Jump to ratings and reviews
Rate this book

Rahim: Sebuah Dongeng Kehidupan

Rate this book
Jadi, mengapa kisah ini penting untuk kuceritakan padamu? Agar kau lebih menghargai hidup. Menghargai setiap tarikan napas. Menghargai apa pun yang dianugerahkan Raja Semesta padamu. Kau beruntung memiliki orang tua yang baik dan mengasihimu, hingga saatnya kini kau bisa hadir di dunia dan menikmati segalanya—kau beruntung memiliki hidup.

Dan pada saatnya nanti, mungkin kau akan memiliki seorang anak yang bersemayam di rahim suci perempuanmu… Bila saat itu datang, apa pun alasanmu, kumohon jangan biarkan para penghuni Kerajaan Alam Rahim bersedih dan terluka lagi: jangan sekalipun kau berpikir untuk menggugurkan kandungannya atau malah melakukannya. Jangan menodai kesucian rahim perempuanmu. Jangan lakukan itu. Kumohon.

…asal kau tahu, Rahim adalah nama lain dari Raja Semesta.

320 pages, Paperback

First published June 27, 2010

44 people are currently reading
481 people want to read

About the author

Fahd Pahdepie

27 books530 followers
FAHD PAHDEPIE, suami juga ayah penuh-waktu untuk Rizqa Abidin serta dua putra mereka Falsafa Kalky Pahdepie dan Alkemia Malaky Pahdepie. Menulis, bekerja, dan berkreativitas dirayakannya di waktu senggang. Orang rumahan yang menulis untuk diceritakan pada istri dan anak-anaknya.

Selain menulis, Fahd juga merupakan pembicara publik, penulis skenario dan sutradara film maupun teater. Saat ini menjadi co-founder dan CEO inspirasi.co. Ia bisa ditemui di www.fahdpahdepie.com atau facebook.com/fahdpahdepie atau twitter @fahdisme.

Profil lengkapnya bisa dibaca di: http://id.wikipedia.org/wiki/Fahd_Pah...

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
164 (30%)
4 stars
179 (32%)
3 stars
135 (24%)
2 stars
53 (9%)
1 star
12 (2%)
Displaying 1 - 30 of 92 reviews
Profile Image for Ayu Yudha.
Author 3 books201 followers
August 6, 2010
Hai, kenalkan namaku Janin. Aku sudah cukup lama tinggal disini. Tapi sebelum kesini aku harus naik kereta berwarna merah di jalur tiga. Hobiku bergerak dan tidur. Kombinasi yang aneh ya? Aku suka sekali menggerakkan kepala, apalagi menekuk lengan dan kaki. Tapi aku juga suka sekali tidur. Tempat ini nyaman sekali, lagipula aku punya rambut pelindung yang bernama lanugo kalau kalian ingin tahu..

Dari sini aku kerap mendengar musik juga suara-suara yang berasal dari luar sana. Aku merasa sangat nyaman mendengarnya. Jika aku mendengarkan dengan saksama, ada banyak makna dibalik musik ataupun suara-suara yang kudengar. Ada keindahan di setiap dentam suara yang mampir di pendengaranku. Keindahan yang sepertinya hanya bisa dirasakan. Dalam hati.

Aku banyak belajar disini. Termasuk dari mimpi. Aku seringkali bermimpi dan akhirnya menemukan hal-hal baru. Tidak sekali dua aku salah jalan dalam mimpiku. Dan akupun akhirnya memetik sesuatu dari setiap kesalahanku. Bahwa memang seharusnya aku membiarkan hati untuk memutuskan kemana aku harus melangkah. Bukan hanya berdasarkan apa yang aku lihat.

Oiya, tadi aku menerima rapor menjelang kelulusan. Dan ternyata nilaiku buruk. Aku terlalu banyak menghabiskan banyak waktu untuk mengobrol dan tidur. Padahal aku tidak pernah berniat untuk menyia-nyiakan waktuku loh.. Tapi semakin lama aku disini, tempat ini terasa semakin sempit untukku. Aku semakin sulit bergerak, air di sekelilingku pun terasa semakin sedikit. Ah, kenapa ini ya? Ditambah lagi posisiku berputar dan membuat kepalaku berada di bawah sekarang ini. Aku sudah benar-benar tidak betah disini. Sepertinya tiba saatnya untuk keluar dari sini..

Apa aku sudah memberitahu kalian dimana aku tinggal? Sepertinya belum ya. Aku tinggal si suatu tempat bernama Rahim. Pemilik Rahim ini bernama Ibu. Ibu selalu saja rela membiarkan dirinya menjadi sasaran gerakku.. Ah, Ibu memang sangat baik hati. Sekeluarnya aku dari sini, aku akan membalasnya semua kebaikannya. Janji.

Janin,
usia 37 minggu di Rahim seorang Ibu

-----------------------------------------------------------------------
Note untuk Mas Fahd Djibran: Tanpa bermaksud menyaingi polisi typo, saya menemukan bahwa Mas Fahd Djibran dengan sangat sengaja menuliskan tuhan dengan huruf “t” kecil namun menuliskan Dokter dengan “D” besar dan Hidup dengan “H” besar. Kira-kira ada maksud tertentu atau hanya ingin membuat sesuatu yang berbeda saja ya? Ah, jika bertemu dengannya saya akan menanyakan hal ini..
Profile Image for Sweetdhee.
514 reviews115 followers
September 4, 2010
Innash-sholaatii wanusukii wamah-yaaya wamamaatii lillaahi robbil'aalamiin. Laa syarikalahuu wabi-dzaalika umirtu wa ana minal-muslimiin
*Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku, kuserahkan kepada Allah Robb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya, demikianlah yang diperintahkan kepadaku. Dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (dari orang-orang yang berserah diri)*
dicukil dari sini

Waktu kuliah, salah seorang teman menolak membaca doa iftitah ini dalam sholat dengan alasan bahwa beliau tidak kuat dengan janji yang terlalu berat.
Membayangkan janji yang ia ucapkan lima kali sehari untuk selalu mempersembahkan sholat, ibadah, hidup dan mati untuk Allah, ia ketakutan akan balasan yang akan diterimanya.
Karena ia begitu yakinnya sebagai manusia ia pasti akan banyak melakukan hal-hal yang melanggar janji itu.
Dia memilih menggunakan doa yang lebih sedikit janjinya.

Dulu, entah mengapa saya merasa itu alasan yang salah, konyol bahkan. Tapi saya tidak menemukan argumen yang tepat saat dia menceritakan hal ini kpd saya.
Sekarang, setelah saya belajar sedikit dari sekian banyak yang harus saya pelajari dalam agama saya, terutama setelah membaca buku ini, saya rasa saya sudah tau jawabannya.

Janji dalam doa tersebut hanya alat pengingat buat kita.
Dengan ataupun tanpa janji dalam doa tersebut, kita tetap tidak seharusnya mengkhianati Pemilik Semesta Alam.
Karena apa?
Sebelum roh kita ditiupkan ke dalam rahim ibu kita tersayang, kita sudah berjanji.

Dan setelah begitu hebatnya kita mengalami hal-hal yang kita alami dalam Ruang Semesta Mini selama kurang lebih 9 bulan sepuluh hari, mengapa masih berani kita mengkhianati janji tersebut?
*garuk2 kepala yang ga gatel*

Mungkin Fahd bermaksud mengingatkan kita akan janji tersebut.
Walau mungkin terkesan sedikit menggurui, tapi setidaknya saya tidak merasa seperti membaca buku self-help (yeah, i would straightway close thus kind of books *toss sama Harun*).
Datar memang alurnya, ini pula yang membuat mood membaca saya agak sedikit tertatih-tatih.
Tapi entahlah..
Dongeng tentang kebesaranNya, dengan tokoh-tokoh yang unik dan nama yang sarat makna, mana bisa saya tidak jatuh hati?

Apalagi waktu menghadiri ngobrol bareng buku ini dengan penulisnya sendiri.
Ada apa dibalik penulisan huruf besar dan kecil dari setiap tokoh seperti yang ditanyakan ayu?
Dan yang paling menarik, ketika Fahd menuturkan hipotesisnya, bahwa jika dirunut-runut, segala permasalahan di dunia sesungguhnya bermula dari komunikasi anak dan orangtuanya.
Jika setiap anak, ibu dan ayah menyadari apa yang sebetulnya terjadi dalam Alam Semesta Mini itu, bukankah dunia bisa menjadi lebih baik?

Salut, Fahd!!!
Tiga Bintang saya berikan.
Untuk mimpi besar yang mudah-mudahan bisa saya bantu, walau sedikit.
Setidaknya dengan menulis review ini.

Love you, Mom.. One of my biggest reason i'm trying to find my happiness is to see you smile for mine..

Love you, Pak..
Mudah-mudahan rumah Bapak sekarang lapang dan tidak menemukan kesulitan satu apapun di sana.. Wait for us, we'll be there, mudah-mudahan dalam khusnul khotimah. Karena mampu memegang janji yang diucapkan saat empat bulan dalam kandungan.
We're trying down here..
Miss you..

*dhee yang lagi kangen banget bisa sholat khusyu' lagi*
Profile Image for Miss Kodok.
220 reviews18 followers
December 26, 2010
Terima kasih buat sahabat saya, Asrori yang sudah membelikan buku penuh keajaiban ini untuk saya.

"Rahim selalu tentang kasih sayang: Raja Semesta pada Hidup, Hidup pada orang tua kita, orang tua kita pada anak-anaknya, dan manusia pada sesamanya. Dan bayangkanlah semua berada dalam lingkaran kasih yang maha agung. "Rahim" yang maha besar.

Ada 5 alam yang akan menjadi tempat tinggal kita semua, yaitu: alam ruh, alam rahim, alam dunia, alam barzah, dan alam akherat. Rahim adalah rumah kita semua selama +/- 9 bulan 10 hari sebelum kita beralih ke alam dunia, alam dimana kita mulai memiliki bentuk secara phisik. Telah banyak para ahli yang meneliti dan mempelajari perkembangan janin di dalam rahim, dan hampir semua dari kita mungkin telah mengetahui betapa ajaibnya suatu kehidupan dimulai di dalam rahim. Dimulai dari bertemunya sel telur dan sel sperma yang teramat kecil, bahkan lebih kecil dari sebuah titik. Kemudian sel baru tersebut membelah menjadi 2, lalu 2 menjadi 4, 4 menjadi 8, 8 menjadi 16, dst..., dst..., hingga membentuk embrio yang kemudian menjadi janin. Tapi pernahkah kita mengingat tentang semua peristiwa yang kita alami saat berada di dalam rahim? Kita semua pasti akan memberikan jawaban yang sama: "Tidak".

Berangkat dari sinilah Fahd Djibran, sang penulis mencoba mengingatkan kita semua tentang kehidupan kita di dalam rahim seorang perempuan yang kemudian kita panggil sebagai "ibu". Apa yang terjadi dalam kehidupan di alam dunia saat ini adalah sebuah fase menuju kehancuran, dimana tindakan aborsi dianggap sebagai hal yang biasa, dimana begitu banyak bayi/anak-anak yang disia-siakan oleh orang tua mereka, lalu yang lebih mengenaskan lagi, begitu banyak anak-anak yang menyia-nyiakan orang tua mereka ketika mereka sudah memiliki kehidupan mereka sendiri. Akibat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan tentang rahim, manusia kini tidak lagi mempercayai bahwa "Alam Rahim" adalah sebuah fase kehidupan yang harus dilalui setiap manusia (kecuali Adam & Hawa) dari "Alam Ruh" menuju "Alam Dunia". Kini rahim hanya dianggap sebagai organ reproduksi wanita saja dan mekanisme kehidupan yang terdapat di dalamnya hanyalah fase-fase perkembangan biologis semata dari seorang calon anak sebelum mereka dilahirkan.

Krisis kepercayaan ini telah membuat Raja Alam Rahim -- dengan menggunakan otoritas otonomi dari Raja Alam Semesta -- membentuk Satgas Pengembalian Kepercayaan dan Sakralitas Alam Rahim. Salah satu anggota satgas ini bernama Dakka Madakka dari Ura. Dakka menyebut dirinya sebagai "Pengabar Berita dari Alam Rahim".

Kita boleh mengacungkan jempol kepada Fahd Djibran sebagai penulis atas ide cemerlangnya ini. Karena manusia adalah mahluk yang suka bercerita dan membangun hidupnya berdasarkan cerita yang dipercayainya dan karena kehidupan itu sendiri merupakan sebuah dongeng tentang keajaiban, sehingga ketika kehidupan di Alam Rahim disampaikan dalam bentuk dongeng oleh Sang Pengabar Berita, kita akan merasa begitu sulit untuk berhenti mendengarkan (baca: membaca) sebelum sampai pada akhir cerita.

Dengan kepiawaiannya namun sederhana, Fahd melalui Sang Pengabar Berita dari Alam Rahim mencoba mengingatkan kita semua tentang detil-detil peristiwa yang kita alami ketika berada di Alam Rahim, yang tidak satupun dari kita dapat mengingatnya, ...dan dari setiap peristiwa yang kita alami selalu sarat dengan pelajaran yang sesungguhnya adalah bekal kita ketika menjalani kehidupan di Alam Dunia.

Marilah sejenak kita mengosongkan pikiran kita, melepaskan diri dari rutinitas yang membuat jenuh pikiran, agar kita dapat mendengarkan cerita ini dengan baik karena mendengarkan adalah bukan tentang menangkap suara-suara dengan telingamu, lebih dari itu, mendengar adalah menangkap sesuatu di balik suara, sesuatu yang kadang-kadang tak bisa benar-benar ditangkap bahkan oleh mereka yang mampu mendengar suara-suara secara sempurna.
..........
Telinga hanyalah antena untuk menangkap cinta yang dikirim pemilik hidup agar maknanya menjadi pijar yang membuat hidup kita bercahaya.
..........
Betapa bodohnya kita yang mampu mendengar suara-suara dengan sempurna, tetapi selalu gagal menangkap hikmah, pelajaran, dan cinta dari balik suara-suara itu.
..........
Cinta pada mulanya selalu tentang mendengarkan: ibu yang mendengarkan anaknya, anak yang mendengarkan orang tuanya, pasangan yang saling mendengarkan, Raja Semesta yang mendengarkan doa-doa umat-NYA, manusia yang mendengarkan pesan dan cinta tuhannya. Pertama-tama, mencintai adalah tentang mendengarkan (hlm.137-141)
.

Mungkin ada bagian yang sulit diterima oleh akal bagi sebagian pembaca, misalnya tentang mimpi-mimpi yang dialami Sang Janin di Alam Rahim, seperti mimpi tentang kucing yang dapat berbicara ataupun tentang ikan mas yang berprofesi sebagai koki, tapi bukankah dalam mimpi, sah-sah saja bila hal yang tidak masuk akal terjadi. Terlepas dari itu semua, tentu kita tidak akan menolak pesan penuh kebajikan yang ada di dalamnya. Cobalah kita simak beberapa isi pesan dari percakapan antara Sang Janin dengan sang kucing:
"Jangan jadi bagian dari 'setiap orang', jadilah dirimu sendiri. Tentukan kemana kau akan pergi."
..........
pertama-tama dalam melakukan perjalanan, tentukan dulu kemana arah tujuanmu, Lalu ketika kau mengambil langkah pertama, lakukan terus sampai langkahmu selesai tanpa menyerah.
..........
Jangan berpikir mundur. Sebab orang yang berpikir mundur tak akan mencapai tujuan.
..........
Memberi adalah mendapatkan lebih. Lihatlah aku hanya punya satu cahaya lilin, tetapi ketika aku membagi apinya kepada lilinmu, aku jadi punya dua cahaya lilin yang lebih terang dari sekedar satu cahaya lilin saja sebelumnya. Memberi adalah mendapatkan lebih" (hlm.88-91)


atau makna dari percakapan dengan ikan mas yang berprofesi sebagai koki:
"Dalam ukuran tertentu rasa bisa menjadi enak, tetapi dalam ukuran yang lain ia bisa jadi sangat tidak enak. Segala yang berlebihan selalu buruk. (hlm.109)

Ternyata telah begitu banyak pelajaran yang kita dapatkan sejak kita berada di dalam rahim. Bayangkan saja bila dalam tubuh manusia terdapat milyaran sel, milyaran rantai DNA yang bahkan bila dibentangkan panjangnya melebihi luas galaksi, dan bila dalam satuan terkecil sel tubuh kita Raja Semesta menitipkan satu saja ilmu tentang hidup... sesungguhnya, tentang hidup, sejak awal kita sudah diajarkan segalanya (119-121)

Dakka, melalui Profesor waktu di Alam Rahim juga mengingatkan kita bahwa walaupun manusia adalah mahluk ciptaan Raja Semesta yang paling sempurna karena dilengkapi dengan akal, manusia adalah mahluk yang selalu lalai dalam mengingat kuasa-NYA. Manusia adalah mahluk yang tidak menghargai waktu. Manusia sering kali hanya menggunakan waktunya untuk makan, minum, tidur, dan bersenang-senang, sementara waktu terus berkurang.
"Jangan buang-buang waktu. Jangan boros terhadap waktu. Kau tahu, bahkan Raja Semesta bersumpah demi waktu. Jangan sampai kau tidak menghargainya. Tidak menghargai waktu sama saja dengan tak menghargai Raja Semesta. (hlm.169-170)

Manusia pun sering kali lupa menggunakan hati nuraninya untuk menentukan jalan hidupnya padahal tidak semua jalan yang terlihat akan membawamu pada jalan yang benar. Kadang jalan yang benar adalah jalan yang tak terlihat oleh matamu. Jangan biarkan matamu yang memutuskan kemana kau ingin pergi.(hlm.135)

Pada akhirnya Dakka mengingatkan kita tentang peran kedua orang kita dalam kehidupan kita, terutama ibu (meski tak sedikit pun mengurangi porsi peranan seorang ayah), karena seorang bayi meminjam setengah nyawa ibunya ketika hdup di dalam rahim.

dan...

"Kau tahu, bila kau diberi kesempatan untuk mengikuti seluruh gerak-gerik ibumu ketika mengandungmu, melihat seluruh sketsa hidup yang ia jalani bersamamu di perutnya, kuyakinkan kepadamu bahwa ia melakukan segala hal yang terbaik yang bisa ia lakukan untuk menjagamu, merawatmu, dan memberikan segala yang terbaik untukmu, (hlm187)

Pada bagian akhir dari buku ini, Dakka menyampaikan;
"Aku percaya kita bisa mengubah dunia dengan kebaikan-kebaikan yang kita upayakan mulai dari diri kita sendiri. Dan aku percaya bahwa kebaikan selalu akan mengalahkan keburukan-keburukan. Sebesar apa pun itu." (hlm.283)

"Kami menginginkan sebuah situasi di mana setiap orang saling mengingatkan dan memberi tahu satu sama lain tentang menghargai Hidup yang telah dianugerahkan Raja Semesta pada kita semua dan menghargai orang tua yang telah menjadi gerbang bagi kehidupan kita" (hlm.286)

"Meskipun kau tak mengingat seluruh detilnya, apa yang mereka pesankan dan apa yang kau pelajari di Alam Rahim, pengetahuan itu sebenarnya sudah tertanam dalam kesadaranmu... pengetahuan alamiah yang akan membimbingmu untuk setia pada kebaikan-kebaikan dan berusaha menjauhi keburukan-keburukan." (hlm.307)


Saya rasa kita memang memerlukan jeda karenajeda membuat kita melihat ke dalam diri kita sendiri. Itu yang penting. (hlm.124)

Pesan saya matikan matamu dan nyalakan hatimu (hlm.159) ketika kita mendengarkan cerita dari Sang Pengabar Berita dari Alam Rahim.

Buku ini membuat kekaguman saya pada Fahd, sang penulis naik secara drastis menjadi puluhan kali lipat. Fahd tidak saja mampu meramu semua pesan kebaikan ini melalui sebuah cerita yang sangat mengasyikan sekaligus menakjubkan tanpa sedikitpun membuat kita yang membacanya merasa digurui, tapi Fahd pun mampu membangkitkan getar nurani pembaca menjadi lebih kuat untuk melihat ke dalam diri masing-masing tentang kebaikan yang semakin sering dilupakan.

"Sesungguhnya di Alam Dunia, kau sedang dikandung dalam sebuah rahim maha besar yang akan membentuk dan mematangkan dirimu dan kesadaranmu. Dalam rahim semesta ini, pesannya sama seperti yang kau dapatkan di Alam Rahim -- ketika kau bersemayam di rahim ibumu: pelajarilah banyak hal, sebarkanlah kebaikan-kebaikan, jauhilah keburukan-keburukan, dan jangan boros dengan waktumu... sampai kelak, bila waktunya tiba, kau akan mengalami masa peralihan berikutnya (hlm.309-310)

Semoga buku ini semakin banyak dibaca orang, agar nilai-nilai kebaikan yang disampaikan akan semakin banyak menyebar dan mengalahkan segala keburukan di Alam Dunia ini.

Buat Bang Fahd Djibran, mohon maaf bila ulasan bukunya mengandung terlalu banyak spoiler. Terima kasih karena telah menuliskan buku ini. Jazakumullah......

Profile Image for Truly.
2,760 reviews13 followers
July 10, 2010
Kakang Kawah, Adi Ari-ari….....

Sejak kecil, sudah sering kudengar orang-orang disekitar mengucapkan kalimat itu sambil mengelus-elus perutnya dimana sang jabang bayi berada. Baru belakangan aku mengerti maknanya. Dan buku ini, memberikan nuansa makna yang berbeda mengenai tempat dimana sebuah kehidupan dimulai.

Buku ini mengisahkan tentang perjalanan seorang bayi di Alam Rahim. Rahim adalah nama lain Alam Semesta. Dongeng ini ditulis berdasarkan kisah yang disampaikan oleh Pengabar Berita dari Alam Rahim, Dakka Madakka kepada sang bayi. Dakka Madakka berpawakan agak pendek, berkulit hitam, menggunakan pakaian yang agak aneh dengan manik-manik menyala di dadanya dan bertuliskan AR (alam Rahim), serta berjalan etrgesa-gesa dan kondisi kaki kanan agak pincang. Dakka berasal dari suatu tempat dimana matahari terbit agak terlambat tiga puluh lima detik dan terbenam lebih cepat tiga ratus lima puluh detik.

Di Alam Rahim, ukuran tubuh sang jabang bayi berkembang dengan sangat cepat menjadi empat kali lipat lebih besar dari bentuk semulanya. Disana juga ada Menteri Khusus Urusan Mimpi Kerajaan Alam Rahim yang bertugas meracik makanan rahasia. Jika dimakan maka akan menyebabkan tidur juga membawa bayi yang tidur kemanapun ia mau.

Profesor Waktu yang bertugas di Alam Rahim menyebutkan angka 24.471.165 detik. keseluruhan waktu setara dengan 9 bulan, 13 hari, 5 jam,32 menit dan 45 detik. Semuanya terlihat cepat! Mengingat 1 detik di Alam Rahim sama dengan 1 menit di Alam Dunia . Bayangkan selama ibu seorang ibu harus membawa beban sekian kilo di tubuhnya. Beban yang dibawa dengan rasa syukur dan kasih sayang.

Saya jadi teringat sebuah pengalaman pribadi beberapa tahu lampau. Sebagai anak tunggal, jagoan neonku sering tanpa sengaja mendapat perhatian dan perlakuan ekstra hingga membuatnya sedikit egois. Saat keinginannya tidak terpenuhi maka bisa timbul aksi unjuk rasa. Untuk membuatnya mengerti sesuatu hal tidak bisa dengan kata-kata namun harus dengan penjelasan sebab-akibat dan contoh kongkrit.

Suatu saat badanku sedang letih tak tertahan, dan ia memaksaku untuk menemaninya ke mall. Segala rayuan tidak mempan, memberikan pengertian lelah juga tidak bisa. Akhir sebuah kompromi disepakati. Anggap saja lelahku ini seperti ibu hamil, maka cobalah mengikat bantal kecil ke badan selama sekian jam tanpa dilepas. Jika ia mampu maka aku berjanji akan menemaninya ke mall dan membelikan makanan kesukaannya.

Untuk sekian menit bertama, wajahnya masih menunjukkan keceriaan, ada permainan baru baginya. Satu jam pertama, tawar menawar mulai dilakukan. Ia merayuku agar boleh melepas bantal kecil itu sebentar dengan alasan mau ke kamar kecil, tentunya ku tolak. Ku terangkan bahwa selama 9 bulan aku selalu membawanya kemanapun, dari ke kentor hingga mandi, dalam kondisi sehat maupun sakit. Akhirnya baru 2 jam ia menyerah dan mau memahami bagaimana pengorbanan seorang ibu membawa bayi dalam rahimnya selama 9 bulan! Tapi namanya juga anak-anak , sikap manisnya itu, maksudnya sangat manis hanya bertahan seminggu! Walau kembali ke sifat asal, namun terus terang ia sedikit berubah.

Setiap bab dalam buku ini diakhiri dengan sebuah paragraph yang berisi kalimat yang patut direnungi maknanya. Selain itu terdapat juga karikatur yang sangat sesuai dengan isi yang terkandung dalam bab itu. Namun yang sama, disetiap akhir bab ada gambar perjalanan sang jabang bayi. Sampul yang tidak biasa juga membuat buku ini kian menarik.

Buku ini sarat akan makna kehidupan. Setiap individu diharapkan setelah membaca buku ini akan mensyukuri keberadaannya serta mensyukuri kehidupan yang dititipkan dalam wujud anak kepada mereka. Bacaan yang sangat cocok dibaca untuk para wanita serta para calon ayah bahkan yang sudah menjadi ayah.

Cocok juga untuk diberikan kepada buah hati. Belakangan banyak sekali anak-anak yang tak menghargai ibunya. Anak-anak yang tak menyayangi ibunya, yang sama sekali lupa bahwa mereka pernah meminjam setengah nyawa ibunya ketika hidup selama sembilan bulan di dalam kandungan ibunya.

Kembali saya teringat cerita seorang sahabat. Ia dengan bangganya bercerita, saat melahirkan anak pertama, sang suami ikut menemani ke dalam kamar bersalin. Sang suami membantunya mengatasi rasa sakit dengan merelakan tanganya dipegang sedekian kuatnya hingga lecet-lecet kena kuku. Sang suami juga melihat bagaimana bayi merah itu dibersihkan sebelum diberikan untuk di Adzan-kan. Sejak saat itu kasih saying sang suami kian melimpah.

Namun…, beberapa tahun kemudian kami mendapat khabar kalo rumah tangga mereka sudah berakhir. Saat bertemu sang sahabat hanya tertawa ketika ditanya kepastian berita itu. Hal ini tentunya aneh mengingat baru beberapa waktu yang lalu sang suami selalu memuji perjuangan sang istri saat melahirkan.

“Seandainya ada sebuah buku atau semacam kenangan yang bisa mengingatkan bagaimana perjuangan seorang ibu saat mengandung dan melahirkan anak, tentunya ia tidak akan pernah lupa dan berbuat yang aneh-aneh” Kata sahabatku sambil berkaca-kaca. “ Sudah melihatku berjuang saya ia masih macam-macam bagaimana jika tidak” Sambungnya lagi. Kami hanya bisa terdiam tidak tahu harus berkata apa.

Satu-satunya kekurangan dari buku ini buat saya adalah pengurangan cerita mengenai betapa cepatnya waktu berjalan di Dunai Rahim. Entah untuk penegasan atau dilakukan tanpa sengaja, namun sepertinya cukup jika diuraikan satu kali saja, sehingga kesan dramatisnya lebih terasa.

Dari keseluruhan buku, kalimat yang saya paling suka adalah : “ Memberi adalah mendapatkan lebih” Serta “Para ibu memberikan setengah nyawanya untuk sang jabang bayi selama berada di Alam Rahim”

Jika anda para Ibu/calon ibu, buku ini sangat perlu dibaca
Profile Image for Sam.
184 reviews17 followers
August 4, 2010
aku pun ingin bisa menuliskan surat
kepada makhluk yg nanti dititipkan Alam Semesta kepadaku
mungkin tidak akan terlalu indah
mungkin tak kan begitu menyentuh
sekedar mengisi jeda..
kekosongan
ketika baik aku maupun ayahmu kelak
belum mampu menghangatkanmu, calon anakku, dengan mantel berbulu..



sejak baris pertama membaca novel ini aq sudah bertekad, jika hamil nanti bacaan ini lah yg akan kusenandungkan untuk 'calon anakku'

kisah yang mengundang, menyebarkan, dan mengalihkan kebaikan demi kebaikan.. prosesi yang selama ini misterius namun suci bahkan dinanti-nanti kehadirannya diungkap, dibedah, secara apik..

dan ya... jika suatu saat nanti aq kan berjumpa Dakka, lelaki pendek berkulit hitam dengan badge terang berinisial AR di dadanya, kan kusampaikan salam-mu :)




PS back.
thx for sharing it to us..
Profile Image for Fauza.
134 reviews1 follower
June 28, 2011
Splendid! Bukunya menarik banget, bercerita tentang Alam Rahim yang dijabarkan oleh Dakka si Pembawa Berita. Bahasanya agak nyastra sih, tapi tetap sederhana dan apik, jadi mudah untuk diikuti. Disini penulis berusaha menyentuh kesadaran kita tentang betapa berharganya seorang ibu dan apa yang dikandung didalam rahimnya. Dimulai dari proses bagaimana seorang bayi itu terbentuk, dari sebuah gumpalan yang bernama blactocyst kemudian berkembang menjadi fetus, janin dan bayi, kemudian ditiupkan ruh kedalamnya.

Disini juga diceritakan bagaimana seorang bayi tidak dapat memilih dari rahim mana dia akan dilahirkan, dari keluarga seperti apa, baikkah ibu nya? sayangkah ayah nya kepadanya? Tidak ada yang tahu, namun semuanya sudah dituliskan di sebuah buku besar, itulah yang dinamakan takdir. Seperti dalam satu kutipan di buku ini "Jangan berfokus pada dari mana kau berangkat, berfokuslah pada tujuan kemana kau akan pergi. Orang-orang selalu berpikir darimana mereka berasal, tanpa pernah berpikir kemana akan pergi" Karena kita tidak pernah bisa memilih kemana kita akan dilahirkan, maka yang dapat kita lakukan adalah fokus pada tujuan kemana kita pergi, dan untuk apa kita dilahirkan.

Penulis juga mencoba menyadarkan kita bahwa kita cukup beruntung memiliki orang tua yang baik dan mengasihi kita, kita beruntung karena memiliki hidup, karena diluar sana, ada orang tua yang tidak menginginkan anaknya, karna seiring perkembangan dunia modern, angka aborsi dan kematian bayi sangat tinggi, berita tentang bayi yang dibuang atau anak yang ditelantarkan berseliweran di televisi. Maka dari itu, penulis menyuruh kita agar jangan sekalipun berpikir untuk menggugurkan kandungan, jangan pernah menodai kesucian rahim perempuan, karena menurutnya rahim adalah nama lain dari Raja Semesta. Dan siapakah Raja Semesta itu? baca sendiri ye :p



Profile Image for Haniie Maria.
22 reviews2 followers
August 17, 2010
hm, yah.

sesungguhnya aku agak kecewa setelah selesai baca buku ini.
mungkin karena aku berekspektasi lebih, setelah memebaca ulasan-ulasan di blognya Fahd ttg Rahim.

sebenarnya tema yang diambil menarik, ide yang out of box. tapi menjadi tidak menarik, karena bahasa yang disampaikan, terlalu lugas. sekali lagi, ini bagiku. aku lebih suka membaca dengan pesan-pesan yang implisit. bacaan yang membuatku bisa tersenyum simpul ketika membacanya, dan itu tidak terjadi ketika aku membaca Rahim.

oiya, temanku bilang gini, 'apa ya, aku merasa digurui pas membaca ini'. dan ya, aku sepakat!
rangkaian kalimatnya terkesan menggurui, membuat pembaca merasa tidak sedang didongengi. judul yang justru dipakai untuk buku ini: sebuah dongeng kehidupan.

satu lagi yang membuatku kurang nyaman, terlalu banyak pesan-pesan yang ingin disampaikan. berdesakan, dan saling melompatlompat. terlebih dengan informasi-informasi ilmiah didalamnya.

aku sempat berpikir, apakah Fahd ingin seperti Dee, yang menggabungkan science dan sastra? fufufu, entahlah.

at leas, setidaknya buku ini mampu membuatku mengingat tentang Ibu, dan semakin memperteguh keyakinan, bahwa seperti apa anakku kelak, bisa 'terbentuk' dari perilaku dan kata-kataku semasa kehamilan nanti. jangan main-main!

buat Fahd,
selamat atas novel perdananya, aku masih juga penasaran dengan novel keduanya.
selamat atas kebahagiaan yang sedang bersemayam di rahim Istrimu.

>______________<
Profile Image for Nike Andaru.
1,628 reviews111 followers
October 12, 2010
Wow... itu kata pertama saya setelah habis tuntas baca buku ini.
Ini memang buku pertama Fahd yang saya baca, tapi dari kedua buku yang ditulis Fahd saya merasa teman-teman benar, ini adalah sebuah masterpiece dari Fadh Djibran. Karena dibuat dengan hati yang gembira di tengah penantian kelahiran bayinya mungkin :)

Rahim, mungkin kurang tepat dimasukkan ke kategori novel ya.
Dari covernya yang menarik ternyata dalemnya lebih hebat lagi. Saya betul-betul amazing seorang Fahd bisa menulis buku seperti ini. Menceritakan rahim dengan sangat detil dengan imajinasi yang tak pernah saya pikirkan dari seorang laki-laki.

Bercerita tentang semua yang kalian ingin tahu tentang rahim, tentang seorang ibu, bayi dari 0 hari sampai 9 bulan di rahim sang ibu, tentang banyak kebaikan, tentang ayah... ah saya tak dapat berkata-kata lagi setelah baca buku ini, saya hanya merasa amazing, se-amazing saya bisa mengandung dan melahirkan seorang bayi.

Membaca buku ini membuat saya kembali mengingat masa-masa kehamilan, proses penantiannya hingga proses melahirkan yang penuh kesakitan dan derai air mata. oohhh.... ibu...

Bagi anda semua yang telah menikah, sedang menikmati proses mengandung dan menantikan kelahiran bayi, anda patut membeli dan membaca buku ini. Anda akan temukan banyak hal yang berharga di buku ini. Percayalah :)
Profile Image for Ade Putri.
216 reviews
March 24, 2016
Sebuah buku yang sangat amat saya rekomendasikan! Bertagline Sebuah Dongeng tentang Alam Rahim, buku ini sukses membuat saya begitu terpana. Bukan saja karena ditulis oleh seorang pria yang seolah sangat tahu kehidupan dalam alam rahim, namun Semesta Sebelum Dunia ini juga memberi banyak pemahaman baru.

Terlebih saat ini saya juga sedang mengandung seorang manusia. Membaca buku ini seperti mengilas balik bagaimana kehidupan saya sendiri selama dulu ada dalam rahim ibu saya. Apa yang saya rasakan saat ini, rasa bahagia hingga sakit karena bermacam-macam keluhan selama kehamilan, barangkali juga menjadi perasaan yang menghinggapi ibu saya. Ah, benar-benar membuat saya terenyuh.

“… Kau hanya perlu merasakannya. Itu cukup. Kau hanya perlu mengalaminya. Kadang, untuk beberapa hal, kita memang tak perlu mengerti terlebih dahulu.” (hlm. 83)

Selengkapnya di Delina Books
Profile Image for Indah dwi Nurcahyati.
6 reviews3 followers
September 15, 2010
Pertama kali ngeliat bukunya, langsung mikir "wuseeenk, berat amat dah tuh buku"..
secara, judulnya aja "RAHIM" dan ada gambar janin-janin gitu,
ngeliatnya aja udah ngeri.. =_="
tapi setelah beberapa hari tuh buku dicuekin aja, akhirnya dibaca juga deh gara-gara udah keabisan stok bacaan..
ternyata eh ternyata isinya gak semengerikan judul dan covernya karena gaya bahasanya tuh kayak lagi cerita sama anak kecil.. (bener tuh kata peribahasa kalo jangan menilai buku dari sampulnya aja)
langsung mikir "kenapa gak langsung dibaca aja itu buku dari pertama megang".. =_="

buat buku ini secara isi tuh bagus, tapi agak kurang nyaman aja sama gaya nulisnya walau emang gaya yang kayak gitu mungkin yang bisa ngasih penjelasan dengan lebih baik..
Profile Image for Tarum.
365 reviews29 followers
September 12, 2010
Terkadang membaca review-review yang memberikan rating tinggi untuk sebuah buku, membuat kita mempunyai ekspektasi yang juga tinggi untuk buku tersebut. Sehingga ketika kita membaca bukunya dan tidak memenuhi ekspektasi yang telah kita canangkan, ujungnya adalah kecewa.

Demikianlah yang terjadi pada saya, pengharapan yang tidak terpenuhi. Tapi bagaimanapun juga buku ini hanyalah sebuah dongeng.
Profile Image for Alfath F. R..
231 reviews4 followers
June 5, 2017
Tanpa bertanya-tanya agama apa yang dianut penulis, saya memiliki kecenderungan untuk menilai bahwa sebagian dongeng Alam rahim berdasarkan keyakinan yang saya anut. Tentu saja saya tidak bisa mengklarifikasikan benar tidaknya. Apalagi masih ada kemungkinan keyakinan lain yang juga turut andil memengaruhi penulis untuk menyusun dongeng ini. Lalu bagaimana sebaiknya menyikapi? Mari kita anggap cerita yang ada hanya sekedar dongeng belaka. Lalu kita beralih jenis bacaan nonfiksi untuk mendalami apa yang ingin kita cari dan pelajari. :)
Profile Image for Vanda Kemala.
233 reviews68 followers
September 15, 2018
Ibarat baca materi biologi, tapi (dipaksa?) dijadiin fiksi. Ilmunya bagus, tapi pemilihan bahasanya kaku banget dan itu jadi harus konsen bener bacanya. Udah 11-12 sama reaksi kalau baca buku pelajaran. Bacanya ngos-ngosan banget, padahal cuma 300an halaman. So sad. :(
Profile Image for Lilian.
168 reviews11 followers
October 15, 2017
pesan pesannya bagus. bagus sekali. hanya gaya bahasanya mirip sekali Paulo Coelho. jadi kurang orisinil gitu kesannya.
Profile Image for Hanif Ayu Savitri.
34 reviews8 followers
February 23, 2018
Tho it was overrated, I finished it because I wondered how life begins so read this is for post script: I wanna have baby on my own.
Profile Image for Deby.
2 reviews9 followers
November 2, 2018
rahim nama lain dari raja semesta :)
Profile Image for Ia Seftia.
29 reviews13 followers
March 13, 2015
Saya membaca buku ini setelah berganti nama menjadi "Semesta Sebelum Dunia"..
Sebenarnya, saya lebih suka judul awalnya, "Rahim" sebab Rahim adalah nama lain dari Raja Semesta (hal. 181).

Namun, nyatanya saya tetap penasaran membaca buku ini. Apapun judulnya...
Entahlah. Ada perasaan haru yang muncul saat pertama kali menyentuh buku ini. Perasaan haru sebagai seorang wanita yang memiliki rahim dalam tubuh. Perasaan haru sebagai seseorang yang telah mengalami kegagalan sebanyak dua kali dalam proses kehamilan. Perasaan haru sebagai seseorang yang kelak akan menjadi seorang ibu. Perasaan haru yang sudah muncul saat mengetahui keberadaan buku ini, bahkan sebelum membacanya..

Semesta Sebelum Dunia adalah karya pertama Fahd Djibran yang saya baca. Buku yang berisi tentang kisah sederhana perjalanan hidup sebagai seorang manusia yang pernah dialami dalam Alam Rahim menuju Alam Dunia yang diceritakan oleh Dakka Madakka, seorang pengabar berita dari Alam Rahim.
Kisah yang dalam cara dan tingkatan yang sangat misterius mampu mengubah cara pandangku tentang diriku sendiri, kehidupan, dan semesta tempat aku berada. hal. 2

Dalam buku ini juga membahas bahwa sebelum manusia menuju Alam Rahim, manusia terlebih dahulu berada di Alam Roh yang konon katanya disana manusia telah berjanji untuk selalu patuh dan beriman kepadaNya. Yang sayangnya, manusia nenjadi hilang ingatan akan peristiwa itu setelah berada di Alam Dunia.
Ketika di Alam Rahim pun manusia tidak dapat memilih untuk diletakkan di rahim siapa, keluarga yang bagaimana, dan orang tua yang seperti apa. Seperti yang diungkapkan oleh Fahd pada hal. 55, " Ini rahim yang sudah ditentukan oleh Buku Besar yang ditulis sendiri oleh Raja Semesta. Kau tak bisa memilih terlahir dari rahim yang mana, dari keluarga yang mana. Kau hanya mengikuti kemana Hidup membawamu pergi. Dan sekarang, kau sampai disini. Di rahim ini."

Membaca buku ini membuat saya belajar banyak hal. Seperti halnya manusia yang "ternyata" belajar banyak hal saat berada di Alam Rahim. Seperti Tuan Bayi yang belajar banyak kebijaksanaan2 hidup dari Kucing yang Bisa Berbicara, Ikan Mas yang Bekerja sebagai Koki, Amadeus, Aynu Si Gadis Buta Penunjuk Jalan, Profesor Waktu, Nenek Olav, dan Mahavatara. Dan lagi2 sayangnya manusia tetap mengalami amnesia akan semua pembelajaran tersebut setelah di Alam Dunia..

Tak hanya itu, buku ini juga menceritakan sosok ibu dan ayah yang luar biasa. Yah, sosok ibu2 dan ayah2 kita. Sosok2 yang begitu setia menanti kehadiran bayinya. Sosok2 yang penuh kasih sayang terhadap anaknya. Dan sosok2 yang rela berkorban jiwa raga untuk kebahagiaan anak2nya. Yah, walaupun ada pula sosok2 ibu dan ayah yang tidak bertanggung jawab. Tapi, the negative side of them, tidak mengurangi keindahan mereka sebagai orang tua kita bukan???

Bab yang paling saya suka dalam novel ini adalah pembahasan tentang "mendengarkan". Dari bagian ini, saya belajar mengenai perbedaan antara mendengar dan mendengarkan. Yah mendengar dan mendengarkan! Sesuatu yang sekarang ini mulai luntur dalam peradaban manusia.
Dikatakan oleh Amadeus (salah satu tokoh dalam buku ini) bahwa, "Mendengar adalah bukan tentang menangkap suara2 dengan telingamu, lebih dari itu, mendengar adalah menangkap sesuatu-di-balik-suara....." hal. 107
Sedangkan mendengarkan adalah menangkap makna dan cinta dari balik suara2 secara intens dan penuh penghayatan." hal. 109

Dari bagian ini juga saya belajar bahwa sebenarnya, "Cinta pada mulanya selalu tentang mendengarkan: ibu yang mendengarkan anaknya, anak yang mendengarkan orang tuanya, pasangan yang saling mendengarkan, Raja Semesta yang mendengarkan doa2 umatnya, manusia yang mendengarkan pesan dan cinta Tuhannya." hal. 110

Dan yang lebih lebih saya sukai adalah saat Amadeus mengatakan, "Keindahan bukanlah yang kau dengar atau lihat. Keindahan adalah yang kau rasakan. Jauh sampai ke dalam hati."

Sungguh. Dari sebelum dan sesudah saya membacanya, novel ini sungguh luar biasa. Luar biasa mengingatkan saya akan banyak kebaikan yang telah saya dapatkan "dahulu" yang kemudian saya lupakan.
Namun, dalam kata2 perpisahannya, Dakka sang pengabar berita mengatakan, "Dan aku tahu, meskipun kau tak mengingat seluruh detailnya, apa yang kau pelajari di Alam Rahim, pengetahuan itu sebenarnya sudah tertanam dalam kesadaranmu... pengetahuan alamiah yang akan membimbingmu untuk setia pada kebaikan2 dan berusaha menjauhi keburukan2.
....Percayalah, selalu ada getar yang mengingatkanmu dari dalam lubuk hatimu.
Bila kau merasakannya, ikutilah getar itu, sebab itulah ilmu yang sejati-ilmu tentang rahasia Alam Rahim, yang bila kau menguasainya, kau sedang berjalan mendekati kesejatian Raja Semesta." hal. 230

Ya, benar. Kita hanya perlu merasakannya lalu ikutilah getar itu.....

~ Ia Seftia ~

Profile Image for Dian Rustya.
12 reviews4 followers
February 5, 2011
Rahim, merupakan buku ke-3 Fahd Djibran yang pernah saya baca, setelah (jauh) sebelumnya saya membaca CURHAT SETAN & MENATAP PUNGGUNG MUHAMMAD. Darimana mengenal buku-buku Fahd Djibran? Tentunya dari teman saya yang baik banget & penikmat buku, mas Wawan, yang selalu kasih “bocoran” buku-buku OK *trimakasih mas Wawan* … Dan seperti biasa, toko-toko buku disini masih terbatas dalam menyediakan buku-buku baru. Dan akhirnya “berkeluhkesah”lah saya tentang si RAHIM yang susah didapat ke kedua adek cantik saya. Tanpa disangka dan diduga, ternyata kedua krucil cantik ini memesan RAHIM secara online untuk dihadiahkan di ulangtahun saya tahun lalu. trimakasih yaa Iin&Rismoo *grouphugs* Masih ingat betul, pertama kali RAHIM sampai ditangan saya, masih bersampul cokelat. Saya & Iin takjub dengan desain cover RAHIM. Setelah dicermati, ternyata sampulnya merupakan siluet wanita hamil yang begitu dibuka nampaklah perkembangan si “dede” mulai dari embrio sampai berbentuk janin (jabang bayi) dalam rahim *keerreen*. Ciri khas Fahd Djibran (menurut saya), dia selalu bisa mengajak pembacanya ikut berpetualang dalam setiap alur ceritanya, merasakan apa yang dirasakan tokohnya, bahkan ada beberapa bagian yang membuat pembaca merasa menjadi tokoh dalam cerita.

Membaca Rahim, membuat saya mengenal istilah – istilah kedokteran yang berkaitan dengan perkembangan janin/bayi selama proses kehamilan 9 bulan, tentunya dengan cara yang unik sehingga saya tidak perlu pusing-pusing memahaminya. Pada bagian awal buku, Fahd Djibran “memotret” peristiwa mengenai kabar kehamilan. Dalam potret tersebut, terdapat banyak ekspresi yang bisa ditangkap oleh “kamera” pembaca di bagian awal. Sepanjang membaca buku ini, saya seperti diajak berjalan – jalan di alam rahim, merasakan dua peran sekaligus, sebagai janin & sebagai ibu yang sedang mengandung (padahal saya belum pernah mengandung).

Dalam buku ini, juga diceritakan tahapan-tahapan perkembangan bayi lengkap dengan penjelasannya, seperti ketika berusia 32 minggu (dlm kandungan) yang merupakan masa paling aktif dimana seorang bayi pada umumnya bergerak sebanyak 100 – 700 kali perhari (oohh, saya baru tahu). Sepanjang perjalanan bayi, dia bertemu dengan banyak tokoh mulai dari Dakka “sang pengabar berita dari alam rahim”, Tuan kucing yang bisa bicara, ikan mas yang bekerja sebagai koki, Amadeus, Aynu si gadis buta penunjuk jalan, professor waktu, Nenek Olav, dan tentunya si keren Mahavatara lengkap dengan pesannya masing-masing untuk si bayi.

Terdapat cerita tambahan yang membuat pesan buku ini semakin kuat, yaitu ketika berkisah mengenai pembuangan orang yang lanjut usia ke hutan belantara (Apakah kalian pernah membacanya?) yang diceritakan pada halaman 196 – 200. Membacanya, membuat saya benar – benar terharu dan sempat meneteskan airmata *ambil tissue*. Dan bagian mengenai aborsi, jangan sampai terlewatkan oleh kita sebagai pembaca. Disana digambarkan bagaimana proses aborsi, kesadisan tindakan, kesakitan si jabang bayi, dan sampailah kita pada surat dari calon bayi yang belum sempat terlahir di dunia (halaman 234 – 239) *miris*.

Membaca buku ini, semakin membuat saya bersyukur dan merasa beruntung bahwa saya dilahirkan di keluarga yang berbahagia dengan kehadiran saya, memiliki ibu & ayah yang sangat penyayang, serta mengingatkan saya untuk lebih bersyukur dan menghargai hidup.
Profile Image for Safitri.
16 reviews
March 25, 2011
Penulis perempuan menulis tentang dinamika dan sisi kehidupan perempuan, barangkali bukan hal yang asing bagi kita. Bagaimana jika seorang laki-laki mengungkap masalah perempuan dengan perspektif perempuan. Barangkali ini sebuah perbedaan.

Perbedaan itu, tampaknya, menjadi salah satu daya tarik dari novel terbaru Fahd Gibran, Rahim: Sebuah Dongeng Kehidupan. Fahd yang sehari-hari dikenal sebagai seorang peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menceritakan secara detil, kreatif dan sangat imajinatif mengenai kondisi kehidupan sebuah janin di rahim seorang perempuan.

Disini fahd mencoba menyentuh kesadaran kita tentang betapa berharganya seorang ibu dan apa yang dikandung didalam rahimnya. Pasalnya kasus aborsi terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Saat ini diperkirakan ada 42 juta kasus aborsi di dunia atau 115 ribu kasus aborsi setiap hari.

Melalui Novel ini, ia mengajak kita merenung, berdiskusi dan melakukan intropeksi terhadap diri kita sendiri. Penulis juga mengajak kita memahami dan mendalami makna kasih sayang.Menurut Fahd, kehamilan bukan sekadar konsekuensi reproduktif dari sebuah relasi seksual, tetapi ‘seluruh kehidupan’ yang dititipkan Tuhan di rahim suci seorang perempuan.

Kehidupan itu adalah kasih sayang Tuhan. Kasih sayang dalam bahasa Arab itu disebut Rahim. Itulah mengapa nama lain Tuhan juga Ar-Rahim, Sang Maha Penyayang. Maka bagi mereka yang menyia-nyiakan kehamilan adalah mereka yang menyia-nyiakan hidup bahkan Tuhannya. “..Jangan menodai kesucian rahim perempuanmu. Jangan Lakukan itu. Kumohon..Asal kau tahu, Rahim adalah nama lain dari Raja Semesta,” kata Fahd di novelnya.

Ia mampu menceritakan secara detil kondisi rahim wanita dengan gaya tutur mendongeng. Dan hebatnya Fahd mampu menceritakan semuanya dalam bahasa ringan yang tak terkesan menggurui. Tanpa disadari saat membaca Novel Rahim kita diajak untuk merenung sesaat dan mempertanyakan kembali sikap serta pandangan kita terhadap kehidupan anak sejak di alam rahim, perempuan dan orangtua.

Rahim, pada dasarnya adalah apresiasi Fahd terhadap figur seorang perempuan. Dalam pandangan Fahd, perempuan adalah sosok luar biasa, perempuan adalah musabab dari kehidupan, karena tanpa ada perempuan tak ada peradaban. ” Saya sering mengatakan bahwa bila banyak orang berpendapat bahwa Hawa adalah cobaan buat Adam, maka bagi saya Hawa adalah pertolongan buat Adam. Lewat rahim Hawa maka peradaban manusia bisa terwujud,” kata Fahd

Saat ini apa yang dikerjakan oleh laki-laki dapat dikerjakan oleh perempuan. Tapi ada satu hal yang tak dapat atau dimiliki oleh laki-laki dari seorang perempuan. Seorang perempuan dapat mengandung dan melahirkan keturunan. Melalui seorang perempuan peradaban manusia dapat terus berlanjut. ”Saya sering berkelakar dengan teman-teman, terjadinya penindasan laki-laki terhadap wanita adalah karena laki-laki merasa cemburu terhadap wanita yang memiliki sesuatu yang tak dapat dimilikinya,” kata Fahd
Profile Image for Meta Morfillah.
664 reviews23 followers
January 27, 2016
Judul: Rahim
Penulis: Fahd Djibran
Penerbit: Goodfaith Production
Dimensi: ix + 316 hlm, cetakan pertama juni 2010
ISBN: 978 602 96000 2 5

"Asal kau tahu, Rahim adalah nama lain dari Raja Semesta."

Buku yang ditulis penulis saat istrinya sedang mengandung ini mengambil sudut pandang orang kedua. Seakan pembacalah orang yang diajak bicara dan terlibat. Penggunaan kata ganti orang kedua--kamu--adalah ciri khasnya. Meski di awal sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang ketiga, yang tahu segalanya.

Kisah ini diceritakan oleh Dakka Madakka dari Ura. Seorang pengabar berita dari kerajaan alam rahim yang ditugaskan untuk bercerita tentang kehidupan alam rahim. Kita diajak flashback menelusuri perjalanan kehidupan kita saat masih di rahim ibu. Sistematikanya begitu runut: diawali dari cerita beragam orang yang diberikan anak saat tidak menginginkan, dan di bagian lain ada hartawan yang begitu baik dan menginginkan seorang anak sebagai pewarisnya namun tak kunjung dikabulkan Tuhan hingga usianya senja. Lalu perjalanan dari fetus yang berupa gumpalan, permulaan, gerak, lanugo atau lemak cokelat yang melindungi bayi dari kedinginan, jeda, mendengarkan, sirkus yang bercerita tentang mimpi yang terasa lebih nyata di alam rahim ketimbang alam dunia, waktu, ibu, persiapan, kejamnya aborsi yang merenggut kehidupan sang bayi, ayah, peralihan, rekrutmen, kelahiran, rahim semesta dan ditutup epilog.

Gaya tutur penulis seperti sebuah serial fantasi, namun didukung sebuah fakta sains dari dunia kedokteran, perumpamaan Allah dan malaikatnya serta beragam alam yang diyakini umat Islam, ditambah ada beberapa cerita yang diadaptasi dari kisah tentang pembuangan ibu di Jepang dan menebar kebaikan di film Pay It Forward.

Kekurangannya masih terdapat peletakan di- yang tidak tepat, sebagai kata depan dan kata sambung. Juga penulisan huruf kapital setelah tanda titik.

Selebihnya saya suka akan isi ceritanya. Mengajak kita lebih menghargai kehidupan, orangtua kita, dan Allah sebagai Pemilik Jiwa kita. Penulis berbakat menyederhanakan konsep yang sebenarnya cukup berat menjadi kisah yang mudah dicerna dan analogi yang ringan.

Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.

"Kau tak bisa memilih terlahir dari rahim yang mana, dari keluarga yang mana. Kau hanya mengikuti kemana hidup membawamu pergi." (Hlm. 67)

"Andai saat itu kau bisa melihat ibumu. Saat ia tersenyum lebar mengusap-usap perutnya yang membuncit. Sambil mencandaimu dalam gumaman menggemaskan. Bertaruhlah denganku, kau tak mungkin sekalipun berniat melukai perasaannya! Ia perempuan yang cantik, sampai terasa ke hati." (Hlm. 77)

"Jangan buang-buang waktu. Jangan boros terhadap waktu. Kau tahu, bahkan Raja Semesta bersumpah demi waktu. Jangan sampai kau tak menghargainya. Tak menghargai waktu sama saja dengan tak menghargai Raja Semesta." (Hlm. 170)

Meta morfillah
Profile Image for Anita Shella Shufa.
15 reviews7 followers
September 17, 2014
Buku berjudul “Semesta Sebelum Dunia” yang dikemas setebal 388 halaman ini bercerita tentang perjalanan manusia dari Alam Rahim menuju ke Alam Dunia dalam bentuk dongeng.

Penjelasan ilmiah yang imajinasikan dalam bentuk dongeng yang sarat akan pelajaran-pelajaran mengenai kehidupan yang seolah ketiganya (yakni penjelasan ilmiah, imajinasi, dan pelajaran hidup) terlalu dipaksakan untuk dihadirkan dalam porsi yang seimbang. Hal yang justru membuat buku ini terkesan sangat setengah-setengah. Terlalu dewasa untuk anak-anak, terlalu anak-anak untuk usia dewasa.

Beberapa bagian dari buku ini terlalu ilmiah, bagi saya terlalu bahasa yang disajikan terlalu berat. Di beberapa bagian lain terlalu sarat makna, bahkan beberapa disajikan dalam bahasa yang terkesan menggurui. Dan lagi karena saya membacanya di usia berkepala dua, buku ini benar-benar terasa ‘imajinatif’, bahkan di beberapa bagian ‘terlalu imajinatif’ sehingga terkesan aneh dan terlalu dipanjang-panjangkan. Entah efek dari ekspetasi yang terlalu tinggi yang tidak terpenuhi atau entah pula karena saya memang bukan tipikal pencinta cerita dongeng.

Meski sedikit kecewa dengan pengemasannya, namun kepiawaian Fahd dalam menulis pun termasuk dalam buku ini masih menjadi primadona di hidup saya (ceileh). Ditambah terdapat beberapa bagian dalam buku ini yang benar-benar membuat saya terdiam, merenung, bahkan tersentuh dan menurut saya cukup untuk membayar kekecewaan dari bagian-bagian yang lain.

Satu hal yang saya ajungi jempol dari buku ini adalah ide Bung Fahd yang sangat tidak biasa. Bahkan sampai detik ini saya masih terkagum atas usaha bung Fahd untuk mengungkapkan kehidupan Alam Rahim yang lebih condong ke sisi perempuan (dengan realita bahwa dirinya adalah seorang lelaki) untuk diangkat menjadi sebuah cerita, meskipun sedikit kecewa kenapa harus memilih jalan dongeng untuk mengemasnya :P .

Sangat eksplisit (bahkan terlalu eksplisit) dijabarkan bahwa buku ini dibuat untuk menyadarkan pembaca agar lebih menghargai waktu, kehidupan, orang tua, anak, dan yang membuat saya jatuh cinta secara implisit mengajarkan tentang Agama dan Ketuhanan (tentunya dalam bahasa dongeng T.T).

"Dan jeda membuat kita melihat ke dalam diri kita sendiri. Itu yang penting."

"Dan asal kau tahu saja, kebohongan justru lebih buruk daripada kebencian. Meskipun kadang kelihatannya lebih bagus."

"Seseorang yang hanya tahu makan, minum, tidur, dan bersenang-senang sementara waktu terus berkurang dan ia tidak bertambah pandai atau bertambah bijak, ia adalah seseorang yang sama sekali tidak menghargai pemberian Raja Semesta."

"… asal kau tahu, Rahim adalah nama lain dari Raja Semesta"


"Sebab kata ‘rahim’ juga berarti ‘kasih’"
Profile Image for Adriane  Yuanita.
12 reviews2 followers
June 30, 2016
saya dosa ngga sih ngasih buku ini empat bintang saja padahal saya ikut terlibat dalam proses pembuatannya, sebagai tukang gambar? Harusnya lima bintang kah? Heheheheh.

ini adalah buku pertama Fahd Djibran yang saya baca sejauh ini (HUAHAHAHAH SAYA GA GAUUUL!), dibacanya pun karena saya dibayar untuk itu... ehehehe...

saya kira bakal susah dibaca, mengingat keluhan si Ad*mas waktu dia bikin ilustrasi buat Mizan. oknum A ngomel-ngomel buku yang dia kerjain ilustrasinya itu ceritanya susah dicerna, agak menggurui, dan seterusnya. Pas saya beli bukunya (yang diilustrasiin si A) dan baca sendiri, saya pikir, ah critanya biasa-biasa aja, ngga susah dicerna tapi ngga memaksa pembaca untuk nyelesein membaca juga (saya tau beberapa buku yang ibarat ganja, nagih banget buat ditamatin).

Nah, Rahim-Fahd Djibran ini jauh kok dari kesan itu!

Ceritanya lumayan ngalir, bahkan di beberapa bab saya sempet nangis (kehkehkeh, saya juga punya kelenjar air mata nggak aneh lah kalo bisa nangis). Ada beberapa bagian buku yang nampar saya bolak-balik, seperti soal "mempergunakan waktu sebaik-baiknya", dan "soal kesadaran terhadap alam rahim".

ini lagi-lagi buku yang saya rekomendasikan (kalo saya ngga pengen sharing, ngapain saya bikin reviewnya di GoodReads?) karena sejauh yang saya tau jaraaaang banget ada buku novel pop yang mengangkat soal ALAM RAHIM! kalo alam fana dan alam setelah mati sih perasaan ada, banyak malah. (tolong koreksi saya kalo saya salah.) Karena satu lagi cerita yang masih lekat di kepala saya soal "alam rahim" ini formatnya bukan novel, melainkan manga.

novel ini penuh suntikan positif yang bikin saya, cewek yang cenderung skeptis, bisa ikutan mikir positif dan menaruh harapan kalau manusia itu dasarnya baik, dan kebaikan itu masih ada di muka bumi.
Profile Image for Nita Taufik.
13 reviews28 followers
May 17, 2010
Buku ini merupakan salah satu "master piece" dari Fahd Djibran. Setidaknya hal itulah yang menjadi kesimpulan kami ketika membaca dan melakukan review terhadapnya. Fahd yang sudah mempunyai puluhan judul buku, biasanya naskah berasal dari tulisannya di blog, kini "melahirkan naskah pertama" berbentuk novel.... Naskah ini boleh disebut dengan novel... Boleh dikategorikan sebuah sastra... Tapi Fahd menamai bentuk naskah ini secara berbeda... Sebuat saja naskah ini adalah "Sebuah Dongeng...."

Ketika membaca Rahim imajinasi dan emosi kita mampu dihanyutkan, masuk ke dalam suatu proses kehidupan. Kehidupan yang telah ada sejak kita berada di alam rahim. Namun kehidupan semacam apa yang telah mampu dipotret oleh ilmu biologis/ilmu pengetahuan? Apakah semua sudah diungkapkannya? Ternyata masih banyak "rahasia" Raja Semesta yang tidak mampu diungkapkan melalui ilmu pengetahuan. Namun dari hati nurani dan sebuah penalaran yang baik, Fahd mampu menuturkan hal-hal tersebut kedalam suatu bentuk cerita yang dapat diterima oleh pembaca dari kalangan manapun , termasuk oleh pembaca awam.

Alur yang disajikan begitu natural sehingga kita tidak sadar bahwa orang yang menulisnya adalah seorang pria berusia muda. Dimana ia menuliskan naskah ini dikala istrinya sedang mengandung. Sehingga bisa dikatakan naskah ini adalah gabungan/kombinasi indah hasil riset biologis dengan fiksi kreatif dari penulis.

Bacalah naskah ini... Siapaun kamu ... Apapun pekerjaan dan latarbelakang mu... Kami yakin, kamu pasti ikut merasakan keagungan Raja Semesta penjaga RAHIM Ibumu.....
Profile Image for Amalya.
1 review
May 22, 2012
Bayi, karunia Allah yang patut disyukuri. Namun, banyak orang yang tidak menginginkan bayi tersebut dan pada akhirnya ditinggalkan oleh orang tuanya dalam berbagai cara. Diantara banyak orang yang membuang bayi mereka, ada sebuah keluarga dimana mereka sangat mengharapkan hadirnya bayi, tapi selama berpuluh-puluh tahun, tak juga diberikan oleh Allah.
Cerita lain, sebuah keluarga yang istrinya sedang mengandung bayi di dalam rahimnya. Tahukah kau ada kehidupan di dalam rahim seorang ibu? Sebuah kehidupan yang lebih nyaman dan menyenangkan daripada dunia ini. kita melupakan semua kehidupan di rahim ini dikarenakan kita telah melewati terowongan Vaghana dimana terdapat cairan kental yang dapat menghapus semua ingatan kita.
Buku ini menceritakan sebuah dongeng kehidupan di dalam rahim wanita yang dimulai dari pembuahan sel telur ibu oleh sel sperma ayah hingga proses kelahiran atau perpindahan ke "rahim" dunia.
Kelebihan dari buku ini adalah:
1. Terdapat gambar menarik didalamnya, meskipun hanya hitam dan putih.
2. Dongeng didalamnya mampu menyentuh hati siapa saja yang membacanya.
3. Membaca buku ini menyebabkan kita semakin mensyukuri nikmat Allah.
4. Bersampul menarik dan didalamnya juga berisi kisah si penulis.
Kekurangan dari buku ini adalah:
1. Bersampul warna namun isinya hanya berwarna hitam dan putih.
2. Buku ini tebal, sehingga bagi sebagian orang, membaca buku ini akan menjadi sangat membosankan.
3. Ada bahasa yang hanya dimengerti oleh si penulis.

By: Amalia Husna , Kelas X_3 , absen 05
Profile Image for Nora Apriyani.
151 reviews
January 3, 2017
Tertulis di covernya bahwa buku rahim ini adalah tentang sebuah dongeng kehidupan. Sebuah buku yang menceritakan ‘cerita’ di alam rahim, cerita yang terkadang dibalut secara fiksi namun tetap tersirat makna-makna yang sebenarnya dari alam rahim itu sendiri.
Bahkan, penulis tak jarang menjelaskan mengenai rahim, janin, dan yang berhubungan dengannya secara ilmiah. Jadi, banyak sekali istilah dan pengetahuan biologi yang berhubungan dengan rahim, bisa saya dapat dari novel ini.
Novel ini adalah novel yang bagus dengan banyak pesan moral yang ingin disampaikan. Dan yang paling ‘terasa’ adalah pesan untuk kita semua agar lebih menghargai hidup dan mensyukuri apa yang sudah Tuhan beri untuk kita. Pesan agar tak ada lagi praktek aborsi yang sama saja dengan membunuh. Dan yang lebih jauh lagi adalah pesan agar kita menghormati orang tua kita.
Sungguh novel yang bagus dan layak untuk dibaca.

“Mempercayai keberadaan alam rahim adalah hal yang penting, dan menghargai sakralitasnya adalah hal penting berikutnya. Dengan begitu, orang-orang akan kembali menghormati dan menghargai orang tua mereka - terutama ibu yang mengandung mereka selama lebih kurang 9 bulan, dan para orang tua di seluruh dunia akan mulai berpikir bahwa aborsi adalah tindakan yang buruk yang merenggut hak hidup yang diberikan Raja Semesta pada (calon) anak mereka - bahwa sejak di Alam Rahim, anak-anak sudah menjalani sebuah ‘kehidupan’ dan menggugurkannya berarti melenyapkan sebuah kehidupan.”
Profile Image for Zahwa az-Zahra.
131 reviews21 followers
August 15, 2010
Kisah yang diceritakan tentang Alam Rahim memang sebuah dongeng. Akan tetapi dongeng yang sangat menarik!
Bahwa rahim memang merupakan sebuah kehidupan yang kadang terlupakan.
Bahwa anak, sejak dalam kandungan sudah dapat merasa, mendengarkan Alam Dunia meski ia belum memasukinya..
Dan bahwa anak tidak dapat memilih untuk terlahir di rahim yang mana. maka, selayaknya para orangtua dapat mnemahami kehidupan yang sedang bertumbuh, dengan memberikan yang terbaik untuk si buah hati..

"Ini rahim yang sudah ditentukan oleh Buku Besar yang ditulis sendiri oleh Raja Semesta. Kau tak bisa memilih terlahir dari rahim yang mana. kau hanya mengikuti ke mana Hidup membawamu pergi' (hal. 67)

Buku ini cocok dibaca bukan hanya oleh mereka yang sudah menikah dan sedang menunggu detik2 kelahiran anaknya. buku ini justru saya sarankan dibaca oleh mereka yang belum menikah. agar mereka dapat memahami bahwa janin yang terdapat di dalam rahim memiliki kehidupan. dan hanya Raja Semesta yang berhak memutus kehidupan tersebut.

***

3 bintang diberikan untuk:
1. covernya
2. imajinasi penulis
3. hikmah yang bertaburan. like this!

2 bintang disimpan untuk beberapa kesalahan penulisan dan dialog Dakka yang terkesan dipaksakan.
Displaying 1 - 30 of 92 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.