Jump to ratings and reviews
Rate this book

Morning Light

Rate this book
Aku seperti bunga matahari yang selalu mengejar sinar matahari, hanya melihat pada dia: matahariku.
Aku mengagumi kedalaman pikirannya, caranya memandang hidup-malah, aku mati-matian ingin seperti dirinya.

Aku begitu terpesona hingga tanpa sadar hanya mengejar bayang-bayang. Aku menghabiskan waktu dan tenaga untuk mendongak sampai lupa kemampuan diriku sendiri.
Aku bahkan mengabaikan suara lirih dari dasar hatiku. Aku buta dan tuli. Dan di suatu titik akhirnya tersungkur. Saat itulah aku mulai bertanya-tanya: Apakah dengan menjadi seperti dia, aku pun akan dicintai?

176 pages, Paperback

First published August 1, 2010

44 people are currently reading
1009 people want to read

About the author

Windhy Puspitadewi

15 books438 followers
Buat cewek yang lahir tanggal 14 Februari ini, menulis merupakan caranya berbagi pikiran, perasaan, mimpi, imajinasi, dan cita-citanya dengan orang lain. Ia ingin tulisannya bisa menggugah dan menginspirasi pembacanya, sama seperti tulisan kedua tokoh yang pertama-tama menginspirasinya untuk menulis: almarhum Umar Kayam dan Jostein Gaarder.


Banyak yang mengira Windhy mengoleksi kutipan orang-orang terkenal (mulai dari Ralph Waldo Emerson sampai Detektif Conan) yang sering ia selipkan dalam novel-novelnya. Padahal sebenarnya ia hafal! Kata-kata yang bagus itu langsung menempel hingga sewaktu-waktu dibutuhkan, ia tinggal mencomotnya dari ingatan dan sesekali mengecek ke Oom Google supaya lebih akurat.


Kesan, komentar, masukan, atau kritik teman-teman ditunggu di: my_cool_killer@yahoo.com. Boleh juga add FB dengan alamat e-mail yang sama atau Windhy Puspita, atau kalau mau lebih real time, follow twitter-nya di @windhy_khaze.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
374 (32%)
4 stars
343 (29%)
3 stars
319 (27%)
2 stars
91 (7%)
1 star
31 (2%)
Displaying 1 - 30 of 107 reviews
Profile Image for Hairi.
Author 3 books19 followers
September 20, 2012
“Novel ini ditujukan untuk kalian, khususnya para bunga matahari yang masih berusaha mengejar matahari”

Itulah sederet kata yang tertulis di kata pengantar Morning Light karya Windhy Puspitadewi, yang membuat saya semakin tertarik dan menebak-nebak isi ceritanya . Yang terbayang dalam pikiran saya buku ini bercerita tentang seorang gadis yang naksir abis dengan temannya , terus mengejarnya hingga sampai pada satu titik di mana dia berhenti berharap. Hal ini tentu saja diperkuat dengan keterangan lain di kata pengantar di mana si penulis mengatakan bahwa novel ini berdasarkan pengalaman pribadinya sendiri, di mana ada seseorang yang dikejar sejak dia kecil .



Dan ketika berada di awal cerita saya menemukan cerita tentang Sophie yang selalu satu sekolah dengan Devon, semakin kuatlah keyakinan saya ini tentang Sophie yang ngejar-ngejar Devon. Walau kemudian saya bingung juga, kenapa 2 tokoh yang lain, Agnes dan Julian mendapat porsi penceritaan yang sama banyaknya dengan Sophie dan Devon. Eaaaaa…. Ternyata tebakan saya salah pemirsah



Morning Light memang bercerita tentang persahabatan 4 orang, 2 cowok 2 cewek. Devon dan Julian, Sophie dan Agnes. Mereka bersahabat sejak SMP, oh ya tidak Sophie dan Devon telah bersahabat sejak masih kecil karena rumah mereka berdekatan. Walau akhirnya mereka berpisah waktu SMA (kecuali Sophie dan Devon) tapi persahabatan mereka tetap terjalin erat. Masih saling antar jemput sepulang sekolah.



Tentu saja, cerita tidak bergulir mulus. Ya iya lah… apa artinya sebuah cerita tanpa konflik. Garing bo… karena itu cerita ini juga sarat dengan konflik yang membelit setiap tokohnya. Agnes yang merasa dibayang-bayangi oleh kakaknya yang telah wafat yang membuat hubungannya dengan sang Mama merenggang, Sophie yang terobsesi mengikuti jejak mamanya sang penulis, Julian yang selalu ingin lebih unggul dari Daniel, abangnya sendiri dan Devon yang dididik keras oleh sang ayah agar menjadi pemain bola. Yang semua hal itu membuat mereka menjadi orang lain, bukan menjadi diri mereka sendiri.



Konflik juga semakin manis dengan adanya romansa antara ke empatnya. Hihihihi…. Cinta terpendam, tak bisa mengungkapkan hingga tak sadar bahwa perasaan itu ada. 2 orang dalam cerita tersebut tak menyadari akan perasaan mereka, 2 yang lain sadar tapiiii menyimpannya di lubuk hati terdalam. Deeuuuu….. Jadi tersayat-sayat gitu deuh yang baca

Saya juga suka bagaimana Windhy, sang penulis membangun karakter masing-masing tokoh. 4 tokoh dalam Morning Light punya karakter yang bedaaa banget. Tapi penulisnya bisa membuat masing-masing tokoh berjalan dengan karakter masing-masing, ga tercampur aduk. Dan saya paling suka dengan sosok Julian, paling cuek tapi sebenarnya paling peduli dengan teman-temannya. Paling bisa mengendalikan juga mempengaruhi. Tipe pemimpin banget deh



Ketika mencapai ending, saya pun ikut berpikir tentang diri saya sendiri. Eaaaaa…… dan saya rasa nih ya, novel ini bagus buat difilmkan. Sebelas dua belas dengan Perahu Kertas gitu deh. Wkwkwkwk…… Jadi penasaran deh dengan buku-buku Windhy yang lain.



Bunga matahari selalu menghadap matahari. Mengikuti ke mana pun matahari pergi. Berusaha menjadi seperti matahari dan tertekan karena sadar tidak akan pernah bisa, sekuat apapun dia berusaha. Dan karena perhatiannya selalu tertuju pada apa yang dilihatnya, dia tidak bisa melihat ke dalam dirinya sendiri. Bunga matahari tidak sadar kelebihannya sendiri. Dia tidak sadar dia lebih tinggi dari rata-rata bunga pada umumnya. Tidak tahu bahwa dia cantik. Tidak tahu bahwa banyak orang yang lebih senang melihatnya daripada melihat matahari itu sendiri
Profile Image for Fakhrisina Amalia.
Author 14 books200 followers
March 11, 2019
Aku sedang mengerjakan naskah baru, a light one, dan naskah ini sempat tertunda sekian minggu karena kesibukan tesis. Memulainya lagi malam ini terasa sulit, rasanya nggak engaged dengan naskah ini, padahal aku ingat aku memulainya dengan begitu semangat. Writer's block, orang bilang, dan writer's block itu akhirnya membuatku memutuskan untuk membaca buku ini.

....yang merupakan keputusan tepat.

Bukunya tipis, kuselesaikan kurang dari dua jam, tapi selama waktu yang singkat itu aku jadi menyadari kalau aku merasa terpisah dari naskah yang kukerjakan bukan karena aku nggak bisa menulisnya, tapi karena aku belum benar-benar menikmatinya. Aku menulisnya karena deadline dan mulai panik karena takut mengecewakan editor. Dan sesuatu yang kita kerjakan tanpa cinta seringkali memang tidak memberikan hasil sebaik yang kita mampu berikan, kan? Mengikuti cerita Devon, Julian, Sophie dan Agnes membuatku bercermin dan kembali mencintai apa yang sedang aku kerjakan saat ini.

Terima kasih untuk cerita para bunga matahari ini, Kak Windhy.
Profile Image for Yunita1987.
257 reviews5 followers
November 15, 2010
Buku ini bagus banget....alasannya :
1. menurutq ceritanya bagus, simple dan akhir ceritanya bisa ditebak
2. ceritanya bertema cinta dan persabahatan.
3. banyak kata-kata yang bagus
4. akhir ceritanya bahagia
so gak ada salahnya aq memberikan banyak bintang untuk buku ini...:)

Ok deh,,,ceritanya simple, ada 4 orang yang saling bersahabat.
Di awal buku, akan diceritakan bagaimana 4 orang ini saling bertemu dan akhirnya menjadi sahabat yang dekat. Ada Devon, Sophie, Agnes dan Julian.

Devon yang sudah sahabatan dari kecil dengan Sophie akhirnya disaat SMA yang sama, sedangkan Julian dan Agnes sudah mempunya tujuan SMA sendiri2 nih.
Devon yang dikenal sebagai pemain sepakbola dan merupakan keinginan dari ayahnya yang merupakan mantan atlit sepakbola.
tetapi ntah kenapa, sepertinya Devon menjadi tertekan akibat sering dipaksa latiha dan harus menang oleh ayahnya sendiri.

Sophie yang memiliki seorang ibu penulis terkenal, mencoba untuk menjadi seorang penulis seperti ibunya, tetapi apa yang terjadi banyak sekali hasil karyanya yang tidak diterima, sedangkan rasa sukanya kepada fotografi harus dia hapus.

Julian yang pintar dan mendapatkan kesempatan untuk bisa ikut lomba olimpiade matematika tetapi disaat yang sama dia sudah mengikuti lomba cerita sejarah, sehingga Julian merasa tertekan untuk memilih antara keduanya terkhusus rasa keinginannya untuk bisa seperti abangnya yang sukses.

Agnes yang cantik dan pintar masak tetapi selalu merasakan kesedihan disaat harus bertemu dengan mamanya, kenapa? karena mamanya tidak mau bertemu dan ingin selalu menghindar kepada anaknya sendiri, apalagi mama Agnes lebih menyukai kakaknya Agnes yang bernama Jesika tetapi Jesika sebenarnya sudah meninggal dan merupakan salah satu calon dokter.

Nah ini salah satu deskripsi inti cerita dari masing-masing tokoh, selain itu cerita ini semakin lengkap karena ada cerita cinta didalam buku ini.
Devon yang merasa terganggu dengan fans2 wanitanya, akhirnya memilih untuk berakting dengan berpura-pura pacaran dengan Agnes, sedangkan Sophie yang sudah mulai menyukai Devon hanya bisa berusaha untuk menghilangkan rasa sayangnya kepada Devon.Sedangkan Agnes yang disaat merasakan kesedihan, selalu merasakan ketenangan jika bertemu dengan Julian.

Ok deh, intinya keseluruhan ceritanya bagus. Aq suka buku ini dan gak nyesal deh bacanya....:)
Profile Image for Nike Andaru.
1,634 reviews111 followers
October 6, 2010
Awalnya saya pikir ini novel chicklit, ternyata salah e, teenlit nih. Cuma saya cukup suka dengan tema yang diangkat di novel ini, yaitu menjadi bayang-bayang orang lain dan menjadi apa yang diinginkan orang tua.

Bercerita tentang Devon, SOphie, Agnes dan Julian yang bertetangga dan berteman baik sejak SMP. Devon yang berteman sejak kecil dengan Sophie menyukai sepakbola tapi lambat laun kesukaannya terhadap sepakbola berubah menjadi suatu tekanan dari Sang Ayah yang mantan atlit bola.

Sophie, menjadi penulis dan menelurkan buku hanya karna merasa ingin menjadi seperti sang ibu yang merupakan penulis. Padahal bakatnya lebih menonjol di bidang fotografi, sama seperti hobi sang Ayah.

Agnes, sejak kematian kakaknya, merasa Ayah dan Ibunya tidak memperdulikannya hanya karna ia tidak melanjutkan pendidikan bidang kedokteran seperti kedua orang tuanya.

Julian, mengejar dan ingin mengungguli sang Kakak yang hebat di bidang matematika sama seperti Ayahnya dan diterima di MIT.

Semuanya terlihat berada dalam bayang-bayang orang tua yang menginginkan anaknya seperti mereka atau menyukai juga bidang yang mereka geluti. Padahal sebenarnya orang tua mereka tidak seperti itu, tinggal caranya mengkomunikasikan semuanya itu yang utama.

Terlepas dari tema yang diangkat, saya merasa Windhy terlalu gamblang menceritakan semuanya, walau dengan ending yang bahagia. Saya rasa terlalu jelas mendeskripsikan bagaimana sebenarnya perasaan Devon kepada Sophie dan Julian pada Agnes. Dan kenapa pula semua anak-anak ini keliatannya sama semua, berada di bawah keinginan orang tua? terlalu jelas membuat saya sudah mengetahui akhir dari buku ini di seperempat halaman buku ini. Hal ini menurutku membuat pembaca jadi cepet bosen apalagi endingnya sudah bisa ditebak.

Penggalan puisi terakhir saya suka nih :

Bukan hal yang salah memiliki mimpi
Bukan hal yang salah mempunyai tujuan
Tujuan seperti sinar
ke sanalah kita berlari
dan untuk itulah kita hidup
Tapi terkadang sinarnya terlalu menyilaukan
Membuat kita sulit melihat
sehingga tiba suatu saat kita harus sejenak berhenti
untuk menyadari sinar yang ada pada diri kita sendiri
Profile Image for Agung.
48 reviews9 followers
February 16, 2011
Ini buku kedua Windhy yang aku baca. Masih berkisah seputar dunia anak SMA dengan formasi 4 lakon utama yang masing-masing memiliki sifat hampir sama seperti buku sebelumnya Let Go .

Dua buku terakhir milik Windhy tak ubahnya seperti komik Naruto dalam bentuk novel. Kalian akan menemukan Naruto, Sasuke, Sakura, dan Hinata di dalamnya yang hidup di dunia manusia biasa, bukan dunia ninja.. tapi tak apa karena aku juga suka Naruto! hohoho :D

Selain masalah perwatakan di atas cerita kali ini memiliki satu konflik utama yang sama pada setiap lakon yang akhirnya terselesaikan dengan bagus ;)

Setelah kupikir-pikir, mungkin ibaratnya kita ini seperti bunga matahari, bunga matahari selalu menatap matahari, mengikuti kemana pun matahari pergi.
Berusaha menjadi seperti matahari dan tertekan karena sadar tidak akan pernah bisa, sekuat apa pun dia berusaha.
Dan karena perhatiannya selalu tertuju pada apa yang dilihatnya, dia tidak bisa melihat ke dalam dirinya sendiri.
Dia tidak sadar dia lebih tinggi dari rata-rata bunga pada umumnya.
Tidak tahu bahwa dia cantik. Tidak tahu bahwa banyak orang yang lebih senang melihatnya daripada melihat matahari itu sendiri.
Profile Image for Fhily.
Author 1 book44 followers
November 13, 2011
sepertinya saya harus mengakui kalau buku terbitan gagasmedia cover dan kualitas kertasnya baik sekali dan itu yang membuat orang-orang sering menilai buku gagas dari covernya... covernya bagus :) kualitas kertasnya baik saya suka bab per bab halamannya... Cuma sayangnya saya sudah jatuh cinta sama Let Go Let Go duluan *.*

membaca 2 karya mbak windhy puspitadewi saya jadi mengetahui khasnya mbak windhy puspitadewi yakni lebih kental ke persahabatan tetapi tetap dibumbuhi cinta yang tidak sedikit, tidak banyak juga dan tidak berlebihan...

sama halnya dengan Let Go buku ini juga punya 4 main character yaitu Devon, Agnes, Sophie dan Julian semuanya masih mencari karakter diri masing-masing dan masih berpatokan dengan orang tua atau kakak yang membuat mereka tidak bisa menjadi diri sendiri...

Semua cerita mbak windhy puspitadewi yang saya baca juga banyak mengandung pesan moral :) saya suka...

Overall, I like it :) But I still LOVE LET GO especialy Caraka Pamungkas *.* whuaaa :* /plak
Profile Image for Annelice.
200 reviews8 followers
June 19, 2024
Bintang 3,5!

Baca di Ipusnas. Ceritanya ringan dan sat-set. Minim konflik tapi berisi dan yang pasti halamannya dikit! Wkwk.

Yakin deh, pasti bukan saya aja yang salah paham sama blurpnya. Saya fikir ini novel tentang cinta bertepuk sebelah tangan. Seorang cewek yang mencintai cowok yang sulit digapai, tapi ternyata saya salah besar pemirsa!

Morning Light bercerita tentang 4 orang sahabat yaitu Devon, Sophie, Julian dan Agnes. Keempat anak itu memiliki karakter yang berbeda-beda pun dengan masalah yang dialami. Baik Devon, Sophie, Julian dan Agnes selalu dibayang-bayangi oleh seseorang yang membuat mereka tertekan akan hal yang sebenarnya mereka sukai. Ketika satu persatu dari mereka mulai menemukan cita-citanya, akankan mereka berani berontak dan melawan tekanan yang selalu menghantui?

Yup! Ceritanya tentang cita-cita! Devon yang selalu ditekan oleh ayahnya yang seorang mantan pemain sepakbola, Sophie yang merasa harus seperti Mamanya yang seorang penulis terkenal, Julian yang merasa harus melebihi kepintaran kakaknya dan Agnes yang terus dibayang-bayangi untuk menggantikan Jessica, kakanya yang telah tiada.

Ceritanya ringan khas teenlit. Tapi yang saya suka dari setiap tulisan Kak Windhy adalah walaupun sederhana tapi selalu memiliki nilai yang bisa diambil. Ceritanya selalu hangat tanpa perlu konflik yang menggebu-gebu.

Saya suka bagaimana setiap tokoh survive terhadap pilihannya. Walaupun bisa dibilang terlalu mulus jalanya tapi nggak papa deh yang penting sat-set wkwk. Lagipula saya juga nggak begitu suka cerita yang bertele-tele.

Cuma sayang romace antar tokoh minim bangettt. Saat udah mulai pada jatuh cinta malah di cut, selesai begitu ajaa. Jahatt.
Profile Image for Viktoria.
135 reviews1 follower
November 13, 2011
Konflik utama yang ditunjukkan pada sinopsis: empat sahabat ini mempunyai masalah yang mirip.

Devon, yang digembleng habis-habisan oleh ayahnya yang adalah mantan pemain sepak bola terkenal—yang harus berhenti karena cidera, berusaha mati-matian tiap kali latihan dengan sang ayah, dengan harapan agar bisa seperti si ayah.
Sophie, yang berprofesi sampingan sebagai penulis novel, berjuang keras agar dapat mengimbangi dan tidak mempermalukan nama besar sang ibu sebagai penulis terkenal.
Agnes, dengan segala kegemarannya memasak, berusaha agar orangtuanya mau menerimanya sepenuhnya, bukan menyamainya dengan kakaknya.
Julian, dengan segala obsesinya untuk mengejar sang kakak dan sang ayah dalam bidang Matematika agar tidak mengecewakan keduanya dan bisa berkiprah di bidang yang sama.

Dari situ bisa terlihat, bahwa keempat sahabat itu dituntut menjadi apa yang mereka pikir mereka bisa lakukan dengan baik, padahal jauh di dalam diri mereka ada kemampuan lain yang bisa mereka kembangkan dengan luar biasa.

Benar-benar seperti bunga matahari yang mengikuti matahari.

***

Kalau kamu membaca novel ini dan mengharapkan kisah persahabatan yang berujung pada cinta segi-4, maka kau salah. Novel ini tidak memuat unsur cinta segibanyak yang biasa dimasukkan dalam novel persahabatan beda gender lainnya. Malahan, unsur romance bisa dibilang sedikit. Yah, oke, memang kadang terlihat di sela-sela kejadiannya.

Kisah cintanya dimulai dengan pura-pura pacaran antara 2 orang tokoh tanpa rasa cinta, hanya untuk status untuk melindungi salah satu dari mereka semata. Tapi lambat laun, keduanya menyadari perasaan masing-masing.

Bagus, saya suka novel ini. Walaupun konflik yang samaan antara 4 tokoh utamanya, tapi memang itulah tujuannya. Alurnya juga berjalan lancar, tidak bertele-tele, dan gampang dimengerti. Kisah yang sederhana, tapi lumayan menohok untuk moralnya—jangan menjadi seperti orang lain untuk orang lain pula atau demi nama orang yang kau tiru. Just be yourself.


"Knowing others is intelligence;
Knowing yourself is true wisdom.
Mastering others is strength;
Mastering yourself is true power."

(Lao Tzu)

"A true friend knows your weakness, but shows you your strength;
Feels your fears but fortifies your faith;
Sees your anxieties but free your spirit;
Recognize your disabilities but emphasizes your possibilities."
(William Arthur Ward)
Profile Image for Lerisa.
34 reviews
June 26, 2012
Yey, kovernya benar benar menggoda. Keren banget!! Awalnya ingin kasih 2 bintang, tapi karena kovernya yang benar benar manis ini, saya putuskan utuk menambah satu bintang lagi.

Btw, kalau mau to the point, saya ngerasa aneh.
Sinopsisnya kan tentang bunga matahari-yang-selalu-mengikuti-cahaya-matahari, tapi saya kok merasa sinopsisnya gak nyambung sama isi ceritanya, ya?? Kalau dipikir pikir lagi, mungkin ada kaitannya dengan Sophie yang selalu sekolah bareng sama Devon sejak anak anak, tapi tokoh utamanya kan bukan mereka aja? Masih ada Julian dan Agnes, kan?? *puyeng*

Seperti novel novel kak Windhy sebelum sebelum ini, ciri khas tentang persahabatan memang menjadi ciri khas beliau. Novel morning light ini juga ternyata tentang sahabat-sahabatn gitu. Dipadui dengan sedikit bubuk bubuk cinta, jadilah novel ini jadi novel romance plus frienship.

Ada beberapa hal lain yang saya gak suka. Salah satunya Yaitu: cara awal kak Windhy memulai cerita. Ceritanya diawali dengan dialog dahulu, bukan dengan paragraf penjelasan, (yang bikin saya gak ngerti). Tapi, kalau dibaca lebih lanjut di awal awalnya, kita akan mengerti kalau keempat sahabat ini lagi ngomongin masalah Sekolah tempat mereka akan menuntut ilmu.

Ada kejanggalan lagi nih. Kan pas diawal awalnya, keempat sahabat ini lagi les tambahan, kenapa selanjut selanjutnya gak ada les lagi?? Dari sini saya mulai merasa gak ngeh. Kalau misalnya kak Windhy merasa kata 'les tambahan'disini hanya sebuah kata kecil, menurut saya itu penting sekali. Seharusnya jangan ada acara les segala. Seenggaknya acara belajar bersama kek, atau kerja kelompok, yang bisa bikin pembaca gak merasa aneh tentang les tambahan yang hanya sekali.

Selain itu, ceritanya juga kurang konflik! Dari awal saya udah tahu kalau Sophie bakal sama si ini, dan Agnes bakal sama si itu. Seharusnya kak Windhy bisa memberikan sedikit tambahan cerita yang bisa membuat para pembaca mempunyai dugaan yang salah tentang ending ceritanya, hingga di akhir cerita nanti, para pembaca bisa kaget.

84 reviews
October 22, 2012
Khas kak Windhy, beliau memang selalu memusatkan novelnya dengan tema friendship. Walaupun dibumbui sedikit romance, saya berpikir kalau kebanyakan lebih di dominasi friendship.

Dengan cover yang menurut saya terang benderang dan imut (Khas GagasMedia), saya tergoda mengambil novel ini dari rak toko buku, lalu berlari riang ke arah kasir dengan senyum manis (Cuih, alay saya kumat).

Dan setidaknya saat saya selesai membacanya beberapa bulan lalu, saya merasa sedikit terhibur dengan cerita kak Windhy.

Cerita ini bermula pada Devon, Sophie, Julian, dan Agnes yang sedang berkutat dengan les tambahan. Keempat anak itu sedang membahas masalah SMA yang akan mereka tuju, sambil memakan kue buatan Agns-si mungil yang jago masak.

Keempatnya bersahabat sejak dulu. Devon dan Sophie yang sejak dulu rumahnya bersebelahan, memang sudah sejak lama bersahabat. Tetapi kehadiran Agnes dan Julian yang bertemu dengan mereka saat masuk SMP, menambah persahabatan mereka.

Keempatnya punya masalah masing-masing. Agnes yang terbayang oleh wafatnya sang kakak dan renggangnya hubunganya dengan sang mama, Devon yang selalu dimarahi habia-habisan oleh sang papa karena sepak bola, Julian yang ingin lebih unggul dari sang kakak, dan Sophie yang memusatkan impiannya menjadi seorang penulis seperti sang mama.

Keempatnya punya impian masing-masing, dan perasaan mereka juga perlahan lahan luluh pada sahabat mereka. Mereka memang selalu bersama, tetapi nyatanya ada hal yang mereka tutupi.

Uaaaa #^^#
Saya berpikir kalau kak Windhy selalu memakai bahasa formal di novel-novelnya. Bukan gue-elu, melainkan aku-kamu. Kenyataan ini membuat saya nyaman dan relax saat menikmati membaca. Dalam hal membuat novel mengenai friendship, beliau memang keukeuh.

3 stars :)
Profile Image for Rhea.
263 reviews73 followers
March 17, 2011
A true friend knows your weaknesses but shows you your strenghs; feels your fears but fortifies your faith; sees your anxieties but frees your spirit; recognizes your disabilities but emphasizes your possibilities. — William Arthur Ward

Ini buku kedua dari Windhy yang aku baca. Satu hal yang aku suka dari Windhy bukunya selalu nyaman dibaca dan terkadang menggelikan, sepertinya aku sudah jatuh hati pada setiap rangkaian kata-katanya.

Ceritanya sangatlah sederhana, tapi dari kesedehanaan itulah Windhy mengajak kita untuk melihat diri kita sendiri.

Bunga matahari selalu menghadap matahari. Mengikuti ke mana pun matahari pergi. Berusaha menjadi seperti matahari dan tertekan karena sadar tidak akan pernah bisa, sekuat apa pun dia berusaha. Dan karena perhatiannya selalu tertuju pada apa yang dilihatnya, dia tidak bisa melihat ke dalam dirinya sendiri. Bunga matahari tidak sadar kelebihannya sendiri. Dia tidak sadar dia lebih tinggi dari rata-rata bunga pada umumnya. Tidak tahu bahwa dia cantik. Tidak tahu bahwa banyak orang yang lebih senang melihatnya daripada melihat matahari itu sendiri.

Suka banget dengan kalimat diatas. Dan aku dibuat kaget dengan endingnya yang ternyata berbeda dari yang aku sangka.

Dan selalu, entah ini ciri khas dari si penulis atau bukan, tapi seperti novel Windhy yang aku baca sebelumnya. Buku ini kurang akan deskriptif, terlalu banyak percakapan tanpa adanya deskriptif yang mendalam.
Profile Image for R. Wahyu.
Author 8 books14 followers
Read
January 9, 2016
Baru selesai membaca buku ini beberapa detik yang lalu, haha ke mana aja saya selama ini?
Saya suka dengan toko-tokoh buatan Kak Windy, walaupun sebenarnya beberapa hampir mirip. Devon dalam cerita ini mirip dengan Caraka dalam Let go dan Flemming dalam She. Sophie juga hampir mirip dengan Nadya dalam Let go dan Dhinar dalam She. Begitu pula Julian mirip juga dengan Nathan dalam Let go dan Erwan dalam She. Untungnya Agnes tidak mirip dengan Dinar dan juga tidak mirip dengan Sarah.
Tapi diluar penokohan novel ini sangat bagus karena membawa pesan tersirat yang membuat saya sempat terhenyak. Saya serasa dibangunkan oleh tokoh bernama Julian yang memiliki permasalahan sama dengan saya, selalu mengejar sang kakak yang menjadi panutan. Saya selalu berusaha masuk ke sekolah yang sama dengan kakak saya, saat SD dan SMP saya berhasil, namun SMA da Kuliah saya gagal hiks... Lalu setelah membaca buku ini saya sadar bahwa saya adalah saya, bukan kakak saya. Kakak saya memang memiliki kelebihan yang tidak saya miliki sebaliknya saya pasti saya juga memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh kakak saya, walaupun saya belum tahu apa itu... hiks!
Saya juga sangat suka kisah persahabatan yang menyenangkan dalam cerita ini.
Atas dasar rasa cinta saya kepada Julian, saya sematkan empat bintang untuk novel ini
123 reviews14 followers
December 6, 2010
Pesan ceritanya bagus dan sampai ke pembaca, tapi entah karena bukunya terlalu tipis atau memang penulisnya sengaja menekankan ke pesan cerita, karakternya kurang kuat (menurutku sih!). Kalau menurutku, karakternya mirip semua dan mengalami masalah yang sama, bedanya cuma di latar belakang masing-masing orang. Dan menurutku, karakter Sophie mirip Dhinar (sHe), Devon mirip Caraka (Let Go), dan Agnes mirip Sarah (Let Go).

Humor sarkastisnya juga mirip2 yang ada di Incognito dan Let Go (buku Mbak Windhy yang sebelumnya).

Buku yang agak susah dicari. Setelah muter2 di Togamas Petra, Uranus, dan Togamas Diponegoro dan nggak ketemu, akhirnya nemu juga di Gramedia TP. Entah kenapa, walaupun aku nggak terlalu suka teenlit, tapi buku ini berhasil membuatku rela untuk membelinya.. :))

Tapi over all, buku ini berhasil menyadarkanku akan sesuatu: tentang bunga matahari, tentang matahari, dan tentang hidup (halah!)
Profile Image for Seyin.
4 reviews
September 11, 2010
Pertama kali baca novel ini, terbersit dalam pikiran aku. "Napa mirip ya?"
Aku pernah ada dalam satu waktu dan satu masa, bertindak seperti bunga matahari itu. Aku selalu mengikuti bayangan dia, kemana pun dia pergi, aku selalu berusaha menyamakan langkah.

Dia ikutan OSIS, aku juga ikut. Dia ikutan eskul drama, aku juga ikut. Walau akhirnya dia sudah pergi jauh untuk studi di luar negeri, kehadiran dia selalu terbayang dan aku selalu berusaha mencari tahu hal - hal yang berkaitan dengan dia.

Sampai akhirnya aku sadar, setelah 4 tahun dengan polosnya, aku berharap dia tahu, dan ternyata dia tidak tahu.. hehehe.. Cerita ini benar - benar mengingatkan aku akan miripnya aku dengan bunga matahari itu.

Profile Image for Christina Tirta.
Author 16 books48 followers
September 15, 2015
Jujur awalnya agak boring, apalagi genre teenlit kayaknya udah gak masuk buatku. Maksa baca terus dan terus baru menemukan keistimewaan cerita ini. Walau ringan dan porsi dialognya lumayan padat tp ceritanya sweet dan 'ngena'. Cukup berkesan :)
Profile Image for Shella Imarizeta.
42 reviews19 followers
March 9, 2016
Suka, ini merupakan bacaan yang ringan, bisa mengisi waktu luang, konfliknya sederhana dan penceritaannya juga menyenangkan, yang saya tahu ini merupakan ciri khasnya mbak Windhy ya selalu mengangkat tema persahabatan seperti Let Go
Profile Image for MAILA.
481 reviews121 followers
November 16, 2017
kapan sih bukunya mbak windhy pernah ngecewain saya?
gak pernah!
Profile Image for kitty.
241 reviews5 followers
October 24, 2025
Morning Light oleh Windhy Puspitadewi - Tentang Shadows dan Finding Yourself

Oke, jadi "Morning Light" ini vibenya beda tipis sama Let Go, tapi fokusnya lebih ke isu insecurities dan ekspektasi orang tua. Cerita ini ngikutin empat sahabat: Julian, Devon, Agnes, dan Sophie. Masing-masing tuh punya baggage alias bayang-bayang yang dikejar atau ingin dihindari. Ada yang tertekan harus jadi atlet top kayak bokapnya, ada yang merasa overshadowed sama kakaknya yang sudah meninggal, sampai ada yang sengaja nyembunyiin talent nulisnya karena ibunya penulis terkenal. Basically, ini cerita tentang quarter-life crisis anak SMA yang sedang mati-matian nyari true self mereka.

Aku suka banget cara penulis merangkai dinamika persahabatan mereka berempat. Itu yang bikin novel ini enggak terasa berat padahal bahasannya lumayan deep soal mental block dan tekanan keluarga. Chemistry antar karakternya smooth banget, termasuk saat friendship itu level up jadi romance (yes, ada beberapa pair yang jadian, tapi enggak lebay). Tapi, kritik terbesarku, karena ceritanya dibagi ke empat karakter utama, beberapa konflik terasa cepat banget selesai, kurang dieksplorasi secara mendalam. Pacing-nya juga lumayan cepat, yang kadang bikin emosi dari satu tokoh belum nyampe, eh udah pindah ke masalah tokoh lain. Tapi, overall novel ini relatable buat kita yang sering ngerasa enggak pede sama kemampuan sendiri.

— Heads Up! Ini Bagian Spoiler Ending yang Penting! —

Kalau di Let Go ending-nya sad, di "Morning Light" ini ending-nya lebih ke resolusi dan self-acceptance. Enggak ada plot twist yang jleb banget kayak kematian, tapi justru ending-nya tuh satisfying karena semua karakter akhirnya berhasil nemuin 'sinar matahari' mereka sendiri, bukan sinar matahari yang selama ini mereka kejar dari orang lain (bayangan idola atau ekspektasi orang tua). Misalnya, Sophie akhirnya berani speak up soal passion nulisnya, Julian nemuin jalannya sendiri yang beda dari kakaknya, dan Devon akhirnya ngerti kalau dia enggak harus jadi superstar di bidang yang dipaksa ayahnya. Ending-nya tuh ngasih message yang simpel tapi powerful: kejar apa yang kamu suka, bukan apa yang orang lain mau kamu kejar. Jadi, ini happy ending versi self-love dan growth. Totally feel good!
Profile Image for Nimas Dyanfitria.
6 reviews
August 31, 2019
Merupakan salah satu pengarang favorit, karena caranya menceritakan suasana dan alur cerita yang dibentuk seakan terasa lebih nyata.

Menceritakan kisah 4 sahabat, yang masing-masing memiliki permasalahn pelik dalam hidupnya. Berlatarkan waktu masa SMA, 4 sahabat ini sedang berjuang untuk keluar dari permasalahn masing-masing. Adalah Sophie, Agnes, Devon dan Julian, tokoh-tokoh yang diceritakan dalam novel ini. Sophie, adalah seorang penulis, yang berusaha mengikuti jejak sang ibunda yang merupakan seorang penulis terkenal. Nama besar sang ibunda membuatnya merasa tertekan ketika tidak dapat menyelesaikan tulisannya dengan baik.

Agnes, adalah anak dari seorang pasangan dokter. Berusaha memilih apa yang benar-benar ia inginkan, namun harus terjebak dalam kekecewaan orang tua, dan bayang-bayang sang kakak yang telah tiada. Hal tersebut membuatnya tertekan dan terus menerus dihantui rasa bersalah, mengapa tidak ia saja yang diambil oleh Tuhan.

Devon, penghobi sepak bola, dan merupakan anak dari seorang pelatih sekaligus mantan pemain sepak bola. Kegemarannya terhadap sepak bola tak lantas membuatnya bahagia. Sosok ayah yang selalu menekan dalam berlatih, dan berharap lebih darinya membuatnya sedikit demi sedikit jengah denga kegemarannya sendiri.

Julian, anak dari seorang guru besar, dibesarkan dalam bayang-bayang sang kakak yang berhasil meraih perak dalam olimpiade matematika internasional, seolaholah tak pernah cukup usahanya dalam belajar. DIbayang-bayangi keberhasilan sang kakak, Julian justru lupa bahwa sebenarnya ada passion lain dalam dirinya, bahwa sesungguhnya apa yang ia jalani bukanlah apa yang sebenar-benar apa yang ia inginkan.

Buku ini menceritakan secara kesulurhan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain untuk melihat apa yang ada dalam diri orang lain, bahwa tak semua yang kita lihat, harus dikejar, bahwa setiap orang tidak harus melewatkan apa potensi dalam diri sendiri hanya untuk memberikan kepuasan terhdap orang lain.
Profile Image for Bila.
315 reviews21 followers
September 25, 2023
4.25 (tadinya mau dikasih 4.5 tapi baru sadar tulisan di bawah judul rasanya nyambung ga nyambung)

Kalau aja aku jadi baca buku ini pas SMA (dodolnya aku malah langsung balikin), wuish langsung dikasih 5 bintang tanpa ba bi bu. Konfliknya remaja banget tapi bukan yang cringey, malah bagus: tentang hidup di balik bayang-bayang seseorang. Nih aku salut ya, tumben blurbnya nyambung dengan indah (tentunya kudu baca dulu - rasanya ga sesuai dengan fungsi blurb itu sendiri wkwk).

Secara penokohan, kek pernah liat di buku lain (kalau kata review lain sih, mirip di Let Go, keknya aku perlu baca ulang pan kapan) tapi it's okay, masih bisa dinikmati (selagi Let Go dan buku ini ga dibaca dalam waktu yang berdekatan, I think it's safe.)

Tokohnya ada 4 berarti masalahnya 4 dong ya, untuk buku dengan jumlah halaman yang ga banyak (ga sampe 200), pace dan penyelesaiannya masih masuk, bukan yang buru-buru.

Cuma ya menurutku bumbu romansanya ga banyak sih, kek yaudah gitu aja, bukan yang "awwwwww". Gapapa.
Profile Image for Muli.
34 reviews
May 30, 2019
To Miss Windhy, you are one of my favorite authors. Pertama kali suka saat membaca seri Touche. Simple, sarat pesan.

Ceritanya bisa diduga tapi tetap membuat saya penasaran dan selesai dibaca dalam waktu 2 jam saja disambil kegiatan rumahan 😄.

Saat membaca tentang kota tua Semarang dan Lawang Sewu, hei saya pernah membaca ini. Di buku Incognito. Hehe... membuat saya penasaran dengan sejarah kota saya sendiri. Malu dong, seumur hidup tinggal di Medan dan nyebut2 kampung halaman tapi tidak tahu tentang sejarahnya.

Pesan cerita ini buat refleksi diri sendiri juga. Kurang komunikasi menimbulkan masalah yang sebenarnya tidak perlu. So, Ungkapkan dirimu. Kejar keinginanmu (duh ini mah lagu Crisye).
Profile Image for Adima Putri.
3 reviews
November 5, 2025
ini novel jadoel yang sampai sekarang masih jadi no. 1 comfort novel ku ketika lagi nggak pengen baca yang berat-berat. konflik nya cenderung ringan untuk di baca tapi somehow terasa ‘deep’
yang jadi asik adalah karena berasa diajak kenalan sama tiap karakter. kita diajak lihat dari sudut pandang tiap tokoh di novel ini. konflik batin tiap tokoh yang kerasa banget dan relate. menuju ending menyaksikan growth nya tokoh-tokoh tersebut.
yang bikin aku tertarik juga karena latar tempat di novel ini ada di Semarang yg dimana adalah domisili saya wkwk ;) jadi rasanya tiap scene tuh tergambar dengan jelas, gimana suasana nya, bentuk tempat nya, hawa nya semarang yg puanas itu hahaha.
aku selalu suka sih novel mbak windhy. simple but deep.
Profile Image for Rima.
9 reviews7 followers
October 31, 2016
Nemu buku ini di bazar buku, cover familiar yg udah lama pengen kubaca :D seperti biasa novel2 mbak Windhy mahir banget memenangkanku, selain karena selipan puisi, kutipan2 keren, pesan moral dan yang terpenting kata pengantar buku ini beneran bikin baper, jadi sepanjang cerita aku mencemaskan akhir yang tidak bahagia, tapi yah kamu harus baca sendiri... :'3
10 reviews
February 5, 2021
Saya baca novel ini bertahun-tahun silam. Seingat saya, ceritanya sederhana. Cocok untuk remaja yang sedang galau mengejar cita-cita. Novel ini menyadarkan bahwa kita punya jalan masing-masing, jangan memaksakan diri menjadi bayang-bayang orang lain.
Profile Image for nasya.
781 reviews
December 12, 2024
Karena jumlah halamannya nggak banyak, jadi nggak bertele-bertele, dan suka banget sama kepribadian tiap tokoh, penyelesaian masalahnya juga bikin nangizz
Profile Image for P.P. Rahayu.
Author 1 book36 followers
August 18, 2012
06.08.2012

Aku seperti bunga matahari yang selalu mengejar sinar matahari, hanya melihat pada dia: matahariku.
Aku mengagumi kedalaman pikirannya, caranya memandang hidup-malah, aku mati-matian ingin seperti dirinya.

Aku begitu terpesona hingga tanpa sadar hanya mengejar bayang-bayang. Aku menghabiskan waktu dan tenaga untuk mendongak sampai lupa kemampuan diriku sendiri.
Aku bahkan mengabaikan suara lirih dari dasar hatiku. Aku buta dan tuli. Dan di suatu titik akhirnya tersungkur. Saat itulah aku mulai bertanya-tanya: Apakah dengan menjadi seperti dia, aku pun akan dicintai?



Ehem. Jadi, saya sebagai seorang pelajar SMA yang unyu-unyu ini diberi tugas oleh Bu Guru tercinta untuk membuat resensi novel. Kebetulan lah, saya berhasil menyelesaikan resensi ini dengan baik--itu menurut guru saya. Enjoy it.

Hidup Dalam Bayang

Judul Buku : Morning Light " Karena Setiap Cinta Menuliskan Cerita"
Pengarang : Windhy Puspitadewi
Penerbit : Gagasmedia, Jakarta
Tahun : 2010, cetakan I 2010
Jumlah Halaman : 180 halaman

Windhy Puspitadewi. Seorang penulis yang berhasil menghasilkan berbagai novel teenlit maupun teen romance. Contohnya saja, Confeito, Incognito, Let Go dan Morning Light. Cerita yang diambil untuk novel-novelnya, Windhy lebih banyak mengambil cerita anak sekolahan.


Morning Light. Novel ini didasarkan pengalaman pribadi Windhy. Yakni, saat ia masih duduk di bangku sekolah, Windhy mempunyai seseorang yang ingin ia kejar. Dengan sekuat tenaga, ia berusaha menjadi seperti orang yang ingin ia kejar.

Sama halnya dengan keempat tokoh dalam novel ini. Devon yang dipaksa oleh ayahnya--Ruslan Jayadi, seorang pemain sepak bola terkenal yang harus gantung sepatu karena cidera--untuk menjadi pemain sepak bola. Sebenarnya, Devon memang gemar bermain sepak bola, tapi karena tuntutan ayahnya, ia menjadi merasa jenuh pada sepak bola. Sophie yang merasa harus menjadi penulis seperti mamanya. Julian, terobsesi dengan kakaknya--Daniel--, seorang murid yang berhasil mendapat perak di Olimpiade Matematika Internasional. Kemudian, Agnes, si cengeng yang dibesarkan dalam keluarga dokter tapi tidak bisa mengikuti jejak kedua orang tuanya serta kakaknya yang sudah meninggal--Jessica.

Dalam novel ini diceritakan, bagaimana kehidupan keempat tokoh di bawah tekanan dan di bawah bayang-bayang orang lain. Mengisahkan penyangkalan-penyangkalan tentang kemampuan pribadi yang sama sekali berbeda dengan apa yang selama ini mereka kejar.

Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju, jadi mudah dipahami jalan ceritanya. Apalagi, gaya bahasanya yang sesuai dengan kalangan remaja, gaya bahasa yang santai dan mudah dipahami.

Meskipun mengisahkan tentang empat orang yang berbeda dalam satu novel, tapi cerita keseluruhan tetap mengalir. Sudut pandang yang berbeda-beda tak membuat novel ini terpisah-pisah.

Singkat cerita, semua tokoh dalam novel ini mengalami masalah yang sama. Hidup dalam bayang orang lain tanpa pernah menyadari potensi diri sendiri. Lewat masalah-masalah yang dialami para tokoh lah Windhy menyampaikan pesannya. " Tidak banyak yang tahu bahwa aku punya seseorang yang kukejar sejak kecil. Sampai akhirnya aku sadar, sekuat apapun aku berusaha, kami bukanlah orang yang sama. Hidupku tak sama dengan hidupnya. Dia memiliki segala kelebihan yang tidak kumiliki dan sebaliknya, aku punya kelebihan yang tidak dia miliki. Sejak saat itu, aku berhenti mengejarnya dan berusaaha mencari tujuanku sendiri. Bunga matahari berhenti mengejar matahari. Memang butuh waktu lama untuk menyadarinya, tapi sekarang setidaknya aku merasa lebih mencintai diriku sendiri."

Kekurangan dari novel ini adalah, ada beberapa bagian yang salah cetak. Tapi, selain itu secara keseluruhan dari segi isi ceritanya menyentuh dan bermakna. Apalagi covernya yang bergambar bunga matahari semakin membuat novel ini menjadi menarik.
Profile Image for Adelia Ayu.
147 reviews1 follower
February 11, 2014
, Sophie, Julian, dan Agnes adalah 4 orang sahabat yang dipertemukan saat terlambat mengikuti upacara bendera di sekolahnya. Sejak mereka dihukum bersama, mereka dihukum bersama, mereka pun mulai dekat.
Bahkan saat mereka akan menginjak bangku SMA dan mulai terpisah, Devon dan Sophie di SMA 153, Julian di SMA Nusa Persada, dan Agnes di SMK Pelita Nusantara, mereka tetap menjaga persahabatan mereka dengan pulang bersama karena dekatnya sekolah dan rumah mereka satu sama lain.
Kelihatannya semua baik-baik saja. Devon dengan sepakbolanya diiringi dukungan dan harapan besar sang ayah. Sang sahabat sejak kecil Devon, Sophie, dengan profesi menulisnya untuk berusaha mengikuti jejak sang ibu, Julian si jenius dengan impiannya mengejar sang kakak dan ayahnya dalam bidang matematika, dan Agnes, si kecil mungil yang menemukan cahaya hidupnya di bidang memasak.
Namun, semua tidak selalu seindah yang dibayangkan, ada masalah pada diri mereka masing-masing dan sahabat mereka dan juga diri mereka.. yang tanpa mereka sadari seperti bunga matahari yang mengejar matahari...
Apa yang akan mereka lakukan?
***

Kadangkala kita atau bahkan aku sendiri menyangkal untuk menjadi diri sendiri dan lebih memilih menjadi orang lain. Itulah garis besar dari novel morning light, yang baru pertamakali aku baca dari sekian karya Kak Windhy puspitadewi. Dengan pilihan kata yang tidak menjemukan walau jujur terlalu baku tapi tidak mengurangi rasa penasaran untuk menyelesaikannya sampai selesai.
Cerita yang sangat memotivasi. Semua mengalir dengan lancar. Pertama kali baca sinopsis cover dan halaman terima kasih Kak Windhy, aku mengira ini tentang kisah mengejar cinta, cinta yang tidak tercapai walau kita sudah mengejarnya, "Seperti bunga matahari yang selalu mengejar sinar matahari, hanya melihat pada dia: matahari"Jujur, (sedikit curcol remaja labil) agak mengena di hati :')
"Apapun yang membuatmu berdebar-debar dan bersemangat, itu dinamakan cinta."
Konflik juga semakin manis dengan adanya romansa antara ke empatnya. Hihihihi, cinta terpendam, tak bisa mengungkapkan hingga tak sadar bahwa perasaan itu ada. 2 orang dalam cerita tersebut tak menyadari akan perasaan mereka, 2 yang lain sadar tapiiii menyimpannya di lubuk hati terdalam. Deeuuuu….. Jadi tersayat-sayat gitu deuh yang baca. :)
Aku sih tidak punya tokoh utama khusus yang aku sukai, karena pada dasarnya, semua mempunyai masalah yang sama, begitu pula dengan ciri khas mereka yang unik pada diri mereka masing-masing. Aku hanya kagum dengan Agnes, yang terkesan rapuh namun ternyata dialah yang paling bijaksana dari antara mereka. Walaupun mereka saling menguatkan satu sama lainnya. Walaupun semua tokoh favorit, ada beberapa scene yang aku suka nih, yaitu scene Julian,
"Aku akan menunggu sampai kamu sudah siap menceritakannya," kata Julian. "Bagiku, asal tahu kamu baik-baik saja itu sudah cukup." Huwaaa, tumben Julian so sweet :p
Trus waktu scene Devon dan Sophie,
"Kamu mau kupeluk?" tanya Devon.
"Kamu mau kubunuh?" jawab Sophie.
Hihihi geli sendiri bacanya :p
Cerita ini mengajarkan kita untuk mencari dan mengenali jati diri.. Mengingatkan aku untuk mulai membuka mata dan mencari mimpi saya sendiri... Ceritanya memiliki pesan bagi diri sendiri
:)

http://adeliaayuuu.blogspot.com/2014/...
Profile Image for Stefanie Sugia.
731 reviews178 followers
September 29, 2010
Tulisan-tulisan Windhy selalu membawa tema yang cukup umum dan sering dijadikan cerita, tetapi gaya tulisannya yang khas dan puitis selalu membuat cerita-ceritanya jadi lebih berkesan. :D

Di novel ini, ceritanya berpusat pada empat orang yang bersahabat: Sophie, Agnes, Devon, dan Julian. Devon dan Sophie adalah teman baik sejak mereka masih kecil. Sedangkan Agnes dan Julian baru bergabung dengan keduanya ketika mereka duduk di bangku SMP.

Setiap karakter mempunyai masalah mereka masing-masing, bersangkutan dengan impian dan tujuan hidup mereka. Sophie, anak seorang penulis terkenal, selama ini berusaha keras untuk menjadi penulis yang baik untuk menjaga nama baik mama-nya. Agnes yang Ayah dan Ibunya bekerja di bidang kedokteran merasa harus mengikuti jejak kedua orangtuanya, padahal bidang yang ia sukai adalah memasak. Devon, anak seorang mantan pemain sepakbola profesional, yang memang mencintai sepakbola. Akan tetapi karena tekanan yang diberikan oleh Ayahnya, ia tidak lagi mencintai sepakbola, melainkan melihat sepakbola sebagai kewajiban yang ia benci. Julian yang selalu dibayang-bayangi oleh prestasi kakaknya. Sehingga selama ini ia selalu bertujuan untuk melampaui segala pencapaian kakaknya.

Tidak hanya itu, persahabatan mereka pun perlahan-lahan bertumbuh menjadi sesuatu yang lebih dalam. Kebersamaan mereka dalam menyelesaikan masalah memupuk perasaan menjadi semakin dalam. Inti ceritanya kira-kira begitu, sisanya dibaca sendiri aja biar seru. :D


Aku selalu mengagumi tulisan Windhy, meskipun alur ceritanya secara umum mudah ditebak, tapi ia memberikan suatu unsur yang berbeda pada novelnya. Masalah-masalah yang ada pada karakter dalam novelnya selalu memberikan pelajaran tersendiri kepada pembaca. Terlebih lagi penulisannya yang puitis kadang-kadang membuatku terpana dan mengulang-ulang beberapa bagian. :):)
Salut buat Windhy, and keep writing! :):)
Profile Image for Dina.
64 reviews6 followers
September 9, 2011
sebenernya dari segi cerita, gw kasih 3 bintang. tapi karena covernya yang membuat gw ingin sekali membacanya jadi tambahan satu bintang. buat editornya gagas media, patut diacungkan jempol. novel2 yg diterbitkan emang udh gak diragukan lagi. covernya emang bagus2 semua. termasuk yg satu ini. matahari, kumbang dan beberapa effect light. aaaa keren pokoknya!

dan ini gw minjemnya juga gak sengaja, karena lagi pada balikin novel ke yg punya. trus gw liat novel ini. for the first time I saw this book, my hearts skip a beat *eaea rasanya gak sabar pengen cepet2 baca dirumah.

dari pertama emg udah tau kalo ini buku pasti gak jauh2 dari persahabatan, dan teryata bener. dari awal gw udah naksir berat sama karakter Sophie, gak tau kenapa. dan sempet kecewa kalo yg dijadiin pacar pura-puranya Devon itu si Agnes bukan Sophie :( tapi lama kelamaan kayaknya buku ini udah bisa ditebak endingnya. baru beberapa bab gw udh bisa simpulin kalo si Sophie jadian sm Devon, dan Agnes dengan Julian.

dari secara keseluruhan, sepertinya buku ini terlalu tipis. kurang konflik dan terlalu cepat permasalahannya. yang membuat buku ini menarik di otak gw, karena masing2 karakter mempunyai permasalahan dengan keluarga mereka. sama-sama tidak berani untuk mengungkapkan apa yang ada dihati mereka kalau yg dipilihnya itu salah. mereka terlalu takut untuk bicara. dan pada akhirnya mereka saling memberanikan diri. dan selesai.

gw rasa, mbak Windhy emang sengaja ngasih takaran sama dalam buku ini. tidak ada yang dilebih lebihkan. sama rata. sebenernya gw masih pengen menuntut lebih. kenapa cuma segini?? kenapa cuma segini?? but it's okay. this book make me so jealous, with they friendship. i wish, i had friends like they are. yap. i wish.
Displaying 1 - 30 of 107 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.