Abdoel Moeis
Born
in Agam, Sumatera Barat, Indonesia
July 03, 1886
Died
June 17, 1959
Genre
|
Tom Sawyer Anak Amerika
by
—
published
1876
—
54 editions
|
|
|
Don Kisot
by
—
published
1615
—
14 editions
|
|
|
Salah Asuhan
—
published
1928
—
8 editions
|
|
|
Pertemuan Jodoh
—
published
1932
—
4 editions
|
|
|
Robert Anak Surapati
—
published
1953
—
3 editions
|
|
|
Surapati
—
published
1952
—
3 editions
|
|
|
Robert anak Surapati
|
|
|
Salah Asoehan
|
|
|
Dari hal oebi kajoe. Dikarang oleh Abdoel Moeis. 1917 [Leather Bound]
|
|
|
Salah atikan
|
|
“Benar Han! Sudah begitu fiil manusia. Jika pendapat atau perbuatan orang berlainan dengan dia, meskipun orang itu tidak mengganggunya, sudah galibnya ia turut memusingkan hal orang itu. Jadi jika hendak hidup aman, turutlah yang banyak di dalam hal adat kebiasaannya, 'Masuk kandang kerbau menguak, masuk kandang kambing mengembek', kata orang di tanah airmu. Itulah pakaian buat hidup, Han."
"Terima kasih, Piet. Nantilah hendak kupikir-pikir, apakah aku perlu akan pakaian yang serupa itu atau tidak."
"Kalau engkau hendak hidup, dan hidup aman, terpaksa," sahut Piet. "Dunia kita di negerimu ini memang sempit. Buat di negeriku, tanah Eropa, adalah berlapang-lapang sedikit. Di situ tidak perlu sekalian orang turut memikirkan apa yang hendak dilakukan oleh sesamanya manusia, asal ia tidak melanggar adat sopan santun; kalau itu yang diperbuatnya, niscaya polisilah yang akan merawati dirinya. Jika aku esok atau lusa mengisap rokok daun enau, sudah tentu sekalian surat kabar akan memperkatakan perbuatan itu."
"Ya," kata Hanafi, setelah bermenung sejurus, "kadang-kadang terpikirlah olehku, apakah harganya hidup ini, kalau seorang manusia masih tidak ada kemerdekaan atau kelonggaran kepada sesamanya manusia pula, di dalam hal melakukan kehidupannya sendiri?”
― Salah Asuhan
"Terima kasih, Piet. Nantilah hendak kupikir-pikir, apakah aku perlu akan pakaian yang serupa itu atau tidak."
"Kalau engkau hendak hidup, dan hidup aman, terpaksa," sahut Piet. "Dunia kita di negerimu ini memang sempit. Buat di negeriku, tanah Eropa, adalah berlapang-lapang sedikit. Di situ tidak perlu sekalian orang turut memikirkan apa yang hendak dilakukan oleh sesamanya manusia, asal ia tidak melanggar adat sopan santun; kalau itu yang diperbuatnya, niscaya polisilah yang akan merawati dirinya. Jika aku esok atau lusa mengisap rokok daun enau, sudah tentu sekalian surat kabar akan memperkatakan perbuatan itu."
"Ya," kata Hanafi, setelah bermenung sejurus, "kadang-kadang terpikirlah olehku, apakah harganya hidup ini, kalau seorang manusia masih tidak ada kemerdekaan atau kelonggaran kepada sesamanya manusia pula, di dalam hal melakukan kehidupannya sendiri?”
― Salah Asuhan












