Nisa Rahmah > Recent Status Updates

Kalau nggak ada jawaban kenapa A begini kenapa A begitu di buku ini, aku bakal marah sih.

Rereading this book looks so enjoyable.

Semakin seru!

Seru sekaliiiii!

Melanjutkan bacaan yang tertunda di 2020.

“… menjadi penulis laris tidak ada kaitannya dengan bakat. Diperlukan keberuntungan untuk sampai ke level itu.”

So far so good.

Ketahuan pelakunya, tinggal tunggu motifnya ini. Tapi, ini kan baru setengah jalan 😅 Penasaran ada apa di depan nanti.

Niat hati iseng baca buku—mumpung moodnya baik—halah dalah, di seratusan halaman baru tahu ini halamannya sampai enam ratusan 😂

"Memory World" mengingatkanku pada Pensieve.

Sempat berhenti baca karena bukunya nyelip. Taunya di rak bawah. Untung ceritanya masih ingat 😅

Mengingatkanku pada A World of Married Couple 😅

Manusia masih dikotak-kotakkan dalam sekat lain yang kasatmata, wujudnya adalah paspor. Paspor adalah label yang tertera di kening kita, menandai level kita, dan perlakuan yang bakal kita terima semata-mata karena kebangsaan dan kewarganegaraan kita.

Baca ulang~

Kayak lagi baca Ready Player One.

Bagian terburuk dari sendirian adalah, kau akan memikirkan semua masa ketika kau menginginkan semua orang meninggalkanmu. Kemudian mereka melakukannya, dan kau pun menjadi manusia yang ditinggalkan, dan teman yang sangat buruk.

Bagian terburuk dari sendirian adalah, kau akan memikirkan semua masa ketika kau menginginkan semua orang meninggalkanmu. Kemudian mereka melakukannya, dan kau pun menjadi manusia yang ditinggalkan, dan teman yang sangat buruk.

Dan, kita ini makhluk yang benar-benar bergantung pada bahasa, sampai-sampai terkadang kita tidak bisa mengetahui apa yang tidak bisa kita namai.

Masalahnya, ketika kau kehilangan seseorang, kau sadar pada akhirnya kau juga akan kehilangan semua orang.

"Aku akan membaca seratus halaman, dan kalau pengarang tetap tak bisa menarik perhatianku, akan kusingkirkan. Terlalu banyak buku bagus yang ingin kubaca daripada buang-buang waktu dengan buku jelek." 😂😂😂

"Calon pegawai yang tidak membaca sedikitnya dua buku per minggu tak akan diterima bekerja di situ."

Yah aku gagal deh direkrut jadi pegawainya Bruce 😂

Gerombolan ini harusnya belajar mencuri dari Kaz Brekker (beda universe woy 😂)

"Kita semua pernah menjadi monster di mata orang lain."

"Tidak pernahkah kau meragukan diri sendiri?"

"Selalu. Aku cuma tidak menunjukkannya."

"Apa kita menang?"

"Aku di sini, kan?"

Kesal sama selera humornya JD Barker ini lhooo 😭😂 membuatku ingin mengumpat, wkwk

"Mengajar les bisa menjelaskan kunjungan rutin ke Starbucks." Can relate, lol.

Ndeprok di Gramedia selagi nunggu adikku jemput, eh dapat segini. Auto langsung bawa ke kasir, karena bahasanya enak banget, kontennya bikin penasaran. Dan aku juga penasaran sih gimana reaksi temanku kalau bawa buku ini besok ke kantor 😂