disebut keluarga harmonis, disebut kaya, disebut memiliki hidup sempurna, disebut ibu luarbiasa dgn pressure anak2nya harus berprestasi, menantu disayang mertua sampe mengorbankan anaknya,keluarganya,waktunya,uangnya,mental healthnya bahkan nyawa mereka sendiri... mereka berbicara omongkosong dan berakting sepanjang waktu hanya untuk mendapat pengakuan bahagia dari orang lain? Maaf tapi menurutku cara seperti itu sangat melelahkan sekali dan malah jadi susah bahagia karena fokusnya bukan lagi kedalam kehidupan kita sndiri tapi fokus ke luar yg menurutku gajelas tujuan dan manfaatnya. Membereskan rumah sendiri menurutku lebih mudah daripada membereskan rumah orang lain.

Novel ini begitu suram but so realistic. Panggung utama untuk PERANG KEBAHAGIAAN adalah sosial media. Diceritakan tentang para manusia yang mengejar kebahagian palsu dan semu yang berujung malapetaka dan tragedi mengerikan.

"𝙈𝙖𝙣𝙖 𝙖𝙙𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙣𝙖𝙢𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢���𝙪𝙧𝙣𝙖 𝙙𝙞𝙙𝙪𝙣𝙞𝙖 𝙞𝙣𝙞? 𝙄𝙩𝙪 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙙𝙚𝙡𝙪𝙨𝙞." (Aku pernah mendengar "kesempurnaan adalah musuh dari kebahagiaan").

𝙄𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙙𝙞𝙠𝙖𝙩𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙤𝙨𝙚𝙣 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙠𝙚𝙡𝙖𝙨 𝙠𝙝𝙪𝙨𝙪𝙨 𝙝𝙪𝙢𝙖𝙣𝙞𝙤𝙧𝙖 𝙙𝙞 𝙢𝙖𝙨𝙖 𝙠𝙪𝙡𝙞𝙖𝙝 𝙈𝙞-𝙝𝙤.

"𝙉𝙖𝙝, 𝙘𝙤𝙗𝙖 𝙞𝙣𝙜𝙖𝙩-𝙞𝙣𝙜𝙖𝙩. 𝙈𝙖𝙨𝙖-𝙢𝙖𝙨𝙖 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙨𝙖-𝙢𝙖𝙨𝙖 𝙨𝙚𝙙𝙞𝙝. 𝘽𝙖𝙜𝙖𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖? 𝙆𝙚𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖𝙖𝙣 𝙨𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙖𝙗𝙨𝙩𝙧𝙖𝙠, 𝙨𝙚𝙢𝙚𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙠𝙚𝙨𝙚𝙙𝙞𝙝𝙖𝙣 𝙨𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙨𝙥𝙚𝙨𝙞𝙛𝙞𝙠. 𝙏𝙚𝙣𝙩𝙪 𝙨𝙖𝙟𝙖. 𝙆𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙞𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙖𝙣𝙪𝙨𝙞𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙖𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙠𝙚𝙗𝙚𝙧𝙖𝙙𝙖𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙧𝙞 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙢𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪𝙞 𝙠𝙚𝙨𝙚𝙙𝙞𝙝𝙖𝙣."
𝙆𝙚𝙡𝙖𝙨 𝙞𝙩𝙪 𝙙𝙞𝙗𝙚𝙧𝙞 𝙟𝙪𝙙𝙪𝙡 𝘾𝙖𝙧𝙖 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝘽𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖.

𝘿𝙤𝙨𝙚𝙣 𝙞𝙩𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙚𝙜𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙝𝙬𝙖 𝙬𝙖𝙡𝙖𝙪𝙥𝙪𝙣 𝙢𝙖𝙣𝙪𝙨𝙞𝙖 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙙𝙚𝙠𝙖𝙩 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙨𝙚𝙙𝙞𝙝𝙖𝙣, 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙪𝙨 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙚𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙠𝙚𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞 𝙨𝙚𝙨𝙪𝙖𝙩𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙧𝙪𝙩𝙞𝙣 𝙙𝙚𝙢𝙞 𝙢𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖.

𝙎𝙚𝙢𝙚𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙠𝙪𝙡𝙞𝙖𝙝 𝙩𝙚𝙧𝙪𝙨 𝙗𝙚𝙧𝙡𝙖𝙣𝙟𝙪𝙩, 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞 𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙢𝙖𝙣𝙪𝙨𝙞𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙚𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙠𝙚𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙟𝙚𝙡𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣, 𝙩𝙚𝙩𝙖𝙥𝙞 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙖𝙙𝙖 𝙡𝙖𝙜𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙚𝙠𝙖𝙨 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙞𝙣𝙜𝙖𝙩𝙖𝙣 𝙈𝙞-𝙝𝙤 𝙨𝙚𝙠𝙖𝙧𝙖𝙣𝙜. 𝙔𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙚𝙠𝙖𝙨 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙤𝙩𝙖𝙠 𝙈𝙞-𝙝𝙤 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙝𝙞𝙙𝙪𝙥 𝙢𝙖𝙣𝙪𝙨𝙞𝙖 𝙙𝙞𝙥𝙚𝙣𝙪𝙝𝙞 𝙚𝙡𝙚𝙢𝙚𝙣 𝙠𝙚𝙨𝙞𝙖𝙡𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙗𝙚𝙧𝙖𝙙𝙖𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙣𝙪𝙨𝙞𝙖 𝙙𝙞𝙙𝙖𝙨𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙥𝙚𝙣𝙙𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖𝙖𝙣.
(Halaman 153-154).

Menurutku hanya orang yang TIDAK YAKIN dengan kebahagiaannya yang sampai sebutuh itu pengakuan disebut bahagia dari orang lain. Kebahagiaan adalah tentang apa yang benar-benar dirasakan, bukan tentang penilaian apalagi dijadikan perang. CMIIW
29 reviews
August 7, 2023
Great concept, poor execution, unnecessary plot twist.

Mari bicara tentang konsepnya dulu

Sedikit info untuk yang ingin baca buku ini karena tertarik dengan sinopsisnya: buku ini intinya bukan tentang media sosial. Happiness Battle atau Perang Kebahagiaan cuma dibahas sedikit, dan semakin dibaca rasanya semakin nggak punya peran yang signifikan kepada plot. Tapi aku pribadi nggak masalah soal itu. Plot yang sebenarnya disajikan nggak kalah menarik dengan plot yang digambarkan dalam sinopsis. Buku ini lebih fokus ke perjuangan Mi-ho dalam memecahkan teka-teki kematian sahabatnya, Oh Yoo-jin. Alurnya sebenarnya menarik. Aku senang bahwa ada beberapa tema sensitif namun penting yang diangkat buku ini, seperti contohnya masalah domestic abuse dan sexual abuse.

Tapi...

Eksekusinya kacau

Roh dari buku misteri adalah penggunaan red herring dan chekhov's gun. Menurut aku, buku ini gagal dalam manfaatin kedua alat bercerita itu. Banyak karakter diperkenalkan seakan-akan mereka penting, padahal tidak. Seperti pasangan So-min dan Jeong-woo yang ditunjukkan di awal buku. Walaupun pembaca diberitahu kepribadian dan ambisi kedua tokoh itu, nggak usah repot-repot untuk mengingat mereka siapa karena mereka nggak akan muncul lagi di sisa buku.

Happiness Battle juga punya masalah inkonsistensi. Memang sih, inkonsistensinya kecil dan tidak berpengaruh banyak ke plot. Tapi, karena terlalu sering muncul, jadinya inkonsistensi itu benar-benar mengganggu pengalaman membaca. Contohnya, Mi-ho sering melakukan investigasi di TK International Heritage. Saking seringnya, sampai salah satu orang tua murid merasa risih dan nyebarin poster untuk memperingatkan orang tua lainnya tentang keberadaan Mi-ho. Mi-ho sendiri juga pernah diusir oleh satpam TK itu. Tapi, di beberapa scene selanjutnya, Mi-ho bisa dengan mudah minta tur resmi untuk keliling sekolah. Nggak ada yang curiga atau menghentikan Mi-ho padahal dia sama sekali nggak menyamar.

Karakter Mi-ho sendiri juga nggak menarik untuk dibaca. Sayangnya, aku nggak tahu kenapa aku nggak bisa bersimpati sama dia. Padahal dia digambarkan sebagai perempuan pintar dengan determinasi tinggi. Dia juga punya backstory yang believable dan relatable. Tapi... entahlah. I think she just lacks the charm that main characters usually have.

Terakhir, mari bicara tentang plot twist

Awalnya, aku mau memberi buku ini 3 bintang. Tapi, plot twist ini tiba-tiba muncul dan membuat aku harus nurunin rating menjadi 2 bintang.

The plot twist feels like an afterthought. Aku nggak akan kaget kalau ternyata plot twist ini baru terpikirkan Joo Youngha di akhir menulis cerita. Plot twist ini bukan cuma unnecessary, tapi juga mengkhianati cerita-cerita sebelumnya dan membuka banyak sekai plot hole. Inti dari buku ini adalah untuk menjawab pertanyaan "Apa penyebab kematian Yoo-jin?" Tapi dikarenakan plot twist ini, pertanyaan itu jadi tidak terjawab.

Secara keseluruhan, Happiness Battle bagus untuk bacaan kasual. Kalau kamu tidak terlalu memikirkan dan mengingat info-info penting di buku ini, barulah kamu bisa menemukan kebahagiaan dari Happiness Battle.
Profile Image for cindy.
1,981 reviews156 followers
April 27, 2022
Di era sosmed seperti sekarang ini, gak heranlah kalau akun-akun para selebtwit dan selebgram itu ramai² pamer kebahagiaan dunia akherat. Barang² brand, liburan mahal sampai hubungan keluarga diumbar kesana-sini. Foto² dan video anak juga dipajang tanpa ragu, dan sering tanpa memikirkan konsekwensi yang mengikutinya. Asal kebahagian di sehelai foto dapat sekian like sekian repost.

Kumpulan ibu-ibu penghuni apartemen elite di novel ini juga demikian. Saking fokusnya pamer kebahagiaan sampai kondisi domestik rumah tangga mereka terabaikan. Mencari kebahagian semu sampai kewarasan diri sendiri dan keluarga mereka terabaikan.

Diawali dengan perang kebahagiaan yang diikuti dengan (attempted) murder-suicide pasangan Kang Dojoon dan Oh Yoojin, meninggalkan dua putri balita. Masalahnya, apa motif dari kejadian ini? Sebuah usb yang memuat rahasia-rahasia kotor dari semua penghuni? Atau...

Jalinan cerita ini memanjang sampai peristiwa 15 tahun silam, saat Oh Yoojin dan dua sahabatnya Jang Miho dan Sekyeong masih sma. Trauma-trauma terpendam yang masih terbawa hingga kini.

Twist dan motif tentang pembunuhan Oh Yoojin lumayan bagus. Namun ada satu hal yang sangat mengganggu dengan twist akhirnya.

Penerjemahannya bagus, kalimatnya mengalir dan mudah dipahami. Diterjemqhkan langsung dari Bahasa Korea. Sampulnya keren, menampilkan sisi terang dan sisi gelap, tangga kesuksesan dan duri-duri menghujam. *lirik ilustrator, oh Martin Dima, ok gak heran* :)
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
January 19, 2022
Jang Mi-ho sedang memeriksa berkas foto keluarga untuk kontes yang diadakan di tempat kerjanya, ketika dia menemukan foto kandidat juara ketiga. Di foto itu ada sosok yang mengingatkannya pada sahabatnya di masa lalu. Oh Yoo-jin. Sudah 17 tahun berlalu, dan sepertinya Yoo-jin berbahagia bersama keluarganya. Beberapa hari kemudian, berita kematian Yoo-jin memenuhi media massa.

Mi-ho tergerak untuk menyelidiki kasus kematian Yoo-jin yang terasa janggal. Apalagi ketika beberapa teman Yoo-jin yang hadir di pemakamannya menunjukkan gelagat aneh.

Media sosial adalah ajang untuk menampilkan kebahagiaan. Yoo-jin dan beberapa wanita yang juga ibu dari anak-anak TK Heritage terlibat dalam persaingan menunjukkan kebahagiaan mereka. Tapi persaingan itu menjadi tidak sehat ketika satu sama lain merusak kebahagiaan dengan memberikan komentar-komentar aneh di media sosial.

Kisah Mi-ho yang bertindak ala detektif ini pelan-pelan menguak persoalan kebahagiaan itu, sambil mencari penyebab kematian Yoo-jin. Hanya saja, saya kurang puas karena kebanyakan yang dipaparkan adalah asumsi Mi-ho. Apalagi Mi-ho bertindak sendiri. Kemudian ada plot-twist di akhir yang mengejutkan.

So far.. persoalan "pertunjukan kebahagiaan" di media sosial diangkat dengan baik oleh penulis.
Profile Image for veyninda.
151 reviews9 followers
June 1, 2022
Membaca buku ini aku jadi inget kejadian ya g aku alamin tahu lalu dimana kebahagian di ukur dari ponstingan di media sosial. Ironis sih soalnya engga semua yang ada di medsos itu adalah hal yang sebenarnya.

Nah buku ini perpaduan antara Tragis dan ironis. Menampikan kebahagian di media sosial dengan followers banyak seolah2 adalah kebahgiaan yang ideal.

Buku ini sangat page turner sekali, sehari selesai baca buku ini. Plotnya juga menarik transisi yang di buat saat menceritakan Miho dan flash back masa lalu halus banget. Sayangnya aku merasa beberapa karakter dalam buku ini hanya numpang lewat buat memeriahkan konflik, habis itu ilang begitu saja. Untuk plot tiwist jujur sanvat mengejutkan sih bahka sampe bukunya betakhir aku di buat deg-degan sama ceritanya
Profile Image for niskalabhitara.
75 reviews12 followers
September 16, 2023
lupa mau review ini. sebetulnya aku suka banget sama premis cerita dan plotnya. sayang aja semuanya buyar di akhir karena plot twist yang dipaksakan dan menyebabkan plot hole yang besar.

Happiness Battle menyinggung perang kebahagiaan yang dilakukan perempuan dengan keluarga kaya. disebut-sebut ketika udah mendapat taraf kekayaan yang limpah ruah, orang-orang tetep bersaing buat nunjukin siapa yang paling bahagia. tokoh-tokoh perempuan yang tinggal di apartemen mewah itu berlomba-lomba nunjukin siapa di antara mereka yang paling bahagia dengan postingan-postingan di medsos yang sebenernya show off dengan cara humble bragging. punya suami yang care, punya anak lucu dan pintar, dll. peperangan kebahagiaan itu berujung naas pas Oh Yoo Jin ditemukan meninggal dengan luka tusuk di punggung. Miho, temen SMA Oh Yoo Jin, berusaha menyelidiki kematian temennya yang aneh dan malah menemukan kepalsuan dari kebahagiaan yang mereka coba tampilkan di media sosial.

....tapi ceritanya nggak cuma itu. rupanya penulis cukup ambisius buat masukin berbagai isu di cerita. karena meskipun judulnya Happiness Battle dan banyak nyinggung soal perang kebahagiaan, ceritanya ini lebih memfokuskan pada hubungan masa lalu antara Miho, Oh Yoo Jin, dan Se Kyeong. sebenernya nggak salah, semuanya menambah bumbu, kesedihan juga ketegangan dalam cerita.

yang bikin kacau adalah plot twist di akhir bikin jembatan yang udah dibangun buat menghubungkan masa lalu dan kasus Oh Yoo Jin hancur berserakan. element of surprisenya berhasil, tapi ceritanya jadi punya lubang besar. (spoiler) di ending diungkapkan kalau ternyata Oh Yoo Jin di masa lalu sebagai teman SMA dan Oh Yoo Jin yang diteliti kasusnya sekarang adalah orang yang berbeda. yang jadi tanda tanya besar: kalau Oh Yoo Jin yang sekarang nggak punya masa lalu yang sama kayak Oh Yoo Jin yang dikenal Miho, kenapa dia nggak bisa percaya sama suaminya pas lagi konfrontasi semuanya? kenapa dia kekeh suaminya pedofil kalo dia nggak punya trauma tentang masa lalunya? apalagi buktinya juga nggak kuat, cuma berupa video rekaman pas pentas.

di luar itu, aku suka sama tensi yang dibangun dalam cerita, bahkan meskipun tokohnya udah mati dan kita cuma mencari alasan kematiannya, jalan ceritanya tetep bikin deg degan. aku juga suka chemistry Miho dan temen-temennya. vibes buku ini tuh mirip drama korea Sky Castle, isinya orang-orang kaya yang nunjukin kepalsuan mereka dan lomba-lomba nunjukin siapa paling sempurna. kalau saja plot twistnya nggak kayak gitu, mungkin buku ini jadi thriller kesukaanku.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Agnes Meilina.
68 reviews10 followers
February 11, 2022
Awalnya aku tidak mau berekspetasi tinggi dengan novel Happiness Battle ini, karena biasanya novel terjemahan memiliki bahasa yang cukup kaku dan sulit untuk dimengerti untuk pembaca yang belum terbiasa baca novel terjemahan. Ditambah lagi dengan konflik yang cukup berat, awalnya aku hanya ingin mencoba baca beberapa halaman saja, tetapi nyatanya aku malah keterusan baca. Aku suka dengan terjemahannya yang mudah dipahami, asik, dan ceritanya emang page turning banget!

Selain suka dengan terjemahan novelnya, aku juga suka dengan ilustrasi sampulnya. Perpaduan warnanya manis dan menggambarkan isi novel ini. Pada sisi kiri sampul diberikan warna biru muda dengan perpaduan warna putih dan cream yang menggambarkan suasana cerah dan menyenangkan. Pada sisi kanan sampul diberikan warna biru gelap dengan perpaduan warna hitam serta burung yang sedang menatap ke langit, menggambarkan nuansa suram dan hampa.

Ilustrasi sampul menggambarkan secara sekilas apa yang dialami setiap tokoh novel ini. Yang terlihat bahagia belum tentu benar-benar bahagia.

Novel ini memiliki banyak tokoh dengan nama yang sulit untuk dihapal. Jika kamu belum terbiasa dengan nama orang Korea, kamu akan kesulitan karena pelafalan namanya yang belum terbiasa diingat.

Perang kebahagiaan yang ada di novel ini sungguh menyeramkan karena mereka berusaha keras untuk terlihat sempurna sampai mereka lupa dengan cara bahagia dan kehilangan identitas dirinya sendiri.

Pembaca akan diajak untuk menebak-nebak dengan clue yang diberikan penulis lewat sikap, tindakan, dan kebenaran yang diberikan tokoh-tokoh di novel ini. Membaca ini seperti menjadi seorang detektif dadakan.

Adanya plot twist yang buatku itu benar-benar MANTAP. Sebenarnya penulis sudah diberikan clue, tetapi aku tidak sadar sama sekali. Novel ini ditutup dengan baik. Begitu baik sampai membuatku termenung sendiri di kamar karena nyesek dengan endingnya.

📌 Ada pelajaran yang berarti dari novel ini yang menurutku sangat penting yaitu bahagialah karena adanya dirimu sendiri. Kamu tidak perlu membohongi orang lain untuk terlihat bahagia. Kamu bebas untuk mengekspresikan diri kamu sendiri jika ingin. Orang lain tidak perlu tahu masalah kamu, karena mereka tidak akan mengerti, tetapi bukan berarti kamu harus terlihat sempurna sampai kamu lupa untuk membahagiakan dirimu sendiri dengan baik.
Profile Image for Lelita P..
628 reviews60 followers
November 20, 2022
Buku yang ... nyebelin. :)))
Soalnya ketika kasus udah selesai dan semua kebenaran udah terkuak, eh, ternyata masih ada plot twist lain yang disembunyikan penulis. Bikin terbengong-bengong haha.

Namun, justru karena itulah buku ini bisa dibilang sebagai buku misteri yang bagus sekali. Ceritanya rapi, hints disebar di mana-mana sejak awal cerita, revelation-nya juga runut satu per satu dengan berbagai cara (flashback, pemikiran tokoh, dialog tokoh, pengakuan tokoh). Saya suka banget cara penulis mengupas misteri-misteri yang meliputi cerita ini perlahan-lahan--porsinya terasa pas dan tepat. Jagganim bener-bener tahu kebenaran apa yang harus diungkap duluan dan kapan waktunya, juga tahu persis bagaimana menempatkan red herrings di sana-sini. Saya belajar banyak teknik penulisan novel misteri dari buku ini, saking banyaknya layer misteri di dalamnya sehingga butuh lika-liku untuk tiba ke main truth.

Untuk ceritanya sendiri juga menarik karena sangat kekinian. Judul "Happiness Battle" itu cocok sekali. Mau heran sama kisah orang-orang yang melakukan perang kebahagiaan kok yaa nggak mengherankan. Baca ini jadi merasa kayak agak ditampar karena ... ya memang zaman sekarang kebahagiaan sering kali diukur sama apa yang diunggah ke media sosial, padahal yang ditunjukkan itu paling-paling nggak sampai 10% dari kehidupan yang sebenarnya.

Tapi yang bikin perasaan nggak nyaman di buku ini adalah tragedi-tragedinya sih. Soalnya, akar tragedi-tragedi itu kebanyakan adalah Jadi tragis banget. Kematian-kematian yang akhirnya jadi kerasa "nggak perlu" ... kasihan banget para korban itu.

Buku ini cepat dibacanya karena misterinya bener-bener bikin penasaran dan penyelesaiannya memuaskan. Terjemahannya juga enak. Tipe buku misteri yang saya sukai dari segi teknik dan rangkaian alur.
Profile Image for Sharon.
33 reviews2 followers
March 18, 2022
⚠️Tw: child sexual abuse, toxic parenting⚠️

"Banyak sekali orang yang pura-pura merasakan kebahagiaan sempurna di media sosial. Namun mereka semua tahu tidak ada yang dinamakan kebahagiaan sempurna."

Novel AsianLit terbaru yang berhasil bikin aku maraton baca 2 hari!! Dari sampulnya, aku kira bakalan baca cerita heartwarming atau romantis...kenyataannya, beda jauh!!! Bolehlah dibilang, penampilan bisa menipu 🤣

Ceritanya, ada penemuan mayat di balkon apartemen High Prestige, Korea. Belakangan ia diidentifikasi sbg Oh Yoo-Jin, seorang selebgram lokal. Hasil penyelidikan mengungkap kamar apartemen Yoo-Jin yg penuh darah. Dan suaminya ditemukan di kamar tidur dgn tikaman pisau. Kasus ini jd heboh karena Yoo-Jin terkenal memiliki kehidupan sempurna, terbukti dari unggahannya di IG. Bagaimana kehidupan Yoo-Jin sebenarnya di balik kamera? Kondisi apa yg ada di balik kematian Yoo-Jin?

Pembukaan novel ini udh cukup menghentak dgn adegan penemuan mayat Yoo-Jin. Penulisny berhasil memikat pembaca dgn penyampaian kisah misteri yg unik -- kita bukan nyari "siapa pelakunya", melainkan "kenapa insiden ini terjadi". Petunjuk kasus sengaja dibuat tersamar. Hal ini jadi poin plus dari ceritanya: pembaca diajak menguak kehidupan asli Yoo-Jin. Lewat komentar dan kejadian masa lalu yg terkesan 'polos', ternyata bs berdampak hebat utk Yoo-Jin.

Yg paling penting, plot twistnya juaraa! Menjelang bab akhir, kita udh disodorin logika berpikirnya nih sama si author. Eh, ternyata.. dikibulin, dong!! Kasusnya ternyata ga sesederhana itu🤣 Pokoknya hrs dibaca dgn kritis ye, klo ga mau 'dibodohin' sama author wkwkwkwk

Kekurangan novel ini, di awal cerita aku ngerasa gaya bahasanya agak kaku dan adegannya terkesan patah-patah, banyak jg pengulangan kalimat. Sempet pengen DNF. Untung ga jadi 🤣🤣🤣

Novel Happiness Battle ini jd pengingat klo apa yg ada di medsos ga bisa jd tolok ukur kebahagiaan seseorang. Buku ini jg menyadarkan klo trauma masa lalu yg ga ditangani dgn baik urusannya bkl panjang, bahkan bisa berpengaruh ke kondisi sekarang meski kejadiannya udh lewat puluhan tahun.

Ratingku buat novel ini 4,5/5⭐
Wajib bacaa!!! 😊👍
Profile Image for Vio Reads.
146 reviews
January 15, 2023
Anak cantik and ganteng ✔️, suami kaya dan baik ✔️, rumah bagus ✔️, sahabat setia ✔️. Hmm.. apalagi ya yang bisa dibandingin?

Siapa yang terlihat paling bahagia di media sosial kayaknya sudah jadi hal umum ya 🤔. Kita semua pun pasti pernah hanya menunjukkan yang “bagus” saja di medsos. Sama kayak para ibu-ibu di buku Hapiness Battle ini. Sudah punya segalanya, jadi saling pamer siapa yang paling bahagia!

Namun segalanya berubah saat Oh Yoo Jin ditemukan tewan di apartemen mewahnya. Wah! Kenapa yaa? Hate comment di postingan instagram Yoo Jin pun dan gossip tentang ibu-ibu TK heritage yang aneh membuat Mi-ho yang mendengar dan sebagai sahabat SMA Yoo Jin tertarik untuk menyelidiki kasus ini. Karena pasalnya mereka tidak pernah berhubungan lagi semenjak lulus SMA.

Isi buku ini sarat akan penyelidikan! Menurut aku detail banget, sih. Tapi terjemahannya agak kaku 🤧🤧. Banyak isu-isu menarik yang disinggung (child abuse, harassment, suicide) yang membuat buku ini lebih ‘penuh’. Tipe buku page turner yang bikin pembaca haus karena kepingin tau sebenarnya kenapa. Dan pembaca juga bingung harus salahin atau percaya sama yang mana 😭.

Kadangkala aku merasa cerita-cerita tambahan dari para ibu TK ini nggak begitu penting, aku maunya fokus aja ke Yoo Jin. Justru aku suka sekali saat flashback masa-masa SMA Mi-ho dan Yoo Jin, aku bisa lihat akar trauma mereka darimana dan kehidupan yang jadi ‘center point’ masalah disini.

Plot twist? Sangat mengejutkan! Aku berasa dibohongi, kayak duhh, berasa sia-sia dong penyelidikan yang udah aku ikutin beratus halaman itu!!🥲 i get the point, tapi tetap berasa di betray HAHHAHA. Aku anggap itu sebagai bumbu unik yang diberikan dari happiness battle.

4/5🌟🤩

Profile Image for Ges.
284 reviews19 followers
August 21, 2023
#Review_không_spoil
#Cuộc_đua_hạnh_phúc
#Joo_Young_Ha

Lại thêm 1 lần nữa tôi thấy mình không hợp với các tác giả Hàn Quốc. Mặc dù cuốn này có nhiều bạn bè review tốt, ngay bản thân tôi cũng được 1 người anh thân thiết uy tín giới thiệu và cho mượn cuốn này đọc, nhưng trải nghiệm đọc vẫn mang nhiều lấn cấn và không đủ thỏa mãn 😬
Lý do là vì tôi cảm thấy các tình tiết bị đẩy lên kịch tính quá đà, cũng như cách xây dựng nhân vật của tác giả khiến tôi có chút liên tưởng đến Minato Kanae hay Natsuo Kirino - nghĩa là sự dị hợm, biến thái có ở tất cả các nhân vật, và ở các nhân vật của Young-Ha thì các nhân vật hành xử như kiểu họ có thù với cả thế giới và họ thể hiện ra như thể họ đang diễn 1 bộ phim hay 1 vở kịch vậy 😑 (và vì cái motif cạnh tranh nhau như này có vẻ rất hay xảy ra trong phim truyền hình Hàn Quốc hay kể cả qua những scandal của giới showbiz, nên tôi trộm nghĩ hay cuộc sống thường ngày ở xứ Kim chi cũng đáng sợ như vậy!? 🥶🥶🥶)

Ở "Cuộc đua hạnh phúc", tác giả khai thác chủ đề cuộc sống của con người trong thời đại mạng xã hội, thời kỳ mà những giá trị quan có phần thay đổi, xáo trộn khi mà ngta dành nhiều thời gian để "sống" trên mạng ảo hơn là sống với đời thực! Khi đó, khái niệm "hạnh phúc" có lẽ cũng thay đổi! Những người phụ nữ giàu có, xinh đẹp, có cuộc sống gia đình sung túc - ai cũng nghĩ cuộc sống của họ là hoàn hảo, chẳng còn phải để ý đến gì nữa, chẳng còn gì ảnh hưởng đến họ được. Nhưng mà tréo ngoe là họ lại để ý đến nhau và âm thầm cạnh tranh với nhau (bất chấp thủ đoạn) trong 1 cuộc đua xem ai hạnh phúc hơn 🫠🙃 - đúng là sướng ko muốn lại muốn thêm khổ, hay như ngta vẫn nói "sướng quá hóa rồ" 🫢. Việc chọn chủ đề này có thể khiến độc giả thấy câu chuyện gần gũi hơn với đời sống, khi mà thực tế chúng ta cũng ít nhiều quen hoặc có thấy những bức ảnh khoe khoang cảnh ăn chơi sang chảnh kèm theo những dòng hashtag flex tung trời của cộng đồng mạng. Tuy nhiên, ko hiểu sao tôi vẫn thấy cách triển khai của tác giả cứ bị "gồng" và tạo ra những tình tiết hơi bị vòng vo, thừa thãi - đến cả đoạn kết cũng vẫn rất ơ kìa. Có lẽ truyện này sẽ phù hợp hơn với các chị em - các độc giả nữ, vì cá nhân tôi đọc cảm thấy khá sốt ruột (như cảm giác sốt ruột khi đi shopping cùng với bà xã vậy 🫢😬).
Cái twist của truyện được tác giả xây dựng cũng có thể coi là công phu, nhưng không khó để nhận ra vì hint được trải dài trong truyện rồi, mỗi tội là nó lại thêm lần nữa khiến cho tôi cảm giác truyện hơi bị cồng kềnh 🤭

Được cái là thông điệp của tác giả cũng khá rõ ràng: cuối cùng thì hạnh phúc của những người phụ nữ đó không phải là nhà cao cửa rộng, siêu xe hay trang sức đắt tiền, cũng ko phải là niềm vui khi có chồng đẹp con khôn, mà hạnh phúc lại là khoảnh khắc họ nhảy tàu để đi đến bờ sông Hàn sau khi kết thúc 1 kỳ thi căng thẳng, để chia nhau 1 gói mực khô dai nhách và cùng khóc cười với nhau, chia sẻ với nhau về chuyện gia đình, như thể đang tham gia vào 1 cuộc đua xem nhà ai bất hạnh hơn vậy - cuộc đời nó kì lạ vậy đấy! (Tất nhiên, độc giả có đồng tình với khái niệm hạnh phúc này hay ko thì còn tùy nhé 😬)
Profile Image for Roem Widianto.
83 reviews3 followers
February 5, 2022
Novel ini menceritakan tentang Jang Mi-Ho yang menyelidiki kematian temannya yang sudah 17 tahun tidak pernah ditemuinya, Oh Yoo Jin. Yoo Jin sebelum meninggal adalah seorang sosialita dan semacam influencer di media sosial yang membranding dirinya sebagai seorang istri dan ibu yang baik, kaya, pandai memasak, disayang anak dan suaminya, dan bahagia.

Di samping itu, teman-teman dekat Yoo Jin juga kurang lebih sama. Mereka memamerkan kebahagiaannya di media sosial. Gak ada yang aneh sampai ketika kolom komentar diperhatikan. Ternyata mereka saling menyindir di kolom komentar masing-masing "temannya". Dan itulah yang membuat Mi Ho curiga. Jangan-jangan Yoo Jin meninggal karena "Perang Kebahagiaan" di media sosial itu.

Tapiiiiiiii, menurutku ada yang aneh dengan Mi Ho. Jujur, aku mau curiga sama Mi Ho. Kenapa dia begitu ngeyel memecahkan kasus ini dan ada beberapa alasan lainnya. Tapi memang penulisnya pinter banget. Dia bisaaaa aja bikin aku memaklumi apa yang dilakukan Mi Ho dan bikin aku melupakan kecurigaanku itu. Sampai akhirnya di akhir cerita.... aku gak nyangka kalau bakal dibikin twist kayak gini. Sumpah, mewek aku jadinya. 😭
Profile Image for Fsreadingcorner.
25 reviews7 followers
July 31, 2022
Apa yang sering kalian tunjukkan di media sosial? Kebanyakan lebih suka menunjukkan momen bahagia dalam kehidupan mereka saja. Beberapa malah membuat persona baru di dunia maya yang jauh dari kenyataan aslinya.

Begitu juga yang dilakukan oleh para ibu sosialita yang tinggal di Apartemen High Prestige. Media sosial menjadi perantara bagi mereka untuk berlomba memamerkan kehidupan bahagianya. Hingga suatu hari, Oh Yoo-jin, salah seorang dari mereka ditemukan tewas bergelantungan. Jang Mi-ho yang mendengar berita tragis sahabat SMA-nya itu mencium hal mencurigakan dan memutuskan untuk menyelidiki sendiri kebenaran di balik peristiwa itu.

Di awal membaca buku ini, aku mengira kalau ceritanya pasti akan berpusat pada skandal perselingkuhan yang lazim terjadi di kalangan sosialita. Tapi, aku salah besar! Buku ini tidak sesimpel dan seklise itu. Rasanya seperti penulis mejejalkan semua isu-isu sosial dalam buku ini.

Perasaanku dibikin campur aduk selama membaca buku ini. Sering suudzon dan bahkan membuat teori konspirasi 😅. Hasilnya? Pipiku berasa ditampar bolak-balik dengan kenyataan yang ada kalau tebakanku salah semua 😂.
Profile Image for fi.
18 reviews
December 2, 2022
"..Ada luka yang tidak akan pernah sembuh, ada luka yg harus kau tanggung sampai hari kematianmu, sampai kau memejamkan mata dan sampai kau menghembuskan nafas terakhir"

Buku ini menceritakan tentang perang kebahagiaan orang orang di media sosial. Namun menurutku, buku ini lebih menceritakan bagaimana luka dan perasaan bersalah yg tidak akan pernah bisa menghilang.

Alur plot dikemas dengan epic, sekali baca ngga akan bisa berhenti untuk baca. Bahasa terjemahannya mudah dipahami. Karakter karakter nya sedikit membingungkan, tapi semuanya terbayar ketika ending.

Awalnya kebingungan kenapa setiap Miho menyebut nama Yoojin, lalu dia memperbaiki panggilannya menjadi Oh Yoojin, aku pikir mungkin karna masa lalu mereka yg kurang baik makanya Miho memutuskan untuk memakai nama marga nya Yoojin, tapi dugaanku salah besar. Aku terlena dengan alur yg ada hingga ngga menyadari bahwa aku sbg pembaca pun ternyata salah jalan.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Er.
11 reviews3 followers
March 12, 2022
Jujur aku berekspetasi tinggi sm buku ini. Buku ini menceritakan tentang sekelompok ibu-ibu yang sering memamerkan kebahagiaan berupa barang maupun cinta dari orang² sekitar. Lalu di suatu hari terdapat seorang ibu yang tewas di apartemen mewahnya sendiri. Dan ternyata setelah ditelusuri oleh teman SMA (MiHo), ternyata akar dari peristiwa yang telah menewaskan YooJin adalah trauma akan masa lalu. Buku ini mempunyai banyak pesan moral terutama untuk manusia jaman sekarang yang kerap menggunakan sosial media sebagai alat komunikasi sekaligus berlomba-lomba dalam memamerkan sesuatu.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Displaying 1 - 30 of 205 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.