Tahukah Anda jika Vaksin, Obat-Obatan Medis, banyak Makanan, dan Minuman, ternyata disusupi RACUN yang sengaja dibuat untuk membunuh kita?
Tahukah Anda, untuk menipu konsumen, MSG punya 20-an nama yang berbeda?
Tahukah Anda jika pemanis buatan Aspartame adalah racun bagi tubuh?
Tahukah Anda jika persetujuan FDA atas Aspartame disebabkan konspirasi Gedung Putih?
Tahukah Anda jika pencetus Program KB, Dr. Margareth Sanger, seorang rasialis pendukung pembunuhan terhadap orang negro, orang cacat, dan lemah?
Tahukah Anda jika HIV sengaja diciptakan untuk memusnahkan etnis asli Afrika?
Tahukah Anda jika berbagai jenis vaksin yang disuntikkan ke tubuh manusia terbuat dari bahan-bahan berbahaya dan menjijikan?
Tahukah Anda jika ratusan saintis dunia tewas selama dua dekade terkahir ini?
Jika Anda masih tidak percaya dan menyodorkan banyak analisa yang menyangkal semua ini, maka Anda telah ditipu habis-habisan oleh Disinformation Unit CIA yang memang bekerja untuk menipu dunia. Novel ini akan mengubah pandangan hidup Anda agar lebih sehat dan waspada.
Lagi2 setelah Jacatra Secret, Rizki Ridyasmara menggebrak lagi lewat Codex. Kali ini isu yang dikedepankan adalah depopulation program, yang sebenarnya sangat nyata ada di atas meja makan kita semua.
Lewat data-data dan fakta, pembaca diajak untuk menyaksikan sedikit petualangan George Marshall dan dr. Alda Aldrina menyusuri daerah2 di Italia. Beberapa fakta bahkan sangat dekat dengan kehidupan manusia modern saat ini yang tidak bisa jauh dari segala macam makanan atau minuman yang di dalamnya terdapat zat-zat kimia. Dan ternyata beberapa fakta itu cukup mengejutkan, efek zat makanan dan semacamnya cukup berbahaya. Dan itu adalah serangkaian dari depopulation program yang dicanangkan untuk mengontrol pertumbuhan penduduk manusia alias pemusnahan sepertiga manusia dari muka bumi scara sistematis.
Hampir setiap penyakit2 baru konon adalah hasil rekayasa! Dan penyakit2 itu biasa muncul di belahan bumi ketiga, kumpulan negara2 berkembang di benua Asia dan Afrika. Lewat penyakit/virus tersebut maka dimulailah program kesehatan dan pangan sebagai propaganda.
Namun sayang, hanya sedikit petualangan yg terjadi di novel ini. Ya, mengingat konflik yang dihasilkan dalam cerita novelnya kali ini tidak banyak. Konflik dan petualangan yang seharusnya bisa lebih panjang hanya diakhiri dengan singkat saja dalam beberapa halaman buku kecil.
Tapi bagi penggemar kisah2 konspirasi, buku ini cukup recomend. Cukup 3 bintang dari saya.
jadi makin semangat deh buat nanam sendiri makanan kita :D super sekali data-data yang dipaparkan novel ini. ini novel atau catatan fakta ya? seru! ga kerasa udah tamat aja hehe...serasa ditulis oleh orang Italia asli :P detil sekali pak Rizki menjelaskan tempat dan situasi di Italia sana.
banyak orang bilang bahwa apa yang disebut di novel ini hanyalah rekayasa, karangan, fiktif, atau terlalu berlebihan, tapi saya yakin, program depopulasi via codex itu memang ada, dan itu nyata. sudah banyak buktinya, sudah banyak sekali pembahasan di buku lain mengenai topik ini. sayangnya kita cenderung apatis atau tidak mau ambil peduli, minimal untuk keluarga kita sendiri. lewat novel ini setidaknya pembaca bisa memiliki opsi lain untuk bersikap.
selalu suka sama karya-karya pak rizki ridyasmara ^^
Memelihara jumlah ras manusia di bawah 500.000.000 agar bisa memelihara keselarasan dengan alam
Kata-kata di atas tertulis dalam sebuah bangunan batu bersusun yang diletakkan secara misterius di suatu tempat di Amerika Serikat. Mereka menyebutnya dengan Georgia Guidstones. Ada juga yang menyebutnya dengan American Stonehenge, karena empat buah batu besar itu disusun sedemikian rupa hingga menyerupai Stonehenge.
Selain pesan di atas, ada sembilan pesan misterius lainnya, yang dipercaya diletakkan oleh suatu kaum, kelompok, atau organisasi tertentu yang memiliki misi besar untuk manusia di muka bumi. Sepuluh misi di batu itu ditulis dalam delapan bahasa yang berbeda, yaitu Inggris, Arab, Cina, Swahili, Ibrani, Rusia, Spanyol, dan Hindi. Untuk tahu lebih dalam tentang Georgia Guidestones, bisa lihat disini.
Inti dari kesepuluh misi tersebut ada di poin pertama yang saya kutip di atas, yaitu pemusnahan masal. Isu pemusnahan masal (depopulation program) adalah tema yang diangkat Rizki Ridyasmara dalam novel keduanya yang berjudul Codex ini. Sama seperti novel pertamanya, The Jacatra Secret, novel ini juga tidak jauh-jauh dari masalah konspirasi, yaitu sebuah teori yang mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan pengetahuan umum. Lantas, bagaimanakah kisah novel kedua Bang Rizki ini? (seenaknya manggil bang xD)
Alda Adrina adalah seorang doktor di bidang kimia yang juga peneliti di laboratorium La Rocher, Italia. Ia menerima sebuah chip yang berisi rahasia-rahasia terbesar dalam bidang kesehatan yang dititipkan oleh seorang profesor yang telah meninggal dunia, Wallace L. Pannier (Profesor ini beneran ada lho, bisa dicek sendiri melalui mbah gugel). Rahasia ini akan mengguncangkan dunia karena penemuan Profesor Pannier akan mengungkapkan kebohongan publik yang dilakukan oleh negara adidaya dunia, Amerika Serikat, khususnya di bidang kesehatan dan makanan.
George Marshall, mantan suami Alda, adalah seorang penulis novel sukses yang tinggal di Jakarta namun berkebangsaan Australia. Ia dulu pernah terlibat dalam militer, dan sempat diturunkan ke Afghanistan sebagai seorang penembak ulung. Kekecewaannya terhadap perilaku tentara yang diterjunkan ke negara itu (AS, Inggris, Australia) membuatnya mundur dari satuannya dan memilih karir sebagai penulis lepas. Suatu hari, George mendapat telepon dari mantan istrinya yang tampak sangat cemas karena ia yakin sedang diburu oleh orang yang menginginkan chip yang sekarang berada di tangannya. Ia, seorang asisten seniornya Dokter Carmen Rosanna, dan Profesor Lombardo adalah satu-satunya orang yang mengetahui keberadaan chip itu. Doktor Adrina merasa cemas karena orang yang mengantarkan chip itu kepadanya ditemukan tewas dalam sebuah kecelakaan lalulintas, yang mungkin terdengar wajar bagi kita semua. George yang masih mencintai Alda memutuskan untuk langsung terbang ke Itali dan berbicara langsung dengan mantan istrinya itu.
Benar saja, tak lama setelah mereka bertemu, sebuah kejadian terjadi di laboratorium penelitian Doktor Adrina, yang berujung pada kematian Dokter Carmen. Si pembunuh, kini mengejar Doktor Adrina yang saat itu sedang bersama George Marshall di sebuah kota indah penuh dengan kanal di Italia, Venesia. Untungnya, George yang seorang mantan prajurit terlatih dapat mengecoh pembunuh yang justru berakhir dengan kehilangan nyawanya itu. Mereka bergegas pergi ke rumah Profesor Lombardo, yang kini membawa chip tersebut. Mereka harus berpacu dengan waktu, karena kini sebuah kekuatan yang lebih besar dan lebih jahat dari sebuah organisasi paling berpengaruh di dnia sedang mengerahkan segenap tenaganya dan menghalalkan segala cara untuk dapat memperoleh chip tersebut.
Apakah isi chip yang membuat Alda dan George menjadi buronan bagi sebuah organisasi terbesar di dunia? Berhasilkah mereka menyelamatkan chip itu, yang isinya bisa menyelamatkan seluruh dunia? Adakah hubungan antara kematian Profesor Pannier dengan kematian misterius ratusan ilmuwan dunia lainnya? Konspirasi macam apa lagi yang menunggu mereka? Semuanya bisa anda temukan sendiri di novel setebal 434 halaman ini.
Bagi penyuka teori konspirasi, novel ini mungkin sangat tepat untuk dibaca, karena menghadirkan banyak hal yang bertentangan dengan publik. Bagi orang yang tidak tahu ataupun tidak percaya dengan teori tersebut, mereka hanya akan menggeleng-gelengkan kepala dan menganggap itu semua adalah omong kosong. Rizki Ridyasmara mengungkapkan bahaya dari beberapa bahan kimia yang sudah sangat akrab dengan telinga kita, yaitu MSG dan Aspartam. MSG dikenal dengan vetsin, ternyata memiliki berbagai nama yang berbeda untuk mengecoh konsumen yang mungkin sudah mengetahui bahaya MSG itu sendiri. Sedangkan Aspartam, yang kita tahu adalah pemanis buatan, ternyata dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti membuat kita cepat lelah, gangguan sendi, bahkan mengandung bahan karsinogen yang dapat menyebabkan kanker!
Data-data yang ditampilkan di novel ini sangat lengkap, bahkan dilengkapi dengan catatan kaki yang tidak sedikit jumlahnya. Saya jadi berasa sedang membaca sebuah buku ilmiah dan bukan novel. Itu menjadi daya tarik sekaligus kelemahan novel ini, saya rasa. Detail yang ditampilkan terlalu banyak sehingga membuat saya melewatkan beberapa di antaranya, karena tidak terlalu terkait dengan isi cerita. Tapi, detail ini masih bisa dibaca terpisah kalau anda sekalian mau.
Ceritanya cukup seru. Kejar-kejaran dengan pembunuh bayaran dan organsisasi pemerintah di sebuah negara eksotis di Eropa, Italia. Jebakan-jebakan cerdas untuk mengelabui musuh, juga konspirasi-konspirasi, semuanya dipaparkan dengan cukup baik. Meskipun kalau dibandingkan dengan karyanya Dan Brown sih masih jauh ya. Intrik yang ada di novel-novelnya Dan Brown soalnya lebih rumit dan pelik, begitu juga hubungan antar manusianya.
Orang-orang bilang, novel kedua Rizki Ridyasmara ini lebih mengalir ceritanya dibanding yang pertama, tapi saya sendiri lupa karena sudah setahun yang lalu baca The Jacatra Secret. Hahaha. Kalau saya sendiri sih merasa bahasa yang digunakan masih kurang luwes sebagai sebuah novel. Wajar sih ya, soalnya yang saya tahu Bang Rizki ini adalah penulis buku-buku non fiksi. Awalnya juga saya mengira, novel The Jacatra Secret itu adalah novel biasa yang mungkin ingin menyaingi kepopulern Da Vinci Code. Tapi, tampaknya pikiran saya itu terlalu lebay. Hahaha
Secara keseluruhan, saya cukup suka dengan novel ini. Apalagi, saya bisa menelusuri berbagai data yang ada jika saya mau. Di buku ini juga disertai lampiran beberapa ilmuwan dunia yang meninggal secara misterius. Jumlahnya itu banyak banget, lho. Saya sampe tercengang sendiri. Saya pikir, bunuh-bunuhan ilmuwan kayak gitu cuma ada di film. Ternyata mungkin kehidupan nyata justru menginspirasi film-film tersebut, ya? Dan coba bayangkan, apa yang mereka temukan sampai harus dibungkam selamanya, bahkan kadang dengan cara yang sangat sadis dan tidak manusiawi. Nah, anda bisa cek sendiri datanya disini.
Selain masalah bahan kimia seperti MSG dan Aspartam, di novel ini juga dibahas tentang sebuah penyakit yang ditujukan untuk memusnahkan ras manusia tertentu. Penyakit apa itu? Silakan buka lembaran bukunya, dan baca sendiri... ;)
Overall seperti yang bisa diharapkan dari Rizki Ridyasmara, novel ini bagus banget terutama mengenai beberapa fakta yang ada di dalamnya. Membuka sisi gelap dunia. Mengungkap rahasia pengurangan populasi dunia yang didalangi beberapa kelompok elite dunia.
Yang saya suka dari Novel Rizki, dia dengan jenius menempatkan dirinya dengan objective ga memihak ke salah satu agama dan lebih ke arah mengutarakan kalau "Kelompok Elite Dunia" itu adalah musuh bersama.
Kenapa saya ngasih 4 bintang daripada 5 bintang, karena alur ceritanya sempet membuat saya beberapa kali pengen ngeloncat beberapa halaman. Maybe it's bored. Or maybe it's too easy to guess. But whatever is it, it's not enough for me to read it twice.
Buku ini adalah cerita aksi fiksi konspirasi yang apik. Memusatkan Codex, kumpulan standar, acuan, hingga rekomendasi untuk produksi dan keamanan produk panan.
Sebagai pembaca dari program studi teknologi pangan, terkadang teori konspirasi yang dituliskan di sini agak sedikit 'nyeleneh' dari fakta (atau setidaknya current study) yang ada.
Judul: The Codex Penulis: Rizki Ridyasmara Penerbit: Pustaka Al Kautsar Identitas: 434 hlm; 13.5 x 20.5 cm. Cetakan keempat, maret 2013 ISBN: 978 979 19163 5 6
"Anda adalah apa yang Anda makan."
Cover buku ini sudah begitu mencuri perhatian dengan kata-kata "Konspirasi jahat di atas meja makan kita" dan beragam testimoni lainnya. Untuk penulisnya sendiri, ini bukan kali pertama saya membaca karyanya. Kalau tidak salah, saya membaca karya pertamanya berjudul "Jacatra secret" terbitan serambi. Tak jauh berbeda, novel sebelumnya juga mengungkap beragam kode, simbol pagan dan mason di kota jakarta. Di novel the codex ini, rizki kembali mengungkap konspirasi dan sedikit kode dalam simbol negara amerika.
Melalui tokoh Alda Adrina--seorang saintis yang bekerja di La rocher laboratory--, George Marshall--mantan suami alda yang beralih profesi dari sniper pasukan rahasia australi menjadi seorang novelis--saya diajak mengikuti petualangan menegangkan yang melibatkan CIA hingga mafiosso italia.
Semua ini terjadi karena sebuah microchip yang ditinggalkan oleh Dr. Pannier. Rentetan peristiwa yang diwarnai pembunuhan kejam dan beragam pembunuh bayaran terlatih, mengungkap suatu peristiwa menakjubkan. Bahwa ada konspirasi nyata dalam makanan yang kita asup tiap harinya.
Dalam novel ini, disajikan beberapa lampiran fakta mengenai nama bahan kimia, produk transgenik, skandal korporasi multinasional (seperti Mc'D dan bayer), dan nama saintis dunia yang meninggal misterius. Semua itu mengacu pada satu program yang dianut oleh Amerika; Depopulation program. Sebuah program pemusnahan manusia melalui beragam cara, baik lambat (melalui makanan, penyakit, dll), atau pun cepat (melalui konflik, peperangan, dll).
Ada beberapa pemikiran menarik pula dalam novel ini yang membuat saya tercengan dan berpikir ulang. Seperti pernyataan bahwa tsunami aceh 2004 adalah kamuflase, gempa artifisial uang dirancang karena ledakan micronuklir amerika. Serta virus pembunuh massal yang hanya akan membunuh satu ras, satu gen yang sudah dikenali, biasanya membunuh orang-orang kulit hitam seperti afrika, yaitu HIV.
Walau saat membaca novel ini, saya merasa seperti berada di karya Dan Brown, karena tutur katanya yang begitu mirip dan tokoh yang dipilihnya pun memiliki kesamaan karakter dengan Robert Langdon. Tapi, saya tak tahu, apakah itu memang terkait karena penulisnya berkiblat ke sana atau tidak.
Terlepas itu semua, menurut saya novel ini menarik sekali! Novel ini saya baca mulai pukul 10 dan selesai pukul 13.00.
Kematian Profesor Pannier, ilmuwan teknologi senjata biologi dan kimia yang bekerja di bawah Pentagon, meninggalkan sejumlah misteri. Di antaranya microchip Romana-25, yang dikirimnya pada Profesor Lombardo, sahabat dekatnya yang tinggal di Italia dua hari sebelum ia meninggal. Demi menyelamatkan microchip tersebut, Profesor Lombardo, Dr. Alda Adrina –rekan kerjanya- dan George Marshall –mantan suami Alda- harus berhadapan dengan mafia Sicilia bahkan CIA. Apa sebenarnya isi Romana-25? Ini pertama kalinya saya membaca novel konspirasi karya Rizky Ridyasmara. Ada yang bilang Rizky adalah Dan Brown versi Indonesia. Well, saya belum pernah membaca novelnya yang lain, tapi yang ini konfliknya terlalu sederhana. Jika Dan Brown mengupas misteri selapis demi selapis dalam novelnya, novel ini hanya punya satu misteri “apa isi Romana-25”. Di samping itu, novel ini aman sekali dalam arti tokohnya terlalu jagoan. George Marshal yang mantan anggota SAS digambarkan sangat piawai menghadapi mafia dan CIA, ngga pernah tertangkap!. Agak tidak masuk akal mengingat yang dihadapi organisasi internasional. Ngga ada deg-degannya, kurang seru...hehe... Tapi bagaimana pun juga, saya mengacungkan jempol untuk novel konspirasi karya anak bangsa ini. Banyak fakta-fakta mengejutkan tentang Depopulation Program, program untuk mengurangi populasi manusia sebagaimana tertulis dalam Sepuluh Tatanan Dunia Baru. Bagaimana virus-virus penyakit (ebola, HIV, flu burung) sengaja disebarkan untuk tujuan itu. Belum lagi kampanye amannya MSG, menjamurnya resto fastfood, imunisasi, KB, maraknya produk transgenik, dan banyak lagi yang kesemuanya adalah konspirasi jahat demi mempertahankan populasi golongan tertentu dan memusnahkan yang lainnya. Tentu saja terhadap informasi apapun pembaca harus bersikap skeptis, tidak menelan bulat-bulat, untuk itu novel ini juga dilengkapi catatan kaki dan alamat situs-situs terkait bagi pembaca yang ingin menggali lebih jauh tentang konspirasi. Memang tujuan penulis di sini adalah menyampaikan fakta konspirasi dengan cara baru. Media novel yang tidak menggurui diharapkan lebih diterima dibandingkan penyajian fakta melulu yang cenderung membosankan. Dan itu berhasil...pada saya hehe... Setelah membaca novel ini, saya jadi lebih teliti membeli makanan, say no to MSG (yang ternyata punya 20 nama lain!!!), dan berniat untuk tidak mengimunisasi anak kedua saya nantinya.
Buat saya jarang sekali ada buku yang selama membacanya, dari halaman awal hingga terakhir membuat saya mengernyitkan dahi. The Codex is brilliant book, yang memaksa saya mengakhirinya dengan jutaan pertanyaan belum terjawab. Lewat paparan the Codex, saya menyusun narasi kebenaran informasi dengan fakta dan logika yang ada dalam pemikiran. Seperti misalnya, kenyataan pahit bagaimana kita percaya pada segala bentuk vaksinasi dan mengesampingkan fakta lain bahwa Allah menciptakan tubuh manusia lengkap dengan kendali kontrol bernama sistem imun alami yang akan menolak segala bentuk benda asing yg tidak berguna bagi tubuh. Lalu, keberadaan teori menarik yang diulas dalam buku ini, mengenai cara penanganan informasi bersifat konspirasi dan rahasia yang terlanjur tersebar di internet. Bagaimana menyanggah kebenaran informasinya, mereka menyangkal kebenaran tersebut dengan menciptakan dua hal yang sangat bertentangan. Satu, dengan membombardir club pendukung dengan informasi yang terlalu berlebihan sehingga mempermainkan intelektual pembacanya. Dua, dengan club penyanggah yang memberikan informasi seolah ilmiah. Sangat cerdas, karena orang akan cenderung percaya pada yg ilmiah dan menganggap itu hal yg benar lalu melupakan inti kebenarannya sendiri.
Kekayaan literatur tetap jadi keunggulan Bang Rizki, buku yang layak baca, membuat kita terus waspada. Tapi ada satu kelemahan Bang Rizki, tiap kali menyelipkan momen romantis kenapa malah jadi garing ya hahahaha..
Perbanyak baca novel roman dulu bang biar bikin momen "cinta"nya lebih greget :D
Novel ini mengingatkan saya pada "Inferno" karya Dan Brown. Ada beberapa kesamaan antara keduanya. Sama-sama bertema konspirasi, depopulasi dan setting di Italia. Tapi jangan anggap kalau novel ini hasil contekan, karena buku ini lebih dulu terbit dari Inferno. Dibandingkan dengan novel thriller konspirasi karya anak bangsa sebelumnya yg saya baca (The Brain Charger karya - Pizzaro), novel ini jauh lebih enak dibaca, lebih seru. Karakter-karakternya lebih believable. Namun masih memiliki 'penyakit' yg sama, yaitu "to much information" (bahkan sejak awal) dan karakter-karakter yang tiba-tiba jadi tahu segalanya, sehingga terasa tidak natural. Ada kesan bahwa penulis lebih ingin menyajikan informasi-informasi konspirasi yang dikemas dalam bentuk novel (mungkin supaya lebih menarik), daripada membuat novel dengan tema konspirasi. Selain itu alurnya terlalu lurus dan mungkin karena itu maka klimaksnya terasa kurang greget. Bahkan menurut saya seharusnya novel ini berakhir di Bab 63 dengan dikemas sedemikian rupa sehingga lebih terasa dramatis. Di sisi lain, informasi-informasi konspirasinya memang menarik dan sudah seharusnya diketahui oleh umum, supaya kita tahu dan waspada.
Kesimpulannya saya menilai novel ini cukup asyik dan recommender untuk yang suka tema konspirasi. rating 3/5 untuk novelnya, dan 5/5 untuk informasi2 konspirasinya. :)
Buku Rizki yang mengangkat tema mengenai konspirasi jahat di bidang makanan dan obat-obatan. Jalan cerita bersetting di Itali.
Namun sayang, sedikitnya mengulas tentang sejarah seperti yang ada dalam the jacatra secret dan the escaped.
Namun tetap menjadikan buku ini layak di baca, karena kita akan tahu jenis-jenis makanan dan obat-obatan apa saja yang berbahaya bagi kita dan di klainm nyata oleh penulis novelnya
setelah membaca The Escaped, kemudian saya baca Codex ini, hanya selang 1 hari... dibandingkan dengan The Escaped, saya lebih suka Codex ini, alur ceritanya lebih ngalir.. (karena ini kan novel ya)
sisi negatif dari buku-buku kang Rizki menurut saya adalah, pemaparan data yang terlalu mendetail... terkait data-data konspirasi teralu detai di muat dalam novel, bikin saya pusing bacanya... :(
aspartam, vaksin, msg, makanan dari hasil transgenik, fast food alias junk food, hiv-aids, harpp, depopulation program, obat dan penyakit, disinformation, iluminati, mason, free mansory, amerika serikat. semuanya berhubungan. begitu banyak informasi dan fakta yang dibeberkan penulis dan agar tidak bosan. penulis merangkainya dalam sebuah novel.
buku yang memaparkan berbagai konspirasi pemusnahan manusia d muka bumi. dengan cara yang mungkin tak terduga bagi kita. dikemas dalam bentuk novel. suatu penyajian fakta yang sangat menarik dan mudah dipahami!
ceritanya bagus bangett! berasa di ajak jadi agen rahasia dengan segala chip chip nya :D pokonya WOW banget ini buku dan recommend banget buat yang pengen tahu tentang konspirasi jahat di atas meja makan ..
Membaca buku akan mendapatkan : Petualangan dan cerita yang menarik serta akhir yg "happy ending", berbagai ilmu yang mungkin baru buat saya, dan semakin berhati2 di dalam mengkonsumsi makanan .. back to nature ...
wuaaaaaaaahhh. bagus banget! setelah baca ini. serasa ada kilat yang menyampaikan pesan bahwa benar-benar untuk menjauhi MSG, Aspartam dan temen-temennya itu. selain karena sebabnya menjauhinya itu juga karena motif dibalik itu semua
Membaca buku ini saya menjadi semakin tahu betapa banyak zat-zat berbahaya dalam makanan yang saya konsumsi selama ini.
Saya pribadi merasa bukan hal yang mudah untuk mememulai mengkonsumsi makanan2 sehat tanpa zat2 yang berbahaya tersebut. Tapi sedikit demi sedikit saya harus bisa memulainya.