Jump to ratings and reviews
Rate this book

Here, After

Rate this book
SUATU SAAT, cinta itu pernah ada. Dan aku melihatnya pergi tanpa sempat kucegah sama sekali.

Sejak itu, hari-hari terasa sulit untuk dijalani. Aku bahkan sulit untuk tersenyum pada bayanganku sendiri di cermin -- karena saat itu aku tahu, hanya aku sendiri yang terlihat di situ. Meskipun kedengarannya tak masuk akal, sering aku berharap bisa membalikkan waktu. Aku bahkan bersedia memberikan apa yang selama ini terpendam begitu saja di hati.

Suatu saat, cinta itu pergi. Menyisakan sejuta penyesalan karena tak cukup sigap menahannya tetap berada di sini...

197 pages, Paperback

First published January 1, 2010

19 people are currently reading
696 people want to read

About the author

Mahir Pradana

11 books84 followers
I'm like Rob from 'High Fidelity', combines with Montag from 'Fahrenheit 451', a little bit of Santiago from 'The Alchemist' and would like to be Edward Cullen... not!

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
272 (28%)
4 stars
268 (27%)
3 stars
284 (29%)
2 stars
104 (10%)
1 star
38 (3%)
Displaying 1 - 30 of 102 reviews
Profile Image for Sweetdhee.
514 reviews115 followers
December 30, 2010

SUATU SAAT, cinta itu pernah ada. Dan aku melihatnya pergi tanpa sempat kucegah sama sekali.

pernah merasa sakit hati?
Ingin balas dendam?
Jika tidak sampai membalasnya pada orang lain, bukankah berujung ke pembalasan pada diri sendiri?
Entah itu dengan membangun 'benteng' dan tidak mengijinkan cinta lain masuk, entah itu dengan berpura-pura bersukacita dan menikmati hidup yang hampa, entah..
Bah! Ngomong aja ma diri sendiri, Diet!!

Sampai kapan sakit hati itu berlangsung?
Ada yang tahu?
Sampai kita puas melihat banyaknya hati yang lain merasakan perih layaknya yang kita rasakan?
Sampai kita bangga karena berhasil menjegal semua hati yang kemungkinan menyakiti kita lagi?
Sampai kita tua?

Atau sampai kita sadar, bahwa cinta itu kita lewatkan begitu saja saat dia mencoba mengulurkan tangannya, tulus?
Haruskah menunggu cinta itu hilang? Mati?

*DidietYangLagiMikirPernahBikinSakitHatiBerapaOrangYah?*

Adi->Diana->Rio->Putra->Nia->Arya->Novi->Rizal->Intan->Ollie->Juliet->?????
Lalu akan beranjak ke hati yang mana lagi wabah ini?

Rangkaian cerita dalam buku ini menunjukkan satu hal:
Sakit hati yang dirasakan seseorang bisa, no, hampir pasti akan mengakibatkan sakit hati yang lain
Setiap karakter menceritakan kisahnya dari sudut pandang yang khas
Disambut dengan bait Love Hurts nya Nazareth kala membuka halaman awalnya, dan kutipan-kutipan keren pada bagian bawah judul babnya, menjadikan buku ini menyenangkan untuk dibaca, walaupun isinya bukan tentang suatu hal yang menyenangkan

Saya suka cara Mahir menyampaikan 'kekurangan' Putra dalam dialog-dialog antara Putra dengan Rio, Nia, dan Dikki
Walaupun akhirnya, kekurangan itu akhirnya terlontarkan dari teriakan Ayah Nia, tapi saya tetap suka cara penggambarannya
Juga ketika adegan Would You be My Silvya? yang sebetulnya picisan, tapi saya merasa menjadi gadis yang -makin- manis saat membaca nya

Lalu puisi-puisi yang bertabur di Bab Intan dan Ollie
weeew...
ini puisi Intan untuk Nayla, putrinya yang berulang tahun ketiga

I have a short story
About a Little Nayla the fairy
She's somehow my precious jewelry
The most beautiful melody in my simphony
She gives me strength whenever i'm weak
With those pretty flowers that bloom on her cheek
She's going to be a doctor, a teacher, or anything else
But for now, I love her just the way she is
She celebrate her birthday just about today
I have so much to say
But don't know the appropriate way
The words i create just seems to fly away
Happy Birthday, dear
I feel so alive with you here

nice, huh?
*mengelap muka, eh, air mata*

Lalu ada juga puisi Intan untuk Ollie
paling suka kalimat terakhirnya
It becomes a Depressing Infatuation About a Neverending Agony
Ahiaks.. *jleb*

Nah, jleb yang paling manteb itu ada di adegan tusuk obeng
WEW!!
Suka banget adegan ini..

Cinta datang dan pergi, sama seperti apapun di dunia ini. You fall in love, then you fall out of it. Cerita Cintamu berakhir, tapi setelah itu akan datang cerita baru. Itulah hidup. Hal. 194

Asiklah buku ini buat dibaca, ga terlalu berlebihan isinya, bisa sambil santai bacanya
3 setengah bintang saya persembahkan buat Mahir Pradana.. thumbs up
Profile Image for Aveline Agrippina.
Author 3 books69 followers
December 7, 2010
“Saya bukan orang yang pandai mencerca.”



Itu yang saya katakan ketika seorang Mahir Pradana hendak mengirimkan sebuah file yang diharapkannya agar saya membaca dan memberikan kesan apa yang tertinggal setelah saya membacanya. Belum naik cetak dan belum melewati proses proofreading. Saya tahu reaksinya setelah saya menuliskan kalimat itu di dalam gadget saya.



Setelah e-mail darinya saya terima, saya hanya mengunduhnya. Mendiamkannya dalam memori komputer dua hari. Setumpuk pekerjaan sudah menanti saya dan saya pikir tak ada salahnya menomorduakan D.I.A.N.A. itu. Ah, apa pula Diana itu? Manalagi sebagai tagline-nya adalah “Depressing Infatuation about a Never-ending Agony”. Maaf, tak ada waktu untuk menikmati bacaan yang membuat orang menjadi berhalusinasi luas.



Rasa berdosa lahir ketika saya teringat bahwa saya masih berhutang. Saya berjanji kepada Mahir bahwa saya akan mengatakan apa kesan saya setelah membacanya. Saya baru membaca dua halaman saya, kemudian berpindah lagi pada file lainnya. Ketika usai saya menyelesaikannya, tak ada salahnya saya membacanya.



Menginjak bab pertama dari novel ini, saya tertawa saja. Adi. Oh, ini dia rupanya Adi yang menjadi tokoh utama. Dan pikiran saya kembali menari bahwa Adi dan Diana pasti akan menjadi tokoh utamanya. Klise! Begitu juga ketika masuk ke bab kedua. Untuk apa Mahir yang sedang menjadi dewa di novel ini seenaknya saja menulis Adi dan Diana sepanjang itu?



“Gila!”



Tanpa sadar saya mengucapkan kata itu ketika saya berada di bab keempat dalam novel ini. Ketika Putra telah usai bercerita. Saya sedang membaca apa saat ini?



Pantas saja, di senja ketiga di bulan April 2010, tim dewasa berusaha untuk menetaskan naskah yang saya pegang ini sebagai sebuah buku. Saya tahu jawabannya. Tahu mengapa tim firstreader memperjuangkan naskah ini. (Bukan karena sang penulisnya ada dalam rapat besar tersebut)



Hendak apa si Mahir ini? Saya bertanya-tanya sendiri. Siapa tokoh utamanya? Saya benar-benar jengkel sekali dengan novel ini. Mana klimaks dan antiklimaksnya? Eh, apakah ini soal cinta? Saya terdiam dengan pertanyaan terakhir. Di tengah rasa jengkel saya yang semakin membuncah setelah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya menari-nari, saya insafi satu hal: dia bermain dengan cinta.



Matilah saya malam itu. Saya semakin gencar menghabiskan bab demi bab novel tersebut. Persetan dengan tengah malam di mana esok hari saya masih ditunggu oleh tugas yang membumbung tinggi. Semakin malam, saya semakin dilarutkan oleh D.I.A.N.A. Egh! Novel macam apa ini? Lancangnya ia menarik saya masuk ke dalam dimensi lain dan mengajak saya bermain-main dengan dongengnya di tengah malam.



“Aku adalah karakter jahat dalam cerita ini dan aku memang pantas untuk dibenci.” – hal. 90



Mana ada penulis yang mengadakan pengakuan dosa kepada pembacanya dengan menulis seperti ini? Benar-benar gila penulis yang satu ini. Mengajak pembacanya untuk lekaslah membenci karakter yang ia ciptakan sendiri. Saya terus menjelajahi setiap karakter, setiap tokoh, dan setiap penceritaan yang lahir. Mahir mampu melarutkan saya dalam ceritera rekaannya sendiri.



Rasa bergidik ngeri, takut, bahagia, marah, dan apapun itu beraduk satu. Seorang Mahir menyeret saya untuk menghabiskan D.I.A.N.A. lebih utuh tengah malam. Seolah-olah semua karakter tersebut menjebak saya dalam dimensi yang berbeda-beda. Saya berada pada karakter demi karakter yang berbeda dan saya sadar: novel ini akan membuat suatu lingkaran terhadap seluruh tokoh yang ada.



Seperti halnya menggambar lingkaran, kita tak boleh berhenti. Jika berhenti, kita belum tentu berada pada titik yang sama. Itulah Here, After. Itulah D.I.A.N.A. Saya tidak diperkenankannya berhenti membaca sebelum menuntaskannya.



Cinta yang klise? Saya tarik lagi ucapan saya sebelumnya. Sampai bab ketujuh pun saya tak tahu misteri apa yang disimpan oleh Mahir bersama dengan kesepuluh tokoh rekaannya itu. Semakin menelusuri, misteri semakin runyam, semakin mengajak saya berpikir dan tak lagi memandang waktu yang sudah menginjak jam dua pagi.



Entahlah, ini sebuah novel atau kumpulan cerpen yang saling bertautan, atau juga seperti Dan Brown yang mengajak saya terus berpikir apa yang dewa-dewa kehendaki dalam karyanya ini. Seorang Mahir di dalam 197 halaman mampu mencampurkan semua rasa: pahit, ngeri, takut, marah, sedih, pilu, dan bahagia.



Menginjak bab kesepuluh, saya tahu apa yang hendak Mahir ceritakan. Tapi, bagaimana dengan pertanyaan-pertanyaan saya tadi? Mana jawabannya?



“Bagaimana dengan ‘cinta’?

Aah, itu bisa menyusul!”




Kekuatan-kekuatan yang lahir sendiri dari novel ini memberikan satu pelajaran bagaimana kita menikmati hidup dan cinta. Here, After bukan hanya mengajak berpikir bagaimana berfilosifi mengenai hidup tetapi juga caranya untuk bercinta dan terjebak di antara segmentasi cerita. Bagaimana merasakan perjumpaan dan kehilangan dalam waktu yang bersamaan. Bagaimana untuk berusaha memberikan rasa sayang dalam konflik-konflik benci yang timbul dari antara keduanya. Ini menjadi satu prestise untuk proses bercerita yang memberikan misteri dan menjebak.



Nah, Bung Mahir, benar bukan apa kata saya? Saya bukanlah orang yang pandai dalam meresensi, tak pandai dalam mencerca. Rasakan sendiri bukan kalau saya malah menulis cerpen di sini?! Jadi, jangan salahkan saya bila saya memang bukan menulis resensi. Dan syukurlah kalau memang ini masih bisa dianggap sebagai resensi.



Oh ya, satu lagi, ini yang ingin saya katakan pada saat saya membaca Here, After. Novel ini memberikan .... *Ah, sial! Tulisannya terputus!*









Jakarta, 7 Desember 2010 | 14.35
A.A. – dalam sebuah inisial



Profile Image for Maggie Chen.
145 reviews85 followers
July 11, 2017
Karena pengalaman membaca Here, After ini cukup menyenangkan, aku jadi tidak dapat menahan diriku untuk setidaknya memberikan satu atau dua komentar untuk setiap bab di dalamnya. So, here it is (you may not understand if you haven't read this book, so please yourself to skip this part :D)

Adi
Malangnya Adi, pada akhir cerita aku bahkan sudah melupakan namanya. :") Karena Adi adalah karakter yang muncul pertama kali, dan sejujurnya sama sekali tidak meninggalkan kesan bagiku. Selain masalah penyakit rambut mulai menipis yang kerap disinggung sehingga membuatku membayangkan Adi sebagai om-om setengah botak, aku tidak ingat apapun tentang dirinya.

Diana
Okay, setelah selesai membaca bab milik Adi, aku benar-benar bete dengan Diana. Tapi setelah membaca bab Diana, aku sedikit mengerti alasan dari tindakannya. :)

Rio
Awalnya aku sempat sangat 'uhmm....' (awkward moment) ketika melihat tingkahnya di Bab Diana tapi setelah melanjutkan membaca beberapa halaman, aku jadi sangat mencintai Rio! Akan tetapi perasaan itu berubah lagi ketika aku sampai di bagian pertengahan bab Rio. Satu hal, Bab Rio=Inception.

Putra
Oh, Putra, apa yang harus kukatakan padamu? Pokoknya aku menyukai bab ini karena somehow aku dapat relate dengan keadaan Putra (yah, ketahuan deh kisah cintanya tragis). Mungkin juga karena Putra yang ceritanya paling membumi, dekat dengan kehidupan sehari-hari orang-orang di sekitarku.

Nia
BOOM~~! MIND BLOWN....
Bab ini adalah bab yang membuat bab Putra menjadi sangat sangat sangat berarti. Sebenarnya aku sudah menyadari sebuah keanehan di dalam bab Putra, tetapi aku tidak menghiraukannya. Eh ternyata, benar-benar ada sesuatu... Kalau untuk kisah Nia sendiri sih, benar-benar seperti deskripsi Kak Mahir sendiri yang ia tuliskan di dalam bab. Kisah sinetron murahan Indonesia. Cuma, jangan terus-terusan disinggung dong. Aku yang tadinya tidak berpikiran seperti itu jadi ikut tersugesti kan. :""") Dan, satu hal, aku sempat meringis melihat Nia yang ditembak dengan puisi shakespeare. Rada-rada... err.. Why Shakespeare? *maafkan aku :"")*

Baca review selengkapnya disini >>

Nocturnal Catfish: [BOOK REVIEW] Here, After by Mahir Pradana http://iamnumberthirteen.blogspot.com...
Profile Image for miaaa.
482 reviews420 followers
December 23, 2010
A joy to read, remarkable love stories, and perfect songs for backgrounds. Mahir, I'll definitely await for your next pieces.

***

Kisah-kisah biasa dan tak biasa tentang cinta, dengan lagu-lagu keren jadi latar belakang. Perfecto!

Buku ini mengingatkanku sekali dengan film Crash (2004) besutan Paul Haggis, di mana masing-masing karakter saling berhubungan satu-sama lain (inter-related) and that is freaking cool. Sepertinya mengingatkanku bahwa dengan seribu satu kesibukanku, terkadang lupa tindak-tanduk kita bisa berdampak, somehow, pada orang lain.
Profile Image for Winna.
Author 18 books1,966 followers
January 29, 2011
It's been quite some time since I've encountered a book I call 'mellow'. This is one of them.

The thing is, most of the book feels real in terms of everyday life scenes, dialogue, the characters.. I don't find the characters likable, but I have to say that real characters are flawed. I like the fact that the writer puts forward truth in his book, instead of writing about something extremely dramatic and unreasonable (though the book, in its latter chapters, do become more dramatic).

Most of all, I like Mahir's writing style. His book is something I'd like to write myself, in the future, and that's the biggest compliment a writer can give to another :)

Although I find myself getting depressed from time to time when reading this book, it's nice to get an ounce of reality, sometimes.
Profile Image for Sulis Peri Hutan.
1,056 reviews297 followers
June 1, 2015
sukaaaaaa, kayak rantai makanan, satu tokoh melahap tokoh berikutnya

read more: http://kubikelromance.blogspot.com/20...


Pernah nonton film Crash, Valentine Days, atau film Indonesia yang berjudul Love? Bagi yang udah nonton bisa narik kesimpulan kan kesamaannya? Alur dan semua tokoh -baik tokoh utama maupun tokoh figurannya- mempunyai peranan penting dalam jalannya cerita, tokoh dalam satu cerita akan mempunyai benang merah dengan tokoh dilain cerita. Ada 10 cerita dan 10 tokoh di dalam buku ini, bisa berdiri sendiri, bisa sambung menyambung dengan cerita lainnya, Daripada bingung dengan kalimat saya, berikut isi buku ini.

1. Adi

"Cinta adalah penipuan terbesar yang diciptakan oleh umat manusia."

'Cinta' tak bisa mempersatukan mereka yang jauh. Padahal, seharusnya, itulah tugas cinta. Ia gagal mempersatukan aku dan Diana, hanya karena Diana di Jakarta dan aku di London.

Patah hati karena alasan LDR, Adi melampiaskan sakit hatinya pada acara Latin Night di bar kampusnya. Di sana dia bertemu dengan gadis ayu perpaduan Irlandia dan Spanyol, Juliet. Selain mengajarkan Adi tarian salsa secara khusus, Juliet juga memberikan obat sakit hati untuk satu malam yang terhebat.

2. Diana

"Get busy living or get busy dying." The Shaw Shank Redeption.

Layaknya Andy Du Tresne di film The Shaw Shank Redeption, Diana harus berjuang keras untuk hidup. Diana punya masa lalu yang buruk akan makhluk yang bernama laki-laki. Ayahnya meninggalkan dirinya dan ibunya ke luar negeri, yang awalnya hanya beberapa tahun, dia malah tidak pernah kembali lagi dan menikah dengan wanita bule di sana. Keadaan itu membuat Diana kuat, membuat Diana membenci hubungan jarak jauh, membenci laki-laki. Dia lebih suka one night stand dengan random guy, lebih nyaman kalau nggak in relationship dengan siapa pun. Ibunya sangat menyayangkan ketika Diana putus dengan Adi, berharap cowok baik-baik itu bisa membahagiakan anaknya, tapi ketika tahu alasan mereka putus, jarak jauh, ibunya tidak bisa berbuat apa-apa.

Enam bulan kemudian Diana bertemu Rio, cowok yang dua tahun lebih muda dari Diana. Pertemuan mereka terjadi ketika Diana sedang menunggu bosnya, Rizal. Untuk membunuh waktu mereka membaca buku The Brethren-nya John Grisham, lalu laki-laki sok dewasa itu bertanya, "Kamu The Brethren karya John Grisham?" Binggung dengan pertannyaannya, Diana menyahut dengan galak, Rio malah mengenalkan dirinya sebagai High Fidelity karya Nick Hornby (baca alasannya di sini).

Perkenalan yang unik itu membuat Diana tertarik pada Rio, pribadinya yang mempunyai rasa percaya tinggi dan kadang lucu, membuat mereka tidak butuh waktu yang lama untuk melangkah lebih jauh. Sialnya, hal yang sama terulang lagi, Rio mendapat beasiswa ke Canberra, Australia.

3. Rio

"Well, dua minggu, enam bulan, sepuluh tahun, tak akan ada bedanya. Setelah orang yang pernah menjadi pasangan kita pergi, semua berakhir. Semua kenangan tinggal kenangan. Akhir cerita."

Rio masa bodoh hubungannya dengan Diana.

"Jika kamu jatuh cinta kepada seseorang pada kamu melihat wajahnya untuk pertama kali, bahkan ketika kamu sama sekali belum mengetahui siapa namanya dan berkata sepatah kata pun kepadanya, itu sudah jelas bukan 'chemistry'. Itu 'biology'."

Rio menceritakan pengalaman kisah pahit asmaranya kepada Putra, sahabatnya yang ada di Jakarta, yang sering menemaninya di chatroom. Begitu juga ketika dia berkenalan dengan Sharen, gadis keturunan India dan berkebangsaan Malaysia. Kalau dengan Diana Rio mengecap manisnya cinta di dunia nyata, dengan Sharen, petualangan romantis mereka ada di dunia mimpi Rio.

"They say that dreams are only real as long as they last. Couldn't you say the same thing about life?" - Walking Life.


4. Putra

"Memang selalu lebih enak mengejar impian daripada memilikinya. Begitu suatu impian berhasil kita dapatkan, tiba-tiba tanpa berkedip sedikit pun, whoosh, impian itu hilang ditelan realita."

Pendengar setia curahan hati Santi, sahabat setianya, cinta di hatinya, orang yang membantunya melupakan Nia.

"Seorang cowok takkan pernah bisa menjalin persahabatan murni dengan seorang cewek. Itu sudah menjadi hukum alam."


5. Nia

"Cinta memang tak butuh kata-kata."

Nia adalah pacar Putra, Nia adalah tunangannya Arya.

6. Arya

"Cinta bukanlah benda padat. Cinta itu seperti air, selalu mengalir untuk mengisi ruangan yang kosong. Ruangan yang kosong itu adalah hati manusia."

Arya adalah anak seorang pengusaha kertas yang sangat sukses. Arya adalah anak tunggal dan ayahnya terus mendesak agar dia cepat menikah dan mendapatkan keturunan. Usaha percetakan Papa Nia mengalami kebangkrutan, terlilit hutang ratusan juta pada Arya. Simbiosis mutualisme, Arya butuh istri, dan dia hanya mengingginkan Nia.

"Waktu adalah salah satu unsur yang diciptakan oleh Tuhan sebagai penanda kehidupan manusia. Mau tahu berapa lama dalam satuan 'waktu' yang dibutuhkan Tuhan untuk memutar balikkan nasib manusia? Satu detik."

7. Novi
Akan ada satu penghuni baru di tempat Novi bekerja. Seorang laki-laki yang sehat walafiat namun pandangan matanya kosong dan tidak pernah bicara. Dia mengalami kecelakann mobil yang menyebabkan gangguan otak sehingga mengalami halusinasi berlebihan dan ketidakstabilan emosi, trauma berlebihan akibat kehilangan istri tercintanya yang sedang hamil.

Dia seperti Norman Bates di film Psycho.
Dan tugas Novi hanyalah merawatnya.

8. Rizal
Dia mempunyai keluarga kecil yang bahagia, seorang istri dan anak yang pura-pura dicintainya. Rayuan gombal dilontarkan kepada istrinya sewaktu habis bangun tidur, bermanja-manja dengan anaknya, menjadi pendengar yang baik istrinya ketika bercerita tentang temannya yang seorang perawat yang mempunyai pasien depresi tapi lama-lama dia jatuh cinta pada pasiennya itu. Semua terlihat normal dari luar, tapi di dalam dia mempunyai hubungan terselubung dengan mantan bawahannya di Jakarta, gadis yang menguras harta bendanya.

9. Intan
Seorang ibu rumah tangga yang hidup bersama dengan suami yang berselingkuh dan seorang anak hasil pergaulan bebas. Dia tidak sanggup menceritakan keadaannya kepada keluarganya, terlebih pada adiknya tersayang, Putra.

Hidupnya penuh penyesalan dan dia lelah dengan segala kepura-puraan, sandiwara di dalam rumah tangganya. Hidupnya mulai lega ketika dia bisa mencurahkan semua masalahnya kepada seorang laki-laki bernama Oliver Wimmer.

10. Ollie

"A depressing infituation about a never ending agony."

Ditinggal perempuan yang amat dicintainya karena lebih memilih kenyataan hidup. Ollie pun pergi ke Boston. Ketika mobil shuttle yang ditunggunya datang, ada cewek yang tiba-tiba masuk dan duduk di sebelahnya, cewek itu bernama Juliet Carpizo. Mereka pun bercerita tentang pengalaman yang baru saja mereka hadapi, pengalaman pahit yang mempunyai kesamaan, sakit hati dengan orang Indonesia. Ollie menyiksa dirinya sendiri ketika berada di Singapura dengan mencintai wanita Indonesia yang sudah bersuami dan memiliki anak, wanita itu lebih memilih keluarganya daripada dirinya. Sedangkan Juliet, dia mendapatkan satu malam yang dasyat dengan seorang laki-laki Indonesia yang mencintai orang lain, di mana paginya dia ditinggalkan begitu saja, hanya sebagai pelampiasan.


Love Love Love the Story
Bisa dibilang buku ini adalah kumpulan cerpen, berdiri sendiri, jadi tak akan ada masalah jika dibaca terpisah. Tapi, jauh lebih asik kalau dibaca dari awal, mengetahui alurnya dan kita akan menebak ini tokoh ada hubungannya dengan siapa? Permainan alur, tokoh, setting waktu, itulah sihir yang diberikan penulis untuk buku ini. Memiliki cerita yang berbeda di tiap bab, tapi masih dalam satu kesatuan yang apabila disatukan akan menjadi utuh, sempurna.

Tokoh yang paling dibenci: Diana. Dia benar-benar bitch, sebel banget sama dia, perusak hubungan orang lain. Pengen nyakar mukanya. Baca deh, pasti merasakan hal yang sama yang saya rasakan ketika membaca bagian yang ada dirinya.

Tokoh yang paling di suka: Putra. Saya berhasil dibodohi oleh penulis. Baru nggeh dengan 'kekurangan' Putra ketika membaca bagian Nia. Saya kembali kebagian cerita Putra untuk mencari tahu hal ganjal yang saya rasakan. Ketika mencerna kembali cerita bagian Putra, saya mendapatkan sinyal yang dari awal penulis sudah berikan, tidak ada tanda " tiap kali Putra menjawab pertanyaan dari orang lain. Jenius!.

Cerita yang paling di suka: Putra-Nia-Arya-Novi. Temukan sendiri alasannya, kalian akan tahu kenapa .

Buku ini tidak membuat saya berpikir keras, berbeda ketika saya nonton film yang setema atau sealur, ketika saya nonton film Crash, dimana saya harus benar-benar mengamati tiap tokoh yang ada dan menebak tokoh ini tadi muncul di bagian apa saja ya? Tokoh yang awalnya figuran, di menit keberapa bisa menjadi tokoh utama. Buku ini tidak banyak tokoh dan ceritanya runtut, jadi kita tidak akan binggung. Seperti rantai makanan, semuanya akan kembali ke awal lagi. Cerita di buku ini bisa berbeda-beda tapi mempunyai makna yang sama, tentang sakit hati.

Sudut pandang diambil dari orang pertama, yaitu tiap tokohnya, membuat kita lebih menyelami konflik yang dideritanya.

Cover, sebuah jam pasir, menandakan waktu. Penghubung cerita satu dengan cerita yang lainnya, sang benang merah. Suka!

Minim typo, hanya berasa aneh ketika bab terakhir, bagian ketika tiba-tiba Juliet masuk ke shuttle dan duduk di sebelah Ollie. Shuttle ini mirip taxi kan? pemahaman saya itu kendaraan umum dan Juliet tanpa permisi nyerobot, setelah itu mereka malah bincang sendu, kalau saya jadi Ollie pasti protes dong, mobil ini udah saya pesan duluan kok tiba-tiba nyolong. Nggak suka ending di cerita Rizal. Itu aja sih, selebihnya great book.

Buku ini membuat saya ingin sekali membaca Fahrenheit 451, menonton film Wlking Life dan Psycho, berkenalan dengan film Woody Allen - Annie Hall, mendengarkan tembang Incubus yang berjudul Love Hearts.

Bagi yang ingin mendapatkan kisah yang happy ending, jangan baca buku ini. Tapi, buat yang ingin membaca buku dengan alur lain daripada yang lain, berbagai cerita di dalam satu buku yang masih saling berhubungan, cerita yang asem, kecut, asin, pahit, pedes, kamu wajib baca buku ini.

4 sayap untuk Mahir Pradana akan karya perdananya
76 reviews
February 15, 2015
Damn it.
Saya nggak nyangka ini bakalan se-KEREN ini.

Dear Mahir, I totally adore you.

---

Saya harus ngaku, kalo faktor utama saya mutusin beli Here, After ini adalah karena novel ini sedang di-discount oleh sebuah toko buku online. Tau sendiri, saya paling nggak tahan liat buku murah. Lalu, memang 'hasrat' saya untuk mengoleksi buku (terutama novel) dan rasa penasaran terhadap penulis satu ini, jatuh pada faktor kedua dan ketiga. So, begitu saya membuka novel ini dengan hanya satu clue yang pernah saya baca dari review di goodreads, yaitu kalau cerita ini konsepnya sama seperti film Valentine's Day, saya terbang setinggi-tingginya begitu selesai membaca sampai halaman terakhir.

Kenapa? Karena ceritanya jauh diatas apa yang saya bayangkan.

Even it's much more better than Valentine's Day. (menurut saya, loh, ya)

Dari halaman pertama, saya sudah dibikin jatuh cinta dengan gaya penulisan Mahir. Kesannya lembut, tapi juga penuh makna. Ditambah lagi, Mahir juga selalu berhasil menyelipkan sedikit candaan di dalam narasi maupun dialog, namun tetap tidak kehilangan gaya soft-nya itu. Pokoknya baca Here, After ini tuh rasanya kayak adem, sejuk, nyaman. Padahal ceritanya sendiri tidak ada yang ber-happy ending. Ah, nggak percaya seorang cowok bisa menulis seindah ini.

I mean, indah yang benar-benar indah.

Saya pun jatuh cinta dengan puisi yang ada dalam cerita Intan dan Ollie, puisi Intan untuk anaknya dan puisi Intan untuk Ollie. Kekuatan dari setiap lariknya mampu menghipnotis saya untuk terbuai dalam untaian kata yang dalam dan cantik itu.

Tak salah lagi, saya juga jatuh cinta dengan ceritanya. Memang konsepnya seperti film Valentine's Day, yaitu penceritaan dari berbagai tokoh(namun tetap dengan sudut pandang 'aku' atau 'gue'), dimana antara satu tokoh dengan yang lain memiliki hubungan, entah teman atau pacar or whatever it is. Yang menarik adalah, somehow, Here After feels different. Dia nggak sepenuhnya klise, banyak sekali hal-hal yang secara nggak terduga terjadi di dalam cerita. Dan, ohh, ceritanya mengalir banget! Sungguh.

Again, I totally adore you, Mahir.

Terakhir, saya suka dengan pertanyaan-pertanyaan serta opini mengenai cinta yang tersebar di sepanjang cerita. Aneh memang. Saya baru saja diajak mempertanyakan cinta bersama tokoh-tokoh dalam Here, After ini, tapi sejak itu pula, saya rasa, saya jatuh cinta dengan Mahir.

Well then, terimakasih Mahir untuk kelembutan dan 'cinta' yang kau tebar dalam kisah bersama Adi, Diana, Rio, Putra, Nia, Arya, Novi, Rizal, Intan, dan Ollie. Terimakasih untuk telah membuat saya semakin ingin menelusuri lebih banyak kisah yang kau torehkan dalam bentuk hitam di atas putih. Saya janji akan senantiasa menunggu lebih banyak lagi untaian kata-kata nan indah darimu.

Danke schon, Mahir.

P.S.
Izin nge-post satu puisi tentang cinta di sini, ya.

Somewhere or Other
BY CHRISTINA ROSSETTI


Somewhere or other there must surely be
The face not seen, the voice not heard,
The heart that not yet—never yet—ah me!
Made answer to my word.

Somewhere or other, may be near or far;
Past land and sea, clean out of sight;
Beyond the wandering moon, beyond the star
That tracks her night by night.

Somewhere or other, may be far or near;
With just a wall, a hedge, between;
With just the last leaves of the dying year
Fallen on a turf grown green.

Profile Image for ndari.
100 reviews
March 19, 2011
Kesan pertama: covernya bagus!

Buku ini selesai saya baca hanya dalam beberapa jam, waktu gegulingan di kasur gara-gara maag kambuh.
Ini jenis buku yang sulit dicari benang merahnya, karena terdiri dari banyak cerita yang semuanya berhubungan masing-masing karakternya. Pernah nonton film Valentine's Day, atau film sejenis itu? Buku ini memiliki plot yang mirip dengan film di atas.
Yang paling saya suka dari buku ini adalah, cara penulisannya. Di buku ini setiap karakter hanya diberikan satu bab "kesempatan" untuk menceritakan kisahnya, karena tokoh di buku ini ada banyak sekali dan tidak mungkin si penulis menuliskannya satu persatu. Namun hal inilah yang menjadi daya tarik, karena unik. Beberapa orang mungkin akan bingung membacanya karena terlalu banyak cerita dan karakter, tapi menurut saya hanya dengan cara inilah inti ceritanya bisa terucap dari banyak sudut. Dan dari semua cerita, saya paling suka cerita Novi.

Intinya cuma satu, sebenarnya: bagaimana cinta berakhir.

Satu lagi, ketika saya membaca buku ini, saya merasakan ketimpangan. Di beberapa bab, tulisannya terasa mengalir, dan dialognya terasa hidup.. Dan di bab lain rasanya membosankan dan kalimatnya kaku. Tapi saya mengerti sih kesusahan penulis yang harus menuliskan ceritanya dari banyak sudut pandang.

3.5 bintang.
Profile Image for Nur Fadilla Octavianasari.
565 reviews45 followers
August 31, 2016
3.5 actually , yah karna gak ada jadinya 4 boleh deh :D

awal2 baca bner2 gak dapet isinya entah kenapa @.@ , mungkin karena ceritanya masih biasa2 aja dan gak terlalu dalem kali yah :p
but, yah kesan pertama gak seharusnya meruntuhkan semangat kita bukan? begitu juga yang gue lakuin #eaaa sok!
yah akhirnya gue lanjut bacanya deh smpe to the end of the story . and guess what? semakin kebelakang ceritanya semakin bagus dan menyentuh. mungkin aneh bagi kalian tp gw suka banget ama yang bikin melo2 gitu huahahah

hmm, let me say that its a-broken-hearted-story. well walo gk bner2 itu juga sih. tp juga tentang gmana banyak orang mempertanyakan gimana sebnernya eksistesi cinta itu sendiri.

knapa gue kasih 3.5? karna gue kurang suka aja kalo point of viewnya itu banyak orang. yah walopun dengan gtu kita bisa bner2 tau gmana cerita itu dr sudut pandang tokoh lain. tp mnurt gue itu malah mengurangi keasyikan dicerita itu sendiri . just sharing btw. no offense hey!
Profile Image for Dinur A..
258 reviews98 followers
January 21, 2017
Akhirnya bisa juga baca buku ini setelah perburuan panjang. Everything about this book is just painful. Mungkin bakalan keren kalau dibikin film, semacam Rectoverso gitu, tapi bedanya ada benang merah yg mengikat para pemainnya. Keren lah pokoknya.
Profile Image for Nike Andaru.
1,637 reviews112 followers
December 24, 2010
Setelah lama pesen bukunya dari salah satu toko buku yang ngasih diskon 25%, akhirnya sampe juga nih buku.

Sebenernya saya pelanggan setia buku-bukunya Gagas Media, suka sih ya, karena banyak chiclit yang dari penulis dalam negeri. Jadi, setelah beberapa lama abis bukunya Gagas yang saya beli, saya pasti berkunjung ke webnya lagi untuk tau buku-buku terbaru yang selanjutnnya akan saya masukkan dalam wishlist buku yang akan dibeli. Setelah baca-baca, langsung deh tuh naksir sama Here, After ini dan Satin Merah (yang sudah dibeli tapi blom dibaca).

Dengan tumpukan buku yang semakin menjulang, bingung juga mau baca yang mana duluan. Karena bujuk rayu Kak Mia, akhirnya saya ikutan untuk baca bareng buku ini *walau ga barengan juga sih sebenernya, karena duluan kelar Kak Mia baca baru saya mulai baca*.

Setelah buka plastik buku ini, liat-liat... nah agak curiga kalo buku ini adalah kumcer, karena ngeliat tiap babnya dinamai dengan nama orang semua. Langsung deh mulai baca, kalo kumcer akan di skip dulu deh, karena dalam bulan ini saya udah baca 4 kumcer, jadi sekarang pengen dibuai dengan cerita cinta-cintaan dulu aja deh :D

Here, After. Cerita cinta berakhir disini.
Itu taglinenya. Berkesan sedih dan berasa tragis gitu, dan ternyata benar, ada bau kematian dibuku ini.

Mungkin namanya adalah novel sebab-akibat. Karena setiap orang bisa menjadi sebab dan juga ada orang lain yang akan menjadi akibat suatu cerita. Ini yang menarik. Dari cerita satu orang, akhirnya bisa menceritakan banyak hal yang sebenernya seperti rantai dalam kehidupan.
Bercerita awal tentang Adi yang diputusin pacarnya, Diana karena Diana ga tahan pacaran LDR (Long Distance Relationship) walau jaman sekarang komunikasi semakin mudah oleh teknologi yang semakin canggih. Sepertinya klise, tapi Diana punya alasan sendiri kenapa Ia akhirnya memutuskan Adi secara sepihak, yaitu karena Diana trauma dengan Ayahnya yang meninggalkan Ia dan Ibunya sejak Ia berusia 2 tahun. Ayahnya pamit untuk melanjutkan studinya ke Belanda hanya dalam waktu 2 tahun, tapi ternyata malah kawin lagi dengan seorang wanita Belanda dan tak pernah kembali.

Cerita Diana dituturkan di bab selanjutnya, setelah cerita Adi. Lalu Diana berkenalan dengan Rio, akhirnya bab selanjutnya bercerita tentang Rio. Seperti itu selanjutnya disetiap bab. Orang-orang yang ada dalam cerita ini sepertinya semuanya berbicara. Lebih tepatnya, kayak kita baca blog pribadi setiap orang yang saling berkaitan. Nah, Mahir Pradana mengumpulkannya menjadi satu buku, ya Here, After ini.
Satu hal yang sama dari 10 orang yang diceritakan dalam buku ini, semua cerita cintanya berakhir. berkesan tragis, bukan?

Walau saya tidak menemukan cerita happy ending dalam buku ini, saya tetap menyukai buku ini. Berbeda dari buku yang pernah ada. Unik bisa dibilang. Ciri khas cover yang bagus dari Gagas Media, masih terlihat, hanya jam pasir tapi terlihat penuh makna menurut saya. Jam pasir itu menunjukkan waktu, dalam waktu yang sama kita bisa jadi subjek untuk orang lain, tapi juga bisa menjadi objek untuk orang lainnya.

Ah, saya harus memilih sepertinya, saya suka cerita Arya dan Intan :)
Profile Image for Nina Ardianti.
Author 10 books400 followers
March 16, 2014


Love story ends here.

The tagline itself talks pretty much about this book. This book tells us so many love stories, but none of them ends with happily ever after. Yeah, I spoiled you. But I think everybody already knew that this book doesn’t give you typical romance with fairytale ending (such as Restart or Fly to the Sky xD).

As usual, I won’t talk about each story Mahir wrote and how he created spiderweb throughout the book. I just won’t. So many reviews talked about how the stories went, I don’t think it’s necessary to add a non-significant one.

I was late, like… four years to read this book (considering it was published in 2010) but it’s better late than never. Besides, I promised Mahir to read and review his book (and I haven’t done my review of Rhapsody, I’m sorrrryyyy). He warned me, Here, After gonna be dark. Most likely I won’t like it. But after finished reading the book, I found out… I like it. I like Here, After more than Rhapsody. I feel like Mahir more honest. He wrote because he wanted to write something for himself, not to please others.

Since I know Mahir in person, I believe that my opinion will make this review biased. But in short, I can tell that this book is… sooooo Mahir. Once he said that every writer wants to tell something in their writings—implicitly or explicitly. I don’t know what Mahir wanted to say—but somehow I think this book reflects himself. Everything that interest him: movies, books, and music—he put them here and there. Pretty much all over the book. His paradigm, mindset, life philosophy. His vision about life. He told all of them through every character he wrote. A little bit in Adi, a little bit in Intan, a lil bit in Diana. And a lil about himself throughout the book. I can’t tell you which one represented him most.

Despite many people’s opinion (and also Mahir’s claim) that this is dark love stories, I feel that every story is beautiful in its own way. Unrequited love can happen to anyone of us, and even though we realized the possibilities and probability of getting hurt is higher than any mountain in the world, we keep falling. We already calculated the risk, and (sub)consciously absorb it. And I think that’s the beauty of love, isn’t that?

But again, what is love, anyway?



———–



“Love is complicated. Or… do we, human, make love complicated?” – Mahir Pradana, 2014.



http://ninaardianti.com


Profile Image for Fikafidayyah.
7 reviews
March 6, 2012
"Depressing Infatuation About a Neverending Agony"

Kalimat yg ditulis intan untuk ollie ini seakan jadi kalimat pamungkas sekaligus tagline yg (menurut saya) mewakili sebagian besar kisah para tokoh di buku ini. Dan untuk OST-nya,hmm.. kayanya yg plg pas lagu dr Queen dengan "Too much love will kill you".

Suka dengan jalan cerita, terlebih cara penulis menuturkannya. Plot-nya yg dibangun layaknya efek domino (istilah saya), membedakan buku ini dr kebanyakan novel bertema cinta lainnya yg pernah saya baca. Dr kesemua, cerita ttg Novi dan Arya membuat saya berdecak, Nice written! Walaupun karakter Diana sptnya tidak sedetail yg lain dan seakan terburu2 disimpulkan. Ketakutan Diana akan sebuah LDR ataupun komitmen serasa serta merta klo pikir saya. But overall, novel ini bagus kok.

Dan, seiring trend skr ini yaitu mengangkat adaptasi novel ke layar lebar. kalau nanti2 tyt novel ini kebagian dijadiin sebuah project film, maka yg kebayang di kepala saya adalah sebuah film gabungan antara "He's just not that into you" dan "New York I Love You". :-)





Profile Image for Rido Arbain.
Author 6 books98 followers
January 24, 2015
Satu kata untuk buku ini: genius!

Here, After adalah novel yang berisi 10 cerita terpisah tapi saling terkait. Tokoh, alur, konflik, setting, semuanya saling bersinggungan seperti rantai makanan dalam pelajaran biologi.

Sempat beberapa kali gagal mengaitkan satu cerita ke cerita lainnya karena ingatanku yang payah (my bad), jadi langsung bolak-balik ke halaman belakang lagi. Haha. Setelahnya, ya, manggut-manggut. Salut dah dengan penulis, alurnya bisa dibikin rapi begini.

Secara keseluruhan, temanya bisa dibilang dark love. Hampir nggak ada yang happy ending.

Niatnya mau kasih rating penuh kalau ada kejutan lain di halaman terakhir, tapi... cerita tokoh Ollie itu kurang gereget untuk ditaruh sebagai penutup. IMO.

Tapi tetap idenya patut diacungi jempol. Genius!
Profile Image for Aya Aruki.
44 reviews4 followers
October 22, 2015
Tanpa ragu aku memberikan 5 bintang.
Cerita2 di dalam benar2 mengaduk emosiku.
Kisah di mulai dari Adi dan berakhir di Ollie.
Salah satu hal yg membuat novel ini keren adalah krn meskipun tokoh yg bercerita setiap bab sudah berbeda, tetap ada korelasi dengan cerita sebelumnya.
Paling suka dgn kisah Putra-Nia-Arya. So... Heartbreaking!
Totally recomended buat pecinta romance-drama.
Kisah ini menyajikan realita cinta yg dikemas apa adanya namun tetap menarik (mungkin disitulah kekuatan novel ini).
Profile Image for Palsay  .
259 reviews38 followers
December 28, 2010
3,5 bintang, tambah setengah jadi 4 bintang buat ending yg dihiasi Love Hurts by Incubus...

Aiisshhhh....dapet banget nuansanya...
Profile Image for Ade.
14 reviews
May 20, 2011
When love ends here. This book just offends me....
Profile Image for Dian Shinta.
170 reviews
May 8, 2017
Here, After - Mahir Pradana. Rate: ⭐⭐⭐ (3/5)


Kekecewaan itu ada saat realita tidak sesuai dengan ekspektasi. Padahal udah berharap banyak sama novel ini. Karena mas Mahir ini adalah suaminya mba Nina --yang padahal, waktu mas Mahir nulis ini belum jadi suaminya mba Nina. 😂😂😂--
Sayangnya, novel ini ngga sesuai dengan yang sudah saya bayangkan.

Unik sih konsepnya. Ada 10 karakter yang masing-masing bahas tentang kehidupan mereka. Yang akhirnya mereka semua ternyata berhubungan dengan satu sama lainnya.

Bahasa yang digunakan di novel ini, hmmm....bukan bahasa "metropop" nya gramedia atau "city life" nya elex media. Saya nya lebih suka baca buku yang bahasanya semacam metropop (baca: novelnya Ika Natassa --too biased; detected--) atau city life (baca: novelnya Aqessa yang baru saya baca kemarin). Tapi yaaaa namanya karya sastra, semua ada tempat dan wadahnya sendiri-sendiri. Masing-masing penulis punya cara tersendiri untuk menuangkan apa yang ada di kepala mereka.

Dan saya sebel. Setelah di novel SKdPL sebelumnya dibuat mikir "love is good. love is exist", di novel ini dibuat mikir "love is bullshit". Yaaaaa....sudahlah yaaa. Namanya juga hidup. Ada yang beruntung bisa dapat cinta yang berlebih dan ada yang kekurangan cinta.

Hm. K. I think it is enough to talk about love. Because the romantic side of me is menolak untuk berbicara lebih banyak. *ditakol* ㅋㅋㅋㅋ
Profile Image for ijul (yuliyono).
811 reviews970 followers
September 22, 2020
woah, pandemi covid-19 memang benar-benar berhasil memaksaku membongkar beragam timbunan yang sudah tertumpuk sejak ribuan tahun cahaya. salah satunya buku ini.

i had a mixed feeling after read this one. absurd. sejak baca sudah aneh banget. dari satu tokoh, berjalin ke tokoh berikutnya, di bab selanjutnya. kupikir bakal begitu terus sampai akhir, hingga nggak ada tokoh tetapnya. ternyata, nggak. pada satu titik, para tokohnya saling terpaut, hingga memberikan efek kejut yang tak terduga. namun, tetap absurd sih buatku, hahaha.
Profile Image for Sarah Az Zahra.
41 reviews
April 26, 2020
Buku yang kubeli dengan seseorang yang saat itu masih bersama, dan beberapa bulan kemudian pergi juga, qodarullah wa ma sya'a fa 'al. Btw tiap bait yang ada di dalam buku ini bisa ngena di hati, seakan mengajak imajiku kala itu turut larut ke dalam tulisan meski saat memutuskan membeli dan membacanya aku belum pernah merasakan apa yang buku tersebut sampaikan. But, good job, Pak Mahir Pradana 😉
46 reviews2 followers
February 14, 2019
Baca ini sekitar 8 tahun yang lalu. Lupa-lupa ingat sama ceritanya tapi ingat rasanya. Indah sekaligus menyakitkan :”)
Profile Image for nadiakine.
14 reviews
September 10, 2021
suka, tragic. tiap chapter diangkat dari sudut pandang yang beda, dan semuanya saling bersangkutan. meskipun agak membosankan penceritaannya, tapi 4.5/5!
Profile Image for an.
764 reviews22 followers
September 23, 2011
hidup tak lebih nyata dibandingkan mimpi. waktu tak lebih dari sekedar ilusi

selamat untuk gaya bercerita na. mozaik-mozaik cerita yang dihubungkan dengan tema cinta, sakit hati dan kehilangan. kehilangan satu cinta dan menemukan cinta yang lain. apakah benar menemukan cinta yang lain? apakah yang hilang saat itu beneran cinta?

cinta punya makna na sendiri dan juga turunan na. bisa kebahagiaan, bisa nafsu dan busa turunan yang lain. melalui kumpulan kisah ini:

rio, yang kehilangan cinta na dan menemukan nasfu.
diana, yang memutuskan cinta na dan menemukan pelarian.
rio, yang diputuskan dan menemukan ilusi cinta.
putra, yang memendam cinta melalui kata-kata na yang terpendam. suka dengan gaya mahir yang awal na rhe kira adalah typo. kenapa percakapan ga ada tanda petik na. dan ternyata dijawab oleh...
nia, yang menjual cinta oleh kepentingan keluarga.
arya, yang menemukan cinta na setelah mengorbankan cinta demi kepentingan orang tua juga.
nita, yang ikutan gila mencintai orang gila
rizal, yang mencintai orang yang memutuskan cinta na dan menemukan pelarian dibanding istri na.
intan, yang sama-sama tidak mencintai suami na dan menemukan cinta yang lain tapi apakah itu termasuk menemukan kebahagiaan.
olli, yang merasa mencintai perempuan bersuami sekaligus seorang ibu sampai akhir na bertemu dengan...
juliet, one night stand dari pria yang kehilangan cinta na dan menemukan nasfu tapi tak bisa melupakan begitu saja pria ini.

andai ending na dikisahkan seperti romeo. cinta yang naas bukan? yang membunuh karena dendam, yang berusaha bunuh diri karena tersakiti, yang ingin lari karena ga tahan, atau malah yang akhir na mati dalam cinta yang akhir na dia temukan.

mengapa jika memang cinta itu membawa bahagia, yang terjadi dalam kisah ini adalah hal-hal tragis di dalam na. sebuah lingkaran yang membawa hati tersakiti untuk nmendapat penyembuhan dari hati yang lain dan tanpa sadar ikut menyakiti. membawa kesakitan yang satu ke kesakitan yang lain. dan roda itu berputar kawan, sampai akhir na mememukan pangkal na.

sayang, rhe terbiasa membuat time line di imajinasi rhe, dan untu kisah ini ada beberapa yang ga pas menurut unrutan waktu yang mencoba rhe isi dengan penggabungan cerita-cerita ini. miss antara diana setelah meninggalkan adi dan rio sampai akhir na bertemu dengan rizal. kencan putra dengan nia dan kemudian menemukan 'adik'. bahkan lebak bulus yang ada di bandung (apakah itu benar ada?)

terlepas dari lubang-lubang waktu dan deskripsi tersebut, cerita ini mampu menimbulkan kekosongan-kekosongan yang kemudian diisi dengan cerita yang lain lalu menampar pembaca na. namun sekali lagi...

hidup tak lebih nyata dibandingkan mimpi. waktu tak lebih dari sekedar ilusi

apakah ini kisah nyata atau fiksi, setelah buku ditutup, itu hanya ilusi
sebuah memeri di susut kepala kita yang mungkin akan bertemu dan berkenalan dengan kisah cinta kita sendiri, yangmungkin juga hanya mimpi :)

-87-
Profile Image for Dhani.
257 reviews17 followers
December 28, 2013
Saya memberi novel ini judul baru"A circle of love. Bagaimana tidak, 10 babnya membahas tentang 10 orang tokoh yang saling terhubung secara melingkar.Dimulai dari Adi yang diputuskan oleh Diana saat dia dapat beassiwa untuk melanjutkan kuliahnya di Aussie. Alasannya adalah Diana tidak mau menjalani hub jarak jauh, setelah trauma yang dialaminya karena ditinggalkan ayahnya ketika masih kecil, pergi ke Belanda dan menikah lagi.

Kemudian Diana menjalin hubungan dengan Rio yang lagi- lagi diputuskannya saat Rio dapat beasiswa sekolah di luar negri.Rio punya seorang sahabat di Indonesia bernama Putra, seorang yang bisu, pemilik bersama sebuah tempat futsal.

Putra punya pacar bernama Nia, yang akhirnya meninggalkannya karena dijodohkan dengan Arya, yang ayahnya menjadi dewa penyelamat bisnis keluarga Nia yang bangkrut.

Seiring perjalanan waktu, Nia menikah dengan Arya, dan mencapai puncak kebahagiaannya ketika akhirnya Nia hamil.Dalam perjalanan pulang, mobil yang mereka kendarai mengalami kecelakaan, Nia meninggal, Arya yang terguncang membunuh orang yang menolongnya, karena dalam pikirannya orang itulah penyebab kematian istrinya.

Karena guncangannya, Arya tidak ditahan tapi dimasukkan ke sbuah rumah sakit jiwa dan dirawat oleh seorang perawat bernama Novie.Pada akhirnya Novi jatuh cinta, tapi tidak happy ending karena Arya meninggal.

Novi sempat menceritakan kisah Arya pada sahabatnya Intan yang sedang berada di Singapura mengikuti suaminya yang ditugaskan di sana, Faizal.Sayang hubungan yang membuahkan seorang putri cantik itu, diawali dengan hal yang salah, Intan hamil karena melakukan hubungan setelah mabuk- mabukan bersama Faisal dan teman- temannya. Oh ya, Intan adalah kakak dari Putra.

Faizal ternyata selingkuh dengan Diana, manajer pemasaran di kantor Jakarta, menghadiahinya dengan barang- barang mahal, tapi akhirnya ditolak, meninggalkan hutang teramat besar, sehingga Faizal akhirnya memutuskan untuk bunuh diri, yang sayangnya gagal.

Pada saat yang bersamaan, Intan berkenalan dengan seorang pria bule dan berjanji akan mengikuti kemanakah Ollie, nama pria itu, pergi.

Lantas, setelah ada kabar bahwa Faizal parah di rumah sakit, apakah Intan tetap meneruskan niatnya, lalu apa yang terjadi dengan Ollie, Diana, Putra dan yang lainnya?..Itu mah harus dibaca bukunya ya, biar seru..

Saya suka cara Maher Pradana menuliskan Here, After. Karakter tokoh- tokohnya kuat, juga konflik yang dibangun di antara mereka. Hanya sepertinya untuk bab 8, seharusnya berjudul Intan dan bukan Faizal, karena sepertinya jadi ada rantai yang hilang.
Oh ya, novel ini sebaiknya tidak dibaca remaja, karena banyak adegannya familiar dengan adegan- adegan "dewasa", yang menurut saya beberapa diantaranya dipaksakan atau dengan kata lain dihilangkan pun tidak akan mengurangi kekuatan cerita.
Profile Image for Viktoria.
135 reviews1 follower
September 8, 2014
Menarik dengan sinopsisnya yang membuat kita bertanya-tanya, apa konflik yang sebenarnya dialami tokoh hingga seperti itu?

Di buku ini, ada 10 cerita. Awalnya saya kira ini adalah kumpulan cerpen yang temanya mungkin agak mirip, tapi ternyata tidak. 10 cerita, 10 tokoh. Tokoh di satu cerita dengan cerita lainnya berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung.

Ada Adi, Diana, Rio, Putra, Nia, Arya, Novi, Rizal, Intan, dan Ollie. Adi dan Rio adalah mantan kekasih Diana, sementara Rizal adalah selingkuhan Diana di saat ia sudah punya istri Intan, Intan yang adalah sahabat Novi yang menyukai Arya pasiennya di rumah sakit, dan lain-lain. Kira-kira seperti itulah.

Tema yang diambil pun berkisar di antara cinta dan kehilangan. Di saat cinta itu datang, dan akhirnya kehilangan. Kisahnya pun berkata sesuai dengan realita, bukan seperti dream comes true atau everybody’s happy. Jatuh bangun dialami para tokoh. Ending yang mengabur pun tak bisa ditebak. Hingga saya dibawa pada bab terakhir, ceritanya Ollie, saya merasa... wow. Salut untuk pengarang yang bisa menceritakan dari sudut pandang berbeda-beda di 10 cerita dan... worth it.

Saya suka gaya penulisan sang penulis, walau kurang suka di bab Adi. Selebihnya, it’s fine.

Favorit saya adalah cerita Nia-Arya-Novi dan Rizal-Intan-Ollie. Mengapa?
Kisah Nia-Arya-Novi somehow walau agak menyeramkan tapi melekat di pikiran saya. Wow, cinta bisa membuat seseorang sampai seperti itu. Dan, penjelasan mengenai keadaan jiwa seseorang pun dijelaskan dengan baik di sini.

Dan kisah Rizal-Intan-Ollie... Ehm, entahlah, tapi saya suka. Kisah keluarga palsu yang sebenarnya tidak mencintai. Dan ada puisi yang saya suka dari kisah mereka :

My mind is sealed, but my body is flying high
I’m sure it’s because there’s you in my heart
My feeling is strong, I’ll tell you why
It’s because I’ve loved you from the start

(puisi dari Intan untuk Ollie)

Kebanyakan cerita di sini tidak berakhir bahagia. Tapi saya rasa, kisah Rio masih berakhir dengan bahagia—well, setidaknya lebih baik daripada kisah lainnya.

Great. Saya suka.
Profile Image for Desi Purnamasari.
7 reviews2 followers
June 9, 2014
Gak sengaja beli buku ini karena mau ketemu langsung sama penulisnya. Karena gak enak dateng-dateng sok ikrib sama doski tapi gak beli bukunya. Untung alhamdulillah bukunya bagus! Jadi gak nyesel belinya. Mengingat dulu masih kuliah dan masih minta uang jajan sama ibu, beli buku non-mata kuliah bukanlah prioritas utama. *malah curhat*

Jadi ceritanya ada temen ngajak kopdar sama kak Mahir sesudah beliau talk show di tokbuk Gramedia Atmo Palembang. Karena akunya dateng telat m(karena ada kuliah siang), akhirnya nyusulin mereka ke PS mall yang lagi makan siang bareng. Out of topic dikit, kak Mahir orangnya humble loh dan punya sense of humor yang bagus. Dia sangka jam yang ada di jembatan Ampera itu ialah jam gadang di Padang.

Balik lagi ngomongin buku 'Here, After', baru kali ini aku baca buku yang Ini alurnya demikian epic. Ibaratnya satu jalur tapi gak satu jalan. Gitu lah pokoknya. Setiap tokoh saling terkait tapi tidak saling mengaitkan. Kalau dirunut ya si Adi dan Diana ini biang keladinya. Tapi ga bisa serta merta menuduh mereka, sebab akhirnya semua tokoh memegang andil setiap kerumitan cerita. Wait.. Aku baru menemukan siapa yang bertanggung jawab atas segala kerumitan ini! Ya.. Ya.. Mahir Pradana, sang penulis, yang menurutku sinting, sinting, sinting, jenius! Garis bawah dan cetak tebal pada kata sinting. Belum lagi penggalan lirik lagu yang kelewat canggih. Kesannya buku ini emang lain daripada yang lain dan membuat idenya menjadi 'mahal'. Sebab sangat sulit membuat cerita dengan alur seperti itu. Kuat dan tidak 'kacangan'. Btw, aku pernah nyoba nulis cerita model buku ini dan hasilnya bikin aku hilang arah karena buntu akal. Susyaaah! Susyaaaaah!!

Usut punya usut ini novel drafnya ia tulis waktu zaman SMA. Jenius ya?! Umur segitu udah kepikiran bikin konsep novel yang wow amazing. Kalo aku sih waktu SMA dulu ya masih 4l4y akut. (-.-")

So, I gave 4 of 5 stars. This book is worth to read.
Profile Image for owleeya.
307 reviews100 followers
November 27, 2011
Kalo buku ini diibaratkan film, pastinya film sejenis Valentine's Day; New York, I Love You; dsb.

Menarik.

Setiap karakter di cerpen yang berbeda saling berhubungan sehingga membentuk lingkaran.

Ada Adi (yang pada awalnya saya kira tokoh utamanya) yang sakit hati karena diputuskan oleh Diana karena jarak mereka yang jauh.

Ada Diana, yang anti pada komitmen dan LDR.

Ada Rio, yang masih mencintai Diana tapi dia juga jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Sharen.

Ada Putra, teman Rio, yang mencintai adik-ketemu-gedenya, Santi.

Ada Nia, mantan pacar Putra, yang dihadapi pada pilihan serius: mencintai Putra atau menikahi Arya?

Ada Arya, yang belajar mencintai wanita yang masih berusaha mencintainya.

Ada Novi, cintanya merupakan cinta yang aneh, tidak rasional. Kalau ada yang udah baca Catching Fire & Mockingjay-nya Suzanne Collins pasti tau karena ada salah satu tokohnya yang seperti Novi. :p

Ada Rizal, yang memiliki kehidupan "sempurna" menurut orang-orang tapi dia merasa ada yang kosong.

Ada Intan, istri Rizal, yang sama seperti suaminya; merasa kosong.

Dan di cerpen/bab terakhir, ada Ollie, yang pergi jauh meninggalkan Intan... dan bertemu Juliet.

Hubungan antara karakternya di mana? Ya, baca aja deh. :p

Tapi, menurut judulnya, "Here, After: Cerita Cinta Berakhir Di Sini" memang tidak ada happy-ending.

Dan di bab Rizal dan Intan... sempat bikin aku rada nangis. Kenapa? Yaa ada alasan tertentu, sih. :p

Mahir Pradana hebat. Sesuai namanya, dia memang mahir menjadi beberapa orang sekaligus. Menulis dalam beberapa sudut pandang dan membuat kita mengenal semua tokohnya. Itu susah, loh (pengalaman).

"Cinta datang dan pergi, sama seperti apa pun di dunia ini. You fall in love, then you fall out of it. Cerita cintamu berakhir, tapi setelah itu akan datang cerita baru. Itulah hidup."
Displaying 1 - 30 of 102 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.