What do you think?
Rate this book


262 pages, Paperback
First published November 30, 2009
Ini novel kelima yang selesa saya baca dalam lima hari terakhir. Masih ada satu lagi yang menunggu. Lagi-lagi, saya meminjamnya dari guru saya. Rencananya, (kalau diperbolehkan) besok saya mau pinjam lagi. Masih banyak novel guru saya yang bikin mupeng. Ini novel ketiga Winna Efendi yang saya baca, setelah Refrain dan Remember When. Dan untuk yang ketiga kalinya juga, saya hanya bisa memberi tiga bintang. Satu hal yang paling saya sukai dari Winna Efendi: gaya menulisnya. Diksinya. Tata bahasanya. Tidak peduli bahasa apapun yang dipakai, saya selalu nyaman saat membacanya. Tapi, ada satu hal yang selalu membuat saya nggak rela memberi lebih dari tiga bintang untuk novel-novel Winna Efendi: bagi saya yang super sok tahu dan sok-apapun-itu-silahkan-sebut-saja, kisahnya selalu kurang menggigit. Serius. Contohnya, Refrain. Temen-temen saya yang merekomendasikan Refrain kepada saya, kalau dirangkum intinya selalu berkata seperti ini: "Udah pernah baca Refrain-nya Winna Efendi? Kalo belom, baca, deh. Itu baguuusss banget! Bikin mewek!". Begitu pula halnya dengan Remember When. Saya, yang notabene pecinta novel apapun yang bisa bikin mewek atau nangis bombay atau apapun itu sebutannya, langsung tertarik. Tapi begitu selesai membaca... Jangankan mewek, mata berkaca-kaca aja nggak! Entah sayanya yang kurang sensitif atau apa, saya nggak ngerti. Padahal, kisahnya bagus. I do admit it. Tapi tetap saja bagi saya ada yang kurang. Ya syudahlaaah. Kita bahas novel ini dulu.
Jadi, Unbelievable ini merupakan kisah persahabatan antara Maybella, Rashi (I love this name!), Ad, and that b*tch (oops, sawrryyy *imitating Cheon Song-yi's style), Marion. Nggak bisa dibilang persahabatan juga, sih. Ajang popularitas, mungkin? Ya, terserahlah. Saya nggak begitu ngerti sebetulnya. Kisahnya diceritakan dengan apik. Meskipun saya berjuta kali menemukan nama-nama model pakaian, tas, sepatu, merk-merk terkenal dan bahkan warna (!!!) yang baru pertama kali saya baca dan saya nggak tahu sebenarnya itu apa, saya cukup menikmati novel ini. Well, saya bukan orang yang fashionable, jangan salahkan saya kalau saya samasekali nggak ngerti fashion. Paling banter saya pakai kemeja dipadu skinny jeans dan wedges. Jangan harap saya mau pakai rok kecuali rok sekolah, apalagi dress yang bikin ribet. Ogah!
Kisah antara May, Rashi, Ad and that b*tch (saya benci banget sama orang seperti dia) ini menarik, sebenarnya. Tapi saya males mau cerita. Saya masih harus membaca satu novel lagi lalu belajar karena nanti jam setengah tiga saya ada Try Out SBMPTN: TPA sama TKD. Oh-my-Gawd I'm not ready!!! Nanti, deh, kalau rajin saya edit lagi. Untuk sekarang, ini dulu. Dadaaahhh.