Jump to ratings and reviews
Rate this book

In Bed with Model$

Rate this book
Sisi gelap model sinetron, model catwalk, model iklan, escort model, dan foto model...

In bed with Model$ ditulis dan disajikan dengan gaya up close & personal. Mengungkap sisi gelap kehidupan yang dilakoni sejumlah model dan artis yang membasahkan diri dalam kolam kenikmatan dengan menjadi PR in Bed, LC in Bed, Istri Simpanan, Selingkuhan Long Nite Stand, dan menjalani sederet modus operandi kencan gaya hi-class, mulai dari Dinner to President Suite Room, Shopping Date, TTM TM (Teman Tapi Mesra Tapi Morotin), sampai kontrak selingkuh.

In bed with Model$ menguak keterlibatan sejumlah agency, asisten pribadi, personal agency +, stylist sampai Mama San dalam bisnis kencan seks.

In bed with Model$ mengetengahkan fakta the untouchable yang tersembunyi di belakang layar. Fenomena Naughty Casting, Display on Stage, XXX Show, Drugs Party sampai Sensuality Branding.

252 pages, Paperback

First published January 1, 2006

11 people are currently reading
240 people want to read

About the author

Moammar Emka

30 books95 followers
Moammar Emka (lahir di Tuban, Jawa Timur, 13 Februari 1974; umur 42 tahun) dikenal sebagai penulis buku kontroversial, "Jakarta Undercover" (Sex in The City).

Moammar Emka telah menulis puluhan buku. Namun buku tulisannya yang paling laris dan mengangkat namanya adalah "Jakarta Undercover". Buku ini menceritakan sisi gelap kehidupan seks 'liar' yang ada di kota Jakarta. Buku ini juga mengalami cetak ulang sebanyak 35 kali. Selain itu juga dilakukan gubahan dalam bentuk bahasa Inggris dan di pasarkan di kota-kota besar Asia, yang juga telah dilakukan cetak ulang. Karya itu kemudian diangkat ke dalam cerita film layar lebar berjudul "Jakarta Undercover", dengan dibintangi Luna Maya, Fachry Albar, Lukman Sardi, Christian Sugiono, dan Fauzi Baadila.

Emka menulis buku-bukunya dengan investigasi secara mendalam selama bertahun-tahun. Berbagai metode pun dia gunakan untuk mendapatkan informasi seperti pendekatan personal, clubbing, nongkrong bareng, curhat, sampai wawancara.

Buku tulisan Emka kebanyakan mengupas sisi seksualitas yang terjadi di masyarakat, seperti "Siti Madonna", "Jakarta Undercover 2","Jakarta Undercover 3", "Ade Ape Dengan Mak Erot?", "2 Selingkuhan", dan "In Bed with Models". Buku In Bed with Models dirilis pertengahan 2006, yang mengisahkan lika-liku sisi gelap para selebriti Indonesia dalam mencari 'pendapatan tambahan' dengan 'menceburkan diri' dalam transaksi seks kelas atas.

Selain menulis, Emka juga pernah tampil sebagai cameo di film "Koper" garapan sutradara Richard Oh.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
24 (24%)
4 stars
13 (13%)
3 stars
22 (22%)
2 stars
21 (21%)
1 star
18 (18%)
Displaying 1 - 13 of 13 reviews
Profile Image for Agi.
95 reviews
July 27, 2015
saya harus jujur kalau saya skimming tingkat dewa ketika membaca in bed with model$. Percaya gak percaya, saya tumbuh bersama tulisan-tulisan moammar emka. Besar di jakarta, Jakarta Undercover buat saya adalah satu potongan jurnalistik investigatif model baru (pada zamannya) dimana Emka tidak ragu-ragu mengumbar hal-hal yang tadinya dianggap saru dan tabu di masyarakat. Dengan In Bed with Model$, saya tidak yakin.

Tulisan Emka bagi saya terlalu dangkal. Bukan dangkal karena subyek yang dibahas adalah model-model dan high class escort (seperti yang banyak diimplikasikan oleh reviewer di goodreads selain saya--karena suka tidak suka, kebanyakan pembaca goodreads *yang menulis review* bukanlah stereotipe orang-orang yang berkecimpung di dunia 'kelam' nya emka). Saya merasa tulisan ini dangkal karena Emka hanya sebatas mereka ulang dan menulis kembali Jakarta Undercover, tapi dengan wanita-wanita cantik yang (kebanyakan) menjalani kehidupan ganda di masyarakat. Usaha emka cukup berhasil, tapi tentu saja untuk orang yang sudah melahap habis tulisan-tulisan beliau, In Bed with Model$ jadi terasa begitu membosankan dan hambar.

Emka juga selalu 'seolah-olah' membuat jarak dengan narasumbernya. Mungkin untuk menjaga profesionalitasnya sebagai jurnalis dan penulis. Tapi hal ini malah membuat pesan-pesan yang terkandung dalam inti cerita menjadi kabur. Tulisannya hanya sekadar tulisan investigatif yang bisa dimuat di majalah pria dewasa. Terus apa yang menjadi nilai tambah dari tulisan itu? Pembaca semacam saya yang tidak peduli dengan moral dalam suatu cerita tentu tidak mempermasalahkannya, tapi bagaimana dengan pembaca lain yang mengharapkan suatu konklusi?

Sungguh disayangkan bahwa tulisan yang tadinya dapat menggali lebih dalam kehidupan lain dari glamornya wanita-wanita yang lalu lalang disekeliling kita malah hanya menjadi semacam cerita kosong dan masturbasi sosial semata. Saya berharap emka akan menulis buku lain dengan pendekatan yang lebih personal, lebih blak-blakan dan bukan peluru kosong semacam buku ini. Meskipun demikian saya menyarankan buku ini untuk anda yang membutuhkan selingan nonfiksi ringan tanpa nilai-nilai filosofis semu.
Profile Image for Aravena.
668 reviews35 followers
December 1, 2016
Buku yang sepertinya memang dirancang khusus untuk membuat pembaca awam berdecak-decak kaget sambil mengelus dada. Namun, seperti banyak hal yang terlalu mengandalkan shock value, daya tarik buku ini terasa semakin memudar seiring dengan semakin banyak halaman yang dibaca. Konten yang repetitif pun diperparah dengan tata bahasa dan penyuntingan yang agak kacau.

Mungkin bagian yang paling menarik dari buku ini adalah saat para perempuan yang ditemui penulis mengutarakan pengalaman dan sudut pandang mereka, walau hal ini pun terasa kurang mendalam. Ada (bekas) gadis kampung yang menjajakan diri tanpa sepengetahuan orang tua mereka, ada wanita berpendidikan yang telah melatih diri untuk 'membunuh' perasaan mereka, dan ada penggemar komik yang mengibaratkan diri seperti tokoh utama di Candy Candy yang dimanjakan oleh daddy long legs. Ada juga komedi gelap/ ironi dari bagian tentang orang-orang yang mengeluarkan puluhan juta untuk fetish seperti menjilati krim yang dioleskan di atas perut wanita montok.

Ekspektasi membaca buku ini memang harus disesuaikan: jangan mengharapkan jurnalisme investigatif yang kritis membahas objektifikasi kaum wanita atau kebutuhan bermasturbasi (baik secara harfiah maupun figuratif) kaum pria. Mungkin narasi seperti ini bisa ditafsirkan sebagai objektivitas/sikap tidak mau menghakimi dari penulis/narator, tapi di lain sisi nuansa voyeuristic yang sangat kental pun membuat pembaca jadi merasa seperti tukang intip atau penonton acara gosip murahan.

Anggap saja seperti sedang mendengarkan anekdot-anekdot sejenis "ada atraksi baru di Dufan dan gila banget lho!!", karena seperti itulah kesan yang saya dapat dari nada bercerita dalam buku ini.
1 review
Read
May 2, 2020
bagus
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Regina Noviana.
104 reviews8 followers
July 7, 2016
Saya baca yang edisi "New Chapter"-nya. Meskipun tetap menarik untuk disimak dan informatif, karena "hari gini" semua orang sudah tau soal dunia yang satu ini, cerita2nya menjadi gak seheboh ketika "Jakarta Undercover" pertama diluncurkan. Apalagi mungkin cerita2 begini sudah banyak juga bisa dibaca di internet, meski mungkin tidak persis dan se-detail yang di buku. Okelah untuk nambah2 wawasan sosial dan melihat sisi lain dari kehidupan. Tapi ada 1 hal yang saya gak tahan selama baca: banyak banget grammar dan vocabulary bahasa Inggris yang salah. Secara saya ini penderita OCD dengan level lumayan tinggi, jadi hal2 ini cukup mengganggu hehehe. Sisanya no problem.
Profile Image for Willy Akhdes.
Author 1 book17 followers
April 16, 2016
Saya membacanya hanya dalam satu kali kunjungan ke Gramedia. Emka memanfaatkan ketenaran namanya setelah buku Jakarta Undercover menjadi best seller dengan menerbitkan buku yang ga lebih baik dari buku sebelumnya tersebut. Isinya seperti tulisan-tulisan Emka sebelumnya, tentang petualangan kehidupan seks di kota megapolitan Jakarta. Tidak banyak berbeda dengan cerita-cerita di forum sex underground di internet, anda bisa mendapatkan data-data yang lebih akurat di forum dunia malam kaskus, kalau memang anda mencari sex guide di ibukota.
Profile Image for Yusnia Sakti.
118 reviews39 followers
October 28, 2011
Aku membeli buku ini ditumpukann buku 5rb-10rb di pameran Gramedia karena judulnya sangat menarik. Aih ternyata, isinya sangat dangkal. Lalu pada akhir halaman,aku berkata, SO? SO WHAT? Sebenarnya apa yang ingin dibahas dan dikomunikasikan buku ini? Semacam, sambil lalu. Btwi, aku menghargai Emka yang nampaknya cukup bersusah payah 'mewawanncarai' model itu
Profile Image for Rina Purwaningsih.
82 reviews1 follower
March 18, 2014
Yang terlintas dalam pikiran selama baca buku ini adalah do'a dan harapan. Semoga anakku kelak gak bercita-cita jadi model/artist. Walau memang fakta yang diungkap dalam buku New Chapter ini tidak memukul rata ke semua model/artist. Hidup di dunia melimpah ruah harta, wajah cakep, bodi oke, apapun yang dimau bisa didapat. Pastinya untuk menjadi model harus melupakan kalau akhirat itu ada.
4 reviews1 follower
February 17, 2015
agak susah untuk relate dgn tokoh-tokoh di buku ini karena prioritas nilai-nilai mereka, apalagi tentang kesuksesan, ketenaran, dan uang jauh berbeda dari nilai-nilai pribadi saya. Baca buku ini harus berani open minded ttg pekerjaan dan keseharian seorang pelacur, karena di buku ini Emka memang nggak nanggung2 ceritain segala detailnya
Profile Image for Anggi Hafiz Al Hakam.
329 reviews5 followers
October 23, 2012
This is the real life of being a models in Jakarta. Gemerlap kehidupan Ibukota nampak terlalu berkilau bagi sebagian orang. Godaan untuk memiliki terlanjur mengintai setiap pemuja kehidupan nan glamor. Beragam cara ditempuh. Demi dan untuk kepuasan.

Profile Image for Sulis Peri Hutan.
1,056 reviews290 followers
January 16, 2011
bisa ketebak sih isinya, ketemu beberapa model terus cerita gimana lika liku kehidupannya, hampir semuanya demi duit mau nglakuin apa aja, cukup bosen isinya itu terus
Profile Image for Arif.
18 reviews
April 20, 2012
itu-itu terus yang dibahas. emang gada tema selain sex, dugem dan sejenisnya ya?
4 reviews
April 2, 2015
akhirnya bru sempet beli ini buku, isi buku ini lagi2 menggambarkan uang menjadi dewa. 4jempol buat buku ini
Displaying 1 - 13 of 13 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.