Jump to ratings and reviews
Rate this book

Diskoneksi

Rate this book
Atma merasa hidupnya sedang tidak baik-baik saja. Kuliahnya terhambat sampai ia harus mengerjakan skripsi di semester sembilan, sehingga beasiswanya pun juga terhenti. Ia diputus oleh pacarnya yang melanjutkan kuliah di London, dan sahabatnya sudah pindah ke Australia. Ia yang kesepian pun akhirnya bekerja sambilan sebagai penyiar radio.

Hanya saja ada malam-malam saat telepon radio akan berdering, dan Atma mulai mendapat panggilan-panggilan dari mereka yang terpuruk dan ingin mengakhiri hidupnya. Di tengah masa lalu Atma dan cerita-cerita dari orang-orang asing ini, kita akan diajak untuk diskoneksi sejenak dari hidup kita sebelum kembali melanjutkan langkah.

*

Diskoneksi adalah novel yang ditulis berdasarkan kisah-kisah nyata dari para penyintas bunuh diri. Ditulis oleh Awi Chin dan bekerja sama dengan Into the Light Indonesia beserta Yuu Sasih. Mari kita bersama-sama hapus stigma, peduli sesama, dan sayangi jiwa.

176 pages, Paperback

Published January 25, 2023

11 people are currently reading
59 people want to read

About the author

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
16 (14%)
4 stars
56 (52%)
3 stars
31 (28%)
2 stars
4 (3%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 30 of 37 reviews
Profile Image for Nike Andaru.
1,630 reviews111 followers
July 23, 2023
62 - 2023

Kali pertama membaca buku Awi Chin. Ini juga percobaan untuk lanjut membaca Yang Tak Kunjung Usai, yang banyak dapat review bagus.

Cerita tentang Atma yang mendapatkan telpon-telpon dari orang-orang yang sedang merasa ingin bunuh diri, dengan banyak cara, dengan semua masalah hidup, dengan semua cara ingin mengakhiri hidup, overdosis kafein, overdosis obat, terjun dari atap gedung, dll.

Semua masalah yang diceritakan sangat banyak kita dengar, karena Into The Light adalah komunitas anak muda yang melakukan advokasi untuk pencegahan bunuh diri. Semua kasus yang mereka terima nampaknya diceritakan banyak dalam cerita Atma. Juga mamanya yang depresi pasca persalinan.

Kasusnya bukan kasus baru buat saya, banyak sekali mendengarnya khususnya di kota besar. Namun, cerita Atma dan buku-buku kesehatan mental lain yang banyak bermunculan tentu membawa setidaknya literasi tentang bagaimana menjadi kawan yang mampu mendengarkan, walau tidak punya latar belakang psikologi. Cara pandang kita untuk kesehatan mental semakin baik (semoga) sekarang.

"Pada akhirnya yang sering menolong butuh ditolong, yang sering mendengarkan butuh didengarkan."
Profile Image for wulan.
240 reviews7 followers
March 15, 2024
diskoneksi bercerita tentang atma yang mendapat telepon misterius. anehnya, dering telepon itu hanya atma yang bisa mendengarnya. lantas, apa yang sebenarnya terjadi?

seperti yang diterangkan di kata pengantar, buku ini adalah kisah nyata yang dibuat fiksi untuk melindungi identitas narasumber. oleh karena itu cerita cerita yang ada di buku ini cukup triggering.

dari buku ini sedikit banyak aku belajar mengenai kesehatan mental. bagaimana respon kita sebagai pendengar itu sangat penting. juga bagaimana orang orang sekitar berkomunikasi dengan para narasumber.

di beberapa bagian aku agak kurang cocok sama pemilihan 'kata'nya. ada juga bagian bagian yang terasa nggak konsisten. dari orang yang sama, pov pertama, kadang pakai "aku", kadang pakai "saya".

mungkin karena ini lebih fokus ke narasumber, karakter atma sendiri menurutku masih agak kurang digali. percakapan percakapan yang terjadi juga kurang luwes dibaca.

secara keseluruhan, meski ada beberapa kekurangan, dengan membaca buku ini aku mendapat beberapa insight baru.
Profile Image for Zae.
56 reviews3 followers
February 19, 2023
Cerita dalam buku ini menggambarkan seorang mahasiswa tingkat akhir yang masih struggle dengan kuliahnya dan merasa dirinya sedang tidak baik-baik saja, tiba-tiba menerima telepon dari orang-orang yang ingin d word. Namanya Atma, dia seorang penyiar radio dan seorang penolong dan pendengar yang baik, tetapi dirinya belum bisa fokus ke diri sendiri padahal dirinya sendiri butuh ditolong dan didengar.

"Pada akhirnya setiap penolong, butuh ditolong dan setiap pendengar, butuh didengar." This!

Sebagai salah satu orang yang berkecimpung menjadi penolong dan pendengar, keadaan Atma cukup relate dengan saya. Saya bisa memahaminya huhuhuuu

Anyway, buku yang bagus, ceritanya juga. Apalagi di saat akhir-akhir ini marak berita orang-orang yang "d" word, jadi seperti dikenalkan dari perspektif kisah para penyintas orang yang ingin d word itu
Profile Image for Riri.
3 reviews
May 7, 2023
Kisah-kisah di dalam Diskoneksi diceritakan melalui sudut pandang penyintas. Bagaimana mereka menjalani fase-fase di mana keinginan mengakhiri hidup terasa begitu tinggi. Tidak hanya memelintir kisah dan masalah-masalahnya saja, seiring dengan penceritaan itu para penulis Diskoneksi juga menyelipkan beberapa kiat-kiat menghadapi atau mengatasi keinginan untuk mengakhiri hidup.

Diskoneksi membawaku untuk sejenak mengambil napas, dan menyadari bahwa memang banyak sekali manusia lain yang kesulitan di dunia yang kelewat runyam ini. Buku ini semacam mencubitku. Membunyikan alarm di kepalaku sebagai pembaca dan penyintas, untuk lebih peka dan peduli pada sekelilingku.
Profile Image for Harumichi Mizuki.
2,430 reviews72 followers
July 28, 2023
Aku nggak nyangka ternyata buku ini punya nuansa surealis. Nuansa surealis itu ada pada telepon-telepon yang diterima Atma secara random dari orang-orang yang hampir saja mengakhiri dirinya sendiri, bahkan ada yang berasal dari masa lalu.

Buku ini memang fiksi. Tapi kisah para penyintas di dalamnya itu nyata. Betapa jiwa manusia bisa rapuh dan kuat sekaligus.
Profile Image for readwithsyll.
266 reviews
March 23, 2025
4 stars.

awalnya tertarik banget dengan buku ini karena sinopsisnya,

“apa jadinya kalau suatu hari, di saat kamu sedang terpuruknya, malah mendapat telepon dari orang-orang yang sedang mengakhiri hidupnya?”

aku sudah baca beberapa buku mental health, baik fiksi dan non-fiksi, dan jujur konsep ini menarik banget.

i love how this book feels like warm hug buat orang-orang yang sedang butuh pelukan hangat karena mental mereka yang sedang tidak baik-baik saja.

gaya penulisannya jujur cukup biasa saja, tapi sangat nyaman untuk dibaca dan diresapi.

overall suka dan puas dengan buku ini, and thank you for bringing mental health awareness buat pembaca indo! :)

note: please beware of the trigger and content warning before reading it! :)
Profile Image for Millenysm .
68 reviews3 followers
December 5, 2023
Novel tipis bergaya magical realism ini berkisah bagaimana Atma kerap kali menerima telepon dari orang-orang suicidal tak dikenal yang selalu berkeluh-kesah kepada dirinya. Seiring kejadian yang berulang itu, Atma perlahan-lahan menyibak kondisi kejiwaannya sendiri yang berhubungan erat dengan misteri sosok ibu kandungnya yang telah tiada sejak ia kecil.

Untuk aspek edukasi seputar mental health yang menjurus kepada suicide, novel ini sedikit banyak menghidangkan beragam cerita yang diklaim based on true story dari berbagai penyintas.
Sejalan dengan tema tersebut, novel ini juga mengedukasi apa saja hal yang dapat men-trigger seseorang untuk bunuh diri, coping mechanism apa saja yang bisa dilakukan ketika pikiran telah buntu, stigma buruk terhadap penyintas yang harus ditinggalkan, hingga tak kurang pula pandangan-pandangan baru yang berkaitan dengan kesehatan jiwa.

Terlepas dari itu, terdapat keluhan yang tak dapat saya kesampingkan begitu saja. Percakapan antar telepon yang menjadi recurring scene pada cerita terkadang terkesan mentah sekali dan sukar dimengerti, ada saat ketika saya harus mengernyitkan dahi dan berpikir "Am I tripping or simply dumb?" Lalu harus mengulang kembali apa yang telah saya baca dan menyimpulkan apa maksud dari perkataannya tsb. Lalu saya berkesimpulan kembali barangkali ini cara bagi sang author untuk menjaga authenticity dari hasil wawancara dengan para penyintas itu yakni dengan menuangkan kembali percakapan utuh tersebut kedalam novel ini, but who knows?
The thing is that it really ticked me off, which affect how I see the entirety of this book nevertheless how good it is trying to be.
The beauty of this book is in the eye of the beholder, but not in my case.
Profile Image for Abovetheclouds.
205 reviews
February 22, 2024
"Pada akhirnya setiap penolong, butuh ditolong dan setiap pendengar butuh didengar" sangat setujuuu dengan kalimat tersebut, kadang kita terlalu larut dalam membantu seseorang merasa lebih baik dan melupakan kalau kita juga butuh ditolong dan didengar.
Profile Image for Nuhanuu.
9 reviews
November 1, 2024
Kamu tahu, nggak? Orang yang memiliki pemikiran b*n*h dir* semakin rentan untuk melakukan upaya b*n*h dir* ketika dirinya terisolasi dari lingkungannya (hal. ix)

Semua orang butuh teman cerita (hal. 27)

❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹

Turut memperingati Hari Kesehatan Sedunia, saya memutuskan untuk berbicara tentang novel ini.

Diskoneksi, ditulis berdasarkan kisah-kisah nyata dari para penyintas b*n*h dir*, saya pikir, novel ini cocok untuk dijadikan bahan diskusi.

⚠️ Pada bagian depan novel, tertulis peringatan mengenai kandungan buku yang memuat kisah-kisah asli para penyintas berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan bekerja sama dengan komunitas Into The Light Indonesia. Saya pribadi juga mengimbau pada teman-teman yang ingin membaca, untuk lebih bijak. ⚠️

Menceritakan tentang Atma, seorang penyiar radio sif malam yang tiba-tiba mendapatkan telepon misterius.

Mulanya, Atma bingung dan mengira bahwa telepon misterius yang hanya terdengar isakan juga rintihan mengenai penelepon yang akan mengakhiri hidup, hanyalah sebuah prank yang dilakukan oleh rekannya sebagai salam karena ia baru bergabung dua minggu sebelumnya.

Namun, semua perkiraannya itu dipatahkan esok hari ketika rekannya tidak paham maksud ucapan Atma. Rekannya bahkan tidak mendengar telepon yang berdering ketika siaran telah usai.

Meski tidak mendapat jawaban seperti keinginannya, Atma yakin bahwa malam itu ia mendapat telepon misterius dari seorang perempuan. Suara penelepon bahkan masih terekam jelas dalam ingatan Atma.

Atma yang merasa penasaran, lalu mencoba mencari tahu dengan menunggu momen ketika telepon kembali berdering, lalu berniat mengorek informasi dari si penelepon misterius.

Ketika membaca bagian pengantar, kita akan mengetahui kalau kisah yang tersaji di dalamnya adalah cara penulis untuk menyampaikan hasil wawancaranya dengan para penyintas yang dikemas dalam fiksi supaya lebih ringan, lebih bisa diterima, dan tentu saja lebih menarik.

Meski bukan genre misteri, tetapi saya cukup tertarik dengan misteri yang ditawarkan oleh plot utama.

Sementara, pada second plot, kita akan disuguhi dengan kisah-kisah dari para penyintas. Bagaimana strugglenya mereka menghadapi kesehatan mentalnya, juga bagaimana akhirnya mereka bisa menemukan faktor-faktor yang membuat mereka bisa menerima kelemahan diri dan menjadikannya kekuatan. Saya pribadi, memang suka dengan kisah-kisah seperti ini.

Sayangnya, masih ada beberapa bagian yang terasa kurang smooth ketika berpindah adegan, minimnya dialog tag yang membuat pembaca bingung siapa yang sedang berdialog, juga kebocoran pov di beberapa tempat.

Namun, saya sangat mengapresiasi karya ini. Karya ini cukup berani menyuarakan isu sosial yang kini mulai menjamur di tengah masyarakat Indonesia, yaitu kesehatan mental. Diperkuat dari sumber yang memang mengalaminya langsung, sehingga lebih relate dengan pembaca, dan dibungkus dengan plot utama yang cukup membuat penasaran dengan akhir kisah mengenai Atma.

Sekali lagi, untuk yang ingin membacanya, harap kebijakan teman-teman, ya.
Profile Image for Assyifa.
15 reviews
March 10, 2024
⭐️3,7

“Di dunia tempat semua orang punya sesuatu untuk dibicarakan, mencari pendengar yang baik itu perkara rumit.”

Sebelumnya, ingin mengucapkan terima kasih kepada para penyintas yang telah membagikan cerita hidupnya, mungkin di masa-masa yang paling sulit. Terima kasih sudah bertahan di kehidupan yang keras ini 🫶🏻. Terima kasih juga untuk para penulis yang telah menceritakan kembali kisah para penyintas dengan cara yang “berbeda”.

Diskoneksi merupakan sebuah novel bertema mental health yang ditulis berdasarkan hasil wawancara Into the Light Indonesia dengan beberapa penyintas bunuh diri.

Harus diakui ide cerita novel ini sangat luar biasa. Atma, mahasiswa tingkat akhir sekaligus penyiar radio baru yang tengah menghadapi beragam permasalahan di hidupnya—kehilangan ibu saat masih bayi, tuntutan untuk segera menyelesaikan kuliah, kesulitan dalam menyelesaikan skripsi, hingga rasa kesepian karena teman dan (mantan) pacarnya melanjutkan pendidikan di luar negeri, tiba-tiba kerap menerima telepon dari orang-orang yang ingin mengakhiri hidupnya. Atma pun menjadi pendengar dan teman bercerita bagi mereka. Ia akan menerima dua telepon dari orang yang sama, yaitu sebagai support system dan follow up kondisi penyintas.

Melalui novel ini, diharapkan setiap kita bisa menjadi wujud nyata Atma bagi sesama yang membutuhkan. Melalui novel ini, diharapkan setiap kita bisa menanggapi bunuh diri dengan welas asih, bukannya caci maki. “Jangan memandang orang dari apa yang dia lakukan, tapi dari apa yang dia hadapi.”

Selain ide ceritanya, hal menarik lainnya adalah adanya afirmasi seakan kita sedang berdiskusi dengan psikolog profesional di setiap akhir chapter, membuat novel ini bukan sekadar buku fiksi, tetapi juga memberikan ilmu-ilmu kesehatan mental.

Sayangnya, ada beberapa hal yang membuatku merasa kurang nyaman ketika membaca novel ini. Percakapan antara Atma dan para penelepon rasanya terlalu kaku dan seperti wawancara. Selain itu, juga terasa seperti transkrip yang dipindahkan begitu saja. Mungkin penulis ingin menjaga orisinalitas pernyataan narasumber agar emosinya lebih terasa, tapi menurut aku pribadi tidak masalah jika hasil wawancara tersebut dirapikan sehingga alur penceritaannya tidak terlalu loncat dan berulang.

Aku sendiri sejujurnya belum bisa menjadi Atma. Menjadi pendengar dan support system yang baik, saat dirinya sendiri butuh ditolong. Namun, semoga setidaknya aku bisa lebih peka dan seperti yang dituliskan Pendiri Into the Light Indonesia, yaitu menanggapi bunuh diri dengan welas asih.

This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Lalamurdiana.
48 reviews
June 29, 2023
TW: Suicide, Abusive Relationship, Family Issues, Sexual Harassment, Bullying.

Diskoneksi berkisah tentang Atma, mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk menggarap skripsi dan bekerja sebagai penyiar radio. Di sela-sela pekerjaannya, Atma kerap mendapatkan telepon misterius. Dari telepon misterius tersebut, Atma dihubungkan dengan orang-orang yang sedang melakukan percobaan bunuh diri.

Novel ini ditulis berdasarkan hasil wawancara dengan 20 penyintas yang dilakukan oleh Into The Light Indonesia. Into The Light Indonesia sendiri merupakan komunitas yang berfokus pada advokasi, kajian, dan edukasi untuk pencegahan bunuh diri dan promosi kesehatan jiwa. Penulisan novel ini bertujuan mengajak masyarakat awam untuk memahami pengalaman nyata di balik percobaan bunuh diri. Menurutku, Diskoneksi berhasil mencapai tujuan itu; padatnya kisah yang disajikan, dengan beragam persoalan yang melatarbelakangi keputusan seseorang untuk bunuh diri mampu menunjukan bahwa bunuh diri adalah masalah serius nan kompleks. Selain itu, Diskoneksi dibumbui sedikit teka-teki yang menjadi daya tarik bagi pembaca, sehingga topik yang dibawakan tidak terkesan ‘berat’. Kisahnya juga banyak menyinggung upaya yang dapat dilakukan saat seseorang dihinggapi pemikiran untuk bunuh diri, seperti:

“Dengan memahami apa yang diri butuhkan dan mengkomunikasikannya pada orang terkasih, mereka akan dapat memahami lebih baik apa yang terjadi pada kondisi mental penyintas dan dapat memberikan perawatan yang sesuai.”


Sebagai orang awam, pembaca juga bisa belajar dari Atma yang mampu menjadi teman baik bagi mereka yang membutuhkan tempat untuk sekadar bercerita dan mengurai benang kusut dalam kepalanya. Diskoneksi menjadi bacaan bagus agar kita mulai menghilangkan stigma pada penyintas bunuh diri.
Profile Image for Dennisa .
160 reviews
October 20, 2023
⚠︎ Tw : depresi, suicide, self harm, bullying, mental illness. 

Buku yang mengangkat isu mental health dan Mental Ilness.
Bukunya tidak terlalu tebal tapi isi nya lumayan berat.

Menceritakan tentang Atma yang ditengah kesibukannya menyelesaikan skripsi dan pekerjaan sambilannya sebagai penyiar radio.


Beberapa kali Atma menerima panggilan telpon dari ruang siar radio dan seolah² panggilan tsb berasal dari dimensi lain.
Ya karena setiap kali panggilan itu datang waktu seolah² berhenti dan orang² disekitar Atma tidak ada yang menyadari atau mendengar bunyi telpon di ruang siar tsb.

Panggilan telepon ini berasal dari orang² yang membutuhkan seseorang untuk mendengarkan kisahnya yang seakan sudah tidak punya harapan untuk melanjutkan hidupnya.

Saat Atma dihadapkan pada satu kenyataan kebenaran penyebab kematian ibunya.
Atma pun merasa bahwa dirinya adalah sosok yang tidak pantas dicintai.

Banyak pesan yang disampaikan dalam buku ini, Dari buku ini aku jadi tau masalah² yang dihadapi para penyintas bunuh diri dan cara cara mereka untuk survive dari keadaan. Dan ada beberapa istilah gangguan jiwa yang baru aku tau juga dari buku ini.

semua orang butuh teman cerita yang baik, teman cerita yang tidak menghakimi, tempat untuk bersandar ketika pikiran lelah dan sesekali sebagai tempat untuk bertukar pikiran, atau hanya sebagai tempat berkeluh kesah.

❝Jangan memandang orang itu dari apa yang dia lakukan. Tapi dari apa yang dia hadapi.❞
—hal. 122

❝Di dunia tempat semua orang punya sesuatu untuk di bicarakan, mencari pendengar yang baik itu perkara yang rumit.❞—hal. 127

❝Pada akhirnya setiap penolong, butuh ditolong dan setiap pendengar butuh didengar.❞
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Kimi.
400 reviews30 followers
February 25, 2023
Diskoneksi berkisah tentang Atma, mahasiswa tingkat akhir yang sedang bergelut dengan skripsinya. Hidupnya sedang tidak baik-baik saja. Sahabatnya pindah ke Australia, pacarnya melanjutkan kuliah ke London.

Dia bekerja sambilan di sebuah radio. Malam-malam sering dia mendapatkan telpon dari orang-orang yang terpuruk dan ingin mengakhiri hidupnya. Atma, sebagai pendengar yang baik, menemani mereka dan setia mendengarkan keluh kesah mereka. Atma -- seperti yang ditulis oleh Benny Prawira dalam kata pengantarnya -- memang sengaja digambarkan sebagai seseorang yang mendukung dan membantu orang-orang dalam proses pemulihan dari upaya bunuh diri. Kita sebagai orang awam, yang minim pengetahuan tentang kesehatan mental dan bunuh diri, bisa belajar pada Atma jika seandainya kita dihadapkan pada situasi yang sama. Kita bisa menjadi Atma. Be present. Listen to them. Let them know that they're not alone.

Tidak mudah membaca Diskoneksi karena begitu berat perjuangan para penyintas untuk bisa bangkit dari keterpurukan. Perjuangan yang panjang dan tidak mudah. Saya mencoba membayangkan para penulis buku ini yang harus mewawancarai para penyintas, lalu mengolah hasil wawancara ke dalam bentuk buku semifiksi. Pasti terasa berat. Dan untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada Into The Light, Awi Chin, dan Yuu Sasih karena telah menuliskan kisah penyintas.
Profile Image for gq.
102 reviews
July 28, 2024

tw // bundir, suicide, depression



menurutku buku ini punya potensial yang besar ya, dari segi fiksi oke, seru tuh kalau diulik lebih dalam lagi terkait misteri Atma dan telepon, dan dari segi edukasi tentang kesehatan mental dan juga pengalaman dari kenapa orang bisa melakukan bunuh diri juga oke. kita bisa sedikit banyak menambah pengetahuan lah, jd bisa tahu kenapa org bisa berpikiran untuk bunuh diri. sayangnya..... conversation sama penyintasnya tuh berasa mentah. kayak cuman copy paste dari interview asli. dan jadinya tuh suka bikin bingung gitu loh, kek hah lo he kok loncat2. ya paham sih mungkin krn ini diambil dari kisah nyata, hasil interview dengan penyintas bunuh diri itu ga runut, muter2, dsb dsb. cuman kan ini mau mengedukasi dengan dijadikan "fiksi" ya, jadi ada baiknya kalau lebih disesuaikan gitu. biar pembaca juga lebih bisa memahami. tektokannya yang kurang agak bikin ganggu sih jujur. padahal tujuan dari buku ini udh bagus banget. jadinya menurutku buku ini serba nanggung gitu, baik dari segi fiksi dan dr segi edukasi nya yang tektokkannya kurang. yah mungkin tujuannya emg bukan di cerita fiksi nya yah, bisa dimaklumi tapi amat disayangkan aja kalau dari segi Atma nya sendiri juga ngegantung, ujug2 epilog.
Profile Image for Andita.
308 reviews3 followers
August 7, 2025
"Pada akhirnya setiap penolong, butuh ditolong dan setiap pendengar butuh didengar."

Diskoneksi membawa topik yang sensitif dan berat, sayangnya ketika membaca buku ini, cerita yang disuguhkan sangat dangkal. Apalagi gaya penulisannya sangat sulit dipahami, dalam artian tidak sesuai dengan struktur Bahasa Indonesia. Kalimat yang tidak efektif banyak ditemukan di beberapa part buku ini.

"Di dunia tempat semua orang punya sesuatu untuk dibicarakan, mencari pendengar yang baik itu perkara yang rumit."

Hal baik dari buku ini adalah, kita bisa belajar melihat berbagai struggle yang dilalui orang lain untuk terbebas dari masalah mental. Kita bisa belajar untuk tidak meremehkan tindakan orang lain, apalagi jika orang tersebut memang kesulitan dalam masalah mental.

Pada akhirnya, jika kita mampu meringankan beban orang lain, sesimpel dengan menjadi pendengar yang baik, maka do it.

Jika kita merasa hidup terlalu berat dijalani, mari kita berusaha mencari alasan-alasan lain untuk tetap bertahan, walau hanya sesimpel kebahagiaan makan mie instan di tengah malam.
Profile Image for Sarah Reza.
235 reviews3 followers
July 5, 2023
TW: Suicide, Self-Harm, Diskriminasi, Kekerasan Fisik dan Seksual, Penggunaan Obat-Obatan Terlarang, dan Penyakit Terminal.

Sebelumnya, saya tidak menyarankan untuk membaca buku ini jika dalam kondisi mental yang kurang atau tidak stabil. Karena buku ini memuat hal2 yang bisa memicu bagi sebagian orang. Karena cerita ini diambil dari hasil rangkuman wawancara para penyintas yang disajikan dalam bentuk fiksi.

Fokus cerita di sini ada pada Atma, mahasiswa semester akhir yg juga bekerja sebagai penyiar radio. Dia menerima telepon dari beberapa orang dan orang2 tersebut menceritakan kembali kisah mereka. Ternyata, Atma juga tengah bergelut dengan masalahnya yang dihadapinya. Bagaimana rahasia sebenarnya yg disimpan oleh ayahnya sendiri.

Banyak pesan yang bisa kita ambil di sini. Bagaimana lebih memaknai hidup dengan baik dan tidak langsung putus asa begitu saja. Mungkin kayak gini, "I know it hurts sometimes but you will get over it. You will find another life to live." Bagaimana orang2 yang penyintas bisa jadi lebih menjalani hidupnya dengan baik lagi.
Profile Image for Novan Rizaldy.
25 reviews
January 14, 2024
Sebuah buku tentang uneg-uneg para penyintas "mengakhiri hidup" yang dituangkan ke dalam fiksi dengan POV seorang mahasiswa semester 8 yang tengah disibukkan dengan skripsi dan paruh waktu sebagai penyiar radio Zen FM, Atma.
Pesan-pesan dari para penyintas di sini tersampaikan dengan bagus dan halus, melalui panggilan telepon misterius, dengan pembawaan yang mudah dimengerti dan diksi yang mudah dicerna.
Buku ini bener-bener bisa menyadarkan pembaca tentang apa yang sebenarnya dialami oleh para penyintas ini. Bukan tindakannya, tapi apa yang melatarbelakangi tindakan tersebut.
Satu hal yang sedikit kurang adalah bagaimana cara kerja panggilan misterius tersebut yang nggak dijelaskan ke dalam buku ini, tapi memang ada baiknya ditinggal "mengambang" dan pembaca bisa berandai-andai, karena poin utama dari buku ini adalah bagaimana penyintas ini bisa survive.
"Kamu mungkin berpikir masalah kamu akan semakin mengecil. Tapi saya percaya bukan masalahnya yang mengecil. Tapi hati kamu sudah lebih besar untuk bisa mengolah masalah-masalah ini."
Recommended.
Profile Image for ⭑.
187 reviews7 followers
April 4, 2025
Struggling anak tugas akhir ditambah seluruh rekan-tekannya sudah lulus bahkan bekerja, menikah, dan melanjutkan S2 adalah nyata. Merasa tertinggal, merasa gagal, juga merasa mengecewakan orangtua. Hal tersebut dirasakan pula oleh Atma. Namun, di tengah itu semua ia malah mendapat panggilan dari orang-orang yang kondisinya “lebih buruk” darinya, hingga memikirkan untuk meregang nyawa mereka sendiri.

Setiap kisah percobaan bunuh diri sangat menyayat hati. Semuanya berasal dari keluarga dan rasa stress yang senantiasa menghantui. Tetapi setiap ingin mencoba bunuh diri pun ada rasa tanggungjawab yang membuat semakin sulit untuk melakukannya. Pusing, ya? Hidup pusing, mau mengakhiri pun juga pusing.

Terlepas daripada itu semua, “Pada akhirnya setiap penolong, butuh ditolong dan setiap pendengar butuh didengar.” Carilah teman berbicara, carilah tempat untuk mendengarkan keluh kesahmu dan jangan pendam sendirian. Cari bantuan profesional juga jika dibutuhkan.

Anyways, suka sekali karakter di dalam cerita ini beragam bahkan ada yang gay hingga mantan seorang drag queen (waria).
Profile Image for hllreka.
122 reviews7 followers
April 18, 2023
Buku yg bagus. Unik dan informatif. Diolah berdasarkan kisah nyata para penyintas namun disajikan dalam bentuk fiksi agar menghormati privasi narasumber. Lumayan membantu untuk membuka mata dan telinga orang2 yg masih awam dengan penyintas mental disorder—terutama untuk kasus yg sampai pd taraf ingin bunuh diri.

Cerita nya juga unik, ada unsur magical realism nya gitu. Melalui tokoh Atma, penulis ingin menyampaikan pesan kpd pembaca bahwa para penyintas tsb membutuhkan sosok pendengar spt Atma—yg tidak main hakim atau berprasangka buruk sendiri.

Hal lain yg sedikit di singgung juga ada pada “Jasa konseling” / Psikolog dan psikiater. Yah meski gak detail, cuman selewat aja. Tapi ada bagian yg menggelitik; kalau jasa profesi ini terlihat masih kurang memadai di mata org2 yg membutuhkan. Nah krn background saya dari jurusan Psikologi saya jadi ngerasa bersalah krn sampai saat ini belum bisa memberikan kontribusi langsung kpd para penyintas, dan yg bikin saya jadi bertanya-tanya apakah profesi psikolog dan psikiater hingga kini masih diragukan kredibilitasnya?? Kok kayaknya saya sendiri mulai meragu ya, sebetulnya para penyintas ini terbantu / engga sih? 😅🙏
Profile Image for Awi Chin.
Author 9 books27 followers
January 30, 2023
Saya sudah berjanji tidak akan memberi bintang-bintang ke buku sendiri tapi sepertinya yang ini harus jadi pengecualian.
Buku ini akan saya ingat sebagai buku yang lumayan berat saya tulis, despite gak sampai 200 halaman, karena tiap malam saya mendengarkan kisah-kisah dari delapan penyintas bunuh diri. Dan seperti biasa, karakter Atma juga seakan-akan bercerita di kepala saya tentang kisahnya yang harus saya tulis.
Semenjak bergabung dengan Into the Light Indonesia semenjak tahun 2018 saya jadi semakin paham, bukan hanya permasalahan kesehatan mental, tetapi juga isu bunuh diri di Indonesia. Karena itu hal kecil yang bisa kita semua lakukan adalah; berbuatlah baik sekecil mungkin. Terlebih lagi berbuatlah baik ke diri sendiri juga.

Akhir kata, sila follow semua kanal sosial media Into the Light Indonesia.
Profile Image for Kursi Seimbang.
175 reviews23 followers
March 30, 2023
Pertama-tama, buku ini punya potensi besar dan bisa menjadi perantara yang baik untuk memahami tendensi pemikiran-pemikiran bunuh diri, percobaan bunuh diri, dan relevansi hal tersebut untuk dipahami masyarakat umum. Hanya saja menurutku potensi yang ada di buku ini tidak dikerahkan hingga titik maksimal. Percakapan antara para penyintas bunuh diri dengan Atma terasa kurang natural, so I was taken aback by it for a moment and it turned as a major turn-off for me.

Nevertheless, it opened my eyes about suicide. Why people want to do it, and what prevent them to do it. And I think, that is more than enough for me. Cheers to the Into the Light team (also Awi Chin and Yuu Sasih).
Profile Image for Sunarko KasmiRa.
288 reviews6 followers
March 2, 2023
Diskoneksi merupakan serangkaian ragam kisah pilu dari para penyintas bunuh diri yang diadaptasi dari kejadian nyata. Melalui tokoh rekaan utama bernama Atma cerita-cerita dari para penyintas disampaikan dengan lugas dan sederhana.

Cerita dalam buku ini dibagi menjadi beberapa bagian, setiap bagian menceritakan kisah-kisah dari para penyintas yang memiliki benang merah serupa . Pada setiap akhir bagian akan selalu ada pesan-pesan bijak yang disajikan dalam bentuk email.

Isi cerita dalam buku ini sangat "triggering" jadi harap bijak dalam menyikapi isi dari cerita yang ada. Jika diperlukan bantuan bisa menghubungi profesional dalam bidangnya untuk mendapatkan support yang optimal.
Profile Image for dhfbryt.
18 reviews
November 3, 2024
176 halaman yang aku baca semalaman. dengan keadaan aku--yang aku pikir "baik-baik aja" ragu bakal nangis atau ke-trigger sama narasinya. ternyata, bakal. buku ini bagus banget walaupun after tastenya ada rasa gak nyaman, pastinya. kadang bengong di halaman tertentu soalnya sekelibat muncul bayangan di otak, "oh aku pernah kek gitu." tapi tetap selesai aku baca.

dengan berani aku kasih rating 5 bintang karena kupikir orang-orang harus baca buku ini juga, terutama untuk teman-teman yang lagi di masa "ga baik-baik aja" 🤍🤍🤍

tw// suicide, self harm
Profile Image for ❦ ivy.
196 reviews6 followers
March 23, 2025
“Pada akhirnya setiap penolong, butuh ditolong dan setiap pendengar butuh didengar.”
p. 128


Konfliknya terasa sangat dekat sekali ya dengan kehidupan sehari-hari, juga dengan lingkungan sekitar. Selama baca, aku ikut merasa lelah dan kosong 'mendengarkan' cerita para penyintas depresi. Nyatanya, masalah yg bagi kita terlihat sepele, belum tentu bagi orang lain juga sepele. Aku salut dengan Atma yg selalu bersedia mendengarkan cerita orang lain, padahal dia juga butuh didengarkan—tentang beban masalahnya yg ga bisa diceritakan dengan mudah ke orang lain.
Profile Image for Kla.
55 reviews4 followers
February 2, 2024
“Jangan memandang orang itu dari apa yang dia lakukan, tapi dari apa yang dia hadapi.”

Aku tidak menyarankan orang-orang untuk membaca ini di kondisi yang sedang tidak stabil. Buku ini trigger warningnya cukup banyak; suicide, sexual harassment, family abuse, and much more. Satu persatu orang menceritakan tentang pengalaman mereka, up & downnya, bahkan ketika mereka relapse sekalipun.

Tapi di akhir buku, aku ikut mikir. Apa memang semua telepon-telepon itu cuma ada di kepalanya Atma, ya?
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Arutala.
505 reviews1 follower
January 8, 2025
Telepon-telepon misterius yang diterima Atma rupanya membangkitkan pertanyaan pribadi mengapa dan bagaimana mamanya meninggal saat Atma masih bayi dulu.

Kaitan antara cerita-cerita para penyintas, almarhumah mama dan kondisi mental Atma yang tidak baik-baik saja membuat cerita Diskoneksi ini terasa memiliki tujuan jelas yakni peduli kesehatan mental dan bagaimana menyikapinya secara kepala dingin. Novel yang menyentuh.
Profile Image for ket.
83 reviews1 follower
September 22, 2023
aku suka dengan isu yang dibawa oleh buku ini dan suka juga gimana buku ini memeberi dari perspektif para penyintas dan juga orang yang manjadi pendengar. kisah atma bikin buku ini menjadi lebih seru, gaya penulisannya juga suka sampai gak sadar udah abis aja baca buku ini. buku ini jadi ngenalin aku sama into the ligt, intinyaa sukaaa
Profile Image for Ica Agustin.
96 reviews
February 6, 2025
3.7 lah yaa. isu yg diangkat menarik. cuma kurang nyaman sama penulisannya, seperti papa yg ditulis dgn huruf awal kecil, tidak konsisten dalam penggunaan saya dan aku, dan kurang teliti ketika jessica telpon atma katanya mau ada kelas, tapi setelah telpon selesai jessica menyudahi telepon, bilang kalo udah di depan rumah.
Profile Image for Calysta Dwita.
8 reviews
March 17, 2025
Diskoneksi punya koneksi tersendiri dengan saya yang juga merupakan penyiar radio. Saya bisa relate dengan beberapa part tentang kepenyiaran sekaligus cerita ‘gelap’ di dalamnya. Selain itu, buku ini bisa dikatakan unik karena elu punya email ‘reminder’ bagi kita tentang kisah kisah orang didalamnya. If you very into mental health topics. This book, you probably would love it.
Profile Image for Soraya.
128 reviews7 followers
December 21, 2023
"Atap gedung."
"Kak Ina, di sana siang atau malam?"
"Siang, memangnya kenapa?"
"Pasti panas ya di arap gedung. Yuk cari tempat berteduh dulu. Kita ngobrol.”

Sebagai seorang yang sering memikirkan kematian dengan syahdu. Terimakasih atas tulisannya.
Displaying 1 - 30 of 37 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.