Jump to ratings and reviews
Rate this book

TETRA KARYA PUTHUT EA

Makelar Politik: Kumpulan Bola Liar

Rate this book
Mengenal Ragam Makelar Politik*

Siapakah makelar politik itu? Pertanyaan ini bukanlah sekadar sindiran, namun nyata ada. Apalagi pada momentum Pemilu seperti sekarang, terutama Pemilu legislatif yang baru saja kita lewati, banyak makelar politik bergentayangan di sekitar kita.

Menurut penulis buku ini, Puthut EA, makelar politik itu seperti ular. Jenisnya anega ragam. Ada yang berbisa dan mematikan, patukan politiknya mematikan. Ada pula yang tidak berbisa, karena sekadar mengais uang recehan.

Makelar politik ini pun mengenal gradasi sifat. Ada yang barbar, tanpa tedeng aling-aling mengakui dirinya makelar politik. Ada yang tenang. Ada yang tengil, sikap dan kelakuannya menyebalkan. Ada yang disegani, dan ada pula yang menjijikkan.

Puthut menyadari semua itu merupakan fenomena yang kita hadapi. Dia pun mengakui bila dirinya melanjutkan penulisan buku ini, maka akan ada risikonya. Namun dia tak peduli. Dia memutuskan untuk tetap melanjutkannya. Karena, baginya, tiap orang punya hak untuk menulis apa yang dipikirkan, dan harus siap menanggung risiko.

Seperti dituturkan, ketika dirinya bertemu seorang kawan yang hendak menceburkan diri sebagai makelar politik, dia dinasihati, ”Kamu harus belajar dari sejarah dan kenyataan. Sejarah bangsa ini sejarah para makelar. Dan kenyataannya, makelar itu ada di mana-mana. Kami ini kan hanya pemain-pemain anyar, baru kelas kecil-kecilan.”

Namun, dia yakin menulis tentang makelar politik itu penting. Inilah yang mendasari tekadnya, seperti ditegaskan pada bagian akhir buku yang terdiri atas 50 tulisan dan lima di antaranya khusus tentang makelar politik. Profesi makelar politik, menurut dia, kalau bukan untuk mengantarkan pelakunya guna meraih kekuasaan, justru yang penting untuk mengeruk keuntungan dana dari calon pejabat maupun calon anggota legislatif (Caleg). Oleh karena itu, Pemilu 2009 ini pun diibaratkannya sebagai permainan sepakbola yang semua orang tahu bahwa ajang ini sekadar permainan. - *Pardoyo/Litbang SOLOPOS
Solopos Edisi : Minggu, 12 April 2009, Hal.viii

****

350 pages, Paperback

First published March 1, 2009

4 people are currently reading
60 people want to read

About the author

Puthut EA

68 books236 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
14 (20%)
4 stars
31 (44%)
3 stars
21 (30%)
2 stars
3 (4%)
1 star
1 (1%)
Displaying 1 - 10 of 10 reviews
Profile Image for Stebby Julionatan.
Author 16 books55 followers
March 17, 2016
meski rentang tulisan ini 2006-2009 tapi saya rasa masih aktual jika dibaca sekarang (2016). ada (tulisan yang mengulas) ulama yang berpoligami, upacara bendera atau mengapa di usia tiga-puluh-something kok ga laku-lalu. ada banyak tulisan soal dunia menulis khususnya yang menyangkut dunia personal penulis yang tak banyak diketahui orang. misal: mengapa ia lebih pendiam, mengapa ia bergelut dengan banyak keresahan yang bagi kebanyakan orang adalah persoalan sepele, dan sementara... hal yang penting dianggap oleh penulis adalah remah-remah roti belaka. khusus untuk ini, tulisan yang paling aku suka adalah soal Batu Tak Mungkin Berbagi Prosesi Sunyi Dengan Api.

tapi dari keseluruhan artikel, yang menurut saya paling menyentuh adalah esai "Seorang Perempuan". bercerita soal nasib ibu lanjut usia yang ditelantarkan oleh anak-anaknya. padahal di masa muda, seiris demi seiris tahan dan lahannya telah ia relakan untuk dijual demi biaya sekolah mereka. pula, ia pernah menggiring kambingnya yang tak seberapa hanya untuk membayar hutang sang anak. kepada penulis dia lantas bertanya, "kalau aku mati, nanti aku masuk surga atau neraka?" sungguh menghentak!

ya, rasaya saya pun langsung teringat ibu saya sendiri. sudah menjadi anak yang tak menyusahkankah saya? dengan siapa ibu saya berbagi keluh kesahnya soal hidup? semoga masih kepada kami, anak-anaknya.

tak ada gading yang tak retak. satu-satunya hal yang membuat tanda bintangnya saya lorot satu, hanya menjadi dua bintang, adalah karena Puthut EA kerap sekali memakai kata ganti 'teman saya'. mungkin dikarenakan untuk menutupi tabiat asli si narasumber yang memang tokoh publik, ataupun memang agar terkesan lebih dekat dengan pembaca, tapi bagi saya... itu sedikit mengganggu. saya jadi kepo siapa saja yang dimaksud dengan "teman saya" itu. terlebih jika orang tersebut adalah tokoh publik. :)

seberapa penting buku ini wajib Anda baca?
bacalah. khususnya bagi teman-teman yang lagi pengen nulis artikel yang renyah semacam chicken soup. esai-esai Puthut bisa jadi referensi gaya menulis.

Profile Image for Agung Wicaksono.
1,089 reviews17 followers
November 21, 2023
Meskipun kumpulan esai ini ditulis pada pertengahan 2006 sampai awal 2009, topik yang dibahas masih bisa dinikmati hingga sekarang. Di sini, Puthut EA memang tidak membahas tema spesifik, melainkan membicarakan banyak hal seperti pertemanan, kehidupan sehari-hari, isu sosial, sepak bola, dan tentunya politik.

Salah satu contoh esai yang ditulis tentang isu sosial berjudul 'Nomor'. Puthut EA mengkritisi tentang peran nomor yang ada di kehidupan manusia. Sebab, saat ini setiap hal dilihat atau diukur berdasarkan nomor, seperti alamat rumah, ukuran pakaian, tempat duduk, skor sepak bola, tinggi dan berat badan, serta jika disambung dengan kondisi di zaman kontemporer ini adalah seberapa banyak jumlah pengikut di media sosial. Lebih lanjut, Puthut pun berpendapat:

"Manusia sekarang mustahil hidup tanpa nomor. Sebagian besar dari kebutuhan mereka ada pada rentetan nomor-nomor. Kebutuhan manusia akan nomor semakin bejibun, dan bukan mustahil, seluruh hal di diri seorang manusia hanyalah nomor-nomor.

Dengan nomor-nomor, kehidupan manusia modern semakin dimudahkan. Dan dengan nomor-nomor pula, manusia modern semakin dipudarkan." (halaman 285)
1 review
June 17, 2020
Makelar Politik: Kumpulan Bola Liar - Puthut EA

Meski judulnya Makelar Politik, yang artinya membahas mengenai isu-isu politik terlebih lagi para makelar yang menggadaikan kepentingan politik. Namun sebenarnya fokus saya bukanlah disitu. Entah karena saya yang awam dalam dunia tersebut atau saya yang enggan untuk berpikir yang mumet, njlimet bin rumit. Tapi syukurlah, hal tersebut hanya dibahas beberapa bab saja, mungkin hanya 25 persen. Dalam Makelar Politik, Puthut EA lebih banyak gelisah, mengeluh, bercanda, dan berkelakar tentang apa saja yang ada disekitarnya. Iya apa saja, bagi penulis semacam Puthut EA rasanya tidak ada sesuatu pun yang luput untuk ditulis dan diolah.

Buku ini merupakan kumpulan esai Puthut EA yang ditulis dalam rentang waktu 2006 - 2009. Membahas apapun dari hal-hal remeh temeh hingga ke yang rumit.
Yang paling saya sukai dari esai-esai Puthut EA adalah ketajaman berpikirnya yang kritis namun disusun dengan sederhana dan jenaka penuh dengan humor. Sindiran yang keras sekaligus teramat lembut.
Profile Image for avocatara.
94 reviews8 followers
November 6, 2020
Membaca buku ini seolah sedang membaca catatan lama, yang tetap saja sesuai dengan kondisi saat ini. Buku ini membahas banyak hal, tentang perjalanan, pekerjaan, perkara belanja di toko kelontong, sms gratis, juga acara televisi yang berambisi menyajikan konten intelektual. Tulisan mas Puthut masih terasa segar, diracik dengan begitu rapi namun tetap mengalir, sehingga enak untuk dinikmati.

Sedikit curhat, buku ini saya baca dalam waktu yang sangat lama. Baru baca 10 halaman, kemudian bosan. Tapi setelah didiamkan berhari-hari, ketika membaca lagi perasaan saya berubah. Mungkin memang beberapa buku harus dibaca di saat yang tepat. Tidak harus buru-buru. Buku yang sekarang tidak asik di baca, mungkin saja bulan depan akan jadi buku favoritmu.
Profile Image for Sulthan.
37 reviews
August 10, 2023
Buku yang berisikan kumpulan bola-bola liar hasil pemikiran dan pengamatan si penulis.
Entah mengapa bukan menjadi hal yang mengejutkan ketika tulisan2 yang dibuat pada periode 2009 masih relevan ketika dibaca terutama menjelang tahun 2024.
Bacaan ringan yang genrenya kalau boleh ditentukan, tergantung si pembaca. Apakah menjadi cerita fiksi, nonfiksi, satir, kritik, atau bisa jadi rekaman kondisi politik?
Profile Image for MAILA.
481 reviews121 followers
October 27, 2017
baca ini dalam sekali duduk saat perdana berkunjung ke perpusnas kemarin dan seruuu! halamannya kalau gak salah hampir ada 400an tapi topik yang diangkat ringan. khas kolom esai di pojokan koran atau seperti tulisan mas puthut di mojok.

banyak tulisan2 bagus, yang paling saya suka buku, batu, anak muda, kawan lama.

suka!
Profile Image for Novitasari Amira.
32 reviews2 followers
January 9, 2017
Buku pertama yang diselesaikan tahun 2017, tapi bukan jadi buku pertama yang dibaca tahun ini pula. Lupa kapan tepatnya.

Bacanya asyik sambil tidur-tiduran ditemani secangkir kopi apalah, suka-suka. Yang penting selera. Dibawa ke mana-mana juga menyenangkan, apalagi kalau sedang nungguin makanan yang belum datang. Buku ini bisa jadi pembuka hidangan.

Bacanya enak-enak aja karena memang bukan jenis tulisan yang bikin enek, sakit kepala. Serasa baca blog (yang beberapa mungkin memang pernah diposting si penulis di blog, kalau memang si penulis punya blog, saya tidak tahu) dengan topik yang bermacam-macam. Melekat dengan aktivitas sehari-hari, yang pembahasannya simple namun berisi, serius tapi ga basi.

Hati-hati nyengir-nyengir sendiri.
Profile Image for Yuliyalia (Kaktus) .
26 reviews1 follower
June 15, 2021
Buku ini akan terfokus pada lima judul terakhir, yaitu Makelar Politik 1-5. Keseluruhan tulisan pada buku ini menarik, mengangkat tema kecil-kecilan dengan gaya cerita yang sederhana. Namu, lima judul akhir meski gaya judulnya sama dengan sebelumnya. Bisa di Katakan ini adalah titik puncak dari pembahasan dalam buku, bisa kita lihat pembahasan dan makna dari lima judul tersebut.

" Kritik dan sanjungan bisa sama-sama penting dan sama-sama tidak penting maka pilihlah yang paling nyaman saja."
7 reviews2 followers
May 11, 2013
Buku ringan yang mudah dibaca. Banyak hal sepele yang terjadi di sekeliling penulis lalu dituangkan ke dalam dua setengah halaman A5 untuk tiap cerita. Ada cerita yang membuat terkekeh, sedih, keterlaluan, bahagia, bahkan marah.
Saya suka permainan kata yang digunakan penulis, tidak puitis, sederhana, tapi mengena. Di akhir setiap tulisan selalu ditutup dengan gimmick-gimmick yang menyenangkan. Bukan buku yang serius, tapi banyak pelajaran yang bisa diambil.
Displaying 1 - 10 of 10 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.