“Mengapa bulan di jendela makin lama
makin redup sinarnya?
Karena kehabisan minyak dan energi.
Mimpi semakin mahal,
hari esok semakin tak terbeli.
Di bawah jendela bocah itu sedang suntuk
belajar matematika. Ia menangis tanpa suara:
butiran bensin meleleh dari kelopak matanya.
Bapaknya belum dapat duit buat bayar sekolah.
Ibunya terbaring sakit di rumah.
Malu pada guru dan teman-temannya,
coba ia serahkan tubuhnya ke tali gantungan.
Dadah Ayah, dadah Ibu..
Ibucinta terlonjak bangkit dari sakitnya.
Diraihnya tubuh kecil itu dan didekapnya.
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kemiskinan kami.”
― Kepada Cium
makin redup sinarnya?
Karena kehabisan minyak dan energi.
Mimpi semakin mahal,
hari esok semakin tak terbeli.
Di bawah jendela bocah itu sedang suntuk
belajar matematika. Ia menangis tanpa suara:
butiran bensin meleleh dari kelopak matanya.
Bapaknya belum dapat duit buat bayar sekolah.
Ibunya terbaring sakit di rumah.
Malu pada guru dan teman-temannya,
coba ia serahkan tubuhnya ke tali gantungan.
Dadah Ayah, dadah Ibu..
Ibucinta terlonjak bangkit dari sakitnya.
Diraihnya tubuh kecil itu dan didekapnya.
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kemiskinan kami.”
― Kepada Cium
“Kupetik pipinya yang ranum,
kuminum dukanya yang belum: Kekasihku,
senja dan sendu telah diawetkan dalam kristal matamu.”
― Kekasihku
kuminum dukanya yang belum: Kekasihku,
senja dan sendu telah diawetkan dalam kristal matamu.”
― Kekasihku
Vriska’s 2024 Year in Books
Take a look at Vriska’s Year in Books, including some fun facts about their reading.
More friends…
Polls voted on by Vriska
Lists liked by Vriska













