Ada empat laki-laki dalam hidupnya, empat laki-laki yang mencintainya dan dicintai olehnya. Oleh keempat laki-laki ini dia dikenal dengan wajah yang berbeda-beda: wajah sebuah boneka, seorang kekasih, seorang ibu, dan seorang mitra.
Sedangkan oleh dunia dia dikenal dengan empat wajah yang berbeda pula: sebagai seoarang model yang anggun, sebagai seorang pemimpin perusahaan yang misterius dan tidak terjangkau, sebagai seorang perempuan yang selalu memilih kekasih, dan terakhir sebagai seorang pembunuh!
Benarkah dia seorang pembunuh, atau sesungguhnya dia justru adalah korbannya? Kapten Kosasih dan Gozali yang harus memecahkan misteri wajahnya yang keempat ini.
Berawal dari menerjemahkan novel-novel Agatha Christie, S. Mara Gd mulai menulis novel pertamanya, Misteri Dian yang Padam pada tahun 1984 (diterbitkan tahun 1985). Tokoh yang diciptakannya adalah seorang kapten polisi bernama Kosasih dan sahabatnya yang punya latar belakang hitam, Gozali. Sejak itu novel-novel tentang petualangan dua serangkai, Kosasih dan Gozali, dalam melacak para kriminal mengalir terus. S. Mara Gd memadukan logika dan humor dalam bahasa sehari-hari yang menarik, di sana-sini diwarnai oleh dialog Suroboyo-an. Lokasi ceritanya umumnya mengambil tempat di Surabaya dan sekitarnya.
Disamping penjelasan masa lalu Anastasia yang sangat amat panjang yaitu setengah total buku, suka banget sama pemecahan masalah oleh Kapten Kosasih dan Gozali. Seru berasa ikut nebak-nebak siapa pelakunya dengan bahasa yang mudah dipahami. Mungkin penjelasan kisah Anastasia diperluin untuk memudahkan mengungkap motif-motif pelaku tapi apa awal cerita ga dimulai langsung ke kasusnya aja trus kisah Anastasia bisa diselipin sambil jalan pemecahan kasusnya. Tapi dari kisah Anastasia ini juga banyak pelajaran berharga, terutama mengenai sifat manusia. Walaupun panjang banget tapi asik dibaca sampe akhir soalnya bahasanya emang ringan.
Anastasia Castillo adalah seorang perempuan sukses pemilik biro modelling ternama di Jakarta dan Surabaya, memulai karir di bisnis tersebut sebagai seorang peragawati merangkap asisten dari pemilik sebelumnya yang merupakan suaminya Antonio Castillo.
Tidak banyak yang tahu karir besarnya itu bermula dari rasa putus asa dan depresi akibat kebodohannya tujuh belas tahun silam saat iya jatuh cinta begitu dalam pada seorang laki-laki yang berusia lima belas tahun lebih tua daripadanya. Dosen sekaligus majikannya, dokter Hariono. Rasa pedih, sakit hati, dendam karena dicampakkan dan dianggap tak berarti, menghantarkan langkahnya menjadi seorang peragawati terkenal dan akhirnya bertemu jodoh dengan Antonio yang akhirnya meninggal karena penyakit leukimia.
Ketika Anastasia berada di puncak kejayaannya dalam bisnis, dan merasa jatuh cinta lagi pada lelaki bernama Yamin, ia tak mengira akan bertemu lagi dengan Hariono yang telah menorehkan luka di masa lalu. Dengan ingatan kuat akan luka dan sakit hatinya serta kesempatan untuk dapat menaklukkan Hariono, apakah Anastasia rela mengorbankan hati nurani demi memuaskan dendam lamanya?
***
Misteri Keempat Wajah Anastasia adalah novel misteri yang dituturkan dengan sangat manusiawi dan manis oleh sang penulis. Beberapa karakter begitu melekat pada kehidupan manusia sehari-hari di jaman sekarang meski novel ini ditulis di tahun 1980-an. Ini menjadi bukti bahwa sifat manusia dan tingkah lakunya sama saja dari masa ke masa.
Novel lama. Banyak hal yang diutarakan sangat panjang lebar nyaris bertele-tele. Namun, hasilnya cukup mengejutkan. Siapa sangka dialah yang menghabisi nyawa pak dokter. Sebagai cerita detektif lokal terbaik, jalan ceritanya menarik meski di tengahnya kadang membosankan. Eksekusi dan endingnya oke.
Kasus yang sebenarnya cukup ringkas dan sedikit plot twist. Namun memiliki kisah latar belakang yang panjang dan banyak drama. Kisah yang cukup membangun gambaran kasus ini.
Yang saya suka dari seri Kapten Kosasih dan Gozali adalah di setiap bukunya selalu ada latar belakang kisah dari si karakter utama (yang terkadang mengambil tempat setengah dari total halaman buku), bukannya langsung menyorot scene ketika korban sudah terbunuh dan diusut kasusnya oleh polisi. Hal ini membuat saya lebih mengenal si karakter dan bisa ikut menduga mengapa dan kenapa korban dibunuh, juga siapa pelakunya.
Begitu juga dengan judul ini, saya sangat menikmati latar belakang cerita yang menjelaskan sepak terjang anastasia hingga menjadi perempuan sukses setelahnya.
Cara penggarapan krnologis yang dipakai S. Mara Gd. juga tak menguntungkan. Sampai habis Buku Pertama pembaca masih harus bertanya-tanya apakah ini kisah detektif atau kisah cinta biasa. Lebih menarik kalau cerita dimulai dari saat kematian Hariono, karena cerita detektif sejati harus memelihara suspens (ketegangan) sejak awal. Paparan-paparan tentang masa lalu Anastasia bisa saja diselipkan sembari cerita berjalan. Dari dua jilid buku setebal 613 halaman ini praktis kurang dari separonya bercerita tentang proses pengusutan kematian Hariono. Selebihnya hanya riwayat hidup Anastasia, dengan pembicaraan dan renungan tentang cinta dan masalah-masalah lain. Yang terbiasa membaca Agatha Christie, Sir Arthur Conan Doyle, atau bahkan Imung, kisah Anastasia ini agak membosankan. Inikah gaya khas detektif Indonesia? ~ “Antara Cerita Detektif dan Cerita Cinta”, Harian Bandung Pos, Senin, 11 September 1989.
Beberapa tahun lalu waktu ngeliat novel-novel Agatha Christie saya di rak, Mama bilang kalo beliau dulu juga suka baca novel misteri. Nah, novelnya S. Mara Gd ini katanya juga nggak kalah seru.
Lalu sekitar seminggu yang lalu Mama membawa pulang dua novel S. Mara Gd- yang, omong-omong, covernya sudah cetakan baru. Saya pun mengambil satu untuk dibaca demi menuntaskan rasa penasaran.
Setelah dibaca ternyata lumayan juga, terutama mengingat novel ini ditulis tahun 80an. Mungkin saat membaca satu dua kali saya merasa penuturannya terlalu bertele-tele, tetapi tetap terdapat bagian-bagian yang seru untuk diikuti.
Oh iya, komen terakhir: di paruh kedua buku ini lah saya baru sadar bahwa Kapten Kosasih ini ternyata seorang laki-laki!