Aku Natsuka. Papaku orang Padang dan mamaku orang Jepang asli. Umurku masih 15 tahun, ketika tiba-tiba aku harus kehilangan papa dan mamaku, sekaligus adikku. Coba bayangkan, dalam sekejap aku menjadi yatim piatu! Itu buruk! Aku hampir tidak bisa menangis saat itu. Siapa yang akan menemaniku...
Sampai suatu ketika, pamanku, yang seorang Jepang mendatangiku. Dia hendak membawaku ke negerinya. Apa? Jepang? aku tidak tahu harus berkata apa. Begitulah, sekarang aku sudah ada...di negeri matahari. Dengan bahasa Jepangku yang... ehm... coba saja tanya nomor rumah atau alamatku... Jawabanku, xx dan xx. Ah... kenapa nomor-nomor itu harus memakai huruf kanji!
Tapi, belakangan hidupku berubah! Aku bertemu dengan Kikuchi... cuma tolong jangan ingatkan aku pada nama itu lagi, aku bisa menyesal seumur hidup nanti! Apalagi aku sempat pacaran dengan Yuu, kakak Kikuchi, meski awalnya adalah karena paksaan. Hidup ini memang aneh ya..., tapi aku jalani saja semua keanehan yang menimpaku itu.
Covernya lucu. Ceritanya ringan. Cerita didominasi dengan Jepang sebagai latar tempat. Cocok dibaca untuk remaja dan pra remaja meskipun tetap butuh pendampingan orang tua karena ada bagian yang bercerita tentang bunuh diri.
Natsuka, gadis usia 15 tahun campuran Padang dan Jepang, yang tiba-tiba kehilangan orang tua dan adiknya, sehingga hidupnya berubah drastis. Pamannya dari pihak Jepang hadir menawarkan perlindungan, membawa Natsuka ke Jepang, sebuah negeri yang asing bagi Natsuka: bahasa, budaya, huruf kanji. Semuanya baru dan membingungkan.
Dalam adaptasinya, Natsuka menghadapi berbagai tantangan: berusaha belajar bahasa, berjuang menyesuaikan diri, merawat harapan, merasakan kerinduan, bahkan jatuh cinta meski dalam situasi rumit.
Persahabatan, cinta, dan hubungan keluarga yang hangat, merupakan topik yang diangkat dalam novel ini. Bagaimana penulis menggambarkan konflik identitas dan perasaan asing, sekaligus pertumbuhan pribadi melalui pengalaman yang sulit, juga menjadi daya tarik dari novel ini.
Alur agak maju mundur dengan konflik dan penyampaian cerita yang ringan banget. Novel ini cukup menghibur dan bisa dibaca dengan sekali duduk.
Terakhir baca 2019, sekarang 2023, dan tetap suka. Kesanku masih sama kayak review sebelumnya, jadi cuma edit bagian pembuka ini aja.
Review :
Natsuka...
Inget banget, dulu beli novel ini waktu nganterin adek daftar ke pesantren, baca blurb-nya kok kayaknya bagus, yah... apapun yang berbau Jepang memang selalu membuatku tertarik, terutama buku dengan cerita yang berlatar negeri sakura ini.
Sudah lama sejak terakhir baca, sampai bukunya banyak bintik hitam, baunya pun udah nggak enak, bikin mual xD untungnya di ipusnas ada, jadi baca di situ (terima kasih, ipusnas!)
Tapi gegara baca di ipusnas, aku jadi tahu kalo ternyata novel ini dicetul dengan cover baru, mana lucu pula covernya, jadi kepengen ngoleksi kaaan ToT padahal udah punya xDD
Jadi ini ceritanya curcol, bukan review ya, hehehe, entah kenapa hepi sih baca ini lagi, jadi nostalgia gitu.
Setelah baca ulang kesekian kali, aku tetep suka sama ceritanya, malah mungkin nanti beli lagi yang cover barunya.
Dulu bahasanya terasa oke oke aja, tapi sekarang kok agak kurang sreg ya, emang cerita remaja sih, jadi wajar kalau bahasanya nggak baku begini, tapi karena settingnya Jepang, berharap kata yang dipakai itu "Aku-Kau" bukan "Aku-Kamu" sama beberapa kata lain semacam "Ngomong" dll itu, agak terganggu sama itu sebenernya.
Terlepas dari penulisan dialog, novel ini tetap menjadi salah satu dari sedikiiiit teenlit yang kusukai, mungkin cerita awalnya terasa berbelit-belit, buat beberapa orang malah cenderung membosankan, tapi kalau diteruskan... seru lho, terutama bagian saat Yuu muncul, menurutku dari situ ceritanya makin seru, aiih.... coba kalo ada sekuelnya gitu ya, atau apa aja deh, masih berasa kurang soalnya kisah mereka berdua tuh, sampai kubaca berulang-ulang bagian terakhirnya xD
Aaa.. sejujurnya udah lama banget gw baca buku ini. Seinget gw itu pas gw kelas 2 SMP karena buka ini jadikan tugas untuk kelas Bahasa Indonesia gw, jadi satu angkatan gw pasti pernah baca buku ini. Jadi.. gw baca buku ini itu tahun 2005. GILA! 10 tahun yang lalu loh!
Emang sih, semakin bertambah umur lo, semakin beda juga persepsi lo terhadap sebuah buku. Penilaiaan kita tentang suatu buku di tahun lalu, gak akan sama pada tahun ini. (oke mulai ngelantur)
I gave it 5 stars for the sweet memories this book has brought me. Personall, kayaknya kalo bukan karena tugas sekolah, kalo gw ngliat buku ini di rak toko buku.. gw sih ga akan beli. Dari covernya aja ga appealing sma sekali. Jadi i have my old school to thanked for that.
All i cans say, buku ini ceritanya bagus. Ini bukan tipe "feel good" book juga sih, tapi endingnay cukup menghangatkan hati buat gw TEEHEE. Kalo emg buku ini tiba2 di cetak ulang, disarankan covernya tolog dibagusin ya.. hahaha
Setelah baca teenlit ini, saia jadi makin (jatuh) cinta pada Jepang. Destika mampu menggiring imajinasi saia berkelana di negeri Samurai tersebut. Tentu saja, dengan kisah cinta remaja yang sedang lucu-lucunya. Dengan jalan cerita yang mirip dorama Jepang, teenlit ini menjadi salah satu teenlit favorit saia juga. Sayang, sampai saat ini kok saia tidak menemukan lagi novel tulisan Destika yang lain ya...:(
I love this book so! Beleive it or not... I've never realized about this book from bookshelves at book store. Firstly, the cover is not interesting for me. Then, the title is nothing. So, it's invisible for me. My mom the one who found this and rommenced this book to me.
The thing is... this is a romantic cute book without too much 'kissing' part and etc! Very kind and show the Indonesian thing. A must have book for teen!