Merupakan kumpulan tulisan Mansour Fakih yang memperlihatkan konsistensi sikap dan pemikirannya yang sangat anti neoliberalisme. Dalam buku ini, dia lebih banyak menyorot kegagalan teori dominan sejak tahun 1970an, yakni 'teori pembangunan', dan turunannya saat ini yang dikenal dengan istilah populer sebagai 'globalisasi'. Buku ini sekaligus memperlihatkan sejarah perkembangan pemikiran penulisnya sendiri sebagai seorang aktivis gerakan sosial di Indonesia.
Buku ini menunjukkan bagaimana teori pembangunan telah gagal mewujudkan sebuah tatanan masyarakat yang adil sejahtera tanpa eksploitasi. Selain menyajikan berbagai macam alternatif teori perubahan sosial lengkap dengan berbagai perdebatan dan kritiknya, buku ini juga mengupas refleksi terhadap pembangunanisme dan refleksi menuju era pasca-pembangunan, termasuk di dalamnya ancaman globalisasi.
MANSOUR FAKIH (1953–2004), kelahiran Bojonegoro, menyelesaikan sarjana teologi di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta tahun 1978, dan meraih Master dan Doktor bidang Pendidikan di University of Massachusetts at Amherst, Massachusetts, USA, pada tahun 1990 dan 1994. Pernah bekerja sebagai tenaga penyuluh lapangan pada program pengembangan industri kecil di LP3ES Jakarta dan Lembaga Studi Pembangunan (LSP). Lantas menjadi koordinator Program Pendidikan dan Pengembangan di Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M). Tahun 1993-1996 menjabat sebagai Country Representative Oxfam-UK/I di Indonesia, serta menjadi anggota Dewan Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Pada tahun 1994, dia bergabung dengan sembilan kawan (Roem Topatimasang, Zumrotin K.Susilo, Wardah Hafidz, Abdul Hakim Garuda Nusantara, Fauzi Abdullah, Mahendro, August Rumansara, Roy Tjiong, Sugeng Setiadi, dan Wilarsa Budiharga) mendirikan Resources Management & Development Consultants (REMDEC) di Jakarta, suatu lembaga pelayanan fasilitasi dan konsultasi pengembangan kemampuan (capacity building) organisasi-organisasi non pemerintah dan masyarakat.
Pada rentang 1996-1997, Mansour Fakih bersama Roem Topatimasang menginisiasi suatu bentuk organisasi yang memfokuskan diri sebagai sistem pendukung gerakan sosial, terutama pada aras lokal dan akar rumput. Mereka berdua lalu mengajak beberapa kawan lama_para pegiat dan fasilitator senior ORNOP Indonesia seperti Rizal Malik, Sri Kusyuniati, Sita Aripurnami, Fauzi Abdullah, dan Wilarsa Budiharga mendirikan Institute for Social Transformation (INSIST) di Yogyakarta.
salah satu karya 'lokal' yang membahas antitesis teori-teori pembangunan arus utama di Indonesia. mungkin Fakih terlalu cepat menyimpulkan keruntuhan globalisasi dan neoliberalisme... namun yang jelas, jika globalisasi dan neoliberalisme memang jadi runtuh, Fakih adalah salah satu pahlawannya!
Important book on a theoretical journey of social change. Fakih's stance and argument on NGOization constructs a clear critique to developmentalism, in which based on liberal economy. It dissolves the class struggle and renders identity as the backbone of social movement. It would be great to know Fakih's insight of identity politics and its relation to globalisation.