Jump to ratings and reviews
Rate this book

Oksimoron

Rate this book
Oksimoron: n Ling, frase yang terdiri dari dua unsur yang bertolak belakang.
_______________________________

Alan dan Rine adalah pasangan muda yang berusaha membuktikan bahwa pernikahan bahagia bukanlah oksimoron. Konsekuensinya, mereka juga harus berjuang untuk menghadapi berbagai unsur bertolak belakang, seperti mertua dan kerukunan, tetangga dan kewarasan, hingga kehamilan dan aborsi.

"Lewat Oksimoron, seketika kita dapat menikmati selera humor Isman yang segar, berkualitas, dan mengasyikkan."
--Dewi Lestari

"Tanpa menjadi guru atau penegur, Isman sudah menulis sebuah novel yang penting buat lelaki yang menghargai perempuan, komitmen, dan keluarga."
--Ve Handojo

"Isman menghamparkan adegan-adegan yang terasa sangat nyata, bergerak, dan membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri."
--Agung "Mbot" Nugroho

296 pages, Paperback

First published October 12, 2010

14 people are currently reading
131 people want to read

About the author

Isman H. Suryaman

11 books102 followers
(Click "...more" and scroll down for the English version.)

Isman H. Suryaman adalah penulis humor dan komedian yang mengandalkan humor pengamatan.

Ia menerbitkan buku pertamanya, Bertanya atau Mati, sebuah kumpulan esai humor, pada September 2004. Karya-karyanya setelah itu, selalu mengandung komedi. Bahkan buku ketiganya, 7 Dosa Besar Penggunaan PowerPoint, yang membahas teknik presentasi pun tetap memuat humor. (Buku ini dipilih menjadi 1 dari 3 buku nonfiksi terbaik tahun 2007 versi pembaca Ruang Baca Koran Tempo.)

Pada Ubud Writers and Readers Festival 2007, Isman terpilih sebagai salah satu penulis tuan rumah. Bertanya atau Mati bahkan disebut-sebut di kalangan panitia seleksi sebagai "Parasit Lajang versi Laki". Dalam festival sastra bergengsi ini, Isman menjadi salah satu panelis dalam topik "The Art of Satire" dan tampil pertama kali sebagai komedian tunggal (stand-up comedian) di Jazz Cafe Bali.

Oksimoron adalah novel pertama dan buku kelimanya.

Pada tahun 2012, Isman mengundurkan diri dari posisi direktur utama sebuah perusahaan teknologi informasi untuk terjun penuh waktu sebagai penulis dan komedian.

Karya-karyanya setelah itu lebih banyak menghiasi layar kaca, antara lain Malam Minggu Miko, Lo Banget Gue Banget, Comic Story, dan Marmut Merah Jambu: The Series.

______________


"To paraphrase Lisa Snellings, I didn't make any conscious choice to do comedy. I've simply been drawn to it over and over."
--Isman H. Suryaman

Isman is an Indonesian humor writer who also does stand-up and improv comedy. He likes to poke fun at himself and question things that few people care to mind. Such as:
+ What does it mean when your dog starts singing Nessun Dorma?

+ In wedding receptions, where do telepathic communications occur the most?

+ How can a 21-month-old baby be a good presidential candidate?

+ And when do we need to lose our weight for the sake of the world?

Bertanya atau Mati is his first book; a collection of humorous essays. From then on, his work always includes humor--even on his third book, which covers presentation techniques.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
17 (7%)
4 stars
63 (28%)
3 stars
111 (50%)
2 stars
24 (10%)
1 star
5 (2%)
Displaying 1 - 30 of 71 reviews
Profile Image for mollusskka.
250 reviews160 followers
June 7, 2020
2,5 Stars

Novel ini termasuk dalam daftar novel yang agak susah untuk dipahami dan dibayangkan kejadian visualnya di pikiranku. Makanya aku agak mumet baca buku ini. Malah di beberapa bagian ada yang bikin aku menyerah. Untungnya itu bukan bagian yang begitu penting. Leluconnya pun nggak terasa lucu (ini masalah selera) dan di beberapa sisi terlalu berlebihan.

Berkisah tentang perbedaan prinsip sepasang suami istri tentang anak. Sebenarnya Alan udah menerima keputusan Rine dari sebelum menikah kalau istrinya tersebut nggak akan mau punya anak, tapi setelah menikah (kapan tepatnya, aku lupa), Alan berubah pikiran. Dia berusaha membujuk Rine supaya keputusannya berubah. Itulah inti cerita dari novel ini. Sayangnya, kedekatan emosi yang aku rasakan dengan tokohnya baru terjalin ketika mendekati akhir cerita. Jadi sebelum-sebelumnya aku nggak begitu nyambung sama apa yang mereka rasakan. Padahal aku suka banget sama mimpi buruk yang sering dialami Rine dan juga tentang si kucing bermata hijau. Kedua hal ini membentuk jalinan kisah yang keren ketika dihubungkan dengan keputusan Rine untuk nggak punya anak. Sayang penulis terlalu asyik membuat kisah lain yang aku rasa nggak akan masalah kalau dihilangkan. Atau mungkin gaya berceritanya yang bukan seleraku.

(For Sale: https://www.instagram.com/goodybook99/ or https://www.tokopedia.com/goodybook)
Profile Image for Uci .
617 reviews123 followers
January 20, 2011
Kesan saya terhadap novel ini campur aduk. Saya suka gambaran penulis tentang kenyataan hubungan suami-istri zaman sekarang, yang tidak melulu mengandalkan suami sebagai pencari nafkah utama, dan tidak selalu membebani istri dengan tugas rumah tangga semacam memasak. Saya juga sempat tertarik dengan keputusan mereka untuk tidak memiliki anak, karena ini juga fenomena yang mulai marak di kalangan pasangan menikah. Walaupun pada akhirnya cukup kecewa karena alasan Rine untuk tidak punya anak ternyata tidak se'idealis' yang saya kira. Saya pikir alasannya bakal seperti alasan Oprah Winfrey gitu...kan keren. Sementara alasan Alan menerima keputusan Rine untuk tidak punya anak, itu lumayan mengharukan. Okelah pas bagian itu. Tak bisa disangkal, kita semua pada titik tertentu memang adalah bucin alias budak cinta :D

Banyak yang bilang novel ini lucu banget, dan itu salah satu alasan saya ngebet banget pingin punya dan pingin beli. Apakah beneran lucu? Hmm, kesan saya kembali campur aduk. Beberapa bagian memang lucu, paling tidak bikin saya nyengir kuda. Tapi untuk sebagian lainnya, komentar saya adalah: "Okaaay..." Sepertinya pembaca buku Isman memang diharapkan untuk punya selera humor yang sama dengannya. Humor-humor sarkastis (kadang terlalu...apa ya, asyik sendiri?), cuplikan-cuplikan buku atau film yang mungkin nggak semua orang paham, begitulah... Some people may need translation for some of the jokes. I know I do :D

Akhirnya, saya suka beberapa kutipan dari buku ini. Di antaranya:

"Jika ingin membuat Tuhan tertawa, ceritakan rencanamu" (eh tapi ini kutipan yang mengutip tulisan lain bukan ya? :P)

...rokok yang sering dikaitkan dengan pertemanan justru merupakan pasangan tepat bagi orang yang menyukai kesendirian. Karena rokok mengusir yang tidak suka dan membunuhi yang suka.
Profile Image for Rido Arbain.
Author 6 books98 followers
August 14, 2015
"Sungguh menyedihkan jika hidup seperti Olimpiade, yang paling diperhatikan dunia adalah pembukaan dan penutupan. Di antara itu cukup dari perbandingan medali." — Alan Kurniawan

Dan, Oksimoron bukanlah Olimpiade, tentu. Ini novel yang bergizi!
Profile Image for Uthi.
111 reviews28 followers
January 8, 2011
agak kasian ya kok dikasih cuman dua :))
ya saya sih ngikutin maksud dari ratingnya, 2 means 'it was OK'. and it was.

permasalahan pernikahan yang kayak gini sih, mudah-mudahan ga bakalan terjadi pada saya sendiri for the fact that I wish I would have 3 children once I'm married. saya ga sukanya sih pas bagian Rine mempertimbangkan untuk menggugurkan kandungannya.

dude, I HATE Rine. ini cewek kok ya tega banget sih.

dari sisi penceritaan, engg, it was OK, really. bahasanya enak, tapi kadang-kadang ada yang bikin mengerutkan kening juga sih. masih bisa diterima lah.
Profile Image for Sadam Faisal.
125 reviews19 followers
July 4, 2016
Ga sengaja nemu buku ini di bazar diskon nya Gramedia beberapa tahun lalu. Setelah dibaca ternyata asik banget & ga kerasa tau-tau udah di halaman terahir.
Profile Image for kik.
158 reviews1 follower
April 15, 2021
aku suka dengan beberapa jokes di buku ini. sukses bikin ngakak. tapi ketika memasuki konflik, aku bingung dan terus menebak-nebak, "jadi inti permasalahannya apa?". aku punya banyak perkiraan, dan masih tidak bisa menentukan apa sebenarnya inti permasalahan dari alan dan istrinya. dugaanku yang paling kuat adalah realita rumah tangga yang memang tidak indah dan tidak bisa berlangsung ideal seperti angan-angan sebelum menikah. oleh karena itu, aku rasa oksimoron adalah novel satir pernikahan yang bagus dan wajib utk dibaca lebih banyak orang.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Rangga.
Author 2 books9 followers
August 19, 2022
Oksimoron menceritakan tentang perjalanan pengantin baru (Alan dan Rine) di tahun-tahun awal mereka menikah.

Saat menikah keduanya telah menyepakati berbagai hal, mulai dari peran dalam rumah tangga (Alan yang bekerja dari rumah, Rine yang bekerja kantoran), hingga kesepakatan bahwa mereka berdua tidak ingin memiliki keturunan.

Kesepakatan dan prinsip tersebut kemudian dibenturkan dengan realita. Ini adalah poin terpenting yang bisa diambil di dalam novel tersebut.

Sebagian besar pasutri di dunia ini tidak hidup sendirian. Di sekitar mereka ada dua keluarga dan lingkungan, yang mau tidak mau akan memberikan corak dan mempengaruhi keputusan-keputusan yang dibuat oleh pasutri tersebut.

Pertanyaannya; kuat bertahan atau tidak? Apakah keputusan yang kita ambil sebelumnya benar-benar keputusan terbaik?

Pun di dalam novel ini, yang konflik utamanya adalah pertentangan keluarga Alan dan Rine atas keputusan mereka untuk tidak memiliki keturunan. Rine tetap dalam pendiriannya, sedangkan Alan goyah.

Novel ini mungkin akan memberikan pengalaman berbeda bagi para pembacanya, terutama bagi yang belum dan telah menikah.

Saya membaca novel ini sebelum menikah. Baru setelah menikah dan berkeluarga, saya bisa lebih mengapresiasi pesan dari novel ini.

Jokes-jokes Alan yang dulu saya anggap jayus, kini terasa lebih bermakna. Keragu-raguan Rine yang dulu saya anggap hanya labil, kini terasa sangat realistis dan dekat. Reaksi-reaksi keluarga besar mereka, yang dulu terasa berlebihan, kini terasa lebih masuk akal.

Profile Image for Retno Winarni.
21 reviews
May 21, 2021
Halaman-halaman awal terasa menghibur, dialog terdengar kasual dan kocak. Lambat laun semakin ke belakang terasa hambar. Terasa kurang konflik, tau-tau udah kelar aja. Masa lalu Rine tidak tereksekusi dengan baik, semacam luka jahitan menganga. Lumayan lah buat hiburan di kala sumpek.
17 reviews
January 20, 2019
terlalu lama alurnya sampe bingung ini buku poinnya dimana, tapi setelah halaman 100 lebih bisa ketawa ketiwi karena kocak sih menurutku.
Profile Image for Kimi.
400 reviews30 followers
April 2, 2014
Masih dalam rangka bazar Gramedia, Oksimoron termasuk buku yang saya beli di bazar. Syukur Alhamdulillah saya bisa dapat Oksimoron dengan harga Rp 30ribu saja. :D

Membaca judul dan sampul belakangnya, saya kira Oksimoron bercerita tentang suatu hal yang serius. Rupanya tentang pernikahan toh. Bukankah pernikahan juga suatu hal yang serius? Hihihi...

Oksimoron berkisah tentang pasangan muda yang baru menikah, yaitu Rine dan Alan. Isman mendeskripsikan Rine dan Alan sebagai pasangan muda dan modern. Mereka sepakat di dalam pernikahan nanti mereka adalah mitra. Jika Rine yang bekerja mapan, maka Alan yang mengambil urusan domestik. Jika Rine tidak ingin memiliki anak, maka Alan menyetujui keputusan Rine. Bukankah pernikahan seharusnya memang seperti itu? Saling menghargai, melengkapi, dan memahami.

Konflik cerita dimulai ketika Rine dan Alan memutuskan untuk memberitahu orangtua mereka bahwa mereka tidak ingin punya anak. Orangtua mereka jelas sangat kaget dan tidak dapat menerima keputusan itu. Turman dan Ika (orangtua Rine) dan Dadan (ayah Alan) pun bekerja sama untuk memengaruhi anak-anak mereka agar mengubah keputusan. Akankah rencana mereka berhasil? Well, baca sendiri saja ya untuk tahu kelanjutan kisahnya. :lol:

Membaca awal-awal halaman saya sudah dapat menerka Oksimoron adalah cerita yang humoris. Saya sudah dibuat tertawa sejak halaman ke 4. Halaman-halaman berikutnya pun Oksimoron tetap berhasil membuat saya tertawa. Alan dan Andi selalu berhasil membuat saya tertawa. Hubungan adik-kakak ini dekat sekali dan itu yang membuat jadi lucu. Karena mereka saking dekatnya, mereka jadi konyol kalau sedang berdekatan. Bahkan Turman dan Dadan juga membuat saya tertawa dengan dialog-dialog mereka. Contohnya seperti di bawah ini saat ijab kabul:

Mengikuti isyarat penghulu, Turman langsung berkata lantang, "Saya nikahkan putri saya, Rine Kumalasari bin Turman Syaringgih dengan mas kawin perhiasan emas sembilan puluh enam gram dibayar TUNAI."

Sebelum kata 'tunai' selesai diucapkan (atau diteriakkan) Turman, Alan langsung menyambut dalam satu napas, tidak kalah lantang, "Saya terima nikahnya Rine Kumalasari bin Turman Syaringgih dengan mas kawin emas sembilan puluh enam gram dibayar TUNAI!"

Sebagian hadirin tertawa kecil dan berbisik-bisik. Dari sudut matanya, Alan bisa melihat Dadan mengangkat jempolnya. "Bagaimana?" tanya Penghulu kepada kedua saksi.

"Sah," angguk mereka.

"Sebentar," Turman mengangkat tangan kanannya. "Bisa diulang? Tadi dia lupa sebut 'perhiasan'."

Sang Penghulu melongo. "Menurut saya nggak apa-apa, Pak."

"Nggak bisa," tegas Turman. "Emas dan perhiasan emas itu dua barang yang berbeda. Nanti nggak sah. Mohon diulang."

"Nggak apa-apa ya, Den?" senyum Penghulu kepada Alan. "Kerelaan mertua patut dijaga," tawanya.

Alan hanya mengangguk gugup. Tanpa melirik pun Alan yakin bahwa Dadan sedang misuh-misuh. Dan prosesi itu pun diulang. Kali ini Alan tidak luput mengucapkan "perhiasan".

"Bagaimana?" tanya Penghulu kepada kedua saksi.

Mereka kembali mengangguk, "Sah."

"Bentar dulu," Turman kembali menengahi. "Tadi sebelum 'dibayar tunai' ada jeda dikit. Kayaknya ngambil napas."

Sang penghulu menoleh Turman. Ekspresinya berubah khawatir, "Bapak benar rela menikahkan putri Bapak?"

"Sangat rela," jawab Turman, tanpa mengubah ekspresi. "Jadi gimana? Bisa diulang?"

"Kalau walinya gimana?" gerutu Dadan cukup keras. "Bisa diganti?" (hal. 84 - 85)


Tuh kan. Dodol banget. :lol:

Tokoh-tokoh yang ada dalam cerita menurut saya sangat pas proporsinya. Dengan karakter mereka masing-masing memberikan warna pada cerita sehingga menjadi lebih menarik. Selain Rine yang tegas, Alan yang lebih soft ketimbang Rine, dan Andi yang ngeyel melulu. Ada Turman yang digambarkan sebagai ayah yang angkuh, gengsian, dan cuek. Sementara Dadan digambarkan sebagai ayah yang dekat dengan kedua anaknya, pengertian, dan sangat memahami anak-anaknya. Semuanya diberikan proporsi yang pas dan tidak berlebih-lebihan.

Pada akhirnya Oksimoron adalah novel yang menghibur. Isman H. Suryaman keren!
Profile Image for Anastasia Cynthia.
286 reviews
April 18, 2014
Hanya di balik pintu doyong rumah kontrakannya, Alan kembali memikirkan jam yang berlalu. Ijab kabulnya yang dikoreksi Uwa Turman, keputusan hidupnya untuk menikahi Rine, um ... mungkin itu yang paling sempurna kendati sedikit memalukan. Rine yang cantik, Rine yang cerdas, Rine yang akan menemaninya sepanjang waktu. Namun, nyatanya semua yang diidam-idamkan pasangan muda seperti Alan dan Rine tidak berjalan mulus. Sebagaimana datang dari latar belakang yang berbeda, tentu banyak hal-hal bertolak belakang. Mulai dari kedua besan yang silih cekcok, tuntutan mertua yang aneh-aneh, sampai keputusan Rine tentang kehamilan dan aborsi. Lantas, bagaimana komentar Alan mengenai perjalan rumah tangga barunya?


"Oksimoron" kembali menarik atensi setelah beberapa tahun silam menyembul di rak toko buku hingga pekan lalu ada di rak diskonan. Ada kesan implisit di sampulnya yang dihadirkan oleh eMTe. Dari goresan kuas cat air, hingga makna unik yang ada di baliknya.

"Oksimoron" sendiri memang judul yang unik sih, jarang sekali lho ada yang menggunakan frasa tersebut, bahkan sebagian orang tidak mengerti, sesungguhnya apa pesan yang ingin disampaikan oleh Isman melalui bukunya. Tapi, karena keterasingan katanya mungkin, gue jadi tertarik untuk membaca.

Idenya ringan. Tipikal orang Indonesia yang datang dari beragam budaya. Dan yang paling gue nikmati adalah quotes-quotes konyol yang ada di permulaan dari setiap babnya, yang dikutip langsung dari esai yang ditulis oleh Alan Kurniawan, karakter utamanya. Alan digambarkan sebagai orang yang kritis, penyabar, pengertian, dan taat pada perintah orang tua, berbeda dengan Andi, adiknya yang hobi jotos dan selengekan. Sedangkan Rine, Rine yang bikin gue ngakak, Rine hadir sebagai sosok wanita karier, cuek, dan kadang kepalang datar, terutama dengan komentarnya yang hanya berujung "oh". Dari dua karakter utama, "Oksimoron" juga menceritakan karakter sampingan seperti Dadan, Turman (alias Uwa Turman, yang sering diplesetin jadi Uma Turman), dan Mbak Ika.

Dari karakter-karakter yang dijabarkan, Alan bisa dibilang sebagai narator utama (kendati Isman menarasikan ceritanya dari sudut pandang ketiga). Alan yang digambarkan sebagai orang yang suka bergurau, selalu saja mewarnai isi percakapannya dengan humor. Bukan humor rendahan tapinya, menyangkut pada profesinya sebagai kolumnis. Tapi, lebih kepada humor yang berkelas dan membikin pembacanya ikut berpikir tentang isu-isu yang berpernah beredar.

"Oksimoron" tidak dapat dikategorikan sebagai yang serba-"wah", malah novel yang sederhana yang lebih merujuk kepada humor-humor satir. Humor-humor yang sifatnya nyeleneh dan menyinggung permasalahan pernikahan di negeri ini, dari segi mertua dan besan, kakak dan adik ipar, juga tentang orangtua yang ingin lekas-lekas menimang cucu. Pembacanya tidak diberatkan pada imajinasi yang berlebih, malah selalu dihibur dengan gaya bahasa yang ringan, juga percakapan-percakapan yang konyol.

Iya, memang benar kalau "Oksimoron" merupakan novel pertama Isman yang gue baca, tapi melalui tulisannya, Isman tidak hanya menyampaikan kegemarannya dalam menulis humor, tapi juga dengan alur cerita yang baik, juga kata-kata yang berkelas. Tidak seperti novel-novel humor lain yang kadang malah menyepelekan masalah tata bahasa, dsb. Dalam "Oksimoron" gue belajar menangkap sebuah gaya paragraf yang unik, tentang sub-subbab yang memiliki ending yang saling berkaitan dengan kata yang memulai sub-bab baru setelahnya. Menurut gue, itu sama sekali tidak dapat disepelekan lho alih-alih terlihat fantastis dan kadang malah menjadi jamuan masuk yang unik agar pembaca tetap ingin mengikuti isi cerita.

Dari lima, tiga adalah yang tepat menurut gue untuk "Oksimoron" yang memiliki humor yang berkelas, cerita yang ringan, juga isu-isu yang selalu up-to-date dan dirangkum menjadi sebuah konsep pernikahan yang menarik dan asyik.
Profile Image for Nike Andaru.
1,631 reviews111 followers
February 18, 2011
Akhirnya kelar juga baca buku ini :baca:
Saya merasa tidak mengerti di bagian awal membaca buku ini. Menurut saya, Isman menuliskan deskripsinya kurang detil yang mengakibatkan saya kurang bisa membayangkan ceritanya di bagian awal. Itulah alasan yang membuat saya terasa lama sekali menyelesaikan buku ini, padahal jumlah halamannya ga sampe 300 halaman.

Okeh, pertama harus tau dulu Oksimoron itu sendiri apaan.
Menurut Wikipedia, Oksimoron itu adalah majas yang menempatkan dua antonim dalam suatu hubungan sintaksis. Bagi yang ingin tahu lebih jelas, bisa cek sendiri di Google ya. Saya sendiri ga tau kenapa buku ini dikasih judul 'Oksimoron', apa karena banyak menggunakan majas tersebut? Jawaban penulisnya begini :

Alan dan Rine adalah pasangan muda yang berusaha membuktikan bahwa pernikahan bahagia bukanlah oksimoron. Konsekuensinya, mereka juga harus berjuang untuk menghadapi berbagai unsur bertolak belakang, seperti mertua dan kerukunan, tetangga dan kewarasan, hingga kehamilan dan aborsi.

Cerita tentang kehidupan pernikahan Rine dan Alan yang memutuskan untuk tidak punya anak. Dari kalimat itu aja akan ada banyak pertanyaan kan ya, begitu juga saya sebagai pembaca. Hal itulah yang sebenernya diangkat oleh Isman. Saya ga terlalu kagetlah, di kota besar akan banyak dijumpai pasangan menikah yang berniat seperti itu, dengan anggapan anak hanya akan merepotkan. Tapi, bukan itu yang membuat Rine tidak menginginkan punya anak, dan disanggupi pula awalnya oleh Alan. Namun, ternyata tidak semudah itu, karena tujuan pernikahan kan bukan hanya untuk pasangan itu sendiri, tapi ada keluarga yang ikut bersatu dengan tujuan satu pula, meneruskan keturunan.

Ceritanya sederhana tapi menarik apalagi ditambah humor segar yang tercipta antara Alan dan rine juga Alan dan Andi. Tapi, saya merasa ada banyak hal yang kurang, kata tepatnya 'kurang pas'. Dimananya?
Pertama, Hal 84, "Saya nikahkan putri saya, Rine Kumalasari bin Turman Syaringgih..." seharusnya untuk perempuan itu binti, bukan bin. Hal ini terulang 2 kali di halaman yang sama.
Kedua, Sebutan Rine untuk Alan, alangkah banyaknya.... bentar-bentar manggilnya 'Mas', pindah halaman laen panggilannya, 'Kau' (yang agak asing menurut saya, karena mungkin harusnya 'Kamu', kan manggil suami) dan ada lagi 'Elo' (yang ini mungkin aja kalo lagi berantem kan ya?).
Ketiga, saya memang bukanlah polisi typo, tapi saya tau ada banyak typo dalam buku ini.
Pertanyaannya, mana ini editornya? Biasanya editor GPU itu lebih teliti loh urusan kayak begini.

Okelah, itu sekedar salah dalam hal ketikan, dan sudah dijawab oleh Mas Isman sendiri melalui twitternya.
Tapi Mas Isman saya acungi jempol dalam memberikan quote sederhana tapi bermakna banget di setiap awal bab dalam buku ini :)
Profile Image for ais ariani.
59 reviews7 followers
March 3, 2014
fufufufufu...baca buku ini bikin aku bilang 'where have u been sih?" ke diri sendiri. kok baru tahu ada penulis cerdas macam oom Isman ini. kirain aku udah paling hafal sama penulis sak Indonesia *halah*

buku ini bercerita tentang Pernikahan, jenis buku yang beda yang selama ini aku baca.
kok begitu? ya bisa lah. karena selama ini aku mbaca buku (novel) tentang pernikahan yah yang begitu begitu... happily ever after lah, konflik karena mantan lah, konflik karena apalah.

tapi Rine dan si Alan di buku ini menyuguhkan cerita yang berbeda. Kok begitu? Ya karena mungkin selama ini saya baca novel karya penulis wanita kali yah. secara ini buku yang nulis oom Isman.

dari gaya bercerita pun 'Laki banget'. bahkan karakternya si Rine sang istri pun dibuat 'laki banget' (ini menurut aku loh ya). tapi.. kenapa aku ngasih nilai empat bintang? secara aku jarang banget ngasih empat bintang.

pertama, novel ini banyak ngasih pelajaran bahasa Indonesia, misalnya kaya perbedaan mencela dan menyela, dan keliatan banget kalau penulis paham banget sama bahasa Indonesia.

hal yang menarik lagi adalah ... oom Isman sering membuat kutipan-kutipan lucu tiap akan mengawali bab baru. misalnya seperti :
'Saya percaya mengungkapkan rasa sayanag itu sebaiknya dilakukan seperti kencing. Jangan ditahan. Nanti bagian dalam kita membatu'

kalau mau tahu ceritanya seperti apa coba aja digugling ya, hahahahaha. hal berikutnya yang menarik adalah bagaimana oom Isman mencoba menggambarkan pernikahan di mana laki-laki dan wanitanya merupakan mitra dalam hal apa saja. bagaimana mereka berdiskusi mengenai hal-hal penting sampai hal-hal tidak penting, bagaimana mereka mengambil keputusan. karena pengantin baru bukan hanya manisnya, tapi sulitnya pindah rumah dengan lokasi yang 'tidak ramah' tapi strategis, bagaimana kado perninkahan yang indah tapi ternyata gak membawa manfaat banyak bagi mereka,

novel ini memang judulnya oksimoron. dan memang oksimoron.

iya. ini novel lama. dan aku baru baca sekarang :cry:
Profile Image for Diego Christian.
Author 5 books127 followers
March 31, 2012
Alan dan Rine adalah sepasang pengantin baru yang berpikir bahwa kehidupan pernikahan yang akan dijalani oleh mereka berdua ke depan (diharapkan) adalah kehidupan yang paling menyenangkan. Mereka meyakini bahwa sifat dua menjadi satu, menjadi sepaham, menjadi sejiwa, adalah kunci yang dapat menutup rapat pintu perbedaan di dalam gejolak rumah tangga yang akan mereka hadapi. Tapi rupanya mereka lupa, kalau masing-masing dari mereka mempunyai latar belakang, pemikiran, dan (yang terutama adalah) keluarga yang berbeda. Apalagi ayah-ayah mereka mempunyai pengalaman yang kurang baik sebagai sepasang sahabat di masa yang lampau.

Novel ini, menurut saya, mampu menjelaskan tanpa menggurui. Bagi saya, penjelasan yang dieksekusi Isman H.S. sangat berhasil. Seperti yang dikatakan Ve Handojo di dalam endorsement yang ditulisnya. Segala "coincidence" yang menjadi bagian penting tentu bukanlah "kebetulan sinetron" yang tiba-tiba tercipta di tengah cerita. Kematangan cerita, karakter yang kuat, alur yang rapi, dan sindiran yang mengena di sepanjang cerita adalah kekuarn Isman di dalam Oksimoron. Kelebihan lain yang patut dibanggakan adalah wawasan Isman yang luas dan, entah tanpa disadari atau tidak, banyak kutipan yang menginspirasi sepanjang proses pembacaan.

Kelemahan di dalam cerita hanyalah penggunaan tanda koma sebagai pemisah antara induk dan anak kalimat di dalam cerita kurang maksimal digunakan. Tidak terlalu bermasalah mengingat Ibu/Bapak editor nanti diharapkan mampu memperbaikinya di cetakan yang berikutnya.
Profile Image for MY.
92 reviews13 followers
July 13, 2012
Buku ini sukses membuat saya tidak tidur. Serius.
Saya sebenernya udah tahu pantang baca novel (apalagi yang 'seru') pas malem hari karena itu akan bikin saya terus-terusan baca tanpa merasa ngantuk.
Dan, eng ing eeeenngg... Buku ini saya baca dari tengah malam (atau jam 1 gitu deh, saya lupa) sampai (kurang lebih) jam 7 pagi.
Padahal jam 8 saya harus ke bank untuk buka rekening.
Alhasil....saya tidurnya jam 12 siang. ._.
*ini kenapa malah curhat*

Saya suka gaya bahasanya. Humoris dan cerdas. Beberapa kali saya tertawa (kayaknya ada yang sampe ngakak deh) saat membaca buku ini.
Awal-awal, masih bagus. Alurnya halus, konfliknya sederhana.
Tengah-tengah, saya udah mulai jengah dan skip beberapa 'adegan ngobrol' yang gak jelas juntrungannya. (Hehehehe. Maaf ya, Mas.)
Akhir-akhir, reaksi saya: "Yah. Kok abis?"

Jujur aja *halah* saya tadinya mau kasih 4 bintang, tapi begitu tahu konflik yang sesungguhnya... oh astaga naga. Saya baca buku apa ini? *huahahahaha*
Padahal konflik-konflik di awal itu bagus loh. ._.


Tokoh yang saya suka:

-Andi
Saya menemukan dia ini... semacam manusia yang doyan bercanda tapi memiliki perasaan yang dalam. Perpaduan yang keren. :)

-Dadan
Cerdas banget. Saya suka 'caranya' memahami keluarga.


Tokoh yang saya gak suka:

-Rine
Padahal di awal dia ini (cukup) imut loh. Tapi....makin ke belakang kok makin annoying sih? Sebel deh sama sikapnya. :\


Hal yang saya suka dari buku ini:

-Kovernya keren.

-Judul tiap babnya super keren! Bener-bener konsisten pada konsep 'oksimoron'nya.


Sukses selalu buat Mas Isman. :)
Profile Image for Darara.
6 reviews
March 19, 2013
Darara aku beli buku ini karena penulisnya Isman. aku belum pernah baca tulisannya sih, cuma follow twitter-nya.
yang aku tahu, Isman itu comic yg cerdas. humornya cerdas, bikin mikir. dan setelah selesai mencerna, terasa lucunya, aku nggak pernah ketawa. aku tahu itu lucu, tapi nggak bisa ketawa. :'( mungkin aura lucunya kalah kuat ama aura cerdasnya...
begitu juga sewaktu aku baca buku ini. adegan lucunya banyak banget lho. tapi ya gitu, aku cuma bisa ketawa 2-3 kali.
ini mungkin soal selera aja ya. aku gak sreg ama gaya penulisannya. aku sering merasa tersesat (yg tdk menyenangkan) di tengah deskripsi adegan. atau aku aja yg lemot :(
Isman lebih sering mendeskripsikan adegan, jadi novel ini boleh dibilang filmis. membaca novel ini serasa nonton film hollywood. film komedi-romantis bikinan tim kreatif yg cowok semua(kalo ada). karakterisasi digambarkan sepenuhnya lewat adegan-adegan. kalo mau belajar membuat deskripsi yg "show don't tell" melalui adegan, baca buku ini. :)
yang paling menarik menurutku adalah deskripsi hubungan ortu-anak Turman/Ika dan Rine menjelang akhir novel. :)
yang menurutku cukup mengganggu adalah err...editing. aku nggak yakin antara menunjuk proof-reading atau editing, karena... ah, contoh aja lah, walau aku agak2 lupa :D ada tokoh Alan dan Rine di tempat itu. tapi tahu2 tertulis ada tokoh Dadan, padahal secara logika seharusnya dia tidak di situ. logikanya cuma Alan atau Rine yg terlibat di adegan itu. sepertinya itu salah ketik atau apa ya?

secara umum, ini novel menarik. (tapi aku kurang sreg dengan gayanya)
Profile Image for Agus Dwi R.
137 reviews8 followers
July 26, 2014
Buku pinjeman. Awalnya gw kira isinya cerpen2 penuh humor gitu, mengingat reputasi Isman HS. Ternyata novel ya. Dan cukup serius, meskipun tetap dipenuhi sama humor2 yg cerdas.

Bercerita tentang sepasang pengantin baru, Alan dan Rine. Waktu pindah rumah, mereka udah kena berbagai masalah kecil seperti Alan punggungnya keseleo, trus rumah mereka kemalingan. Pokoknya awal2 ini masih ringan banget plotnya, ditambah perkenalan dengan karakter lain, seperti Andi, adiknya Alan, dan para orangtua, Dadan, ayahnya Alan, serta Turman dan Ika, orangtuanya Rine. Masalah utama muncul sejak Alan dan Rine memberitahukan orangtua mereka bahwa mereka tidak ingin punya anak. Ga cuma menimbulkan konflik dengan orangtua, tapi juga antara Alan dan Rine sendiri. Apalagi, Alan ga sepenuhnya setuju dengan rencana itu. Dia juga sebenarnya pengen punya anak, jadinya dia berusaha dengan menggunakan macam2 trik supaya bisa menghamili istrinya. Rine pun murka begitu tahu niat Alan, dan pernikahan mereka pun terancam. Kelanjutannya silahkan dibaca sendiri.

Enak bacanya. Sepanjang buku diisi adegan2 dan jokes yg bikin ketawa. Misalnya, waktu para orangtua sibuk ngutak-atik akun friendster palsu buat menjebak Alan. Oksimoron sendiri memang kata yg waktu itu sempet populer di twitter, karena mencakup dua hal bertentangan yang disandingkan dalam satu kalimat. Judul2 bab ini pun semuanya mengandung oksimoron, misalnya Kasih Sayang yang Menyakitkan.

----- sudah males nulis review karena lagi lemes
Profile Image for indah..
15 reviews
June 9, 2022
Oksimoron sejujurnya bukan seleraku. Buku ini menceritakan tentang permasalahan pernikahan pada umumnya; pembicaraan soal anak (yang mana dalam novel ini menjadi poin utama), hubungan dengan mertua, dan pembagian peran dalam pernikahan. Masalah muncul ketika tokoh utama (Rine dan Alan) sepakat untuk tidak memiliki anak yang mana memancing kekecewaan dari kedua belah pihak keluarga.

Topik yang diangkat sejujurnya cukup berat karena menyinggung permasalahan yang sampai saat ini juga masih menjadi perdebatan yaitu “child free” juga aborsi. Akan tetapi, cara penulis membawakan cerita dengan bahasa yang ringan dengan percakapan gaul khas Jakarta membuat cerita ini terasa ringan dan sesekali mengocok perut. Rasanya tidak jauh berbeda dengan menonton kisah Mas Adi dan Mbak Angel di sitkom “Tetangga Masa Gitu” (terlebih Mbak Angel dan Rine sama-sama wanita karir sedangkan Mas Adi dan Alan sama-sama freelancer).

Perkembangan alurnya juga rapi dan membuat pembaca ingin terus melanjutkan bacaannya karena dibawa penasaran dengan akhirnya: keputusan Rine dan Alan untuk mempertahankan atau menggugurkan kandungan Rine. Namun, ada beberapa kekurangan seperti tidak konsistennya penggunaan gaya bahasa pada percakapan tokoh-tokohnya. Di mana dalam satu kalimat bisa terdapat penggunaan prokem gaul dan bahasa baku di saat yang bersamaan dan cukup menganggu. Ps: karena mengangkat tema pernikahan tanpa ada yang dikurang-kurangi termasuk dalam hubungan suami-istri, buku ini cukup eksplisit.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Nia F. S. Kartadilaga.
168 reviews37 followers
November 26, 2016
Saya memutuskan untuk membeli dan membaca buku ini karena mendengar bahwa isi buku ini realistis dan disampaikan lewat sudut pandang laki-laki. Emm... Well...

Memang, sih, isu-isunya realistis. Saya banyak menemukan kisah serupa di sekitar saya. Saya juga banyak bertemu dengan laki-laki yang memiliki karakter persis seperti Alan; bawel. Saya juga banyak bertemu dengan teman-teman yang memiliki konsep pernikahan seperti Alan dan Rine, apalagi yang tinggal di Jakarta. Tapi ketika semakin fokus pada konflik-konflik yang dihadapi oleh Alan dan Rine sebagai pasangan, saya merasa bosan membacanya. Bukan karena saya tidak tertarik dalam mengikuti perkembangan cerita; to be frank, isu terkait kehidupan pernikahan itu sudah menjadi makanan sehari-hari yang dibahas oleh saya dan teman-teman, terutama yang sudah menikah. Jadi, tidak mungkin saya tidak concern dengan apa yang dialami oleh Alan dan Rine. Saya hanya tidak suka dengan cara penulisnya memberikan narasi ketika konflik-konflik ini mulai memanas. Di fase ini, saya jadi lebih tertarik dengan side story antara Alan dan keluarganya dibandingkan antara Alan dan Rine.
Profile Image for Fe.anggita.
7 reviews4 followers
September 18, 2014
I love this book!

Isman HS secara cerdas membuat saya tertawa sekaligus menghadirkan realita kehidupan keluarga muda.
Di usia 25 - 30an, pernikahan merupakan sesuatu yang lazinm namun juga memiliki tantangan.
Tidak terkecuali di keluarga Alan & Rine.

Alan dan Rine merupakan pengantin baru.
Beberapa fakta menarik yang disebutkan Isman antara lain, Rine merupakan wanita karir dengan posisi mapan, dan Alan yang pekerjaannya santai dan lebih fleksibel. Alhasil, ALan lebih banyak mengurus 'rumah tangga' dibanding Rine.
Kemudian, Rine menolak untuk memiliki anak, padahal Alan sebenarnya pengen banget punya anak, hanya saja karena cintanya ke Rine, dia sepakat untuk tidak memaksa Rine memiliki keturunan.

Di satu sisi,ada Andi adik Alan yang dekat sekali dengan Abangnya. Kedekatan ini digambarkan sangat nyata, terlebih karena Andi melihat Alan sebagai figur pengganti ibu.

Konsep cerita yang coba diusung buku ini sebenarnya kompleks, tetapi karena gaya penuturan Isman yang lucu dan santai, ceritanya jadi tidak terasa berat.

Sebuah buku yang menarik untuk dibaca.
Profile Image for Aisha Sabila.
23 reviews16 followers
August 25, 2016
Ini buku yang menyenangkan. Buku ini dapat menarik saya untuk terus membaca hingga selesai. Saya suka quote yang menjadi pembuka tiap bab, tidak serius seperti quote biasanya, namun aplikatif untuk kehidupan. Konflik yang diangkat realistis, karena kenyataannya wanita seperti Rine memang ada di dunia nyata. Namun buku ini termasuk salah satu dari buku yang menyajikan perjalanan cerita yang menarik namun sedikit mengecewakan pada ending-nya. Konflik demi konflik minor muncul dan diceritakan dengan penyelesaian yang menarik, namun untuk konflik utama justru menurut saya penyelesaiannya sedikit klise. Sejujurnya saya mengharapkan novel ini berbeda dan tidak mempunyai happy ending. Namun mungkin ending tersebut adalah pembuktian penulis bahwa 'pernikahan bahagia' dan 'kepercayaan antar hubungan' bukan oksimoron.
Profile Image for Mumpuni Pratiwi.
55 reviews20 followers
May 10, 2014
"Jangan bikin aku cemas lagi."
"Mana bisalah, Ne?" protes Alan. Ia membuka telapak tangannya. " Selama kamu masih sayang padaku kamu bakal sering mencemaskanku karena berbagai hal. Ada ancaman bomlah, terjebak banjirlah, atau mendadak demam. Kamu hanya bakal berhenti khawatir sama sekali kalau sudah nggak peduli."

Oksimoron, melampaui ekspektasi saya tentang sebuah novel. Saya pikir ini hanya cerita cinta biasa. Ternyata ini lebih dari itu, ini tentang mencintai orang yang segala sifatnya bertentangan dengan kita dan seberapa besar cinta itu membantu kita mempertahankan komitmen di depan Tuhan.

Rangkaian ceritanya mengalir, terkadang lucu, terkadang mengharukan, membuat saya salut pada kang Isman yang berhasil meramu bumbu tersebut dalam satu sajian yang pas.

Untuk itu, saya beri Oksimoron, 4 dari 5 bintang.
Profile Image for Sutresna.
225 reviews14 followers
August 27, 2014
Cerita agak drama dengan humor yang cerdas. Haha

Yang pasti ini cerita tentang satu keluarga yang baru menikah. Awalnya kocak, lalu makin terasa konflik dramanya tetapi dengan dibarengi dengan humor yang ganas.

Duo Alan-Andi mungkin menjadi tokoh terkoplak sepanjang sejarah saya baca buku.

Lalu banyak yang saya pelajari di sini, cara menulis, menuangkan ide liar, lalu beberapa fakta yang sepertinya sih emang fakta. Seperti kasus induk kucing yang memakan anaknya sendiri (katanya ini KB ala kucing) yang sedari dulu saya merasa memang ada kalanya seperti itu tapi belum saya menemukan buku yang mengulas itu. Dan lain-lainnya. hehe

Suka. Karena itu saya bisa menghabiskan buku ini dalam waktu yang lumayan cepat.

Oiya, cara si penulis menggali dialog antar tokoh juga sangat cerdas!! Di luar kebiasaan. XD
Profile Image for Shannon.
47 reviews
June 23, 2014
Aslinya ingin memberi nilai 3.5 dari 5, apa daya tak bisa. Sesungguhnya satu bintang tambahan itu saya beri karena cara penulisannya.

Plus:Dialog yang lucu dan cerdas, membuat merenung. Ada beberapa bagian yang puitis dan ada yang humoris, membuat buku ini lengkap ditinjau dari segi penulisan. Banyak hal yang bisa dipelajari, bahkan bagi yang hijau tentang pernikahan atau buta sama sekali. Satu hal lain adalah saya senang sekali melihat Isman membiarkan pikirannya melanglangbuana saat menulis buku ini. Sebagai seseorang yang kerap tak bisa tidur karena imajinasi, saya bisa mengerti perasaan Alan.

Minus:Aneka ragam konflik ada namun kebanyakan mendapat porsi sedikit, sebenarnya bisa digarap lebih dalam. Akhir cerita pun ada yang menggantung, silakan dicari saat membaca. :)
9 reviews
February 27, 2011
Bagian awal buku ini saya baca seperti membaca "Dasar-dasar Pemrograman Pascal" karya Abdul Kadir, atau semua buku developer guide terbitan Microsoft Press. Karya yang bagus, bermutu, namun tidak punya daya magnet untuk memikat pembacanya untuk terus membaca.

Setelah melewati pertengahan buku, situasi berubah. Konflik menjadi jelas, ketegangan mulai terbangun. Rasa penasaran pun melanda saya untuk terus membaca dengan bergairah, seperti dulu saat saya penasaran untuk terus menerus membaca Harry Potter seri terakhir (yang ditunggu dua tahun terbitnya)dan Da Vinci Code yang kontroversial itu.
14 reviews
April 28, 2012
Kang Isman dikenal sebagai penulis komedi... kalo untuk kejenakaan orgnya sih ngga usah ditanya untuk penggemar stand up comedy pasti tau orang ini. Tp pas baca buku ini, kejenakaan yang ada harus membuat kita sedikit agak mikir. Isinya sih bagus ada polemik antara suami istri, keluarga besar, temen kantor. Jadi paling tidak kita jadi bisa belajar dr buku ini, kalo punya masalah jgn didiemin aja, hrs dibicarakan dan diselesaikan. Seru sih, justru permasalahan yang ada digambarkan sangat ringan dan ngga membuat kening kita berkerut. Tapi ya itu tadi kalo kita mau menemukan kelucuan dari buku ini, kita harus menelaah sedikit baru bisa membuat pembacanya tersenyum.
7 reviews
November 8, 2010
bagus dan menghibur walaupun kadang becandaanya lokal. . . Tapi ada satu hal yang gwe perhatiin di sini, bahwa karakter-karakter yang ada disini itu tipikal, mereka semuanya suka bercanda lalu tiba-tiba serius. Sebenarnya gak terlalu masalah sih tapi kayak kurang natural aja karena gwe ngira elemen tokoh-tokoh ini bisa saling menghancurkan/bertentangan/konstruktif/kompulsif. Tapi yaaa.... ini mah cuman komentar dari gwe aja, blom pernah bikin buku si jadi mungkin komentarnya timpang. Hahahaha. . .
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Mandewi.
570 reviews10 followers
April 17, 2014
Kocak. Karakter Alan dan Andi serta hubungan mereka sebagai kakak beradik benar-benar menjadi hiburan dalam novel (komedi) ini. Meskipun tema yg diangkat lumayan serius, yaitu tentang pasangan muda yg memutuskan untuk tidak punya anak, tapi tidak membuat saya mengerutkan kening.

Bagi yang suka kutipan bagus, di tiap awal bab, ada kutipan yg (ceritanya) diambil dari tulisan-tulisan Alan yg adalah penulis artikel freelance. Membaca kutipannya, yaa, serasa baca selfhelp book lah. :))

Tulisan Isman HS rapi, runut dan alurnya lurus lurus aja. Bagus.
Displaying 1 - 30 of 71 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.