Jump to ratings and reviews
Rate this book

Pacar Merah Indonesia - Buku Pertama: Petualangan Tan Malaka Menjadi Buron Polisi Rahasia Kolonial

Rate this book
Sesudah lebih dari 60 tahun, Pacar Merah Indonesia, novel petualangan Tan Malaka yang sangat menarik ini dapat dibaca kembali oleh khalayak luas berkat cetak ulang ini. Karya ini serupa roman petualangan yangmemikat, lengkap dengan spionase, politik, dan romantika di lokasi-lokasi yang menarik, baik di Asia maupun negara-negara adikuasa imperialis Prancis dan Amerika Serikat.

Buku ini jadi semakin menarik jika kita mengetahui sedikit tentang latar belakang pengarang, Matu Mona, cara dia menggarap buku ini, dan tentang sambutan khalayak pembaca cetakan pertama buku ini. Matu Mona -nama samaran dari Hasbullah Parindurie- dilahirkan di Deli dan dibesarkan di Medan. Di karya ini, Matu Mona membubuhkan beberapa fakta sejarah tentang gerakan komunis dan gerakan kiri-radikal -terutama tentang beberapa pemukanya- dengan khayalannya sendiri.

Pemimpin komunis Indonesia yang sangat terkenal seperti Semaun, Muso, Alimin, dan Darsono yang sewaktu Matu Mona menulis buku ini, semua berada di luar negeri, karena dibuang atau melarikan diri dari Hindia-Belanda. Dalam buku ini mereka muncul dengan nama yang mudah dikenali, yaitu Muso sebagai Paul Musotte, Alimin sebagai Ivan Alimsky, Darsono sebagai Darsonoff, dan Semaun sebagai Semounoff.

Sedangkan tokoh pemimpin utama ini, TAN MALAKA, namanya tidak mudah dikenali dalam roman ini. Di Thailand dia bernama Vichitra dan di Cina dia menggunakan nama Tan Min Kha -yang segera mengingatkan nama aslinya- tapi untuk seterusnya dia disebut "Pacar Merah". Ada dua teman seperjuangan Tan Malaka lagi yang ada dalam roman ini, yaitu Soebakat sebagai Soe Beng Kiat dan Djamaluddin Tamin sebagai Djalumin.

271 pages, Paperback

First published April 1, 2001

32 people are currently reading
336 people want to read

About the author

Matu Mona

2 books4 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
38 (27%)
4 stars
43 (31%)
3 stars
37 (27%)
2 stars
11 (8%)
1 star
8 (5%)
Displaying 1 - 14 of 14 reviews
Profile Image for Azia.
243 reviews11 followers
August 6, 2016
"Nona, perkara melepaskan diri itu bukanlah perkara penting bagiku. Aku adalah insan ibarat angin, asal lulus aku dapat meloloskan diriku."

Di Thailand, ia bernama Vichitra yang dilindungi oleh anak gadis dari kepala polisi rahasia Thailand. Di Kamboja, ia menyamar menjadi padri Budha da. mengunjungi Angkor Wat. Di Filipina ia adalah Puting Ulap menghadiri kongres Pan Melayu. Di Shanghai, ia bernama Tan Min Kha. Siapa dia yang keberadaannya dicari-cari polisi rahasia di negara yang ia datangi ? Imbalan yang besar bagi orang yang bisa memberitahukan keberadaan mysterie man ini kepada polisi. Dia lah Pacar Merah Indonesia.

Alminsky datang ke Paris menjumpai Musotte. Ia mendapat perintah untuk menemui Pacar Merah dalam waktu 6 bulan. Pacar Merah dinilai sudah melenceng dari Uni Soviet dengan bertindak sesuka hati dan memutus hubungan dengan Moskow. Kemudian Alminsky harus kembali ke Moskow untuk memberikan jawaban dari Pacar Merah.

Alminsky melanjutkan perjalanan ke timur untuk mencari Pacar Merah. Keberadaan Pacar Merah bak Don Quixeto, berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain. Sahabat-sahabat Pacar Merah banyak yang berasal dari kelasi kapal. Sehingga ia bisa diselundupkan dari satu negara ke negara lainnya. Di New York, Alminsky berjumpa dengan Djalumin. Menurut Djalumin, pendirian Pacar Merah sudah kukuh, mustahil bisa digoyahkan. Pacar Merah memilih jalannya sendiri, terlepas dari pengaruh Uni Soviet.

Kenapa Pacar Merah diburu polisi rahasia ? Hal ini berkaitan dengan situasi negara-negara Asia Tenggara yang saat itu masih dikuasai penjajah. Kesadaran nasionalisme negara-negara jajahan akan mengganggu kenyamanan penjajah. Segala bentuk ide kemerdekaan dibendung jika perlu dimusnahkan Kemana-mana Pacar Merah pergi ada sahabat yang setia melindunginya. Pacar Merah mendapat perhatian khusus dari gadis cantik yang merupakan anak dari kepala polisi rahasia Thailand, Ninon Phao. Hubungan mereka saling mengasihi sekalipun sudah jelas wanita Siam ini mencintai Pacar Merah, Pacar Merah menganggap ia sebagai saudara. Ninon bersedia melindungi dan merawat Pacar Merah yang saat itu sakit tekuk. Walaupun ia mempertaruhkan nama baik ayahnya sebagai kepala polisi rahasia Thailand.


Pacar Merah Indonesia adalah fiksi sejarah yang dituliskan berdasarkan pelarian Tan Malaka. Sejumlah tokoh-tokoh komunis dan gerakan kiri radikal muncul seperti Ivan Alminsky, Paul Musotte, Semounoff, Darsonoff. Pertama kali diterbitkan pada tahun 1938 dengan judul Spionage-Dienst: Pacar Merah Indonesia. Dan diterbitkan kembali setelah 63 tahun dari cetakan pertamanya di tahun 2001 dalam peringatan 150 tahun KITLV, (lembaga Budaya, Bahasa, dan Sejarah). Bahasa yang digunakan masih seperti cetakan pertama. Penerbit hanya mengubah ejaan lama ke ejaan baru. Jadi maklum saja bahasanya terasa bertele-tele, mendayu-dayu dan berlebihan jika dibandingkan dengan bahasa melayu sekarang. Istilah asing dan bahasa Belanda juga banyak ditemukan tetapi keterangan artinya dituliskan di bagian belakang buku.
Profile Image for Sejutaluka.
64 reviews9 followers
September 26, 2021
Buku ini adalah novel fiksi sejarah yang ditulis berdasarkan pelarian Tan Malaka di luar negeri. Tokoh-tokoh yang hadir di novel ini adalah rekan-rekan Tan Malaka sendiri, namun baik Tan Malaka maupun tokoh lainnya dalam buku ini hadir dengan nama yang berbeda dari aslinya. Seperti Semaun yang ditulis dengan nama Semounoff, Muso menjadi Paul Musotte, Darsono menjadi Darsonoff, Alimin menjadi Ivan Alminsky, Djamaluddin Tamin menjadi Djalumin dan Soebakat menjai Soe Beng Kiat.

Harry A Poeze sebagai sejarahwan yang hampir seluruh karyanya berisi tentang Tan Malaka memberikan kata pengantar yang penting di dalam buku ini. Yaitu mencoba menegaskan bahwa apa yang ditulis oleh Matu Mona adalah fiksi belaka.

Buku ini seolah-olah menegaskan perannya membentuk sosok Tan Malaka yang memiliki kekuatan magis, dimana sekitar tahun 1940an hal itu menjadi keyakinan sebagian besar masyarakat.

Padahal pada mahakarya Tan Malaka yg berjudul Madilog, beliau sendiri memberikan kritik keras terhadap hal-hal yang berbau magis.

Namun diluar hal magis, buku ini menggambarkan kekuatan solidaritas diantara tokoh-tokoh pelarian yang 'berjuang' demi bangsanya.

Kisah dimulai ketika Pacar Merah berada di Senggora (Siam Seatan) dalam keadaan sakit dan dengan bantuan Mlle Ninon seorang anak perempuan pejabat PID Siam yang menaruh hati padanya berupaya lari dari kejaran para intel internasional.

Disela kisah pelarian Pacar Merah, kisah perjalanan Alminsky, Musotte, dan Djalumin mengisi cela waktu di bagian dunia lain dalam menunaikan tugas dari Moskow untuk mencari Pacar Merah.

Buku pertama ini menutup kisahnya pada saat Pacar Merah kembali ke Senggora setelah bersembunyi dibanyak negeri lain, dan siap untuk melanjutkan petualangan perjuangannya.
8 reviews1 follower
January 5, 2013
selamanya, semesta 'kan memberkati penjaja lemang, perempuan tua dan gadis kecil di dermaga singapura (lembar ke-91 s.d 95)
Profile Image for Rizkana.
238 reviews29 followers
April 30, 2025
"Dahulu ada saya katakan, bahwa mengetahui kebesaran tanah air di masa yang telah silam itu mengandung pengajaran dan pendidikan yang baik. Kita diajarnya percaya akan tenaga bangsa kita, kita diberinya kegembiraan yang sangat berguna untuk memperbaiki keadaan pada masa ini dan masa yang akan datang."


Yang saya suka, novel ini membawa saya sebagai pembaca mengintip situasi awal 1900-an, ketika bangsa-bangsa di Timur sedang serempak mendidih mengupayakan kemerdekaannya, ketika politik dunia sedang didominasi oleh komunis, imperialis, dan jajahannya yang mulai menyadari hak-haknya sebagai bangsa merdeka.

Karena latar yang agak jauh itu pulalah, banyak diksi dalam buku ini yang menantang penalaran, tidak ketinggalan tata bahasanya yang cukup menantang fokus. Jangan juga lupakan dialog para tokoh yang cukup panjang dan berbunga-bunga ketika menyampaikan isi hati dan kepalanya. Biar begitu, semua sepadan karena saya seakan dibawa tenggelam ke dalam latar cerita.

"Sifat bermalas-malasan sekali-kali tidak ada padaku, Ninon, aku lebih suka hidup sebagaimana penghidupanku yang sudah-sudah, hidup yang penuh dengan drama dan kepahitannya karena dengan begitu akan tahulah aku bahwa benua Timur ini bukanlah semata-mata suka tunduk kepada Barat, baik tentang apa sekalipun."


Yang juga saya suka, bagaimana penulis menggambarkan tokoh-tokohnya. Mereka semua berada di perantauan karena menjadi buronan politik bagi pemerintahan penjajah, biar begitu dari potongan tingkah dan cara berpikirnya, mereka semua terus merindukan tanah airnya. Alminsky berhasil menemukan Djalumin karena mendengarnya menyanyikan keroncong. Pacar Merah, meski sudah dicegah dan diperingatkan oleh banyak pihak, tetap berupaya terus mendekat, kembali ke tanah airnya. Perasaan cinta tanah air yang, untuk saya, mungkin terlampau sering saya terima begitu saja, tidak sering saya renungkan betapa berharganya.

Saya juga mengapresiasi bagaimana penulis, melalui tokoh Djalumin, pada 1934, sudah mengadvokasi bahwa perempuan punya hak untuk menentukan nasibnya sendiri ketika ia diancam oleh Phya Sakhon untuk menyerahkan Ninon Phao.

Terakhir, yang tidak kalah mengagumkan adalah kemampuan para tokohnya menguasai berbagai bahasa--Arab, Tiongkok, Prancis, Rusia, Thailand, India, Filipina, dan lainnya. Rasanya orang-orang zaman dahulu lebih pintar menguasai lebih dari satu bahasa. Mengapa saya susah sekali sekadar menguasai dua bahasa saja? *crying

Nah, sekarang giliran apa yang membuat cerita ini terasa kurang. Mungkin saya terpengaruh narasi bahwa ini adalah novel fiksi berdasarkan sejarah sehingga rasanya keberhasilan para tokoh menghindari jebakan dan tangkapan para spionase terasa seperti fantasi. Apakah memang semudah itu? Ada banyak penyamaran yang kurang meyakinkan untuk saya. Bagaimana Pacar Merah bisa menjadi nenek tua? biksu? sami? Apakah ia sempat mengubah penampilannya (mencukur rambutnya, menumbuhkan rambutnya) dalam waktu singkat? Apalagi Pacar Merah juga digambarkan sebagai orang yang sakti. Terasa lebih dekat dengan fantasi jadinya.

"Tenaga sesuatu negeri, baik di Timur Jauh ini apalagi di benua Barat, terletak bukan pada alat peperangannya yang lengkap semata-mata melainkan bergantung pada kecakapan spion-spion kerajaan itu."


Kurangnya latar cerita juga agak membuat cerita ini seperti dimulai tiba-tiba dan pembaca dituntut percaya begitu saja. Ok, jika Pacar Merah punya teman di mana-mana. Ok, jika gagasan Pacar Merah diamini oleh banyak pengikut. Akan tetapi, bagaimana mulanya ia punya jaringan seluas dan seandal jaring laba-laba? Seperti apa gagasannya hingga banyak pengikutnya siap menyabung jiwanya? Semua bisa dimaklumi jika mengandaikan, pada 1934, sekelabat tentang komunis dalam bentuk apa pun adalah terlarang.

"Aku dilahirkan untuk menjadi ibarat 'dian', yang mestilah membakar dirinya sendiri supaya sebuah teratak dapat cahaya terang, terlepas dari kegelapan. Selama dian itu belum habis, selama dia belum padam, angin sakti belum menghembuskan nyalanya, selama itu dian itu akan menyala. Jika dia tidak perlu di negeri Gajah Putih ini, dia akan pergi mengembara barang ke mana. Ke mana dia pergi, di situlah dian itu berpasang, dan di situlah gegar orang yang memusuhi dian itu, mencoba menghembuskan nyalanya dengan angin-sakti."
Profile Image for Ardhias Nauvaly.
63 reviews3 followers
April 28, 2025
Kalau diharapkan jadi bacaan pada umumnya yang menghibur, yang bisa bikin pembaca merasakan yang tokohnya rasakan, yang naratornya sampaikan, novel ini nggak berhasil-berhasil amat. Tokohnya klise, nggak dalam, serba jahat serba baik, singkat kata: dangkal. Aksi yang tidak seheboh novel silat, kembara yang tidak semegah novel petualangan, bikin Pacar Merah Indonesia I mudah dilupakan.

Tapi...

Kalau diharapkan jadi lensa untuk menerka isi kepala orang Hindia-Belanda pada latar waktu 30-an, menerka angin ekopolsosbud-nya, menebak-nebak sejarah episode mana yang mampu ditambal Matu Mona sang penulisnya atas sejarah arus utama seperti termaktub pada gerbong babon Sejarah Nasional Indonesia, novel ini boleh juga.

Saya jadi mampu meraba semangat Pan-Melayu saat itu, bahwa Indonesia hingga Siam adalah sebangsa adanya. Atau semangat internasionalis para buruh seperti yang dialami Djalumin dan rekan sekerja kelasi kapal, yang dibentuk oleh ideologi berdasarkan kesadaran kelas (dicari sendiri aja deh ideologinya). Saya juga jadi tahu, beberapa ungkapan yang sekarang menyempit bahkan memburuk penggunaannya, seperti "Diktator" yang di novel ini disematkan dengan penuh penghormatan kepada Pacar Merah, atau ya Tan Malaka itu sendiri, oleh para kameradnya.

Untuk membaca zaman pergerakan, terutama pasca kudeta gagal PKI 1926-1927, dalam kapasitasnya sebagai sumber sezaman, novel ini pantas jadi bacaan alternatif. Seperti yang disinggung Honxuan Lin di Ummah yet Proletariat, novel---sebagaimana karya sastra lainnya---mampu menunjukkan semangat zaman. Dan novel ini pun Honxuan gunakan untuk meraba semangat zaman ketika sosialisme dengan berbagai variannya bisa berdampingan atau bahkan manunggal dengan Islam---dua makhluk yang disabung rezim Suharto sejak berdirinya.

Ya, Honxuan benar. Di banyak kesempatan, Matu Mona menempatkan tokoh memeluk Qur'an dan Manifesto Komunis dalam satu dekapan. Djalumin dan Ivan Alminsky (sudah barang pasti, ini Alimin) adalah dua diantaranya. Ada adegan Alminsky ingat Allah saat sedang rada berahi dengan nona Prancis. Dan Djalumin yang ogah kobam di kapal laut bareng kapten berkebangsaan Jerman. Dan jelas, Pacar Merah sendiri pun digambarkan seorang muslim.

Balik ke paragraf pertama, dari segi ceritanya sih, "meh banget" menurut saya. Pacar Merah kayak nabi. Menang mulu, berhasil kabur mulu. Padahal, bahkan nabi pun, menangnya susah, banyak kalahnya dulu. Yah, itulah, kekurangan novel ini: "antagonisnya" kurang jahat, dan kurang dalam diceritakan perkara kejahatannya (kenapa dan bagaimana dia bisa jadi jahat---motivasi tokoh lah, istilahnya).

Tapi overall, asyik juga ini barang. Saya bakal lanjut ke Buku II (kabarnya, sedang diupayakan pencarian Buku III dan IV---seri "Pacar Merah Indonesia" ada empat buku yang merentang sampai Revolusi Kemerdekaan atau babak akhir dari Pacar Merah atau Tan Malaka yang ironisnya, ada di ujung bedil bangsanya sendiri, bangsa yang diperjuangkannya dengan jaminan nyawa mabur-mabur dari Batavia ke Paris, dari Bangkok ke Palestina).
Profile Image for Kanya Sros.
13 reviews
June 8, 2025
"Pacar Merah Indonesia - Buku Pertama: Tan Malaka: Petualangan Buron Polisi Rahasia Kolonial" adalah sebuah buku yang membuka tabir baru mengenai kehidupan dan perjuangan Tan Malaka, seorang tokoh revolusioner yang keberadaannya sering kali tersisih dalam catatan sejarah Indonesia. Buku ini menggambarkan petualangan Tan Malaka yang menjadi buronan polisi rahasia kolonial Belanda, serta langkah-langkah yang diambilnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan cara yang penuh risiko dan tantangan.

Penulis, Matu Mona, berhasil menyajikan kisah ini dengan sangat mendalam, mengungkapkan aspek-aspek kehidupan Tan Malaka yang mungkin belum banyak diketahui oleh pembaca. Buku ini tidak hanya menceritakan perjalanan hidup Tan Malaka dari sisi intelektual dan politisnya, tetapi juga memaparkan perjuangannya melawan penjajahan Belanda, yang membuatnya menjadi salah satu tokoh paling kontroversial dalam sejarah Indonesia.

Buku ini sangat cocok bagi siapa saja yang tertarik dengan sejarah perjuangan Indonesia, khususnya mengenai tokoh-tokoh yang berperan besar namun sering terlupakan. Tan Malaka adalah contoh nyata dari seorang pejuang yang tak pernah kenal lelah dalam memperjuangkan kemerdekaan, meski harus menghadapi banyak rintangan dan pengkhianatan.

Selain itu, jika kamu tertarik untuk mengeksplorasi pengalaman bermain di Missluna.io, sebuah situs yang menyediakan berbagai jenis permainan slot yang seru dan menyenangkan, pastikan untuk mengunjungi Missluna.io. Dengan pengalaman bermain yang aman dan nyaman, Missluna.io memberikan kesempatan untuk bersenang-senang sambil tetap menjaga kontrol dalam bermain game. Jangan ragu untuk mengeksplorasi lebih lanjut dan menambah wawasan sembari menikmati permainan yang ada.

Why you should read this book:
Buku ini memberikan wawasan penting mengenai perjuangan Tan Malaka dan petualangan heroiknya di tengah tekanan politik dan kolonial. Dengan membaca buku ini, kamu akan lebih menghargai pengorbanan para pejuang kemerdekaan Indonesia.

Profile Image for Nanny SA.
343 reviews41 followers
September 24, 2024
Buku novel fiksi sejarah yang ditulis oleh Hasbullah Parindurie yang terkenal dengan nama penanya Matu Mona. Kejadian cerita sekitar thn. 1930 an. Tentang seorang pelarian politik dari Indonesia yang dipanggil Vichitra alias Tan Malaka (tokoh politik Indonesia di masa lalu ), diantara teman teman lebih dikenal dengan panggilan Pacar Merah.

..Aku dilahirkan untuk menjadi ibarat 'dian' , yang mestilah membakar dirinya sendiri supaya sebuah ruangan dapat cahaya terang, terlepas dari kegelapan. Selama dian itu belum habis, selama ia belum padam, dan angin sakti belum menghembuskan nyalanya, selama itu pula dian itu akan menyala... (Hal. 253 )
Profile Image for Fahmi Nadhif.
1 review
February 27, 2020
Novel spionase yg sangat menarik. Menceritakan tokoh bangsa yg banyak dilupakan orang. Beliau merupakan pencetus nama Republik pertama kali sebelum Bung Karno dengan bukunya "Naar de Republik".
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Anggita.
12 reviews
December 29, 2025
Menarik sih. Gaya bahasa dan percakapannya tentu gaya lama, tapi ceritanya seru. Akan beli edisi yang kedua.
Profile Image for Zeski Phagara.
3 reviews
January 29, 2015
Novel Fiksi,di saat Tan Malaka jadi legenda ttg keberadaan dan pelarian2nya,novel ini muncul untuk melayani fantasi liar masyarakat.membuat tokoh tan malaka semakin melegenda dg bau2 mistik nya. Sedangkan, Dalam bukunya madilog,ketertarikan kepada hal hal mistik merupakan hal yang concern di kritik keras oleh Tan Malaka sendiri :D
Profile Image for Adimas Immanuel.
Author 12 books103 followers
July 13, 2010
Matu Mona memaparkan perjuangan seorang kaum kiri yang dibantu teman-teman seperjuangannya berusaha menghindar dari intaian pemerintah. Dari tiap negara, pula kisah cintanya, menegangkan!
Profile Image for Ezar ab.
18 reviews4 followers
November 8, 2010
walaupun didasarkan pada kisah nyata seorang revolusioner, kata pengarangnya kisah ini fiksi tapi saya ingin mempercayai kisah ini kisah nyata
Profile Image for Ivan Saenko.
4 reviews
Read
November 3, 2010
{memang sejarah milik orang2 yang menuliskannya...)
This entire review has been hidden because of spoilers.
Displaying 1 - 14 of 14 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.