“Halaman 62:
Namun, ketika saya berbincang dengannya, ia tampak ceria meskipun mengetahui hal itu. "Saya bersyukur takdir menghantam saya begitu keras," katanya kepada saya. "Dalam kehidupan saya sebelumnya, saya manja dan tidak menganggap serius pencapaian spiritual.”
― Man's Search for Meaning
Namun, ketika saya berbincang dengannya, ia tampak ceria meskipun mengetahui hal itu. "Saya bersyukur takdir menghantam saya begitu keras," katanya kepada saya. "Dalam kehidupan saya sebelumnya, saya manja dan tidak menganggap serius pencapaian spiritual.”
― Man's Search for Meaning
“Halaman 73;
bahwa kehidupan manusia, dalam kondisi apa pun, tidak pernah berhenti memiliki makna, dan makna hidup yang tak terbatas ini mencakup penderitaan dan kematian, kekurangan dan kematian.”
― Man's Search for Meaning
bahwa kehidupan manusia, dalam kondisi apa pun, tidak pernah berhenti memiliki makna, dan makna hidup yang tak terbatas ini mencakup penderitaan dan kematian, kekurangan dan kematian.”
― Man's Search for Meaning
“Halaman 69:
Ketika seseorang menemukan bahwa takdirnya adalah menderita, ia harus menerima penderitaannya sebagai tugasnya; tugasnya yang tunggal dan unik. Ia harus mengakui fakta bahwa bahkan dalam penderitaan, ia itu unik dan sendirian di alam semesta. Tidak ada yang bisa membebaskannya dari penderitaannya atau menderita menggantikannya. Kesempatan uniknya terletak pada cara ia menanggung bebannya.”
―
Ketika seseorang menemukan bahwa takdirnya adalah menderita, ia harus menerima penderitaannya sebagai tugasnya; tugasnya yang tunggal dan unik. Ia harus mengakui fakta bahwa bahkan dalam penderitaan, ia itu unik dan sendirian di alam semesta. Tidak ada yang bisa membebaskannya dari penderitaannya atau menderita menggantikannya. Kesempatan uniknya terletak pada cara ia menanggung bebannya.”
―
“Halaman 90:
Kekosongan eksistensial ini munculnya terutama dalam bentuk kebosanan. Pantas Schopenhauer mengatakan manusia tampaknya ditakdirkan untuk goyah antara dua ekstrem: penderitaan dan kebosanan.”
― Man's Search for Meaning
Kekosongan eksistensial ini munculnya terutama dalam bentuk kebosanan. Pantas Schopenhauer mengatakan manusia tampaknya ditakdirkan untuk goyah antara dua ekstrem: penderitaan dan kebosanan.”
― Man's Search for Meaning
“Halaman 81:
Seseorang yang bertahun-tahun berpikir telah mencapai batas maksimal penderitaan, kini baru menyadari bahwa penderitaan itu tidak ada batasnya, dan ia masih bisa menderita lagi, bahkan lebih dalam lagi.”
― Man's Search for Meaning
Seseorang yang bertahun-tahun berpikir telah mencapai batas maksimal penderitaan, kini baru menyadari bahwa penderitaan itu tidak ada batasnya, dan ia masih bisa menderita lagi, bahkan lebih dalam lagi.”
― Man's Search for Meaning
FLORESTAN’s 2024 Year in Books
Take a look at FLORESTAN’s Year in Books, including some fun facts about their reading.
Favorite Genres
Polls voted on by FLORESTAN
Lists liked by FLORESTAN




