Jump to ratings and reviews
Rate this book

Married with Brondong

Rate this book
Sebuah kolaborasi dua orang ilustrator, mengisahkan suka duka dalam pernikahan dengan kondisi suami yang berusia jauh lebih muda.

Diinspirasi dan diadaptasi dari sebuah kisah nyata, dikemas dengan cara yang segar, santun dan masih seirama dalam konteks kekinian.

124 pages, Paperback

First published May 1, 2010

18 people are currently reading
387 people want to read

About the author

Mira Rahman

2 books3 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
131 (41%)
4 stars
108 (34%)
3 stars
57 (17%)
2 stars
8 (2%)
1 star
13 (4%)
Displaying 1 - 30 of 75 reviews
Profile Image for owl.
162 reviews
September 29, 2010
::baca di bis waktu mau ke yayasan heesu tea...nyomot dari mute yang minjem dari kak indri::

kocak juga bukunya. ripiunya pake curcol ajah deh mumpung ada lapaknya :).

buku yang bagus. memberi semangat buat aku untuk meneruskan kisah cintaku. XD XD

jadi kepikiran juga, gimana yah pendapat lingkungan sekitar rumahku kalau tahu aku menjalin hubungan dengan berondong *jujur banget zenk!*. mungkin akan sama seperti yang diisukan dibuku ini: gak laku lah, kehabisan stok cowo dewasa lah, putus asa, de el el. maklum lah masih idup dan berlindung di masyarakat yang menganggap bahwa DEWASA dan MAPAN adalah ukuran standar untuk calon suami. hadeuhh...jadi bikin minder. plus, di desa kelahiranku di kaki gunung salak sanah, usia 15-22 adalah usia yang layak bagi perempuan untuk menikah!. lewat dari itu pasti warning-warning epery morning til epening :D

memang sih, beda usia kami gak jauh-jauh amat. cuma beda 2 tahun 2 bulan 24 hari. secara usia, dia memang lebih muda. tapi secara kedewasaan, aku tidak lebih dewasa dari dia hahaha. jadi keinget waktu pertama kali promosiin si dia ke kakak perempuanku. aku bilang: dia (pacarku) masih kuliah. lalu kakak perempuanku bilang sama suaminya: pah, pacar si ika masih kuliah. lalu suaminya kakak perempuanku bilang ke kakak laki-lakiku yang ketiga: si ika pacarnya masih kuliah ya?. kakak laki-lakiku bilang ke istrinya: oh, jadi pacar siika masih kuliah. lalu istri kakak laki-lakiku bilang ke ibunya a.k.a mertua kakak laki-laki: si ika pacarnya anak kuliahan. dan begitulah info itu berkembang sampai akhirnya beragam pria disodorkan untuk menjegal si brondong. hahaha. *tahu informasi ini berkat investigasi kecil-kecilan bersama para cumi (cumi: cucu umi)*

aku bisa saja tak acuh dengan berbagai gosip yang bertebaran. tapi terkadang jadi kepikiran juga gimana ya perasaan si umi. kayaknya antara ENTER dan DELETE nih!. walaupun si umi udah kasih jaminan: "soal calon suami, itu mah terserah ika. yang penting bisa membimbing dan bertanggungjawab," tetep ajah masih deg-degan gimana gitu. tapi soal jaminannya, i lop yu pull umi...:D. alhamdulillah, di acc.

"gimana rasanya dapat berondong?", tanya temanku suatu hari.
"huwahahahaha..", aku cuma bisa tertawa lebar.
"serius!. gimana rasanya?", tanyanya mendesak.
"gimana ya..sama ajah kayak pacaran ma cowok pada umumnya", kataku.
"gak mungkin. pasti beda", katanya.
"sama ajah. sama-sama menguji kesabaran dan kepercayaan. berondong ga selamanya childish kok", kataku.
"heemm. emg dia gak childish?", tanyanya.
"enggak. malah aku yang childish abis hahahahaha", kataku dengan puas.
"percaya...", ucapnya sambil ikut ketawa.
"siaaalll....."

jadi inget lagi obrolan tempo hari di suatu bis. aku menceritakan pada temanku tentang kisah cintaku sampai pada rencana yang kami buat.
"kamu terlalu mengawang-ngawang. emang tabungannya berapa?," katanya.

jleb!. ujiaaan...hahahaha :D :D

satu yang aku percaya: cinta itu makin tumbuh saat mengalami. suka dan duka.

Profile Image for Sinta Nisfuanna.
1,019 reviews63 followers
September 7, 2011
Allah kerap memiliki cara tak terduga nan indah untuk mempertemukan sepasang insan dalam satu kesatuan yang sempurna.

Sulit untuk tidak mengiyakan kalimat di atas. Sudah banyak contoh kasus yang menunjukkan bagaimana pertemuan dua insan hingga ke pelaminan, menyimpan kejutan-kejutan. Saya sendiri yang baru saja dipertemukan dengan sang suami, kisahnya berawal dengan hal yang tidak terduga, dan saat dikenang, eh, ternyata keren juga cara Allah mempertemukan kami ^^

Subhanallah…

Kekerenan Allah pun saya lihat dari cara-Nya mempertemukan dua karakter, Bo [suami:] dan Jo [istri:]. Berawal dari kesalah-pahaman chatting, yang kemudian hari memperlihatkan kegemaran mereka yang sama, yaitu komik, sukses mengantar mereka menuju gerbang penyempurna separuh dien.

Eits, tapi perjalanan mereka menuju ke sana, tidak semudah ngabisin cendol segelas. Banyak pertimbangan, cibiran, dan kritikan. Why? Karena usia Jo jauh melebihi usia Bo. Tujuh tahun dua bulan empat hari, bukan waktu yang ‘wajar’ bagi sebagian mata orang timur yang hobi menciptakan stereotip-stereotip yang tidak mendasar.

Mengagetkan? Sangat mungkin, tapi tidak jika mereka mau menengok balik sejarah perbedaan umur dalam pernikahan, yang lebih fantastis. Pernikahan Rasulullah [25:] dan Bunda Khadijah [40:] memiliki angka lebih mengejutkan, 15 tahun. Well, kalau ada yang berdalih, “Itu kan jaman doeloe.” Mau yang lebih modern? Tengok aja artis Demi Moore [47:] dengan Asthon Kutcher [32:] yang juga beda 15 tahun, dan sejauh yang saya tahu mereka sih baik-baik saja.

Saya sendiri tidak tahu bagaimana masyarakat bisa membentuk stereotip negatif dengan kondisi seperti ini. Keadaan yang tidak hanya memunculkan ketakutan dari pihak wanita, tetapi saya yakin ada juga pikiran dari pihak lelaki, yang mungkin akan gerah jika nantinya diberi label Oedipus Complex.

Balik lagi, bahwa segala kekhawatiran tersebut lebih banyak muncul dikarenakan pandangan dari masyarakat sekitar –yang nantinya juga belum tentu peduli dengan kondisi mereka. Haiiizzz…intinya capek kalau harus mendengarkan kata orang melulu. Bersyukur, akhirnya ada karya yang sekiranya dapat merobohkan stereotip negatif tentang wanita yang menikah dengan pria dengan usia jauh di bawahnya alias Brondong.

Komik yang terinspirasi dari kisah nyata kedua penggarapnya ini secara garis besar terbagi menjadi dua fase. Sebelum dan setelah menikah.

Fase sebelum menikah

Fase ini dibuka dengan kalimat, “Apa??? Kamu mau menikah sama anak kecil??”---Hahahahahag! Menghina sekalee :P

Dari opening inilah kendala Married With Brondong dipaparkan, dan berlanjut dengan menceritakan kesungguhan dan kualitas Bo di mata Jo. Lucu, inspiratif sekaligus jujur. Hanya saja, saya sempat sedikit bingung saat Bo menelepon keluarganya di Malang untuk memberitahu rencananya menikah. Bingung karena tidak ada ‘rambu-rambu’ terlebih dahulu bahwa ternyata pada bagian tersebut beralur mundur/flashback *CMIIW.

Fase setelah menikah

Menikah adalah saat dimana kita memulai perjalanan hidup yang sangat berbeda dari sebelumnya. Dimulai dari cerita pacaran setelah menikah yang dipenuhi dengan deg-deg seer dan segala kegombalan pria yang sebenarnya sudah beredar di ‘pasaran’ tetapi ternyata masih ampuh membuat sang istri tersipu, berlanjut dengan rangkaian kisah yang mencerminkan kesederhanaan, komitmen, tanggung jawab dan konflik.

Banyak adegan yang saya sukai dalam novel grafis ber’bingkai’ warna pink ini, tetapi ada dua rangkaian kisah yang terfavorit. Pertama pada bagian perdebatan pasutri tentang konstruksi/denah rumah dan kekompakan mereka dalam nyrocos tentang kebobrokan negeri. Cerdas. Selain itu, menampilkan konflik dalam rangkaian cerita membuat cerita menjadi lebih riil.

Kedua, saat Jo ngobrol dengan temannya tentang panggilan untuk suami, tetapi pada bagian sketsa menampilkan dua bocah jalanan yang mencari duit dan kehujanan. Saya tidak tahu apa istilah dalam dunia komik apa, tapi saya menyebutnya, Cerita Bisu.

Sketsa tersebut seperti mengatakan, "Ini kondisi yang tidak perlu dibicarakan lagi tapi renungkan apa yang bisa kita lakukan untuk mereka." Really like that!

***

Kalau pembaca pernah membaca komik karya Vbi Djenggottan yang pertama, Aku Berfacebook Maka Aku Ada , maka tidak akan terlalu kaget dengan kemunculan orang-orang ‘tidak berkepentingan’ yang tiba-tiba memberi komentar; dan hanya akan berkomentar “iyeee…iyeee” setiap membaca selipan semangat idealisme dari penulis yang sepertinya memang tidak akan lekang dimakan zaman.

Untuk akhir kata, ijinkanlah saya mengutip kata pengantar Tika Bisono Psi. yang sangat menyuarakan isi kepala sayah,

“Mira dan Vbi berhasil membagi kisahnya melalui rangkaian gambar yang ekpresif, kata-kata yang tidak berlebihan, namun tetap tidak miskin makna filosofis…”

Sukses selalooooo dan semoga karya-karyanya senantiasa dilimpahi keberkahan. Amin!
Profile Image for Mery.
Author 40 books218 followers
July 5, 2010
Dibeliin Ijul kemaren di PBJ ^^
thanks Ijul.....




Pertama aku tertarik baca ini karena reviewnya bagus-bagus... walo jujur saja covernya gak suka, warnanya pink :(( gak suka pink



Ihhhh nikah ama anak kecil ;D
Kukira isinya bakalan gimana gitu...


Ternyata bagus...
Komiknya diangkat dari kisah nyata sang penulisnya.
kenapa aku kasih bintang 5? karena penyajian ceritanya jujur, gak bertele-tele, dan beberapa scene bikin ngakak, sedih, sekaligus ikutan bahagia.


Bo dan Jo terpaut 7 tahun, usia yang cukup jauh untuk berumah tangga. terlebih yang lebih tua adalah Jo sang istri. Lalu kenapa? ;D

Nabi Muhammad pun menikah dengan istrinya terpaut 15 tahun.


Aku sih belum menikah jadi gak tahu rasanya menjalani perbedaan usia kayak begitu. Walau emang kepinginnya menikah sama cowok yang usianya 7 tahun di atas aku. Karena alasan lebih dewasa, dan lain-lain. Tapi buku ini mengajarkanku, ternyata usia bukanlah ukuran kedewasaan seseorang.


Ada kok orang yang menikah dengan pria yang usianya lebih tua tapi si pria tidak dewasa ;D
lagipula apa sih yang dimaksud dengan dewasa itu??? ;D


Waktu baca ini aku ngakak-ngakak lihat rambutnya Bo yang mengingatkanku pada Medusa hahaha. ternyata si Jo berpikiran sama. di halaman 60-an dia juga bilang gitu. hahaha


Buku ini memperlihatkan perbedaan usia, tapi jalan pikirannya sama.


aku pernah baca di salah satu buku self-help gitu.


Tujuan menikah bukanlah hidup bersama tapi berpikir bersama.


mungkin begitu juga maksud komik ini.

lagian perbedaan itu kan keren. haha. tipe orang yang selalu pengen beda



dan yeah, waktu baca ini aku juga ngalamin hal yang sama dengan review ini :P
soalnya yang punya review sama banget ama si Bo. hahaha
suka alay gak jelas, romantis gak jelas, jayus gak jelas, marah-marah gak jelas ama pemerintah, tapi sama-sama baik hati. =))



udah ah ntar malah curcol :P






oh Taylor Lautner, come to meeeeee ;D ;D
Profile Image for Luqman Hakim.
35 reviews5 followers
June 10, 2010
Okeh... review d mulai..

pertama niat tanya sama mbak Lulu: "mbak Lulu.. saya baru ingat mau tanya sesuatu sama mbak Lulu. Itu Married with Brondong mas Vbi gimana cara promosinya yah? apa lewat media2 gitu? atau gimana? itu laku keras kyknya :P".Sambil tersenyum mbak Lulu ngejawab.
"belom ada sih lewat majalah2 kyk gitu kyknya biasa aja, lewat mulut ke mulut aja dari banyak komunitas, oh iya sama yang itu lewat Radio :),". "Ooh gitu ya,emang sih sekarang ini komikus2 Indonesia itu lebih dihargai, soalnya masih jarang ya (sotoy) hmm emang ttg apa sih bukunya?". "loh Luqman blom baca? itu di Tisa kan ada :P". "ooh.. oke deh.. aku pinjem ya!". sambil berlalu ke meja Tisa nyengir2 penasaran.

Akhirnya gw baca bukunya...

hmmm... seperti ada "sesuatu" yang menarik gw untuk gak ngelepas buku itu dari tangan, sampe2 pesanan es buah yang pake mangkok sama sendok yang idealnya mesti pake 2 tangan buat menyantapnya malah gw pegang aja pake 1 tangan mangkok ama sendoknya... jadi nyeruput kuahnya aja sambil tangan kiri pegang buku Married with Brondong ini :D.

Keasyikan baca, gw lupa ada janji ketemu ama Panda :). *dan stelah telat ktemu yang janjinya cuman stgh jam d ITC fatmawati, gak jauh dari kantor Panda dengan alesan klise "macet" ;P. *d getok panda*.

Setelah sukses basa basi busuk dengan panda :grin: ditambah masih memikirkan pekerjaan Panda yang katanya bisnis esek2 itu, gw langsung pulang.

Di tengah jalan, gw lupa blom solat ashar *padahal dah jam 5 lewat :P* dan memutuskan nyari mesjid pinggir jalan. Abis slese solat ashar *jam stgh 6 solatnya :P* entah kenapa gw "gatel" pengen baca lagi buku ini. Akhirnya gw ke motor, standar 2, senderan d box, ambil rokok, baca buku ini... sampe adzan maghrib gw cuekin. (wakakkka jangan d contoh ya anak2 :P)

Abis slese solat maghrib, gw lanjutin lagi bacanya tanpa peduli pengajian bapak2 (orang2 pada baca alquran, ini gw baca novel grafis.. waakakak). hingga sampe dibagian tokoh Jo, yang terkagum2 sama Andrea Hirata sampe nyari2 nomor hpnya terus si Bo cemburu, d sini tiba2 gw inget sama seseorang yang sering terkagum2 dengan kehebatan dan kecerdasan orang lain entah penulis, ato sesama anggota GRI, ato aktor dll yang entah knapa gw juga jeles dngernya :(. Dan entah kebetulan atau bukan, saat itu orangnya tiba2 menelpon gw.. "rofl".

Akhirnya gw slese baca buku ini d mesjid itu, dan pulang dengan terus ngebayangin keseluruhan isi buku ini. Mbak Lulu bilang, "sebenernya gambarnya sederhana sih, tapi ttg kehidupan sehari2, gak tau aku juga heran kok bisa katanya sampe ada yang nangis ya?" :D hahaha...

Sempet kagum sama Bo & Jo yang tadinya mau makan tapi gak jadi karena sesuatu yang mereka anggap lebih penting, dan sempet heran 2 kali, pertama kyknya jalanan yang aspalnya bagus d jakarta cukup banyak :P, trs Dagelan di MPR gak ada bagus2nya deh :P, hahaha.. tapi sempet heran juga, tokoh Bo bilang dia menemukan tujuan hidupnya setelah bertemu Jo, sbelumnya hidupnya gak ada tujuan dong? :P.

overall.. another creativity from mas Vbi :D stelah novel grafis sebelumnya juga sukses! Out of the Box dan gak ikut2an :D, cerita saama gambarnya orisinil... keren.... salut... :D
terus berkarya mas! saya mencium bau2 komikus terkenal nih :D

hehehe...

sekian...
Profile Image for Wirotomo Nofamilyname.
380 reviews51 followers
June 30, 2010
Pertama kali berniat membaca buku ini, adalah karena banyaknya pujian atas buku ini dari para reviewer Goodreads. Kemudian akhirnya benar2 beli gara-gara lagi ada acara di Rumah GRI yang kebetulan satu lokasi sama Akademi Samali, nah Mas Zarki di Akademi Samali itu mempromosikan buku ini juga sebagai "bagus sekali". Jadi saya belilah buku ini dan mulailah saya membaca.

Pertama kali membaca, mungkin karena "beban" pujian dari orang lain yang bilang buku ini bagus lho, membuat saya "tertekan" untuk juga harus bilang buku ini bagus saya malah jadi tidak bisa menikmatinya. Jadi saya berhenti membaca buku ini. Beri waktu beberapa hari, dan barulah saya membaca lagi dengan tenang, tanpa tekanan, hanya ingin membaca sebuah buku komik, genre favorit saya.

Dan saya harus bilang buku ini benar-benar brilian dalam menceritakan kisah percintaan/rumah tangga antara pria dan wanita, dengan si wanita berusia 7 tahun 2 bulan 4 hari lebih tua dari si pria. Ini jelas cerita, yang seperti dinyatakan dalam sampul bukunya sebagai, diinspirasi dari kisah nyata, jadi sebenarnya non fiksi, tapi mereka berhasil menambahkan unsur dramatisasi dari kisah non fiksi menjadi cerita yang menyegarkan, mulai dari tanggapan teman-teman tokoh wanita (dipanggil sebagai Jo) atas rencana pernikahannya dengan sang tokoh pria (dipanggil sebagai Bo) (yang kalau digabung menjadi Bo-Jo, Bojo, yang dalam bahasa Jawa berarti pasangan hidup (suami atau istri atau pacar)... brilian, - walau sudah banyak juga yang melakukannya, paling tidak kakak sulung saya melakukan hal tersebut juga -), hingga kehidupan mereka sehari-hari, interaksi dengan para ponakan, Jo yang berusaha memanggil "Mas" ke Bo tapi malah jadi ketawa sendiri, tukang becak yang berusaha jadi romantis setelah mendengar gaya rayuan lebay si Bo, masalah gaji Bo yang lebih kecil dari Jo, Bo yang selalu tertidur sambil ngiler saat Jo mau plus plus, dan sebagainya, yang bisa membuat kita tertawa sekaligus terenyuh tanpa bisa membedakan mana unsur dramatisasinya dan mana yang dari kisah asli.

Satu-satunya gangguan buat saya adalah beberapa komentar Bo yang menyerang kehidupan perpolitikan (dan yang lainnya :-)) negara kita yang kacau balau, yang menurut saya agak mengganggu di tengah jalinan kisah lucu ini... eh tapi saya jadi berpikir jangan-jangan Bo yang asli memang begitu hahaha... kalau begitu memang wajar kan.

Tapi bagaimanapun saya suka cerita ini terutama interaksi antara Bo dan Jo dalam kehidupan setelah pernikahan, mulai dari "cela-mencela" kerjaan, rayuan gombal, selera musik, acara ngambeg-ngambegan, kecemburuan terhadap idola masa lalu pasangannya, semuanya. Buku ini berhasil menggambarkan pernikahan antara pasangan yang berbeda jauh usianya, dan khusus dalam hal ini si wanita jauh lebih tua, ternyata masih bisa berjalan dengan baik, walau banyak rintangan, tapi masih mungkin dijalani. Jadi buat anda para Bo atau Mike Lewis lainnya yang ingin mendapatkan Jo atau Tamara Bleszinsky lainnya, go ahead boys.... and good luck! :-)

Oh iya, kemudian hal terbaru yang saya juga baru tahu adalah ternyata salah satu idola saya di masa muda, Tika Bisono, ternyata sudah menikah selama hampir 14 tahun dan juga menikah dengan "brondong" seperti dinyatakannya dalam pengantar cerita ini. Kemana aja ya saya selama ini... hingga baru tahu kalau Tika Bisono sudah menikah hahaha....
Selamat ya Mbak Tika Bisono atas pernikahannya. Walau agak terlambat sih. hehehe.....
Profile Image for e.c.h.a.
509 reviews258 followers
August 23, 2010
Numpang baca di Gramedia Plangi, sembari menunggu kemunculan seorang manusia bernama Mia


Beruntung, ada satu buku yang tergolek manis tanpa plastik di satu sudut rak. Sukses memanggil-manggil nama gue untuk memulai membacanya. Iseng baca satu lembar eh malah keterusan baca ampe habis. Untung gue nggak disambit pake buku atau apa lah sama pengunjung Gramedia Plangi karena asik ngakak-ngakak sendiri.

Kocak melihat penggambaran kehidupan dua sejoli yang sedang jatuh cinta ini. Sebenarnya permasalahan kedua tokoh ini serius, pernikahan dengan perbedaan umur yang jauh. Hanya mereka memasukan unsur komedi agar permasalahan ini tidak terlihat sulit. Merubah sudut pandang, kalau kata gue.

Terus masalah ya menikah beda umur? Bisa jadi masalah apabila yang perempuan jauh lebih tua, tidak lazim kalau kata kultur Indonesia. Muncul ego gue nih pas baca, lho laki-laki saja diizinkan kok perempuan nggak? Jadi ingat diskusi buka puasa beberapa hari sebelumnya tentang kedudukan perempuan di mata Islam. Bukannya Khadijah juga menikah dengan Nabi Muhammad dan perbedaan usia mereka terpaut sangat jauh. Khadijah berusia 40 tahun serta Nabi Muhammad kala itu berusia 25 tahun.
Ada satu ayat dalam Al-Quran yang membahas mengenai kedudukan pria dan wanita (maaf nih gue lupa ayat yang mana huahahaha) Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa kedudukan pria dan wanita dalam pernikahan itu sama. Suami sebgai pelindung Istri dan Istri sebagai pelindung Suami. Tidak ada yang yang lebih tinggi kedudukannya, sama = setara. Duh, kenapa jadi panjang lebar gini sih....hahahaha Ya intinya mau perempuannya jauh lebih tua atau yang laki jauh lebih tua, dalam pernikahan pria dan wanita berdiri sejajar.

Sudah ah..kok jadi serius gini, lha wong bukunya menghibur sekali hahahahaha
Profile Image for Indri Juwono.
Author 2 books307 followers
July 12, 2010
#2010-58#

Pertama lihat buku ini di toko bukunya kang Alwi, Bee-Books, pulang futsal waktu kopdar GRI Bandung.

‘Teh Indri, ini ada bukunya kakaknya Lulu nih, komik baru..’. Saya yang baru fesbukan sama Mira baru ngeh bukunya apa, soalnya di fesbuk kemaren Mira ga bilang-bilang soal komik baru, malah ngetawain saya karena saya tuduh semena-mena bahwa vbi_jenggoten itu nama pena-nya dia. Kirain kemaren fesbukan kita lagi ngomongin Aku Ber-Facebook Maka Aku Ada. Memegang buku pink dengan ilustrasi lucu ini, sekilas cukup menarik, tapi tidak menerbitkan keinginan saya untuk membelinya, dengan alasan ekonomis (ngarep gratisan sebenernya heheeuu..)

Malamnya, sial, saya baca reviewnya Luqman tentang buku ini, dan saya kepikiran untuk punya juga, koq kayaknya bagus nih, beneran pengen baca dan sharing isinya. Jadi keesokan siangnya, di sela jalan-jalan ke Toga Mas Bandung, di hujan agak deras sesudah pencarian chocolate café yang ternyata under renovation, mataku tertumbuk lagi dengan buku pink ini yang berjejeran dengan Mafalda dan Benny and Mice. Waaah, beneran pengen punya niihh.. melihat sedikit cuplikan ilustrasinya naik becak di Malang jadi senyum-senyum sendiri. Langsunglah sms Lulu minta bukunya (aahh, dasar gw pelitt!!), yang gak dibales-bales, dan gak disangka-sangka, koq ternyata aku punya nomernya Mira ya?? Jadi sms Mira ajah sok celamitan, tetapi sayang ternyata jatah mereka sudah habis dibagikan. Terus saya beli? Belum, karena pikir ntar aja ah tunggu tanggal 1.

Siaal bangett!! Minggu berikutnya lihat review mas Tomo tentang buku ini, yang memberi rating maksimal untuk buku ini, (skip review supaya gak spoiler), jadi saya kepengeen banget punya coretan dari mentor menggambar saya dulu ini. Jadinya ketika PBJ saya niatkan untuk membeli. Tapi apa daya, dompetku hilang di KRL, jadi hanya dengan duit 20rb yang tersisa di tas keliling-keliling PBJ ga ada asyik-asyiknya. Eh, di stand matahati malah ketemu Lulu, jadi peluk-pelukan karena kita dah lama banget nggak ketemu. Ngobrol-ngobrol kesana kemari teringat kita terakhir ketemu tuh tahun 2002, waktu sekantor bareng, sambil sama-sama nonton Piala Dunia Korea Japan di kantor sembari nungguin jalanan agak nggak macet. Senang banget ketemu temen lama, temen jalan masa muda dulu.
Dan berakhir dengan, ‘Tunggu aja bukunya Mira ya, Ndri..’
huhuuuwww, I love you luluu.. Sampe saya nggak enak karena sebenernya pengen minta gratisannya the Help (celamitan tingkat tinggi).

Singkat cerita, datanglah paket buku ini seperti biasa ke kantor saya, yang membuat saya tersenyum girang di jumat siang. Dan saya menghabiskan malam sabtu dengan membacanya. Eh, enggak semalaman sih, tapi jam 1 malam sesudah beres-beres. Dan inilah review-nya yang boleh dilihat masyarakat umum.. (curhat di atas hanya untuk warga gudrids, hehe..)

***
Beginilah review dari non profesional reviewer, kalau akhirnya berupa curhat, mohon dimaklumi.

Membaca buku ini jam 1 malam di malam Sabtu, sesudah menutup laptop untuk onlenan, membongkar tas dan menimang-nimang buku yang baru aku terima ini. Akhirnya kuputuskan untuk membacanya di samping Bintang kecilku yang sedang tidur telentang, persis seperti pose Bo di halaman 34, bedanya Bintang ga pake ngompol.

Dengan tagline ‘diinspirasi dari kisah nyata’ membuatku setengah yakin bahwa kisah-kisah di sini adalah nyata, apalagi aku pernah kenal (eh, sekarang juga masih kenal ding, cuma jarang ketemu aja) dengan salah satu penulisnya, jadi beberapa bagian keluarga Jo di buku ini terasa cukup akrab.

Nggak banyak orang bisa menceritakan kisah kehidupannya, dan sepenggal kisah di sini dari masa perkenalan, pacaran sesudah menikah, dan kehidupan sehari-hari yang saling menerima, digambarkan dengan manis. Bo yang masih berumur 25 tahun tapi sudah berani menentukan pilihan untuk menikah dengan perempuan yang baru dikenalnya 3 bulan dan lebih tua 7 tahun pula! Dalam bayangan saya Bo ini pasti orangnya rada-rada jail, iseng, tapi ngangenin dan punya sikap bertanggung jawab, makanya Jo pun bersedia menerima lamaran Bo untuk menikah dengannya. Jo digambarkan sebagai perempuan bermata teduh, manis, dan dewasa, tapi sangat menghargai suaminya yang lebih muda.

Konflik yang disajikan, konflik diri karena perbedaan usia sebelum menikah, pendapat-pendapat dari orang lain, digambarkan dengan komikal banget dan lucu. Beberapa adegan yang cukup jayus dan lebay, tapi dengan penggambarannya ekspresi ‘plis deh’ jadinya membuat ngakak dan tersenyum-senyum di pagi buta itu. Misalnya adegan minum teh, di episode Gula Kehidupan. Jo membuatkan teh untuk Bo yang sedang mensketsa gambar.

’teh hangat dulu, Bo, sori kurang manis, gulanya mau abis.’
(gambar Bo berwajah gembira)
‘waa…tengkyu, Jo. It’s okay, momen kayak begini sudah cukup manis bagiku.’

Hahahahaa, gombal jilid 1.

’gambar apa sih?’
(gambar Bo nggak menjawab tapi melihat Jo dengan serius)
(gambar Bo minum tehnya).
(gambar Bo menjilat lidah sesudah minum teh, tetap melihat Jo, dan Jo menatap galak)’Liatin apa, sih?’
‘Kan teh-nya kurang manis, jadi… aku lihat wajah Jo, biar rasanya makin manis..’

Huahahahahaaa… basii.. basii… jayus dan menggelikan.
Hampir aja membangunkan Bintang dari tidurnya.

Mungkin karena saya bukan pengamat komik, jadi penilaian saya agak subyektif. Tarikan garisnya bagus, dan pewajahan tokohnya khas banget, tidak meniru-niru manga Jepang dengan mata bundar besar, tapi dengan pewajahan karakter yang sederhana.

Coretan sketsa bangunannya yang sangat kuat pada detail, jelas karena keduanya adalah arsitek dengan jam terbang sketsa bangunan yang cukup tinggi. Nggak heran dengan gambar-gambar rumah, gedung, suasana pasar, jalan, yang digambarkan detail, bahkan sampai rendering (maaf, saya gak punya kosakata bahasa Indonesia untuk render) hanya dengan arsiran, porsi gelap terang bangunan, naungan dan bayangan, justru lebih berasa sebagai sketsa arsitektur bukan komik (tiba-tiba teringat Mira sebagai asdos TekomArs, mentor sketsa saya dulu).

Yang juga kuat dari komik ini adalah ceritanya, ceritanya yang campur lucu, manis, dan mengharukan. Nggak heran Jo jatuh cinta juga dengan Bo karena kelucuan-kelucuannya ini dan sifat sayangnya Bo yang ditunjukkan. Beberapa kritik sosial yang dimasukkan di buku ini terasa wajar sebagai percakapan sehari-hari, mungkin agak teringat dengan gaya bercerita Satrapi dengan Persepolis atau novel grafis Satrapi lainnya yang lucu juga namun penuh satire, yang juga diilhami dari kehidupan sehari-harinya.

Saya nggak tahu bagaimana pembagian kerja antara kedua penulis atau penggambar ini, tapi setiap halaman begitu kuat, dan dibuat dengan storyboard yang baik. Walaupun saya rasa komikus lain juga melakukannya, dan penilaian saya amatlah subyektif.

‘Paklik, kenapa sih, koq mau nikah sama tante?’
… (perdebatan dengan anak-anak dengan penjelasan yang sok dewasa sebanyak 2 halaman)
Iya, Paklik… mbulet… bilang aja karena cinta.. lebih to the point..

Haiyaahh.. pengen nggetok nih anak kecil keriting yang di gambar..






Profile Image for Ren Puspita.
1,472 reviews1,016 followers
November 16, 2012
Dah capek2 nulis review lewat hape, reviewnya hilang gara2 ditelpon si BF. Erggggghhhh!!!!! Rasanya dah kayak mau bejek2 si dia aja *bercanda :))*

Seperti biasa, numpang baca ini di Leksika. Kayaknya kok hobi banget yak numpang baca disitu. Kayak g ada kerjaan aja Ren? Masalahnya kan pas itu nungguin si BF, daripada bengong nyariin sepatu mending baca aja. Soalnya sepatu ga bisa dicoba tanpa dibeli lalu dimiliki. Beda sama buku :)) *berasa aneh ga sih ini frase*

Bo & Jo ini edisi mainstream dari "Married with Brondong" karya illustrator yang sama. Premisnya sederhana, gimana kalau seorang cewek yang sudah 32an nikah sama yang lebih muda. Ga tanggung2, lebih muda 7 tahun. Disini pengarang nyentil banget kebiasaan orang Indo. Belum tau A-Znya, udah komentar macam - macam. Ngejleb juga seh, hahahaa. Tapi toh akhirnya Jo pun menikah dengan Bo yang dari Malang. Asal usul Bo inilah yang membuat saya ngasih 1 bintang plus dari awalnya yang cuma 3, huahahahahahaa X) #ketawasetan

Bo sendiri adalah pemuda 25 tahun yang ceplas ceplos. Okelah, ga semua orang Malang kayak gitu kok, walau saia akuin saia juga. Bagian yang paling menohok hati sebenarnya adalah saat bab Bo dan Jo membahas masalah keuangan. Teringat dengan keadaan saia ma BF saat ini, dimana walau kami kerja di kantor yang sama, gaji saia jauh lebih gede dari dia. Jujur ada ketidaknyamanan masalah ini. Saia tertegun saat melihat Bo bilang "gajiku cuma 2,5 juta" ke Jo, dan dia menyerahkan semua uang itu ke Jo. Dan gaji Jo yang 9 jt itu buat Jo sendiri. Saya langsung "nyesssss" baca ini. Hampir nangis juga. Dan malu. Selama ini saia sering bercanda sama teman kayak gini "yah gaji suami buat istri. gaji istri yah buat kita2 dong". Taulah maksudnya hanya bercanda, tapi kok kesannya jadi kayak ga hormat sama suami? Setelah baca bab itu cuma bisa berdoa gini :"Ya Allah, seandainya saya dan BF emang jodoh dan nikah, jangan sampai masalah gaji jadi masalah pelik. Dan semoga saia ga jadi sombong." Betul tuh. Dan semoga saia juga bisa mencoba hidup sederhana seperti Jo. Amiiin

Untuk Jo sendiri, entah kenapa saya merasakan dia yang "too good to be true" untuk seorang wanita seumuran dia. Apa karena beberapa orang seumuran Jo yang saya kenal banyak yang skeptis sama pernikahan? Banyak yang menganggap karir lebih di atas segalanya daripada pernikahan? Tahu kok tiap orang beda - beda, dan itulah yang membuat saya merasa Jo jadi kayak "perfect" banget gitu. Mungkin saya yang belum dewasa ini melihat kedewasaan Jo jadinya seperti itu :). Tapi salut sama Jo. Ketika dia menjelaskan bahwa dia ga keberatan dengan Bo yang lebih muda, karena bukankah Nabi kita, Muhammad SAW menikah dengan Khadijah yang 15 tahun lebih tua?

Novel grafis ini seolah ingin mematahkan anggapan bahwa cewek lebih tua nikah dengan cowok lebih muda, karena ga ada pilihan. Oh, dear, sakit banget mah itu! Kalau emang yang cewek nyaman sama si cowok, why not? Emang sih dalam kasus beberapa artis seperti si Demi Moore-Aston Kutcher dan yang dari Indo sendiri Yuni-Raffi, keknya jadi kelihatan kalau hubungan cewek lebih tua-cowo muda itu buruk. Dan pasti deh yang disalahin tuh, yang cewe! Saia jadi kasihan liat asumsi masyarakat yang seperti itu. Padahal kan bisa aja cowoknya yang ga dewasa. Iya ga? [-(
#malahcurcol

Memang tidak ada pernikahan yang sempurna, begitu juga dengan Bo dan Jo. Tapi pernikahan itu yah, kalau emang sudah waktunya dan ketemu orang yang tepat, lalu Allah meridhoinya, pasti akan terjadi. Ga peduli sama urusan usia mau beda berapa tahun kek, yang cewek lebih tua kek, atau apalah. Berhubung dalam seminggu baca dua novel/novel grafis yang bahas tentang pernikahan, apakah ini pertanda buat saya yah? Hehehehee X))
Profile Image for Anne Mariane.
Author 1 book17 followers
June 19, 2010
Ini kisah cinta tentang Bo (suami) dan Jo (istri), yang berbeda usia tujuh tahun dan saling jatuh cinta. Hubungan mereka semula menuai banyak pertanyaan dan komentar.

Bagaimana cara mereka berdua melalui masalah ini? Buku ini meramu kisah mereka dengan gaya yang lugu tapi nakal, sederhana tapi filosofis, semuanya mejadi satu kesatuan cerita yang akan membuka persepsi baru.

Mungkin baru membaca judul bukunya, kesannya provokatif. Married with Brondong. Kata 'Brondong' sendiri artinya jagung muda, tapi bisa juga diartikan pria yang berusia muda (jika dibandingkan dengan perempuan yang lebih tua). Mari abaikan sedikit soal judul buku yang agak mengagetkan ini. Pasti kedua penulis punya alasan khusus dibalik pemilihan judul ini.

Aku sering dengar cerita tentang hubungan yang dilandasi perbedaan usia. Beberapa ada yang gagal, tapi ada juga yang baik-baik saja, dan buku ini salah satu yang ingin bercerita suka duka menjalani hubungan bila sang pria jauh berusia lebih muda dibandingkan pasangannya. Sebagai novel grafis yang didasarkan kisah nyata penulisnya, tentu buku ini terkesan personal, tapi tetap saja pembaca akan disuguhkan pada cerita-cerita ringan yang membuka perspektif.

Awalnya kita akan diperkenalkan pada masa awal pacaran, ketika banyak komentar miring ditujukan pada Bo dan Jo. Aku pikir, penyampaian konflik batin ini disampaikan dengan lembut, dan pembaca diajak untuk memahami apa yang Bo dan Jo alami ketika mendapat masukan dan kritikan. Komentar-komentar yang kocak disampaikan berimbang antara yang pro dan kontra hubungan Bo dan Jo. Cara penulis menyampaikan perasaan tidak nyaman dan sedih tetap digambarkan dengan cara yang menghibur. Dari sini sebagai pembaca aku mulai sadar, mungkin kalau niatnya sudah lillahi ta'ala, sebenarnya beda usia bukan lagi kendala.

Buku ini menurutku buku yang santun dan bersahaja sebenarnya. Jauh dari kesan ingin menyombongkan keberhasilan melalui rintangan dan cobaan pada awal pernikahan. Justru sebenarnya berusaha jujur bahwa masalah itu selalu ada, beda usia ataupun sebaya, kalau komunikasi ngga jalan, ngga akan tuntas masalahnya. Kalau ngga ada perasaan hormat pada pasangan, pernikahan mungkin ngga bisa nyaman. Kalau kurang perhatian dan ngga memupuk kepercayaan, hubungan pasti timpang. Semua ternyata bisa dialami siapa saja yang akan, sedang, sudah atau pernah menikah.

Mau sedikit komen, begitu buka hal.33, semakin terlihat keunikan buku ini adalah ilustrasi gedungnya yang sangat arsitektural, mulai dari bentuk sampai gaya arsirnya. Benar saja, ternyata background pendidikan kedua penulis adalah arsitektur,hehe. Pantesan gambar bangunannya apik :D

Kesimpulan, buku novel grafis Indonesia semakin beragam bentuk dan isi ceritanya. Married with Brondong dengan caranya yang sederhana sesungguhnya berhasil menyuguhkan cerita yang berani dan berbeda. Menghibur itu bonus, yang penting pesan moralnya. Buku ini pantas direkomendasikan sebagai buku bacaan yang bagus untuk pasangan muda :)




Profile Image for Ditta.
63 reviews35 followers
August 10, 2010
I love this book!!!
Awalnya emang sih rada2 gimanaaa gitu pas baca judulnya,,tapi begitu baca ripiu2 di Goodreads, mulai deh tergoda...
Awalnya nyari di Central Park (kan lumayan tuh 30%) tapi gatau kenapa kok ngga nemu...udah nanyain ke mas2 dan mbak2nya,,mereka juga ngga bisa nemuin...(padahal di komputernya ada,,) yasudlah ga jadi beli,,baru pas kemaren akhirnya beli juga di gramed grand indo (sekalian nemu mafalda 8)
Start reading:
buka halaman pertama,,,wiihh,,apik tenan gambarnya,,,tadinya mau diirit2 biar nyantai,,eh ga bisa..ga bisa kelepas sampai halaman terakhir hihihi...
Gambarnya Oke,,ceritanya??oke banget...
bener apa kata para endorsernya,,,gambar dan kata2nya ngga berlebihan jadi kesannya dapet banget. Lucunya dapet, romantisnya dapet juga
pokoknya baca buku ini jadi fuuuuulll senyum dan ngebayangin *oh gini toh rasanya kalo nikah* hahaha
kata2 gombalnya dapet banget,,terutama yang bagian pas mudik ini:

" Jo, setiap bulan juli sampe september, kota malang pasti dingiinin banget.
Kalo sekarang, mungkin baru sepertiganya"

" Perasaan udah dingiin banget. Hiiii"

"Jo, kalo dingin...
Bersandarlah di dadaku...
Karena hatiku hangat..." *gggrrrr*

" Bo, kok masih terasa dingin ya.."

" Oiya? Masih dingin?
Oooh..rupanya hatiku telah kau curi..
Pantesan jadi dingin.."

:p

ditunggu banget sekuelnya!!!
Profile Image for echyrosalia.
158 reviews
March 13, 2014
buku bergambar ini (komik apa bukan sih namanya?) bikin saya penasaran hebat setelah baca komentar atau repiu dari mbak indri juwono.
baca komennya pagi, sorenya langsung nyari ke TM book store sebelah kos an. susah juga ternyata dapetin buku ini, di toko buku segede itu, ini buku cuma sisa 1, plastik juga udah ilang entah kemana, biasanya saya gak bakalan ambil buku yang terbuka plastiknya, tapi berhubung pengen banget, diambil ajah. hihi.
cover punya saya, sedikit beda. kalo disini cover berwarna pink menyolok mata, punya saya lebih adem, warnanya putih... hihihi, gak penting!. :D

jadi ceritanya begini -------- *sensor karna spoiler* :D

oke, saya cerita yang lain saja. haha.
dikisahkan...
ada seorang cewek, sebut saja namanya bunga. dengan pekerjaan yang yaaaah, bisa dibilang lumayan lah ya. lumayan ini kalo saya diukur dengan jadi pegawai tetap ya. cewek ini udh berumur gitu deh, kata temen - temen saya sih, umur diatas 25 tahun itu udah dikata tante - tante. haha, nggak boleh tersinggung yang gak mau dikata tante tante.
oya, bunga ini ga punya pacar, jomblo se jomblo jomblo nya. bukan alasan kurang kece, tapi karena "emang belum ada yang cocok aja" <-- jawaban jomblo biasanya sering kayak begitu sih..

naaah, bunga kenalan ama cowok yang lebih muda 5 tahun di bawahnya(sebut saja kumbang). kribo, kurus, pencinta budaya jepang. kumbang semacam freelancer ato bahasa gaulnya sih, lelaki panggilan *ups. maksudnya panggilan untuk buat web dimana - mana. yoyoi, kumbang ini programmer kawan - kawan :). saya juga nggak tahu ngapain aja programmer ini, semacam koding - koding gitu deh pokoknya. haha. *males googling.

nah nah nah... mereka berkenalan satu sama lain, ngobrol ngalor ngidul ngetan ngulon (buka kamus bahasa jawa aja deeeh). singkat kata, mereka saling suka.

lain orang, lain pendapat,
banyak wejangan yang diterima oleh bunga ini saat curhat ke temen, sodara, bahkan orang tua soal kumbang.

temen : "aaah, terlalu muda ituu! kamu nanti menua, dia masih perkasa".. -_-"
ortu : "carilah yang seumuran saja, lebih dewasa"
kakak : "idiih, seleramuu. yang keren kek kerjaannya. programer itu suka lupa waktu"
adek : "aduh mbak, dia lebih muda dari aku, trus aku manggilnya apa?"

bunga galau se galau galau nya, sampe suka gak fokus.

bos : "kenapa sih kamu? kayaknya gak fokus banget ama kerjaan"

si bunga dan bos nya emang udah deket banget, udah kayak emaknya aja.

bos : "apaaaa? aaah, dia cuma memanfaatkanmu aja itu. sini biar ibu kenalin ama yang seumuran kamu"

si kumbang ternyata juga galau setengah mampus, dia diam - diam juga curhat dengan sahabatnya, sebut saja lalat.

kumbang : "menurutmu mbak bunga itu gimana ya?"
lalat : "apanya nih? biasa aja"
kumbang : "kalo aku jalan ama dia, gimana menurutmu?"
lalat : "whaaaat? cari yang lain aja napa, masih banyak adek kelas yang bening bening meeeen"...


Kumbang tertunduk sedih. dia makin bingung. curhatlah kumbang pada orang tuanya
Ortu : "haduuuh, jauh banget umurnya. lagian ibu juga gak suka ama orang #&*&^%%*(&" --> menyebut tempat kota asal bunga.....

yaaaah, buku married with brondong diutarakan secara jelas endingnya, karena tokohnya ya penulisnya dan ilustratornya sendiri. mbak mira dan mas febi. kisah yang sweet dan bikin gemes, lucu, bikin terdiam, manggut - manggut, dan senyum senyum sendiri.

bagaimana dengan bunga dan kumbang??
ternyata sampai detik ini, mereka masih galau...

sekian
#udahgituaja #okebye
Profile Image for Yusita.
43 reviews
July 24, 2010
Tepat tengah hari ini datang sebuah paket yg salah satu isinya buku novel grafis Married with Brondong. Langsung kubuka dan kubaca bukunya...Yup! selesai dalam waktu 30 menit saja. Buku ini dibuat oleh mira & vbi (mira adlh seniorku di ars')

Pertama melhat buku ini tampak ceria dgn covernya berwarna "pink" sesuai isinya yg menceritakan kisah cinta dua org yakni pria dan wanita yang memutuskan untuk menikah meskipun usia keduanya berbeda, Si pria lebih muda drpd wanitanya sehingga disebut dgn istilah "brondong" (bukan brondong jagung lho:P)...jika wanita yg lebih muda itu sdh umum di masyarakat dan wajar saja adanya. Sejak awal membaca buku ini aku senyum2 geli dengan ulah keduanya yg diceritakan dgn lucu, unik dan simple. Selain itu, penggambaran gedung2 dan backgroundnya sgt ngarsitek banget:P..scr keduanya lulusan arsitek...hehe...

Oke skrg membahas ceritanya niy;)..Hihiii...tokoh si kucing nggak ketinggalan:P scr kuatau sejak dulu miw & her family likes cat...ada cuplikan si Jo, yg lg elus2 kucing di teras belakang tp kok ga ada kolam guraminya ya?msh ada ga mir? hehehe...jg ada tokoh si Lul temenku^^..yakni saat Jo & saudara perempuannya berdoa minta diberikan jodoh hehe..tetep aza si kucing nangkring:P..."Minta skrg aj ya? lebih cepat lbh baik.."..."oke dear"...dst.:)

Permasalahan dan kejadian sehari-hari yg umum pun digambarkan dgn sederhana, lucu dan mudah dicerna mulai dari saling menyemangati pasangan, perjuangan hidup, menghargai pasangan wlw lbh muda, bumbu2 cinta, tenggang rasa dgn lingkungan sekitar sampe masalah politik jg dibahas...Njelimet sihh!..tp tak apa bwt variatif ceritanya:)

Oya, ada cuplikan lucu dan rada gombal sih ketika duduk berdua di becak (Bo & Jo) hihiii... yakni ketika berkata,"Jo, kalo dingin bersandarlah di dadaku krn hatiku hangat"..."Bo kok masih terasa dingin ya?".."Oya, msh dingin?"..."Oohh..rupanya hatiku telah kaucuri pantesan dingin.." hahaha..Gubraghk!!...aku senyum2 geli bacanya;)melambung deh dua sejoli itu wekekkkk....lucu..lucu..walau terdengar romantis:P...

Selain itu, cuplikan lucu tp diceritakan dgn wajar dan sederhana lainnya yakni ketika si Jo membuatkan 2 cangkir minuman cinta buat mereka(Bo&Jo). "Mm..msh muda, biar tambah oke..ditambah senyum manis"..lalu cuk..kucuk berjalanlah Jo membawa 2cangkir minuman cinta kepada Boo...Booo!!...Ternyata teman2..?! si Bo Tidurr!! hahaha...kesel deh doi(kusenyum lg niy^^..) sambil Jo berkata "Hiiighh!! lebih muda lebih romantis..??"..so, paham kan teman2?:P...wekekekk...lucu^_^..sebab keesokan harinya Bo tidak dibuatkan sarapan dan parahnya si Bo..nggak paham kenapa Jo mutung:P..hehehe...

Selamat bwt mira & vbi(salam kenal)...Terus berkarya yah!...
So, lekas baca bukunya dan cari di toko buku ya! Selamat membaca...:)

Love,
YP
Profile Image for Nadya.
412 reviews18 followers
Read
January 14, 2019
numpang baca di kantor...

love it...

baidewei aku nangis baca buku ini. hangat di hati... cupcupcup buat mbak mira n iman (buat vbi sih nggak)

wakakakak
Profile Image for Rhea.
263 reviews73 followers
July 26, 2010
*ngakak guling-guling*

ceritanya bener-bener lucu dan menyentuh.

Allah memang penuh kejutan, mendebarkan, tapi menjawab semua pertanyaan...

Profile Image for Ihwan.
Author 11 books11 followers
July 5, 2010
Romantisme Bo dan Jo

Pertama kali tahu tentang novel grafis ini dari FB-nya Mbak Rini yang kebetulan saat itu ditag oleh dua penulisnya di album foto cover buku mereka. Membaca judulnya saja sudah membuatku tertarik, Married with Brondong. Hmmm ya ada kesamaan modus cerita, kalau aku pernah ngalamin Pacaran dengan Daun Muda xi xi xi. Dominasi warna Pink sangat eye catching, apalagi gambar sang Brondong yang digambarkan berambut keriting mirip dengan Medusa sementara sang wanita dewasanya digambarkan manis dan kalem. Tagline diinspirasi dari kisah nyata makin membuatku penasaran pengin mengenal siapa dua sejoli yang menulis novel grafis ini. Ternyata oh ternyata, sang berondong yaitu Vbi Djenggotten adalah temen kuliah dari temen SMA-ku, trus sang wanita dewasa yaitu Mbak Mira Rahman adalah temen FB-nya temen MP-ku, Sinta dan Mbak Rini.

Oke, udahan dulu prolognya. Mari kita bahas isinya, di sini aku tetap berusaha objektif meskipun dua penulisnya punya ikatan mutual friend denganku he he he.

Fenomena Married with Brondong sendiri sebenarnya bukan hal baru tapi anehnya masih saja terlihat ‘aneh’ di mata masyarakat. Kita sebut saja contoh yang tak terbantahkan lagi kemuliaan dan keberhasilannya yaitu Nabi Muhammad dan Siti Khadijah. Mereka berdua berselilisih umur 15 tahun tapi buktinya mereka bisa membentuk keluarga yang SaMaRa dan berkualitas tinggi. Dari dunia selebritis, ada Demmi Moore dan Ashton Kutcher atau yang paling gress adalah Yuni Shara dan Raffi Ahmad. Dan kini dari dunia tulis-menulis dan komik ada Mira Rahman dan Vbi Djengotten.

Di awal cerita, kita ditunjukkan bagaimana reaksi dari keluarga, sahabat, teman-teman saat Jo mengungkapkan niatnya yang mantap untuk diperistri oleh Bo, sang brondong. Wajar jika semua orang terkejut karena selisih umur tujuh tahun antara Bo dan Jo. Apalagi mereka baru 3 bulan kenalan dan itu pun lewat internet. Di sini, aku acungin jempol atas kreatifitas dua penulisnya yang memberi nama Bo dan Jo untuk dua tokoh utamanya. Bo dan Jo kalau digabung menjadi Bojo yang dalam bahasa Jawa itu artinya suami/istri. Pasti ini ide dari Vby yang asli Malang itu, sotoy mode on.

Dari situ trus pembaca dibawa pada pengenalan tokoh Bo n Jo, proses kenalan mereka, persiapan pernikahan dan akhirnya saat mereka berdua memasuki babak baru dalam kehidupan mereka berdua. Ada cerita lucu, menyentuh dan mengharukan dalam kehidupan rumah tangga mereka. Sebut saja saat Bo cemburu pada penulis idola Jo, itu lucu banget. Yang menyentuh hati lebih banyak lagi, tapi kalau buatku pribadi yang paling menyentuh adalah ketika Jo baru pulang dari kantor dan mendapati Bo tertidur di atas meja kerjanya dengan liur menetes dari mulutnya. Tau nggak apa yang dilakukan Jo, dia lalu ikutan tidur dengan bersandar di punggung Bo dan memeluknya mesra. Oouh…its so sweeeet kalau abege-abege jaman sekarang bilang.

Aku suka banget dengan karakter Bo n Jo ini. Bo walaupun lebih muda tapi dia tetap menunjukkan tanggung jawabnya sebagai seorang suami, contohnya dia nggak mau Jo keluar uang sepeser pun untuk kebutuhan rumah tangganya walaupun penghasilannya lebih sedikit. Hal ini udah jarang banget di jaman sekarang, malah kadang ada suami yang jadi ‘parasit’ bagi istrinya yang bekerja. Tapi kalau boleh kasih masukan untuk Bo, nggak perlu sesaklek itu, namanya aja rumah tangga sudah seharusnya saling berbagi dalam menanggung beban keluarga. Sedangkan yang aku suka dari Jo, walaupun lebih dewasa namun dia tetap sadar diri dengan posisinya sebagai istri yang harus menghormati suami. And I think, she is romantic woman >> liat moment tidur pelukan sampe ngiler he he he.

Aku bukan orang yang expert di dunia perkomikan, tapi buatku Mbak Mira n Vby sudah berhasil mendeliver kisah Bo n Jo ini dengan sangat bagus dan menarik. Buktinya, saking asyiknya baca aku sampai nggak sadar kalau udah sampai di halaman akhir. Tapi sayang cerita pas mereka di Malang hanya satu bagian, I want more I want more he he he. Untuk gambarnya udah bagus dan lucu-lucu tapi kurang meng-Indonesia dikiiit. Terutama untuk pengambaran tokoh Jo, sepertinya pengaruh manga Jepang sangat kuat di situ. Iiih sotoy banget ya aku, jangan didengerin deh he he he.

Overall, novel grafis ini bagus n pantas untuk dikoleksi. Memang sudah saatnya novel grafis atau komik Indonesia bangkit dan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Setelah sebelumnya kita bangga punya Beni dan Mice dengan Lagak Jakarta-nya, mari sekarang kita sambut Mira Rahman dan Vby Djenggotten dengan Married with Brondong.
2 reviews16 followers
June 15, 2010
Married with Brondong, Bukan Sekedar Gambar

Judul : Married with Brondong
Cerita dan Gambar : Vbi Djenggotten & Mira Rahman
Penerbit : Bikumiku
Hal : vi+125 Hal, Cetakan Pertama
Harga : Rp. 33.500

Tidak perlu kemana-mana untuk memaknai sebuah sekolah yang bernama kehidupan. Karena sejati sekolah tersebut berasal dari pengalaman yang telah dilalui tiap-tiap orang.

Berbicara mengenai sebuah novel grafis, ‘duet maut’ suami istri Vbi Djenggotten dan Mira Rahman adalah berbicara tentang pengalaman sederhana yang mematangkan. Menuai hikmah, perenungan, bahkan kelucuan dan kemirisan hidup, yang terjadi di diri dan lingkungan sekitar.

Novel grafis ini bercerita tentang tantangan sepasang pemuda, antara Jo (wanita) yang berbeda 7 tahun 4 bulan 2 hari lebih muda dari seorang Bo (laki-laki) yang pada waktu itu berusia 25 tahun.

Masyarakat pada umumnya memandang seorang perempuan lajang dan mapan berusia 32 tahun adalah usia ‘di ujung pintu’, kadang tindak-tanduk menjadi sorotan. Termasuk bagaimana ia memilih dan menjatuhkan pilihan. Terpaut umur 1 - 2 tahun mungkin biasa, tapi berbeda 7 tahunan menuai banyak pro dan kontra. Novel grafis ini mulai bicara. Antara hidup, hak privasi dan realita.

“Dan Aku mengikutinya sebagai imamku di dunia ini, untuk akhirat kelak... InsyaAllah..” (hal. 53)

Hal yang menarik mengenai pembahasan mengenai umur yang dapat dipetik dalam novel grafis ini adalah bagaimana menyelaraskan antara hal yang terjadi antara Bo & Jo yang sebenarnya sudah dicontohkan 1400 tahun yang lalu, kisah antara Nabi Muhammad SAW dan Khadijah.

Tantangan lain pra nikah selain umur adalah tantanangan meyakinkan orang sekitar bahwa pernikahan harus disegerakan. Selain itu, awal ketidaksengajaan Bo & Jo bertemu dalam dunia maya lewat chatting akibat salah ID juga sempat dipermasalahkan untuk beberapa orang yang dituai. Namun, pernikahan adalah usaha menemukan jalan.

Dilihat dari gambar, novel grafis ini terlihat sekali perpaduan khas penyatuan gaya menggambar suami istri yang begitu kompak dan ekspresif menggambarkan pribadi seorang laki-laki dan perempuan. Perbedaan gaya menggambar dapat terlihat pada karya Vbi Djenggoten sebelumnya “Aku Berfacebook Maka Aku Ada”.

Mengenai gaya penceritaan dalam “Maried with Brondong”, curhat bukan sorotan utama, tapi bagaimana dari curhat itu membawa nilai. Kata-kata puitis, gombal(tis) membuat novel ini bertambah menarik yang pada akhirnya menciptakan kelucuan tersendiri bagi pembaca. Memahami arti ‘Bojo’ (suami atau istri) dan ‘garwa’ (sigaraning nyawa) yang keduanya berasal dari bahasa Jawa membuat sebuah pemahaman bahwa pernikahan tidak melulu dihiasi dengan keindahan namun keterbatasan yang pada akhirnya memunculkan pemaknaan dalam kedua istilah tersebut ke dalam nilai yang mendewasakan.

Novel grafis ini juga novel yang peduli dengan lingkungan sosial. Penggambaran dan penceritaan tentang mirisnya kehidupan perkotaan dan sindiran tentang kekuasaan menjadi bahan ‘gerundelan’ yang akhirnya bisa diiyakan.

Pada akhirnya, membaca novel grafis ini adalah membaca suka duka pernikahan yang membawa keindahan dalam sebuah kesederhanaan :) .

***
Profile Image for Vbi_djenggotten.
3 reviews9 followers
June 14, 2010
maaf, yang ini kalo bukan saya yang review, tapi sheila rooswitha (lala), yang bikin "Duo Hippo Dinamis: Tersesat di Byzantium", bareng Trinity, saya kopi langsung dari multiplynya :)

Married With Brondong

Genre : Comics & Graphic Novels
Author: Veby dan Mira

Komik ini sangat menggugah emosi aku. Dari senyam-senyum sendiri, sampe berkaca-kaca, trus senyam-senyum lagi, dan berkaca-kaca lagi... Pokoknya gitu deh.

Ada sesuatu dari komik ini yang bikin sejuk saat membacanya. Aku bingung gimana mendeskripsikan perasaan itu, harus dialami sendiri.

Kisah Bo dan Jo dalam komik ini pastinya juga dialami oleh pasangan suami-istri di mana saja. Baik yang beda umur jauh ataupun yang tidak jauh perbedaan usianya. Kebetulan di cerita ini, sang suami berumur jauh di bawah sang istri. Bercerita tentang perjuangan mereka di awal-awal pernikahan, dan tanggapan keluarga dan orang-orang terdekat mereka mengenai masalah beda usia itu. Semuanya disajikan dengan sejuk. Kata sejuk mungkin terdengar absurd ya, baca komik kok sejuk emangnya kulkas. Tapi ya perasaan itu yang aku alami.

Aku sangat terenyuh dengan penggambaran adegan Bo yang sedang mengumpulkan niat untuk memberitahu keluarga di kampung soal rencana pernikahannya dengan wanita yang ia cintai. Antara senyam-senyum dan terharu bacanya. Atau penggambaran saat mereka memulai masa penjajakan hubungan. Misalnya adegan Bo memberikan dahan kayu supaya Jo bisa berpegangan saat nyebrang selokan, dengan alasan 'kan masih belom muhrim', atau komen lugu Bo tentang roti keju buatan Jo. Aku seakan mendengar sound effect 'awwwwww..' seperti di serial-serial sitkom di TV, yang mengiringi adegan manis dan romantis. Hanya ada yang mengganjal, saat Bo dan Jo mulai memasukkan topik 'berat' dalam percakapan mereka sehari-sehari, seperti politik. Sah-sah aja kalau terselip topik semacam itu karena menunjukkan kegelisahan mereka akan keadaan tersebut. Tapi karena aku bukan penikmat topik politik, aku jadi seperti gak sabar saat membaca bagian itu, pengen buru-buru ke cerita-cerita manisnya :).

Artwork di komik ini perkembangannya lumayan pesat dibanding komik terdahulu mereka 'Aku ber-Facebook Maka Aku Ada', yang juga sebuah karya yang bagus. Background di komik ini tergarap lebih rapih, begitu juga dengan panelingnya. Intinya ini adalah karya yang keren, baik cerita maupun gambarnya.

Aku jadi kangen sama 'garwa'-ku setelah baca komik ini hihihih. Yang uda baca pasti ngerti 'garwa' itu apa :D.

Baca lah, ga nyesel kok. Pasti akan merasakan kesejukan seperti yang aku sebut di atas:).



sumber:
http://okeboo.multiply.com/reviews/it...

Profile Image for DuniaFriskaIndah.
86 reviews9 followers
July 22, 2010
Buku ini menjadi buku yang mengundang tanda tanya dan penasaran buatku. Karena apa? Alasan pertama: karena ketika mendapat update dari goodread.com, seorang Mas Tomo menjadikan buku ini bintang lima, artinya buku ini bagus donk. *seorang Mas Tomo menyatakan hal ini, pasti percaya deh*. Hal ini makin membuat aku penasaran karean Mbak Indri juga menjatuhkan talak lima eh salah… bintang lima untuk buku ini. Alasan kedua: karena judulnya. Merried With Brondong. Uh.. sounds good ya. Tambah buat penasaran donk.

Okelah, aku juga akan membuat buku ini menjadi bintang lima juga. Bukan karena mengikuti Mas Tomo apalagi Mbak Indri. Ini adalah keputusan saya tampa ada paksaan dari pihak mana pun. Hehe… Kalau bicara tentang sinopsisnya pasti dari judulnya dah langsung bisa donk memberikan gambaran besar buat pembaca. Merried with brondong = kawin… *eits..* pakai kata menikah kali ya. MENIKAH DENGAN ORANG YANG LEBIH MUDA.

Saat ini bukan sinopsisnya yang aku bahas tapi lebih kepada hiburan yang diberikan oleh buku ini. Jujur buku ini menarik karena dari warna cobernya yang pink-pink..pink… tampa ada warna lain. Artinya pink dominan dan sedikit ngejreng. Keren ya. Kemudian gambar kartun di covernya yang buat menarik. Sepintas aku bingung dengan gambar itu, karena terlihat 2 gambar kartun wanita… ini awal mulanya aku melihat buku. Ternyata kedua gambar itu adalah seoarng anak cowok gondrong dan seorang wanita dewasa. Hehe… baru n=mengerti kenapa dibuat covernya dengan gambar begitu karena beda usia antara pasangan dalam buku ini adalah 7 tahun, 2 bulan.

Hiburan lainnya yang aku dapatkan adalah kesimpelan dari ceritanya dan ringan. Buku ini adalah novel bergambar. Dengan hanya 124 halaman (untuk novel ini disa dikatakan tipis), buku ini menjadi buku tercepat yang aku baca. Hanya 30 menit di sela waktu istirahat makan siang. *sambil perut kriuk-kriuk*. Tapi ternyata, ga nyesal walaupun kelaparan karena sambil baca aku ketawa-ketawa dan senyum-senyum sendiri. See… hiburan bangat khan. Coba bandingkan dengan baca berita Krisdayanti dan Raul Lemos… buat sakit kepala, ‘nesu-nesu’ dibarengi dengan caci maki. Memang Orang Gila… *hahha..*

Buku ini menjadi penghiburan bangat dan pengisi waktu yang menyenangkan. Setelah membaca buku ini, aku sharing dunk pengetahuannya aku tentang buku ini ke teman-teman saya, baik satu kantor, maupun satu kuliah. They like this book.

Mungkin saat ini, ini yang bisa saya tuliskan, sori karena tidak memasukkan sinopsisnya karena pastinya tentang buku ini banyak diulas oleh teman-teman yang lain.

Keep reading and writing
Profile Image for Tenink EndangMart.
67 reviews7 followers
June 30, 2010
Jujur aja awal nya kaget waktu Nina temen kantor tiba2 timpuk aku sama buku ini...sebelum meeting "Baca deh! Bagus!" perintahnya.
Waktu baca judulnya rada sensi...kepikir " ni anak ngledek aku apa...maksudnya apa...suruh baca buku ini, judul nya itu lhooo"
tapi reflek aja buku langsung masuk ke tas...

Pas baca sampul belakang nya... kok ada cerita kota malang..malang is idiom dg home sweet home.. :-)
Gak sabar langsung tancap gas baca..
dan kesimpulannya :
- meski komik tapi ceritanya daleeemmmmmm
- gambarnya gak kalah sama manga jepang, bahkan cenderung lebih cute realistik
- belajar dalam kehidupan itu tidak pernah berhenti..
- ceritanya bener2 membumi
- pokoknya RECOMMENDED puwwwooooollllll

Profile Image for N,sy..
51 reviews4 followers
July 5, 2017
sekilas liat judul mungkin kamu akan mikir "ah paling novel mahasiswa "dodol"..." tapi setelah halaman ke-3 dst...
it's so makes me fall in love <3 <3 (trutama krn bacanya sebelahan (bareng) sama suami... ^^))
menikmati alur cerita yang romantis sebenarnya (nggak norak, lebay, galau) tapi tetap menjaga adab antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Percakapan mereka berbobot dan matang. Latar belakang tempat dan situasinya juga hidup, menghadirkan sensasi tersendiri. Sangat layak untuk dikoleksi. 5 bintang. ;)
Profile Image for Hana Bilqisthi.
Author 4 books279 followers
May 10, 2014
Jujur aja kalau dari judul dan sinopsisnya ngga tertarik beli komik ini
tapi berhubung yang ngarang mas vbi, hana jadi penasaran
hahahah
dan ternyata kocak abis XD
melebihi ekspektasi :D
gombal2nya mas vbi buat mba mira sebenarnya standar tapi somehow momentnya pas dan bikin ngakak :D
membaca buku ini membuat hana berpikir ternyata menikah itu tidak menakutkan ya?

suka sama doanya Mba Mira "Ya Allah, pilihkanlah aku suami terbaik menurutmu. pertemukan kami dengan cara yang baik dan persatukan kami dengan cara yang baik"
Profile Image for Lalu Fatah.
Author 12 books35 followers
June 25, 2010
Saya suka sampul depannya. Suka tarikan garis grafisnya. Suka ceritanya. Suka leluconnya. Suka kisahnya yang 'sempat' mengharukan. Suka perjalanan hidup tokohnya, Bo dan Jo. Saya ngakak dan senyam-senyum di toko buku, tak saya hiraukan pengunjung yang lalu lalang di depan saya.

Saya tergugu. Teracuni oleh madunya.

Bravo, Mbak Mira dan Mas VB. Oh ya, saya jadi ingat mata kuliah Visual Basic yang sering disingkat VB, sewaktu kuliah di Malang dulu :))
Profile Image for Dewayanie prasetio.
151 reviews140 followers
July 28, 2010
sungguh, komik yg lucu, segar, sekaligus haru...
menamatkannya hanya dlm waktu kurang dr 1 jam, cepet banget ya, kurang tebel soalnya....:)

recomended buat para pemudi yg dewasa yg blm merit, so jgn takut dan ragu lagi ya, kalau ada brondong yg sifatnya lbh dewasa dan mau melamar.
Profile Image for Nenangs.
498 reviews
September 9, 2010
kisahnya mengingatkan pada beberapa orang teman yang mengalami "kasus" serupa. ada yang di posisi sang pria, ada yang di posisi sang wanita. problemnya biasanya memang ngga jauh dari "keberatan" pihak2 tertentu (keluarga, teman2 dekat, mantan pacar?, dll.). keberatannya macam2, yang pada dasarnya berawal dari umur, merembet ke soal kedewasaan, penghasilan, (terkadang) taraf pendidikan, & (sering) masalah "produktivitas", yang kadang ditambah keraguan diri untuk mengatasi problem2 yang timbul itu seorang diri.

sebagai teman, apa yang bisa saya sarankan (kalau ada yg curhat) ya cuma untuk memikirkan pilihannya baik2, menentukan pilihan, dan bersiap menjalani pilihan dengan segala konsekuensinya, baik senang maupun susahnya. juga mengingatkan, bahwa jika yang dipilih adalah untuk melanjutkan hubungan ke tahap yang lebih serius, problem2 yang datang dan (mudah2an) pergi itu tidak akan dihadapi sendiri, melainkan berdua. :)

ngomong2 soal kedewasaan, beberapa kali disinggung dalam buku ini, bahwa seringkali kedewasaan itu tidak berkaitan dengan umur. yap, tepat sekali. sesuai dengan ujar-ujar yang makin populer belakangan ini: "bertambah usia (= jadi tua) itu takdir, tapi menjadi dewasa itu pilihan". :D

ngomong2 lagi, istilah "brondong" ini seingat saya awalnya muncul dari kalangan penikmat kambing muda (berusia belasan) sewaan, yang pada akhirnya mengalami pergeseran makna meluas jadi semua laki2 yang menjalin hubungan dengan wanita yang berumur di atasnya. Kalau ngomongin selebritis dunia, dulu pernah heboh cerita liz taylor yang menikahi pria berusia 20 tahun lebih muda. yah...tapi waktu itu kan liz taylor udah umur 60 tahun...berarti si "brondong" udah berumur 40 taun. apa masih pantes disebut brondong? :p

enihooo...tunggu apalagi wahai para brondong? those ladies are waiting for you! ahahahaha...


---edit tambahan---
ada yang kelupaan...satu lagi yang bolak-balik muncul dipikiran selama baca buku ini: (true) love will conquers all...hehehe...lebay tapi nyata...:D
Profile Image for Alisnaik Alisnaik.
Author 10 books8 followers
July 24, 2012
ini review yang udah lama saya tulis di blog, pada tahun 2010.
waktu itu bahasanya emang agak lebay. haha.
tapi emang karena kagum ama komik ini

"cerita/story:
kisah dalam komik ini diambil dari kisah nyata.
yakni kisah dari duet komikus nya sendiri,
yg ternyata adalah sepasang suami istri
di mana sang suami, Vbi Djenggotten berusia 7 tahun lebih muda dari istrinya, Mira Rahman.

“pernikahan antara wanita yg lebih tua dari suaminya”, nampaknya merupakan sesuatu yg masih dianggap sebelah mata oleh sebagian masyarakat.
karena menurut pandangan umum masyarakat bahwa pernikahan lebih afdol jika dilakukan oleh lelaki yang sebaya atau lebih tua dari istrinya.

dan melalui komik ini,
Vbi dan Mira mencoba curhat tentang kehidupan pernikahan mereka.
dua sejoli ini ingin mengungkap kan bahwa pernikahan antara wanita yg lebih tua dari suami nya bukan lah sesuatu yg buruk.

justru itu bisa menjadi begitu indah jika dijalani dengan begitu baik, berlandaskan agama yg kokoh, penuh perencanaan, dan tentunya rasa cinta yang kuat.

cara mereka bercerita di komik ini sungguh tenang dan indah.
perlahan namun pasti, saya dibawa masuk ke dalam kehidupan rumah tangga mereka.
baik itu suka maupun duka.

dan pada akhirnya, akan berada pada sebuah kesimpulan,
yakni pernikahan antara wanita yg lebih tua dari suaminya bukanlah hal yang buruk, dan sesungguhnya bisa menjadi keindahan tersendiri.

pengkarakteran tokoh juga oke.
meski mengambil dari diri komikusnya sendiri,
namun digambarkan dengan baik, sederhana, dan bijak. tidak narsis

gambar/artwork:
style gambarnya cukup unik dan khas ala komikusnya.
dan sesekali tokoh di komik ini mengingatkan saya pada komik berjudul Monica (komik jaman saya SD dulu).

penggambaran background bagus banget
wajar juga, soalnya Vbi dan Mira sama-sama lulusan dari kuliah jurusan arsitektur.

dan salah satu yang menarik dari komik ini adalah,
penggambaran figuran2 yang menjadi elemen estetika tersendiri"
Profile Image for Cici Pratama.
44 reviews4 followers
August 30, 2012
Apakah brondong itu??? Setau cici, brondong adalah ketika suatu pasangan, perempuan lebih tua -lebih dari 5 tahun- dari pada laki2. Hihihi, nggak terlalu ngerti gimana2nya... Kisah ini dituliskan oleh sepasang kekasih alias suami istri yang di inspirasi dari kisah nyata mereka berdua.

Mereka adalah Mira Rahman dan Vbi_Djenggotten. Kebetulan mereka sama2 dari jurusan arsitek dan sama2 suka komik, pokoknya mereka bilang, mereka komikus banget lah... Komicholic... Hihihi...

Cerita nya lumayan singkat tapi daleeeem banget. I like it. Ditambah dengan ilustrasi gambar kartun mereka juga unik sekali. Gambarnya sangat rapi dan enak di pandang oleh mata... Karena ini kisah nyata, mereka menulis kan nya berdua dan dilihat dari dua sisi pandang -nggak terlalu banyak sih-.

Kisahnya dimulai dari pertemuan mereka saat chatting di internet dan mbak Jo ngirain mas Bo adalah temannya dan akhirnya beliau add mas Bo nya. Nah, dari sini awal mula cerita mereka. Semakin lama semakin hari mereka semakin dekat dengan bahan pembicaraan yang berhubungan dengan arsitektur dan komik...

Sampai suatu hari, salah satu dari mereka mengatakan ‘gimana kalo kita menjalani hubungan yang serius...’ doeeeeeng.... Mantap euiyyyy... Mereka mulai pula dengan pembicaraan yang lain yakni dengan kedua orang tua masing2 dan keluarga serta teman dekat. Minta solusi ato masukan dari mereka. Dan akhirnya.... Mereka bersatu... Hanya satu yang bikin ceritanya panjang, yakni memikirkan jarak umur mereka yang lumayan jauh -7 tahun 3 bulan-.

Dengan restu dari seluruh pihak, akhirnya mereka hidup bahagia dan telah mempunyai seorang anak perempaun... Selamat membaca...
Profile Image for Indira Iljas.
205 reviews9 followers
December 26, 2010
Baca buku ini waktu menghabiskan bonus2 voucher dari TM bookstore, karena capek muter2 akhirnya mencoba beristirahat sejenak sambil membaca buku ini...

Secara gak langsung buku ini membuat saya harus flashback ke awal2 memasuki dunia pernikahan.
Waktu awal perkenalan dgn calon pacar (alias suami) bener2 banyak yang mempertanyakan kepada saya, apakah saya sudah sebegitu putus asanya mencari pasangan hidup,kenapa harus memilih pasangan yang usianya lebih muda daripada saya ? teman2 dekat pun menghakimi saya dgn hal spt itu, orang tua scr tidak langsung pun juga menyindir hal itu. Tapi kembali saya tegaskan kdang usia lebih muda pun bisa lebih dewasa daripada usia yang tua.

Belom lagi jokes2 ttg calon saya yg notabene selain lebih muda juga kembar 2 !! "apa gak takut ketuker?", ato wuah asyik dong...!! Whatta hell... mau nikah aja koq malah jadi bahan omongan...!! MAu ketuker apa gak, toh klo itu sampe terjadi (naudzubillah deh ) saya nggep aja sbg bonus (misuh2 kesel)Tapi diiringi dengan niat baek dan doa.. akhirnya... Yippiieee.. kawin..kawin.. :P

6 tahun udah berlalu, asam, manis, sepet, asin semuanya jadi satu... klo emang udh niatan tai kambing rasa coklat.yang penting bagaimana menyiasati aja. Baca buku ini bener2 buat saya nangis, kenapa? yah karena itu tadi mengingatkan saya pada "awal2 nikah"... Salut buat mas Vbi

Profile Image for Dini.
Author 12 books11 followers
May 14, 2013
Bukunya enak dibaca dan ga perlu banyak mikir buat mbacanya, pesannya ngena dan bermuatan agamis pula. Salut buat penulisnya, based on true story pula. Gambarnya lucu dan font-nya besar-besar. Habis cuma sejam buat melalap semua isi buku.

Cerita pasangan arsitek Bo dan Jo yang terpaut usia 7 tahun, tapi lebih muda lelakinya diusung dengan ringan tapi sarat makna. Cerita pranikah dan pasca nikah yang membuat saya ketawa2 sendiri di sore hari. Ditemani teman saya yang juga arsitek, membuat saya sadar bahwa kehidupan pasangan arsitek bisa lucu juga. Saling kritik pada desain rumah yang dibuat. Muatan agamis yang diangkat juga jadi nilai tambah di mata saya. Sang lelaki yang notabene-nya menjadi imam keluarga, bisa menjadi sangat wise bila diperlukan, walaupun dia jauh lebih muda. Karena kedewasaan tidak ditentukan dari usia seseorang, ya kan? :)

Buku yang sudah menembus awan lebih dari 5 jam (atau pake kapal laut ya? bisa seharian ada di laut dong, hehe) sampai dengan baik tanpa cacat di Taipei. Terima kasih pada pengirim buku ini, semangat mengerjakan thesis kembali lagi *emang ada hubungannya gitu?* :D
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Iss.
100 reviews7 followers
December 5, 2012
meskipun beda banget sama pengalamanku suamiku jauh diatas umurku, tp tema perawan tua sama brondong selalu jd tema cerita pavorit baik novel, ftv maupun drama seri korea.
setelah liat review digoodreads yg rata2 ngasih bintang 4-5 ahirnya dapet juga nih komik.
dari awal ampe ahir gw dibuat ketawa dan kagum dengan cerita bo sama jo yg ternyata diangkat dari kisah nyata, ceritanya ngena banget bener2 ngingetin gw yg kadang sering kurang ajar sama suami *piss ayah*:) dan sering dengan dan atau tanpa sengaja mencibir orang2 yg ngalamin kejadian asli kaya gini *sori teman*:) gw pikir cerita kaya gini hanya mulus dlm hayalan ternyata banyak yg berhasil, intinya memang komitmen dan cinta.

gara2 komik ini gw jd hunting komik vbi djenggotten yg lainnya dan semoga ga kalah menyentuh dan lucunya
Profile Image for Lia Wibyaninggar.
37 reviews34 followers
July 14, 2014
Seperti komik-komik Mas Vbi sebelumnya, komik (yang disadur dari kisah nyata komikusnya) ini selalu bisa menerbitkan senyum (bahkan ketawa ngakak) di setiap lembarnya. Membaca judulnya "Kisah Ketika Suami Berusia Jauh Lebih Muda", tadinya ekspektasi saya menjulang, jangan-jangan sebelas-dua belas dengan Rasulullah dan Ibunda Khadijah yang terpaut 15 tahun, ternyata tidak sejauh itu. Ya, ya, tujuh tahun sudah cukup "keterlaluan", setidaknya bagi orang2 yang hidup di masa kini. Kadang hanya terpaut setahun-dua tahun saja sudah dipandang aneh. Okelah, terlepas dari segala keunyuan dan kelucuan komik ini, kisahnya romantis. Sungguh. Terharu di beberapa scene, namun ngakak lagi di scene berikutnya. Kaya adukan rasa. Meski selesai saya baca satu jam saja, (dan belum puas, berharap ceritanya lebih panjang lagi), komik ini tetap buku kesekian yg saya beri empat bintang di ratingnya. Suka! :)
Displaying 1 - 30 of 75 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.