Jump to ratings and reviews
Rate this book

Padang Bulan #2

Cinta di Dalam Gelas

Rate this book
CINTA DI DALAM GELAS bertutur tentang tugas berat di pundak Ikal. Dia harus membantu Maryamah memenangkan pertandingan catur saat 17 Agustus nanti. Maryamah, yang menyentuh bidak catur saja belum pernah, harus mengalahkan juara catur selama dua tahun berturut-turut yang sekaligus juga mantan suaminya. Namun, lebih dari itu, jenis kelamin Maryamah menjadi tantangan berat untuk bisa mencebur ke dalam pertandingan penuh harkat bagi kaum lelaki ini.

Bagi penonton yang pro maupun kontra, usaha Maryamah jelas sebuah suguhan yang sangat menarik. Begitu pulakah dengan Maryamah?

270 pages, Paperback

First published June 1, 2010

215 people are currently reading
3667 people want to read

About the author

Andrea Hirata

22 books2,435 followers
Under a bright sunny sky, the three-day Byron Bay Writers’ Festival welcomed Andrea Hirata who charmed audiences with his modesty and gracious behavior during two sessions.

Andrea also attended a special event where he and Tim Baker, an Australian surfing writer, spoke to a gathering of several hundred school children. During one session, Andrea was on a panel with Pulitzer Prize winning journalist from Washington, DC, Katharine Boo, which he said was a great honor.

The August event for the school children was very meaningful to Andrea, the barefooted boy from Belitung, as he made mental comparisons with the educational opportunities of these children, compared to what he experienced.

And now his own life story is about to become even more amazing, as his book Laskar Pelangi (The Rainbow Troops) is being published around the world in no less than twenty-four countries and in 12 languages. It has caught the eye of some of the world’s top publishing houses, such as Penguin, Random House, Farrar, Straus and Giroux, (New York, US) and many others. Translations are already on sale in Brazil, Taiwan, South Korea and Malaysia.

All this has come about because of the feeling of appreciation that the young Andrea felt for his teacher, Muslimah. He promised her that he’d write a book for her someday. This was because for him and his school friends, a book was the most valuable thing they could think of.

Andrea told a story that illustrated this fact. When royalties flowed in for him he decided to give his community a library. He spent a lot of money on books. He left the village headman in charge of administering the library. However, when he came back several months later, all the books were gone. People loved the books, but they had no concept of how a lending library functioned.

“Some of them could not even read, but they just loved to have a book, an object of great value and importance, in their homes. We will restock the library with books and this time it will be run by our own administration,” he laughed.

Andrea told this story as we sat in the coffee shop adjoining a Gold Coast City Library, one of 12 scattered around the city. One of the librarians, Jenneth Duque, showed him around the library, including the new state-of-the-art book sorting machine, for processing returns located in the staff area. As he saw the books being returned through pigeonholes by the borrowers and the computerized conveyor belt sorting them into the correct bin for reshelving, the sight made him laugh and prompted the telling of that story.

Andrea wrote the book for his teacher while in the employ of Telkom, but the completed manuscript was taken from his room, which was located in a Bandung student accommodation community. Whoever took the manuscript knew enough to send it to a publisher and that’s how Andrea, an unhappy postal service worker who had studied economics in Europe and the UK, became the accidental author of the biggest selling novel in Indonesia’s history.

He has since written seven more books.

Fast forward to 2011 and Andrea was in Iowa, the US, where he did a reading of his short story, The Dry Season. He was approached by an independent literary agent, Kathleen Anderson. They talked, but for six months there was no news until an email arrived telling him that one of the best publishers in the US, Farrar, Straus and Giroux, had accepted his book.

Then every week, more publishers said “yes” and now he has 24 contracts from the world’s leading publishers.

Andrea worked with Angie Kilbane of the US on the English translations of Laskar Pelangi and its sequel Sang Pemimpi (The Dreamer). Translators from several other countries have visited his home village in Belitung to do research.

“For a long time I wondered what was the key to the enormous success of my book,” Andrea said.

“I think there’s no single right answer. Perhaps people are fed up with writing focused on urban issues or esca

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
2,084 (36%)
4 stars
2,044 (35%)
3 stars
1,285 (22%)
2 stars
236 (4%)
1 star
70 (1%)
Displaying 1 - 30 of 334 reviews
Profile Image for Indri Juwono.
Author 2 books307 followers
November 26, 2011
#2011-34#

Akhirnya, Pakcik!!! Akhirnyaa!!
Kutemukan juga bagaimana seorang Maryamah berubah menjadi Maryamah Karpov..
Lalu, kenapa judul buku ini bukan Maryamah Karpov saja? Kenapa bisa buku sebelumnya tentang Menyelamatkan cinta tersasar di seberang Lautan itu mendapatkan judul yang amat dramatis ini??

Lihat bagaimana Pakcik menggambarkan permainan catur laksana medan perang, di mana kuda menyerang, benteng bertahan, Raja yang tertusuk, prajurit pelindung, seperti berada di suatu pertempuran yang dahsyat! Sungguh, Pakcik adalah pencerita piawai dalam hal ini. Mengembalikan penceritaan khas melayu, dengan kebiasaan-kebiasaan harian yang unik, dengan gaya bercerita seperti pada seorang teman, yang bisa akan terdiam, dan mengikuti cerita terus-menerus, karena penasaran dengan pertempuran-pertempuran Maryamah.

Boi, kau tengok itu Maryamah. Dari seorang buruh timah, yang belajar bahasa Inggris, lalu belajar catur lintas dunia dengan teknologi bernama internet kepada seorang grandmaster dunia. Dalam cerita ini, itu mungkin, Boi. Semua tekad yang bulat akan bisa mencapai tujuannya. Perempuan yang menantang satu kampung bermain catur. Aku sih tak tahu seberapa mungkin itu bisa terjadi, Boi. Aku sendiri tak bisa bermain catur. Jika ditanyakan padaku tentang main ular tangga, halma, atau kartu, bisa aku ajari sedikit-sedikit. Namun catur, aku buta.

Tapi cerita Pakcik ini, Boi, bisa menggambarkan ke seseorang yang buta catur pun bisa menikmatinya. Tidak hanya dengan menonton ke-32 pion hitam putih itu menari, namun kisah tragedi, kemenangan, airmata, darah, mewarnai kisah setiap langkah dalam 64 kotak itu. Hingga seorang Qui Genus Humanum Ingenio Superavit pun hanya mendapat porsi satu bab, ah, hanya dua halaman mungkin.

Lalu cinta? Cinta di dalam Gelas? Gelas siapa? aah, ke kebun lah kau A Ling! Kali ini Pakcik sudah bosan dengan kisah cintamu yang mengangkat tenggelamkan Ikal, sehingga mendaratkanmu di sudut, tidak tersentuh cerita. Ya, cintalah pada bergelas-gelas kopi yang dijual di warung Paman, tempat pertandingan ini diramaikan. Bukalah Buku besar peminum kopi yang akan membuatmu terbahak, sama ketika kau menyusun daftar sakit gilanya si Ikal sejak Laskar Pelangi.

Ah, aku menemukan Paman di sini, Boi. Paman!! Kukira 'Paman' sudah punah ditelan 'Om', 'Lik', 'Tulang', dll. Kukira Paman hanyalah istilah kenangan yang akan kujumpai di buku bahasa Indonesia tanpa tahu di belahan mana di bumi nusantara ini yang masih memanggil adik laki-laki ayah atau ibu dengan sebutan Paman. Rasanya ingin kupeluk erat-erat Paman ini, kutemukan setelah bertahun-tahun hilang dari kosakataku.

Dan demi rambut ikalku, aku akan mengangkat 4 jempol apabila buku ini berjudul selayaknya, Maryamah Karpov!!!
Profile Image for Juliana Es.
254 reviews30 followers
March 1, 2015
Seorang penulis yang mampu menceritakan semula permainan catur dalam perspektif yang berbeza dan sangat menarik pula, bagi saya beliau sudah boleh dimasukkan ke dalam kategori genius. Mungkin bukan genius nombor 1, tapi masih lagi genius kerana permainan catur itu sekiranya diceritakan semula pola pergerakannya cara yang biasa-biasa, tampak amat membosankan walaupun permainanan itu sebenarnya amat merangsang minda dan menuntut daya pemikiran strategik.

Di saat debaran telah terbina pada tahap tinggi setelah mengikuti perkembangan permainan catur Maryamah, adakala Andrea Hirata seperti sengaja melengahkan pembaca dengan memesong ke cerita lain, yang berupa flash back ataupun cerita tentang watak-watak lain yang baru diperkenalkan. Kisah-kisah flash back ini, walau bagaimanapun, sememangnya perlu kerana ia berkait dengan jalan cerita utama untuk memberikan gambaran secara menyeluruh kepada pembaca, agar kita dapat menikmati kisah kehidupan ini sebagaimana dialami sendiri oleh penulis.

Penulis dengan bijak menangguhkan butiran tertentu, dan apabila kita sampai ke penjelasannya, pengalaman membaca dwilogi Padang Bulan dan Cinta Di Dalam Gelas ini persis membaca kisah-kisah Harry Potter. Mozaik-mozaiknya tercantum sempurna seolah kita berjaya mencantumkan beribu-ribu kepingan jigsaw puzzle.

Apabila sampai ke penghujung cerita, sekiranya dalam keadaan berbaring, saya pasti mahu duduk. Jika sedang duduk, saya malah ingin bangkit berdiri. Jika memang sedang sedia berdiri, saya mahu melonjak bertepuk tangan. Kepuasan membaca karya yang bagus seperti dwilogi ini, belum dapat saya zahirkan sepenuhnya dengan kata-kata.

-- Re-read during my recent hospitalization. A good and quick lift-me-up!
20 Feb 2015
Profile Image for nazhsahaja.
127 reviews16 followers
July 10, 2017
Cinta Di Dalam Gelas seperti cuba mengubati rasa kecewa aku terhadap Pandang Bulan. ya benar, kelemahan Andrea adalah kekuatanya. meski Pak Andrea sering berputar sekitar kehidupan Ikal tetapi kelebihan penulis ini adalah bagaimana beliau berhasil menggamit pembaca untuk terus membaca sehingga habis helai terakhir. kisah-kisah Ikal yang bagi kau mungkin tiada apa, namun Pak Andrea sekali lagi berjaya menitipkan magis di dalam perjalanan hidup Ikal yang-bagi-kau-tiada-apa itu.

Jika Pandang Bulan terlalu berkisah tentang cinta Ikal pada A Ling, Cinta Di Dalam Gelas memberi kau keajaiban semangat seorang wanita melalui watak Maryamah. selepas Lintang, aku percaya bahawa Pak Andrea juga percaya bahawa Maryamah adalah genius kedua. Maryamah adalah simbol feminis yang seharusnya ada pada setiap wanita iaitu; menjadi wanita bukan alasan untuk mengalah dengan nasib dan aturan.

dan kebiasaannya, Andrea berjaya membuat aku menghasilkan satu perasaan habis baca buku yang sama seperti buku-bukunya yang lain iaitu; kerinduan dan inginkan lebih lagi dari dirinya dan Ikal.
Profile Image for Primadonna.
Author 50 books374 followers
July 11, 2010
Cinta di dalam gelas, apakah itu? Mungkinkah itu? Dalam buku ini Andrea lagi-lagi berkisah mengenai cinta. Cinta terhadap kopi, catur, sahabat, merpati, bahkan jangan pula heran, terhadap blender! Tapi yang utama barangkali adalah kecintaan penduduk Melayu Belitong terhadap kopi dan catur.

Berbeda dengan PB, di sini A Ling bisa dikatakan tidak pernah nongol, membuat saya sebagai pembaca bertanya-tanya. Mengapa di kisah sebelumnya obsesi Ikal terhadap A Ling mendominasi, namun di sini seakan luntur, bahkan Ikal sampai memiliki "selingkuhan" segala? Lalu mendadak saja diberi penjelasan nama asli Enong adalah Maryamah, sehingga butuh waktu juga untuk mencerna sosok Enong = Maryamah.

Filosofi mengenai kopi, catur, dikupas mendetail dengan jenaka, walau kadang dirasa berlebihan dan mengada-ada (Di sini Andrea beberapa kali menyindir para penerbit--salah satunya sebagai pihak yang berpura-pura suka kopi. Internal joke? Lalu, ratusan merpati terlatih yang datang dalam sekali suit dan melahap buliran beras yang dilemparkan di angkasa dalam waktu yang sungguh singkat? Sepertinya terlalu berlebihan.) Dalam buku ini, permainan catur dilukiskan dengan puitis, dan pembalasan dendam ala Maryamah melalui catur dapat membuat pembaca terharu.

Entah mengapa saat membaca saya merasa cerita mengalir, terlalu mengalir malah, karena kadang belok sana-sini tanpa fokus yang kuat. Ada beberapa mozaik yang menurut saya bisa saja dihapus atau direvisi karena merusak flow cerita (mungkin penulis bermaksud memasukkan lelucon segar, namun kisah di masa lalu mengenai pamannya yang was-wes-wos, perselingkuhan dengan Yamuna dan pembalasan dendam Ikal terhadap perlakuan pamannya yang semena-mena terhadap Yamuna, meskipun mungkin menyediakan variasi, namun membelokkan inti cerita). Kisah ini harusnya mengenai perjuangan Maryamah, dan mungkin lebih tepat buku inilah yang dinamai Maryamah Karpov.

Sampai akhir tidak ada kepastian mengenai hubungan A Ling dan Ikal, bahkan dikatakan Ikal mendirikan persatuan bujang lapuk. Aduhai, bagaimana nasib A Ling kalau demikian? Sepertinya hubungan antara Ikal dan A Ling memang dibiarkan mengambang tanpa kejelasan. Atau barangkali Andrea berniat menuliskan buku lain yang menuntaskan kisah cinta Ikal?

----

Pssst Bang Andrea, saya jadi penasaran dengan filosofi peminum kopinya. Ngomong-ngomong, saat minum kopi (yang jarang-jarang terjadi) saya hanya suka satu sendok kopi, dua sendok gula minimal, dan banyak sekali susu atau krim. Apa itu artinya rumah tangga saya bermasalah? :p
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for ijul (yuliyono).
811 reviews970 followers
September 16, 2010
Kopi-nya enak...

Demi merekatkan hubungannya dengan A Ling dan memenuhi gerutuan Ibu yang tak rela anak lelakinya menyandang gelar pengangguran, Ikal memantapkan hati untuk tekun bekerja di kedai kopi milik pamannya sendiri. Meski pula harus rela menebalkan kuping demi mendengar serangkaian makian/omelan sang paman yang kesohor galak itu setiap hari, Ikal justru jatuh sayang pada paman yang bawel dan kedai kopinya yang menginspirasinya untuk menyusun Buku Besar Peminum Kopi serta menyuntikkan motivasi dalam membantu Enong mewujudkan mimpi menjadi pecatur handal.

Yap, kisah duka rumah tangganya dengan Matarom yang berantakan menerbitkan cita-cita untuk menggerus arogansi mantan suaminya itu dengan mengalahkannya dalam sebuah kompetisi catur peringatan Hari Kemerdekaan yang legendaris di Belitong. Beragam rintangan sudah pasti mengadangnya, namun dengan kebulatan tekad dan support penuh orang-orang di sekelilingnya, termasuk seorang pecatur perempuan bergelar Grand Master Internasional, mampu menyemaikan benih ambisi Enong tersebut.

Dibandingkan Padang Bulan, aku lebih ‘jatuh hati’ pada Cinta di Dalam Gelas ini. Pertama, tentu karena tokoh Enong yang telah memikatku sejak di Padang Bulan, mendapat peran yang lebih menantang dan tereskplorasi secara optimal meskipun metamorfosisnya yang agak gila-gilaan dari seorang yang buta catur hingga berkualifikasi mahir dan tak terkalahkan membuatku agak kurang bisa percaya. Tapi, bagus sebagai bensin motivasi bagi siapa saja yang berkemauan keras dan tak pantang menyerah serta selalu rajin belajar (menambah wawasan).

Kedua, topik kopinya yang diaduk-aduk sedemikian rupa sehingga memberikan sajian apik yang pas takarannya. Segala rupa sisi lain dari kopi dan adab meminumnya yang menggiring pemikiran pada pelbagai budaya dan keseharian orang Melayu cukup mengasyikkan untuk disimak hingga paripurna. Because, I love coffee…so much!

Aku menyukai hampir keseluruhan elemen novel kedua dari dwilogi ini. Racikan tata bahasa, plot, selipan pesan moral, isu gender, sisi relijius, hingga karakterisasinya. Meskipun demikian, sebagaimana kebanyakan kisah petualangan/perjuangan begini selalu saja kecipratan unsur klise yang membuat beberapa titik pada plotnya gampang tertebak. However…aku tetap berkeyakinan dua jempol sangat pantas untuk diacungkan pada novel ini.

Tetapi …oh tetapi, mengapa di bagian kedua ini, beberapa salah cetak/edit terselip lebih banyak ketimbang yang bagian pertamanya. Sayang sekali…meskipun tentu saja typo tersebut tak sampai merusak cerita, namun bagiku mengurangi (sedikit) poin kesempurnaan yang bisa kuberikan (satu bintang kucomot dari lima bintang yang hampir aku berikan).

Beberapa bagian dari novel ini yang kusuka:

“Mereka yang takaran gula, kopi, dan susunya proporsional umumnya adalah pegawai kantoran yang bekerja rutin dan berirama hidup itu-itu saja. Takaran gulanya 2 sendok. Mereka tak lain pria “do-re-mi” dan mereka telah kawin dengan seseorang bernama bosan. Kelompok anti perubahan ini melingkupi diri dengan selimut dan tidur nyenyak di dalam zona yang nyaman. Proporsi gula, kopi, dan susu itu mencerminkan kepribadian mereka yang sungkan mengambil risiko.” (hlm. 38) ====> guwe banget.

“Belajar adalah sikap berani menantang segala ketidakmungkinan, bahwa ilmu yang tak dikuasai akan menjelma di dalam diri manusia menjadi sebuah ketakutan. Belajar dengan keras hanya bisa dilakukan oleh seorang yang bukan penakut.” (hlm. 103)

“Bukankah anak yang cerdas selalu anak yang nakal.” (hlm. 122)

Sedangkan beberapa kejanggalan yang terdeteksi, semisal:

(hlm. 155) segita = segitiga?
(hlm. 161) Ia padat, tapi tapi tak bersegi…..redundansi kata ‘tapi’.
(hlm. 225) besikap = bersikap?
(hlm. 231) ke sana ke mari = kemari?
(hlm. 233) Ia lebih lebih pintar dari presiden….redundansi kata ‘lebih’.

Oke, nggak signifikan banget kok typo-nya…hehehehe
Profile Image for Nor.
Author 9 books105 followers
July 2, 2014
Membaca karya Andrea Hirata memang ada kalanya jadi kurang sabar dengan ketelitian beliau menerangkan setiap satu situasi dengan begitu mendalam. Terasa tiada manfaatnya untuk pembaca memahami pokok cerita.
Namun, itu sememangnya tips pengarang ini kepada semua penulis yang mahukan karyanya diangkat menjadi drama atau filem.
Malah, semakin jauh pembaca meneroka buku tulisannya, semakin jelas perkaitan setiap butir yang dijelaskan di peringkat awal dengan apa yang berlaku kemudiannya.
Karya ini, seperti sinopsisnya, bercerita tentang usaha seorang wanita yang bernama Maryamah, berjuang untuk kehidupannya, ibu & adik-adiknya, selepas kematian ayahnya pada waktu umurnya baru mencapai .
Maryamah seorang yang gigih, dalam keperitan meneruskan kelangsungan hidup, dia tetap meneruskan hajatnya untuk belajar bahasa Inggeris.
Maryamah juga menjadi wanita pertama di kampungnya yang menyertai pertandingan catur sempena hari kemerdekaan. Secara tidak langsung pertandingan itu digambarkan sebagai tempat untuk dia menebus maruahnya. Menjadi juara setelah mengalahkan pelbagai jenis lelaki termasuk yang pernah mengahwini & mempersiakannya, juga yang pernah menganiayanya ketika masih kecil.
Saya suka dengan cara Andrea menggambarkan papan catur dan buah-buah catur sebagai medan peperangan dan askar-askar perang juga tentang kisah cinta gelapnya dengan blender yang dibeli Paman. Memang tak masuk akal tapi sangat menarik.
Profile Image for Ginan Aulia Rahman.
221 reviews23 followers
September 5, 2016
Resensi Cinta Dalam Gelas

Satu kata saja. Wow! saya memang tak terlalu mengerti tentang sastra tapi saya terkagum. Cerita cerdas yang dikemas dengan tawa. Berbobot dan menghibur. Andrea Hirata memang memiliki ruang dalam hati saya. Saya suka karya-karya Andrea Hirata.

Saya curiga, jangan-jangan, inilah naskah asli Maryamah Karpov. Ceritanya full tentang perjuangan Maryamah untuk memenangi lomba catur 17 Agustusan. Di buku Maryamah Karpov, justru tidak banyak diulas.

Saya jadi benar-benar ingin menjadi life observer. Andrea menunjukan kapasitasnya sebagai peneliti kehidupan Dengan buku enslikopedi peminum kopinya yang menarik.

Kisah adat kebiasaan sebuah desa bisa begitu baik dia ceritakan. Menarik! Ternyata untuk menyajikan cerita yang bagus tidak perlu jauh mencari, ada banyak disekeliling kita.

Saya yakin Andrea Hirata memiliki wawasan yang sangat luas dan bekal bacaan yang banyak untuk menulis novel ini. Dari bahasanya yang mengalir, tidak mungkin dia tidak banyak membaca. Saya menjadi termotivasi untuk lebih banyak membaca karya sastra.

Kita dibuat terharu, dibuat tersadar, tersindir, tercerahkan. Memang seperti ini novel yang komplit!

Maryamah mengajarkan kita bagaimana memiliki daya belajar seperti baja. Tidak pernah layu oleh apapun. Terus keras. Belajar mesti dilakukan dengan berani karena belajar bukan diperuntukan untuk para penakut. Takut gagal misalnya, itu tidak akan pernah bersahabat dengan kegiatan belajar. Ketidakmungkinan menjadi mungkin dengan belajar. Orang yang tidak berani menghadapi ketidakmungkinan, ia akan malas untuk belajar.

Ada cara baik untuk membalaskan dendam. Itu yang bisa saya tarik dari cinta dalam gelas. Kesedihan mungkin datang, caranya gampang untuk diatasi, kita tinggal menangisinya sampai puas, setelah itu berdiri tegak kembali menghadapi hidup dengan tegar dan sebaik mungkin. Ituulah kunci untuk tidak terjatuh dalam penyesalan yang berlarut.

Untuk bisa menang, kita harus memantaskan diri untuk jadi pemenang. Kerja keras dan keikhlasan.

Itu yang bisa aku dapat dari cinta dalam gelas. By the way, main catur itu mengagumkan. Banyak hal yang menarik di dunia ini jika kita mendalaminya. Ya, aku akan mengarungi kehidupan yang penuh hal menarik ini.

Profile Image for Päk  Läng.
44 reviews
May 8, 2012
Maruah dan pengorbanan, ilmu dan kegigihan, kopi dan manusia, catur dan kehormatan, persahabatan dan kesetiaan...semuanya diadun sempurna lantas membangkitkan rasa yang luar biasa. Ah, kau patut baca sendiri!
Profile Image for DuniaFriskaIndah.
86 reviews9 followers
July 18, 2010
Dibandingkan dengan buku yang pertama, aku lebih suka buku yang kedua ini. Cinta di dalam gelas. Dalam buku ini aku kemali mengangumi Andrea Hirata karena berhasil memasukkan arti filosofi kopi dan catur menurut sudut pandang “Melayu’ dan “Fiksi”. Mengapa aku bisa bilang begitu?

Kopi. Banyak buku yang aku baca, Novel matsudnya. Memasukkan arti kopi dengan makna yang ekslusif dan mahal. Kopi dicampur dengan mocca, latte, susu misalnya buku Coffee Prince. Bagaimana makna kopi dan pembuat kopi menjadi satu cita rasa yang khas. Dan di dalam buku ini kembali aku menyukai Andrea yang menjadikan cara meminum kopi orang Melayu menjadi sangat indah dan mengasikkan sekali. Bagaimana tidak? Ikal membuat buku besar peminum kopi dengan makna takaran dari masing-masing orang dan makna cara memegang gelas. Lucu deh.

Yang paling menarik adalah bagaimana Ikal menjelaskan catur itu seperti apa. Aku ketika SD pernah ikut pertandingan catur dalam rangka 17 agustusan juga. Jadi bisa dibilang aku memahami bagaimana memainkan catur, tapi yang tidak aku pahami adalah makna besar di dalamnya.

Seorang Maryamah menjadi pemain catur yang sangat baik karena dengan catur dia bisa mengendalikan semuanya dalam kontrolnya. Ini sangat kontradiksi dengan jalan hidup Maryamah dimana sejak ayahnya meninggal sepertinya dia tidak kebebasan untuk memilih jalan hidupnya, tapi nasib yang harus mengatur kehidupannya sulitnya. Mulai harus menjadi pendulang timah dalam usia kediniaannya, menikah dengan orang yang berbuat jahat padanya sampai harus bercerai dengan cara dihianati dengan kejam oleh suaminya sendiri.

Itulah makna catur. Pemain catur bisa menciptakan nasib sendiri bagi kerajaannya. Andrea memasukkan sisi fiktif dalam catur. Dalam pertandingan catur yang harus dilewati oleh Maryamah, dia bisa menjadikan catur sama dengan pertandingan Harry Potter melawan musuhnya. Dengan kesan hayalan yang indah sekali.

Buku ini menjadi buku terbaik karena mengajarkan kita dengan yang namanya kemauan dan usaha. Maryamah seorang wanita yang tidak mengetahui apa itu catur bisa menjadi pemain catur ‘master’ karena ada kemauan dan usaha untuk membuktikan bahwa dia bisa mempermalukan mantan suaminya.

This is a good book. Recommended for all of u
Profile Image for Ditta.
63 reviews35 followers
July 10, 2010
Mereka yang pura-pura suka kopi - Penerbit Buku (114)
helllooo,,,gw beneran suka kopiiii!!! @_@

Kalo ada tambahan bintang, gw mau kasih buku ini empat setengah bintang, karena lebih bagus dari padang bulan tapi masih di bawah sang pemimpi lah,,tapi karena ga ada,,yasud cukup 4 bintang ajah
Cinta di Dalam Gelas menceritakan tentang perjuangan enong - yang kemudian diperkenalkan sebagai Maryamah...Kesukaan enong berbahasa Inggris dan tekadnya yang kuat untuk mati-matian belajar catur demi mengalahkan Matarom sang mantan suami, benar2 bikin gw tambah suka sama buku ini..

Satu hal yg perlu dicatat, gw tau Andrea bikin buku ini penuh dengan riset terutama tentang tingkah pola orang melayu, bisa diliat dari buku besar peminum kopi (walopun emang rada2 aneh sih,,kok bisa kepikiran gitu)...ah Pak Cik,,Pak Cik,,ada2 ajah..

pokoknya ni buku keren deh,,(ini jujur, bukan karena gw kerja di penerbitnya yah ;p) tapi kalo gw perhatiin dari diksi2 yang diambil, metafora2 yang disuguhkan, bisa dibilang kemampuan Andrea sangat terasah sekarang ini...selanjutnya gw cuma berharap dia bisa terus menulis tapi terus terang di luar kisah si aku (ikal) ini..gw yakin dia bisa bikin sesuatu yg juga sama dahsyatnya (atau bahkan lebih dahsyat) dari ini.

Profile Image for Dhana P.
9 reviews1 follower
October 9, 2012
Novel kedua Dwilogi Padang Bulan. Dalam novel kedua ini barulah Enong lebih jelas tampil sebagai tokoh utama. Catatan: Dwilogi ini sepertinya punya 2 tokoh utama, yakni Ikal dan Enong dengan kisahnya masing-masing yang kadang berkaitan kadang tidak :D.

Tema "kekuatan perempuan" dan "kekuatan cita-cita" sebenarnya klise. Namun dikemas secara menarik oleh Andrea Hirata melalui sudut yang cukup unik: permainan catur. Potret masyarakat Melayu "kampung" disajikan dalam bahasa ringan, jenaka, kaya kosa kata dan kerapkali (disengaja) agak berlebihan. Bikin saya ketawa-ketawa bacanya. Namun kesederhanaan bahasa, penggunaan plot gabungan yang cermat, pengetahuan tentang istilah-istilah catur dan tokoh-tokoh dunia, jelas menunjukkan bahwa novel ini ditulis oleh orang yang berwawasan luas dan piawai dalam berkomunikasi.

Cuma ada satu hal kecil... yang bagi saya agak mengganggu. Kalau "Padang Bulan" (PB) dan "Cinta di Dalam Gelas" (CDG) itu ceritanya bersambung, maka setting waktunya kurang cocok antara PB hlm. 117-118 dan CDG hlm. 9-10 & 16. Kapan sebenarnya Ikal bertemu pertama kali dengan Enong?

Jadi sebenarnya mau ngasih 4 3/4 bintang, tapi karena pilihan 3/4 gak ada, ya udah deh saya bulatkan ke atas :D
Profile Image for Sam.
184 reviews17 followers
May 11, 2011
Akhirnya aq menemukan Maryamah,
dalam hati seorang gadis cilik pendulang timah, dalam gelas kopi yang diagungkan kaum Melayu dan di antara susunan bidak catur, lomba 17 Agustusan

Cerita yg bersemi dari kisah sebelumnya ini memang cukup membingungkan di awal, AH terus membawa pembacanya melompati ruang waktu, memahami culture Melayu nan puitis dan ikut terombang-ambing memaki-maki 'pemerintah' yg tidak tahu adat

Akhirnya aq menemukan Maryamah,
yg mencoba membalas dendam atas perlakuan yg diterimanya dulu, karena Tuhan memberikannya jalan 'bertemu' dengan pelaku penindasnya di masa lalu, Tuhan yg Maha Tahu itu memutar roda nasib di atas papan catur, sampai-sampai melibatkan seorang Grand Master Ninochka Stronovsky, dari negeri seberang nun jauh sana.. endingnya cukup pelik, agak aneh ketika si rambut pirang itu bisa muncul di negeri Belitong tepat pada saat pertandingan final, hehehe.. tapi kisah Melayu kan layaknya dongeng, patut didengar dan dipahami inti-nya (saja), jangan kau ambil pusing, Boi!



NB: sebenarnya sudah niat mo kasih 2 setengah bintang, berhubung aq bisa menyelesaikannya di tengah sakit yg meradang menjelang hari H, aq berbaik hati memberi bonus setengah bintang untuk si pencerita ;)
Profile Image for Sri.
897 reviews38 followers
July 9, 2010
Aku tidak menyangka ternyata permainan catur bisa seseru itu. Seru dan juga mengharukan.
Menurutku inilah inti dari kisah Maryamah Karpov. Seharusnya buku ini yang diberi judul Maryamah Karpov. Buku Maryamah Karpov lebih baik diberi judul Obsesi (Ikal a.k.a Andrea Hirata) pada Bajak Laut hehe. Sedangkan buku Padang Bulan cuma menjadi bagian pengantar saja dari kisah Maryamah Karpov.
Berbeda dengan Padang Bulan, tak ada lagi kisah cinta mellow-nya si Ikal. Yang ada, si Ikal jatuh cinta lagi. Dia bisa dibilang berselingkuh dengan Yamuna. Untungnya, atau sialnya?, Yamuna cuma sebuah blender haha.
Di buku ini Ikal juga lebih berdaya guna, tidak melakukan aksi-aksi konyol yang tidak ada gunanya. Dia kini berperan besar dalam memperjuangkan hak asasi perempuan, menegakkan harga diri seorang perempuan. Cocoklah kiranya jika Ikal diangkat menjadi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, melengserkan posisi yang selama ini dijabat seorang perempuan. Nah, setelah itu pamannya nanti bisa puas mencela-cela keponakannya sendiri. Biar menteri pendidikan agak lega, kupingnya tidak panas senantiasa karena diomongin terus oleh paman Ikal :D.
Profile Image for Hafizul Osman.
66 reviews3 followers
March 20, 2013
Dalam masa 3 hari, aku habiskan novel ini ketika sibuk melayan pengunjung di UiTM, Shah Alam. Walaupun tidak sesedap Laskar Pelangi mahupun Sang Pemimpi, tetapi novel ini tetap seronok dan mengujakan aku untuk aku habisi hingga akhir tinta. Pak Andrea mengenengahkan salah satu sukan popular di Indonesia, catur sehingga persatuan catur di Indonesia berusaha untuk meletakkan catur sebagai salah satu sukan yang dipertandingkan dalam Sukan Olimpik setelah dipertandingkan dalam Sukan SEA di Palembang pada tahun 2011. Cinta di Dalam Gelas menceritakan cerita sosiologi dan sikap orang melalui pengamatan Ikal di warung kopi kepunyaan pamannya. Sikap dari cara memegang cawan dan kadar sukatan kopi dan gula yang digunakan. Walaupun ada sedikit kekurangan pada novel ini tapi bagiku novel ini masih mengujakan aku untuk membacanya. :)
Profile Image for Hae-nim.
6 reviews3 followers
December 17, 2012
walaupun cerita ini berkisar tentang usaha gigih bagaimana seorang wanita tidak bepelajaran membalas dendam terhadap kesusahan hidupnya melalui pertandingan catur, pengamatan penulis tentang budaya masyarat melayu melalui kopi sangat benar. tak ada bezanya antara melayu Indonesia da melayu Malaysia. :)
Profile Image for Muhammad_Taufiq.
8 reviews2 followers
June 4, 2011
Episode Paling Gila Perjalanan Hidup Ikal

Review by Muhammad Taufiq

Cinta di Dalam Gelas by Andrea Hirata

“Berikan aku sesuatu yang paling sulit, aku akan belajar,” Maryamah Karpov

Seolah menjawab pertanyaan sekaligus keluhan dari pembaca novel “Maryamah Karpov (Mimpi-mimpi Lintang)”, Andrea Hirata kembali menghadirkan novel yang memikat nan menawan hati, “Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas”

Membaca dwilogi “Padang Bulan” ini, serasa membaca sosiologi dan budaya Belitong lengkap dengan karakteristik orang-orang di dalamnya. Andrea menyuguhkan senampan luber berbagai keunikan yang berbanding lurus dengan kekonyolan yang eksentrik, hingga Anda akan terasa membaca buku sosiologi masyarakat Belitong dengan rasa karikatur yang menggelitik.

Lagi-lagi Andrea Hirata membuka kisahnya dengan haru-biru nan syahdu. Kali ini tentang Zamzani dan keluarganya yang harus bergelut dengan kemiskinan dengan hanya bermodal limpahan cinta kasih. Sosok Zamzani hadir mirip dengan bapak Ikal yang penyayang. Zamzani, lelaki pendulang timah yang berusaha menghadirkan kejutan dalam hidup istri tercinta, Syalimah. Sayangnya, kematian Zamzani hadir tak berapa lama setelah kejutan itu terwujud.

Zamzani adalah harta yang paling berharga, melebihi segalanya. Lelaki itu amat penyayang pada keluarga sehingga Syalimah tak memerlukan harta apa pun lagi di dunia ini. [Padang Bulan, hal. 4]

“Jika kuseduhkan kopi, ayahmu menghirupnya pelan-pelan lalu tersenyum padaku.”

Meski tak terkatakan, anak-anaknya tahu bahwa senyum itu adalah ucapan saling berterima kasih antara ayah dan ibu mereka untuk kasih sayang yang balas-membalas, dan kopi itu adalah cinta di dalam gelas.” [Cinta di Dalam Gelas, hal. 11]

Enong, anak sulung dari tiga bersaudara buah cinta Zamzani dan Syalimah, adalah sosok perempuan harus hidup dalam gelimang pengorbanan yang tak henti. Jatuh, bangun, jatuh, dan bangun lagi. Mulai dari masa sekolahnya yang kandas dan menjadi perempuan pendulang timah pertama di Belitong, hingga meruntuhkan “genre” dan “adat” catur di Belitong yang dimainkan hanya oleh kaum laki-laki. Tak hanya itu, dengan berbekal kamus bahasa Inggris (Kamus Bahasa Inggris Satu Miliar Kata) pemberian Ayah tersayang, Enong ingin mewujudkan cita-citanya sebagai guru bahasa Inggris. Dan dengan semangat mau belajar dan pantang menyerah itulah, Enong melewati semuanya.

Itulah Enong, yang tak lain adalah Maryamah Karpov.

Seperti yang kita tahu, Maryamah Karpov, hadir sekilas dalam novel “Sang Pemimpi”, yakni saat Mak Cik Maryamah yang meminjam beras kepada Ibu Ikal, bahkan dengan rela akan memberikan biola milik Nurmi, anaknya, sebagai gantinya.

Terlebih dalam novel “Maryamah Karpov (Mimpi-mimpi Lintang)”, Andrea meniadakan Maryamah di dalamnya.

Dan sepertinya, Andrea Hirata sengaja membuat pembaca penasaran seperti itu adanya, hingga semua terjawab dengan hadirnya dwilogi “Padang Bulan” ini. Seperti yang dituturkan Andrea Hirata dalam international website-nya:

“Namun Kawan, sesudah engkau membaca Dwilogi Padang Bulan, kuharap dirimu paham pula mengapa aku menulis Maryamah Karpov begitu rupa. Karena, tanpa memahami kekhasan dan keeksentrikan sosiologi dari mana aku berasal, barangkali akan agak susah menerima bahwa sedikit banyak Dwilogi Padang Bulan inspired by a true story.

Maka yang kulakukan di dalam Maryamah Karpov adalah menggambarkan cultural landscape dan moralitas sebuah masyarakat di mana kemudian di atasnya kuletakkan kisah Dwilogi Padang Bulan. Ini adalah desain yang sangat sengaja sesuai dinamika kreativitas.

Melalui pemahaman ini, mudah-mudahan dirimu dapat melihat Maryamah karpov dengan cara yang berbeda, dan ketika menyandingkan Maryamah Karpov, Padang Bulan, dan Cinta di dalam Gelas, lalu membacanya secara berurutan, akan mendapat kesan yang baru tentang Maryamah Karpov.” [petikan sambutan Andrea Hirata dalam international website-nya, www.andrea-hirata.com]

Dibandingkan novel-novel pendahulunya, Andrea dalam dwilogi “Padang Bulan” ini terasa nakal, liar dan berani berimprovisasi dalam mempermainkan kata dan alur cerita. Entah karena tak menanggung beban seperti saat menulis novel “Laskar Pelangi” yang dipersembahkan untuk Ibu Muslimah? Ataukah tentang tingkat kematangan penulis dan ingin menunjukkan Andrea Hirata sesungguhnya?

“Padang Bulan” lebih banyak menceritakan tentang Ikal yang terbakar cemburu pada Zinar yang setampan Chow Yun Fat, yang dianggapnnya telah merebut A Ling darinya. Itu terjadi karena kesalahan informasi dari Detektif M. Nur, intel Melayu yang kontet tersebut.

Rencana Ikal tuk pergi berlayar ke Jakarta dengan Mualim Syahbana pun kandas dibuatnya. Berbagai cara ia gunakan untuk mengalahkan Zinar dan merebut kembali jantung hatinya, A Ling. Tentu saja Ikal tak sediri, tetapi dibantu Detektif M. Nur dan Jose Rizal, si merpati Delbar pembawa pesan. Mulai rencana gila penambahan tinggi badan dengan Ortoceria, sampai tanding dalam permainan catur. Namun semua berakhir sia-sia. Baru diketahui kemudian bahwa Zinar tak lain adalah sahabat paman A Ling. Dan A Ling diminta membantunya untuk membuka toko dan menyiapkan perkawinannya.

Jika dalam novel “Maryamah Karpov (Mimpi-mimpi Lintang”, masih menyisakan pertikaian antara Ikal dan ayahnya karena cintanya pada A Ling tak direstui, dalam dwilogi “Padang Bulan” ini, pertikaian tersebut berakhir dengan hadirnya Ayah Ikal pada pernikahan Zinar.

“Di sudut sana kulihat ayahku. Ia memperhatikanku dan A Ling, dan ia tersenyum. Aku tak tahu apa yang akan terjadi pada hari-hari mendatang. Masa depan milik Tuhan. Tapi, saat itu aku tahu bahwa pertikaian antara aku dan Ayah telah berakhir dengan damai.” [Padang Bulan, hal. 253]

Sementara itu, “Cinta di Dalam Gelas” menawarkan cerita tentang dunia seputar warung kopi Usah Kau Kenang Lagi, yang tak lain dan tak bukan milik Paman Ikal, Kamhar, dimana Ikal sendiri bekerja sebagai pelayannya di dalamnya.

Seperti kita tahu, kopi dan catur adalah candu bagi lelaki Melayu Belitong.

Di warung-warung kopi itu pria-pria Melayu mengisahkan nasibnya, membangga-banggakan jabatan terakhirnya sebelum mahkapai timah gulung tikar, dan mempertaruhkan martabatnya di atas papan catur. Lelaki Melayu dengan kopi, sisa kebanggaan, dan catur, seperti lelaki Melayu dengan pantunnya, seperti lelaki suku bersarung dengan sarungnya, seperti lelaki Khek dengan sempoanya. [Cinta di Dalam Gelas, hal. 27]

Kopi bagi orang Melayu rupanya tak sekedar air gula berwarna hitam, tapi pelarian dan kegembiraan. Segelas kopi bak dua belas teguk kisah hidup. Bubuk hitam yang larut disiram air mendidih pelan-pelan menguapkan rahasia nasib. [Ikal dalam “Cinta di Dalam Gelas”, hal. 37]

Juga bercerita tentang Maryamah. Hubungan rumah tangga Maryamah dan Matarom yang tak harmonis, akhirnya berujung perceraian. Tak lain catur penyebabnya. Oleh karenanya, Maryamah berniat menantang Matarom, mantan suaminya tersebut dalam pertandingan lomba catur 17 Agustus-an.

Dengan bantuan Ikal, Selamot, Giok Nio, dan tentu saja, Detektif M. Nur. Melalui bimbingan via internet oleh Grand Master Ninochka Stronovsky, yang tak lain adalah teman kuliah Ikal dulu, Maryamah belajar catur, dan akhirnya mahir memainkan teknik benteng bersusun ala Grand Master Anatoly Karpov –yang diperkenalkannya pada dunia dalam pertandingan melawan Grand Master Calvo di Montila, Italia, pada 1976.

Tentu tak mudah mengalahkan rezim Matarom yang licik karena melibatkan persekongkolan dan konspirasi tingkat tinggi guna menjegal langkah Maryamah agar kalah sebelum bertanding dengan Matarom. Masalah pelik puk terjadi. Ikal pun menemui Lintang. Iya, Lintang, tokoh yang paling saya rindukan dalam setiap novel Andrea itupun hadir dalam dwilogi “Padang Bulan” ini. Dan seperti biasanya, Lintang menemukan jawabnya, yakni probabilitas.

Lelaki-lelaki pecatur yang dulunya pernah menteror Maryamah, termasuk mantan suaminya sendiri, Matarom, pun dilibasnya satu persatu di atas papan catur.

Sementara Ika, meski hanya bekerja sebagai pelayan warung kopi, ia melakukannya dengan profesional. Berteman tiga kru warung kopi Usah Kau Kenang lagi yang tak kalah uniknya; Midah, Hasanah, dan Rustam. Mereka berempat berjibaku melawan sang paman yang cerewet dan temperamental, tapi sekaligus paman yang paling dirindukan.

Bahkan, dalam warung kopi tersebut, Ikal dapat merumuskan sekaligus mengelompokkan para peminum kopi berdasarkan takaran kopi dan gula, hingga banyaknya adukan; player, safety player, semi player, dan ex player. Semua itu terangkum dalam Buku Besar Peminum Kopi yang disusunnya sendiri.

Dengan buku tersebut, Ikal memetakan watak orang Melayu dengan Berbekal Teori Doktor Hofstede, profesor ilmu budaya dimana Ikal pernah mendapat kuliah.

“Riset untuk menulis dwilogi Padang Bulan telah menyita waktu hampir 3 tahun. Satu tahun sendiri habis untuk berkomunikasi dengan pengajarku dulu tentang cara memodifikasi teori Hofstede –sebuah teori yang aslinya dibuat untuk riset corporate culture-dan terutama apakah modifikasi itu secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Hasil riset itu adalah bertumpuk-tumpuk data setinggi dada, dan bagaimana membunyikan data itu menjadi novel-sebuah karya sastra, kembali membuat kepala pening”. [petikan sambutan Andrea Hirata dalam international website­-nya, www.andrea-hirata.com]

Bagaimana hasil risetnya? Bacalah paragraf berikut:
Ternyata hasil dari modifikasi yang canggih itu sangat mengejutkan, yaitu kutemukan kesimpulan yang sangat ilmiah bahwa mereka yang memesan kopi sekaligus memesan teh –adalah mereka yang baru gajian. Mereka yang memesan kopi, tapi takut menyentuhnya –uang di sakunya tinggal seribu lima ratus perak. Mereak yang tak menyentuh gelas kopi, tapi menyentuh tangan gadis pelayan warung –pemain organ tunggal. Mereka yang minum dari gelas kosong, seolah-olah ada kopi di dalamnya –sakit gila nomor 27. Mereka yang tidak minum kopi, tapi makan gelasnya –kuda lumping.

Mereka yang mau ke warung kopi, tapi gengsi –bupati. Mereka yang memandangi orang minum kopi –ajudan bupati. Mereka yang membuka warung kopi, tapi tidak laku – mantan bupati. Mereka yang tidak membelikan polisi kopi –bukan kawan polisi. Tentara yang datang ke warung kopi – dapat izin menginap dari komandan. Mereka yang senang kopi dingin –tak punya bulu hidung.

Mereka yang minum kopi dengan sedotan –bukan pacar biduan. Mereka yang menjual kopi dengan harga lebih dari sepuluh ribu rupiah –pemuja setan. Anak yang disuruh membeli kopi, tapi pulang membawa terasi –waktu kecil pernah kena sawan.

Mereka yang mencuri gelas milik warung kopi –pernah bersalaman dengan presiden. Mereka yang mengembalikan lagi gelas yang dicuri itu ke warung kopi –bodoh sekali. Mereka yang minum kopi merek ayam beranak –tidak ada karena tidak ada kopi merek ayam beranak. Mereka yang minum lima gelas kopi –peragu. Mereka yang minum tujuh gelas kopi –pemalu. Mereka yang pura-pura suka kopi –penerbit buku. Mereka yang minum kopi, tapi tidak habis –penerjemah novel ke dalam bahasa Inggris.

Lelaki (30) bujangan, yang minum kopi sambil senyum simpul –bujang lapuk karena sengaja. Lelaki (30) bujangan, yang minum kopi dengan waswas –bujang lapuk karena tak laku-laku. Mereka yang minum kopi uangnya dapat berubah menjadi daun –hantu. Mereka yang minum kopi sambil marah-marah –rokoknya terbalik. Mereka yang minum kopi sambil menyingsingkan lengan baju –baru membeli arloji.

Mereka yang minum kopi sebelum main pingpong – kembung. Mereka yang minum kopi setelah main pingpong –kalah. Mereka yang minum kopi sambil waspada –memelihara istri muda. Mereka yang minum kopi sambil gembira –dipelihara istri muda. Mereka yang minum kopi habis sekali teguk –memelihara tuyul.

Perempuan yang minum kopi bersama perempuan –banyak utang. Perempuan yang minum kopi bersama orang-orang dari partai bergambar benda-benda langit –bayar sendiri-sendiri. Mereka yang bisa minum kopi sambil menulis –juling. Mereka yang minum kopi tengah malam Jumat Kliwon –sudah bisa membaca sejak berumur 11 bulan. Mereka yang suka ngebut naik motor di depan warung kopi –tidak bisa bahasa Mandarin. Mereka yang minum kopi waktu Maghrib –PSSI vs Argentina, PSSI 5, Argentina 0. Mereka yang mandi pagi tidak pakai sabun –tidak hafal Pancasila.
[Cinta dalam Gelas, hal. 113]

Aneh dan konyol bukan? Itulah Andrea Hirata.
Dan kekonyolan Andrea itu tetap berlangsung dengan menebarkan sakit-sakit yang bernomor dan pelajaran moral yang dianggapnya paling bermoral untuk diambil pelajaran.

Akhirnya, novel yang cocok dibaca saat Agustus-an seperti saat ini mungkin hanya novel ringan yang dapat dibaca sembari menyeruput kopi, tetapi memang sayang untuk dilewatkan begitu saja karena keunikannya.

Mengajarkan kita tentang Ikal yang profesional pada apapun pekerjaan itu. Tentang Maryamah yang punya semangat belajar luar biasa serta tak mudah menyerah.

“Berikan padaku sesuatu yang besar untuk kutaklukkan! Beri aku mimpi-mimpi yang tak mungkin, karena aku belum menyerah! Tak kan pernah menyerah. Tak pernah!” [Ikal dalam ending “Padang Bulan”]

* * *


Karakter-karakter Unik dalam Dwilogi Novel “Padang Bulan”

1. Ikal

konyol bin gila. Itulah ikal sekarang dalam novel ini. Ikal yang terbakar cemburu buta oleh Zihar, lelaki Tionghoa tinggi semampai, tampan bukan buatan, yang diklaim telah merebut A Ling darinya. Bahkan Ikal nyaris mati konyol terjerat lehernya dengan Ortoceria, sebuah alat peninggi badan yang Ikal impor langsung dari Jakarta.

Terlebih Ikal yang bekerja sebagai pelayan warung kopi Usah Kau Kenang Lagi milik pamannya tersebut menyusun sendiri sebuah buku besar peminum kopi lengkap dengan teori konspirasi di dalamnya.

Kegilaan yang tak terobati itu semakin menjadi-jadi setelah pertemuannya dengan Yamuna. Manakala warung kopi sedang sepi, Ikal terlihat sering mengajak Yamuna ngobrol. Padahal Yamuna adalah sebuah blender!

2. Detektif M. Nur

Kegilaan Ikal semakin menjadi-jadi saat bertemu Detektif M. Nur, detektif swasta gadungan mengantungkan cita-citanya sebagai teknisi antena parabola demi membantu menyelesaikan kasus Ikal dan Maryamah. Tak heran ia menderita sakit gila nomor 31, terobsesi dengan rahasia, spionase, mengintai, menyamar, menyelinap, dan mengendap-endap. Sedangkan Ikal sendiri, terkena dampaknya dengan menderita sakit gila nomor 32, yakni menanggapi sakit gila nomor 31.

Detektif M. Nur memiliki merpati Delbar bernama Jose Rizal yang bertugas mengirim pesan, layaknya SMS.

Perasaan senasib sepenanggungan antara Ikal dan Detektif M. Nur membuat hubungan mereka terlihat intens dalam novel ini.

Nasibku dan Detektif M. Nur, mirip. Kami adalah pengangguran. Lebih dari itu, kami adalah bagian dari golongan-golongan pria-pria yang paling menyedihkan di dunia ini, yaitu pria yang tak jelas masa depannya, mulai memasuki satu tahap yang disebut sebagai bujang lapuk, dan masih tinggal dengan ibu. Karena senasib sepenanggungan itu, aku menjadi sangat dekat dengan M. Nur. [Padang Bulan, hal. 90]

3. Kamhar [Paman Ikal]

Adalah salah satu pria paling berkesan dalam hidup Ikal. Pemilik warung kopi Usah Kau Kenang Lagi ini sebenarnya bertemperamen buruk, cerewet, dan suka marah-marah, tapi sekaligus menjadi paman yang paling dirindukan. Itu terjadi saat Ikal masih kecil, Kamhar pernah membacakan buku cerita berbahasa asing untuk Ikal dan adiknya. Tentu saja dengan bacaan yang sekena mulutnya sendiri, lalu ia tafsirkan sendiri pula, salah satunya berkisah tentang pegawai pemerintah yang kena karma karena menggelapkan uang di kantor desa, padahal judul aslinya adalah berjudul Der Rattenfanger von Hameln, sebuah cerita rakyat Jerman tentang seorang lelaki yang membawa tikus yang mengganggu sebuah desa dengan tiupan seruling ajaibnya. Juga kisah rakyat Inggris Jack and Beanstalk yang Kamhar kisahkan sebagai pegawai pemerintah yang kena karma dikirim ke alam baka karena suka ke warung kopi selama jam dinas, padahal semestinya kisah lelaki gendut raksasa yang berada di puncak pohon kacang di langit yang dikelabui oleh Jack.

Meski demikian, Kamhar, mampu menyihir keponakannya dengan pesona dan kehebatan sang paman berkisah dengan berbahasa yang asing.

Meski demikian, Kamhar, sang paman, memiliki istri yang luar biasa.

Aku selalu mengagumi baju muslimah Bibi. Sederhana, namun menimbulkan perasaan segan. Dengan menikahi pamanku, wanita itu adalah saudara bagiku. Sejak kecil aku dekat dengannya, namun selembar pun aku tak pernah melihat rambutnya. Baju itu, jilbab itu, selalu menghembuskan semacam kelu ke dalam hatiku, betapa aku ini masih seorang Islam yang berantankan. [Padang Bulan, hal 170]

4. Zinar

Meski tergolong tokoh pasif dalam novel ini, Zinar memiliki keunikan tersendiri. Lelaki setampan Chow Yun Fat, tinggi semampai bukan buatan, yang telah membuat Ikal cemburu buta tersebut memiliki toko di pasar Mangar. Anehnya, ia menjual dua jenis dagangan dangan kombinasi yang aneh.

Tahu-tahu aku telah sampai di pekarangan toko dan tertegun menatap papan nama yang agak aneh: Toko Zinar. Menjual Gula dan Tembakau. Satu kombinasi dagangan yang ganjil, bukan? Dalam pikiranku sinisku, mengapa tak menjual tawas dan anak kambing sekalian? Atau, menjual ular kobra dan antena televisi? [Padang Bulan hal. 100]


“Pelajaran Moral” dalam Dwilogi Novel “Padang Bulan”

Pelajaran moral nomor dua puluh: persoalan syahwat adalah asal muasal penyakit jiwa kepribadian ganda.

Kamhar, sang paman Ikal yang dimaksud, yang menderita infeksi kandung kemih yang menjadikannya mudah marah dan mengkritik habis-habisan pemerintah, tapi terkadang tiba-tiba berubah lembut perangai, tak bisa diramal. [Cinta di Dalam Gelas, hal. 6]

Pelajaran moral nomor dua puluh satu: bahwa tulah menteri pendidikan lebih tinggi dari tulah presiden.

Kamhar (paman Ikal) yang lebih menderita (penyakit kandung kemih), manakala menghujat menteri pendidikan daripada saat menghujat presiden. [Cinta di Dalam Gelas, hal. 59]

Pelajaran moral nomor dua puluh dua: kemiskinan susah diberantas karena pelakunya senang menjadi miskin.

Sesekali, secara diam-diam, pamanku (Kamhar) menyuruh kami menambahkan gula untuk kopi miskin (kopi bagi mereka yang melarat), karena ia tak sampai hati pada kaum yang papa itu. Namun aneh, pembeli melarat yang telah terbiasa dengan kopi miskin malah tak menyukai hal itu. [Cinta di Dalam Gelas, hal. 159]


“Sakit Gila” dalam Dwilogi Novel “Padang Bulan”

Sakit Gila Nomor 31

Terobsesi dengan rahasia, spionase, mengintai, menyamar, menyelinap, dan mengendap-endap. [dialami Detektif M. Nur, dalam “Padang Bulan”, hal. 80]

Sakit Gila Nomor 32

Menanggapi sakit gila nomor 31. [dialami Ikal, dalam “Padang Bulan”, hal. 81]

Sakit Gila Nomor 17

Senang digelari yang tidak-tidak. [dialami Syahruddin bin Salmun yang lebih senang dipanggil Chip lantaran terobsesi dengan film CHIP (California Highway Patrol), dalam “Cinta di Dalam Gelas”, hal. 23]

Sakit Gila Nomor 13

Kegagalan menerbangkan pesawat membelokkan Syahruddin ke sepeda. Sepeda lalu menjadi obsesinya yang dicurigai semua orang sering dianggapnya sebagai pesawat terbang. [dialami juga Syahruddin bin Salmun, dalam “Cinta di Dalam Gelas”, hal 24]

Sakit Gila Nomor 29

Mereka yang meminta kopi saja, tanpa air, dan memakan kopi itu seperti makan sagon. [Cinta di dalam Gelas, hal. 40]

Sakit Gila Nomor 27

Mereka yang minum dari gelas kosong, seolah-olah ada kopi di dalamnya. [Cinta di Dalam Gelas, hal. 113]

Dan, yang menjadi pertanyaan adalah menanggapi pelajaran moral konyol dan sakit gila ciptaan Andrea Hirata seperti yang saya lakukan ini adalah sakit gila nomor berapa?

* * *
1 review
October 3, 2025
Jalan cerita yang membuat kita terhanyut dengan untaian setiap kata yang dipilih. Luar biasa
Profile Image for ayanapunya.
338 reviews13 followers
April 23, 2011
Buku besar peminum kopi, catur dan orang melayu.

Itulah tiga hal yang bisa saya simpulkan dari buku kedua dwilogi Padang Bulan-Cinta dalam Gelas ini. Tiga bahasan yang tentunya sangat menarik bagi mereka yang tidak minum kopi, tak mengerti aturan bermain catur, dan bukan orang melayu, seperti saya misalnya.

Cinta dalam Gelas bercerita tentang Maryamah binti Zamzami yang ngotot mempelajari bermain catur hanya untuk mengalahkan Matarom -mantan suaminya- dalam kejuaraan catur 17 Agustus. Matarom sendiri dikenal sebagai pecatur handal yang telah berhasil memenangkan piala catur kejuaraan 17 Agustus sebanyak 2 kali berturut-turut.

Untuk mewujudkan keingiannya tersebut, Maryamah meminta bantuan pada Ikal yang memang memiliki teman seorang Grand Master catur bernama Ninochka Stronovsky. Mulanya Ikal sempat dilanda keraguan untuk meluluskan permintaan tersebut. Bagaimana tidak? Catur adalah permainan yang memerlukan ketajaman otak, sedangkan Maryamah hanyalah seorang buruh tambang biasa yang sama sekali buta dengan bidak catur. Namun akhirnya setelah sedikit beradu argumen, Ikal memutuskan untuk membantu Maryamah.

Maka dimulailah misi untuk menjadikan Maryamah lihai bermain catur. Dimulai dari menghubungi detektif M. Nur, mengenalkan Maryamah pada papan catur dan pionnya. Awalnya memang Maryamah selalu berhasil dikalahkan dengan mudah oleh Ikal. Hal itu karena ia menggerakkan buah caturnya sesuka hati dan tanpa strategi. Hingga akhirnya setelah 658 pertandingan, Maryamah berhasil mengalahkan Ikal.

Setelah berhasil mengajarkan Maryamah bermain catur, maka misi selanjutnya adalah bagaimana caranya agar Maryamah bisa diikutkan dalam kejuaraan catur, mengingat belum pernah ada perempuan yang diperbolehkan ikut serta kejuaraan catur tahunan tersebut. Faktor syariat menjadi alasan utama penolakan tersebut. Namun setelah terjadi perdebatan alot, akhirnya ditemukan jalan tengah untuk masalah tersebut. Seiring dengan berhasilnya upaya meloloskan Maryamah menjadi satu-satunya peserta catur perempuan di kejuaraan catur 17 Agustus, maka dimulailah perjalanannya untuk mengalahkan sang mantan suami, Matarom, sekaligus perjalanannya dalam memperoleh julukan Maryamah Karpov.

Banyak hal menarik yang saya dapatkan dari novel Cinta dalam Gelas ini. Tak seperti Padang Bulan yang lebih banyak bercerita tentang Ikal dan cintanya pada A Ling, Cinta dalam Gelas lebih memfokuskan cerita pada Maryamah dan catur yang dipelajarinya. Teknik bermain catur cukup banyak dibahas di sini, yang menariknya diulas dengan gaya khas Andrea Hirata. Berbagai perumpamaan digunakan untuk menggambarkan langkah-langkah yang dipakai Maryamah dan lawannya dalam memainkan pion caturnya. Tambahan lain, strategi yang digunakan Ikal cs dalam upaya memuluskan jalan Maryamah dalam mengalahkan lawan-lawannya sangat pantas diacungi jempol, yakni perpaduan antara teknologi dan spionase.

Topik lain yang cukup sering dibahas di sini adalah tentang kopi dan tipe-tipe peminumnya. Sebagai orang yang suka kopi namun sangat jarang mengkonsumsinya, saya sangat tertarik dengan Buku Besar Peminum Kopi yang dibuat Ikal sebagai akibat dirinya yang sehari-hari bekerja di warung kopi pamannya. Lihatlah bagaimana Ikal bisa membaca latar belakang para peminum kopi di warung pamannya hanya dari takaran gula, kopi dan susu yang digunakan.

Mereka yang menghirup kopi pahit umumnya bernasib sepahit kopinya. Makin pahit kopinya, makin berlika-liku petualangannya. Hidup mereka penuh intaian mara bahaya. Cinta? Berantakan. Istri? Pada minggat. Kekasih? Bekhianat di atas tempat tidur mereka sendiri! Bayangkan itu. Bisnis? Mereka kena tipu. Namun, mereka tetap mencoba dan mencipta. Mereka naik panggung dan dipermalukan. Mereka menang dengan gilang gemilang lalu kalah tersuruk-suruk. Mereka jatuh, bangun, jatuh, dan bangun lagi. Dalam dunia pergaulan zaman modern ini mereka disebut para player.

Benar tidaknya teori yang dibuat Ikal tersebut, mungkin hanya peminum kopi itu yang mengetahuinya. Yang jelas Buku Besar Peminum Kopi tersebut turut berperan dalam upaya Maryamah dan Ikal Cs mengalahkan lawan-lawannya.
Profile Image for books.bintulu.
259 reviews7 followers
February 9, 2024
Feb 2024: Cinta Di Dalam Gelas

"Meski tidak terkatakan, anak-anaknya tahu bahawa senyum itu adalah ucapan saling berterima kasih antara ayah dan ibu mereka untuk kasih sayang yang balas-membalas, dan kopi itu adalah cinta di dalam gelas."

Tidak lagi berfokuskan angau Ikal terhadap A Ling. Nampak Ikal lebih matang.Enong atau Maryamah, menjadi watak utama dan saya rasa sangat mempesonakan.

AH mengangkat orang-orang biasa menjadi watak-watak luarbiasa dalam cerekanya. Ada secebis harapan untuk kita yang juga biasa-biasa ini.

Apakah formula AH dalam membuatkan watak-wataknya mencuit hati? Saya kira kerana gabungan 2 atau lebih unsur yang kontra. Misalnya Sarjan Zainudin, ketua balai polis tetapi menghidap buasir. Atau Gengster ganas tetapi berketinggian 90 sentimeter. Paman yang suka marah-marah tetapi jadi auto lemah lembut di hadapan keluarga.

Dan ini membawa saya terfikir, pernahkah kita melihat orang seperti ini, kreatif dan ihsan, langsung memadamkan amarah kita terhadap orang itu?

Tak lupa juga gelar nama yang diberikan. Misalnya Detektif M. Nur, Ratna Mutu Manikam & Jose Rizal (keduanya nama burung), Alvin and the Chipmunks dan Selamot yang menamakan kelab catur mereka Kemenangan Rakyat adalah Kebahagian Kita Semua!

AH melambungkan emosi pembaca dengan aksi mendebarkan semasa perlawanan akhir catur Maryamah VS Matarom. Kemudian emosi pembaca dihanyutkan dalam sisi-sisi menyentuh hati. Seperti Maryamah yang berlaku ihsan kepada Go Kim Pho yang pernah membantunya dahulu (dalam novel Padang Bulan).

Mungkinkah AH akan menjadi 'autobuy author' buat saya? Hanya poket kecil ini yang akan menentukannya.

P/s: terubat rindu pada Lintang, si genius yang muncul sekejap membantu Ikal menentukan kebarangkalian kemenangan Maryamah.
Profile Image for Edy.
273 reviews37 followers
September 13, 2010
Buku ini merupakan buku kedua atau sambungan dari Padang Bulan.. Dalam novel ini diceritakan budaya masyarakat di Belitong yang suka nongkrong di warung kopi sambil minum kopi, membual, mengkritik dan main catur, Budaya nongkrong ini mungkin sebagai media rekreasi setelah lelah bekerja seharian sambil sekaligus mencari inspirasi untuk menemukan lading tambang yang baru…

Dengan setting warung kopi ini, dilanjutkan kisah perjuangan Enong yang sudah berumahtangga namun mengalami penindasan dari suaminya. Enong berniat membalas dendam perlakuan suaminya yang jagoan catur dengan pertempuran di papan catur. Kembali Enong menunnjukkan perjuangan kerasnya dalam belajar catur yang selama ini di masyarakat merupakan budaya patriarchal. Dengan kerja keras, keteguhan hati Enong dan kerjasama serta dukungan dari Ikal, detektif M Nur, Grand Master Nichnokha, Alvin, Preman kontet dan orang-orang di sekitar Enong, perjuangan Enong untuk membalas dendam tidaklah sia-sia.

Dwilogi Padang Bulan dan Cinta didalam gelas ini sarat dengan humor dan juga seting budaya melayu. Penggunaan kalimat juga cukup kuat dengan banyaknya metafora yang artistic. Kalau bisa dianggap kekurangan adalah dwilogi ini miskin ajaran nilai kehidupan, Ini setidaknya kalau kubandiungkan dengan cerita tetralogi novel laskar pelangi……
Profile Image for Sally.
204 reviews1 follower
August 11, 2016
To be honest, waktu memulai baca buku ini, gairah membaca gue sama sekali hilang jadilah buku ini dianggurin sampai 2 tahun.

Mungkin karena kejenuhan dalam hal membaca yang menyebabkan review ini sedikit tidak adil. Tapi karena ini yang gue rasakan, ya udah lah ya, ga usah protes.

Jadi buku ke 6 dari serial laskar pelangi ini memfokuskan tentang perjuangan seorang wanita untuk menang catur melawan orang-orang jahat terutama mantan suaminya. Dalam usahanya, wanita tersebut dibantu oleh beberapa tokoh yang komikal seperti seorang detektif kampung dengan burung merpati piaraannya, si tokoh utama ikal yang saat ini berprofesi menjadi penjaga warung, dll. Masing-masing tokoh mempunyai cerita latar belakang yang lucu/menyedihkan.

Selain cerita utama, banyak juga cerita sampingan yang mungkin harusnya lucu tapi bagi gue sedikit garing dan maksa. Gue sama sekali ga ngerti maksud dan tujuan ditulisnya karakter ikal terobsesi sama blender.

Dan gue menjadi bosen dan ga begitu peduli sama nasib si wanita atau akhir cerita. Mungkin formula sama underdog dan kekonyolan tingkah laku orang melayu terlalu sering di pakai di serial ini, jadinya yah bacanya datar-datar saja.

Sebenarnya bukunya ga jelek, cukup menghibur, cuma kayaknya gue butuh sesuatu yang baru.
Profile Image for Titi Estiningrum.
39 reviews
July 9, 2010
aduuuh... senangnya, tidak pernah sesenang ini, saat mendapat kan buku yang 'bersambung' dan sambungannya udah ada nempel di punggung buku pertama.
Walaupun sejujurnya agak su'uzhon sama Andrea, jangan jangan ini sebenernya satu buku kok. habisan aku tidak bisa membedakan dimana titik pecahnya dua buku ini.
Kisahnya masih tentang tokoh tokoh yang sama dalam padang bulan, hanya dalam berbagai realita yang lebih pelik.
Enong sang pahlawan, akhirnya menikah, tapi sayang pernikahannya tidak bahagia, bahkan dia jadi korban KDRT.
dan ternyata, lewat pertandingan catur, Enong 'membalaskan' berbagai penindasan yang dialaminya sejak anak-anak sampai dia dewasa.dan dia membuktikan bahwa ternyata perempuan sungguh mempunyai kekuatan. apalagi kalau mereka telah bersatu padu. (dalam klub catur itu, dengan pelatih Grand Master Internasional)
At all, suka penggambaran Andrea dengan masyarakat Melayu dan berbagai kronik di dalamnya, misal tokoh Paman, atau satire mereka terhadap orang yang 'nggak bener' (dengan cara 'menerawang ijazah di jendela')atau kebiasaan mereka minum kopi di warung kopi.
dan satu lagi, dengan membaca ini, kayaknya terobati tuh, kecewaku terhadap buku 'maryamah karpov' yg belum selesai dibaca, dan aku jadi pengen baca.
Profile Image for Uci .
617 reviews123 followers
September 8, 2010
Akhirnya saya mencoba menerapkan teknik baru untuk bisa menikmati buku kedua dari dwilogi Padang Bulan...go with the flow alias ikut saja ke mana angin bertiup eh ke mana Andrea Hirata hendak membawa kita.

Satu saat dia bercerita tentang sepeda yang kecepatannya bisa sampai 70 km/jam, ikutlah saya terbirit-birit. Kali lain dia bercerita tentang jatuh cinta pada blender, turutlah saya termehek-mehek. Begitu pun ketika dia memaparkan beragam strategi catur dan teori kopi, saya membacanya tanpa banyak cakap. Usahlah merepotkan diri dengan urusan logika atau benang merah...dibaca saja mozaik-mozaik yang unik ini.

Hasilnya, tak seperti pengalaman membaca Padang Bulan, paling tidak kali ini saya bisa nyengir. Walaupun...ehem...belum bisa benar-benar mencegah saya memutar-mutar bola mata.

Begitulah...

Profile Image for El bintang.
25 reviews8 followers
September 18, 2010
Setelah menyelesaikan Padang Bulan, kali ini memutuskan untuk menjauh dari hal-hal yang bernama logika. Ya, Baca Buku Andrea Hirata harus dengan semangat...apa adanya :p

Cerita masih tentang Ikal-Enong dan tentunya si Tuan Detektif. A Ling kali ini digantikan oleh Blender dan Kopi.

Untuk urusan kopi ini...entahlah, mungkin ada waktu lain saya bisa tertarik.

Enong berjaya-jaya dalam buku ini. Pokoknya semua penderitaan dibayar lunas semasa hidup. Perempuan berjaya. Cinta berjaya. Pokoknya demikian.

Dibanding Padang Bulan, saya lumayan tersenyum-senyum membaca ini. Bintang 3 untuk semua yang berjaya ^_^

oh plis kalu ada niat bikin buku lagi, bisa kah dengan tokoh-tokoh lainnya? tanpa ada sesangkutpun dengan sesiapa yang sudah dipaparkan dibuku-buku terdahulu. Biar kaya!kaya lah kita -errr kami atau saya maksudnya- :D
Profile Image for Fariza.
212 reviews54 followers
May 15, 2011
Kisah Maryamah yang berjuang di papan catur sangat mengesankan. Saya seolah mendapat semangat baru dari semangat juang Maryamah. Andrea membawa kita kepada kesimpulan iaitu tiada yang mustahil di dunia ini jika berazam dan berusaha malah jika punya strategi. Bukan sekadar strategi malah jika punya kawan yang luar biasa juga.

Lagi sekali, Jose Rizal dan tuannya sentiasa menjadi watak favorite saya.. Paling tidak, tanpa mereka tiada cinta saya buat buku ini. haha

Menulis ini sahaja sudah membuatkan saya tersenyum. Andrea memang lucu. Nyata Cinta di Dalam Gelas menjawab persoalan Cinta Padang Bulan.

http://farizahrin.blogspot.com/2011/0...
Profile Image for Bunga Mawar.
1,355 reviews43 followers
August 19, 2010
Baca review-nya Andri di sini, ... jadi mau nambahin dikit ah, masih tentang mozaik "Buku Besar Peminum Kopi" di bukunya Ikal ini. Salah satu bagiannya adalah ini (kalo ga salah2 kata, pokoknya beginilah!):

...Mereka yang menjual kopi dengan harga lebih dari sepuluh ribu rupiah per gelas... utusan pemuja setan.
:)

... Maap ya, 'Ndri... -lho?-
2 reviews
September 24, 2016
udah lama pengen komentar ini novel
baru di sini yang cocok ya
inilah jeniusnya andrea hirata
cuma nyeritain pertandingan catur sama jadi tukang warkop aja
bisa jadi cerita yang sangat-sangat menginspirasi
bagi gue, ya cinta dalam gelas sama sang pemimpi lah
karyanya yang paling top, lebih mateng
Profile Image for Imas.
515 reviews1 follower
July 18, 2010
Buku ini salah satu buku yg kubawa saat keliling Sumatera Barat dgn harapan sesuai misi perjalanan untuk happy2 bakalan bikin happy juga. Baru selesai buku pertama udah ngakak2....gila lucu banget...
Profile Image for Farah Fitria Sari.
228 reviews10 followers
February 22, 2015
Saya yang memang suka kopi langsung merasakan hubungan antara isi dari buku ini dan diri saya sendiri. Sangat inspiratif. :)
Displaying 1 - 30 of 334 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.