Reffi Dhinar's Blog
November 27, 2025
The Obsession of Aging Prevention
Beauty privilege is real. When you are pretty or handsome, people will easily notice you, admiring you, then giving many things to seduce you. You don’t need to look a FAQ for the answer. Being pretty opens some doors smoothly.
The biggest enemy for pretty people is aging. You may be beautiful like a Miss Universe or you have a fabulous face like a prince charming, but when you grow older, your skin will be sagging and wrinkles appear to change your prime appearance.
Is being an enemy of aging a global phenomenon?
Being a Woman Isn’t Easy
I live in Indonesia, which is included as a country with a fatherless issue. Reading the news really made me upset. I love to be a woman, but honestly, it isn’t an easy job to maintain our poise and femininity when we are constantly in hustle mode.
Comparing Beauty
Don’t you think that a woman can become the worst enemy for another woman? Yes, I’m not saying that our enemy is the patriarchal system. We still need men. To build a good family and protect our family, we need a team, and the smallest team consists of our father, uncle, brother, and husband.
If I talk about a woman’s rival, actually it’s another woman who has a bitter mouth. Without even thinking, we hate our belly because we compare ours with a fitness trainer. After you are married, the competition is about your kids' achievement and so on.
Jealousy is undeniable. Sometimes, a lady gets hate just because she is always well-dressed while caring for her children. A simple thing that can lead other women to feel insecure then project their hate onto other women.
Insecurity Becomes a Poison
It’s a fact that women are the tempting target audience for many brands from head to toe. We can easily find some women who judge a 70-year-old lady because she wears a short skirt and bright color. Many top celebrities become skinnier, and it shows us how unhealthy they are. Plastic surgeons’ demand is rising.
It’s okay if you want to get slim and do some procedures such as a botox injection or a face lift to prevent your aging, but it will trigger a new problem when you have a bad insecurity symptom and can’t be satisfied with your face and body even after having the good face-lifting result. It’s toxic.
Let’s Change The Perspective
As a woman, how do I face those circumstances that can make my brain blow up if I can’t create a barrier and boundaries to protect myself? I learn to change my perspective.
Cutting Off, Focus on Myself
Here is the thing: it’s not easy to cut off some female friends who grew up with me since I was a teenager. However, when I learn more about myself and recognize that when we level up, sometimes our old friends are in the same place.
Yes, some people will hate us when we move forward, but sometimes they aren’t bad, it’s just that we walk in a different path so we can’t align anymore.
So, I focus on myself. I learn what my weakness and strength are. I cut off people who belittle my progress, and the more I focus on my self-growth, the more I can attract like-minded people who support and cheer each other.
Create My Beautiful Visualization
I control my food, do a workout, and have a good rest every night with the goals to live healthily. As a woman, I also want to have skin without wrinkles, healthy and thick hair, and a hot body.
When I see myself in front of the mirror, I smile and say, “You are as hot as Beyonce, and your laugh and presence are magnetic.”
I like senior lady accounts who are in their 60’s until 80’s with great appearance, healthy, and still doing many things like traveling, joining a marathon, and dating. It gives me a new view of how I see aging with grace and joy.
Beauty privilege is true, but having a long lifespan is really a gift. Not everyone can reach the age of 40, let alone 80. I see myself as a gift, then I'll let God do the rest to pamper me more.
November 5, 2025
Terpesona Estetika Da Lat yang Dingin Penuh Kejutan
Saya meremehkanDa Lat. Terpesona estetika Da Lat di Reels Instagram dan Youtube, saya mengamsusikanjika suhunya seperti kota Batu, Malang. Tanpa membaca review lokasi wisataseperti yang bisa ditemukan di Situs Resmi Naga169 Travel, saya hanyamembawa perbekalan seadanya.
Jalan-jalan sendirian selama lima hari empat malam melewatiMalaysia lalu ke Da Lat, Vietnam, tentu membuat saya sebisa mungkin tidakmembawa banyak barang tidak perlu. Apalagi, bagasi kabin saya terbatas.
Namun, meskipun terkejut dengan suhu udara Da Lat di bulanJanuari, saya lebih banyak terkesimanya dengan lokasi-lokasi yang dreamybanget dan juga kultur masyarakatnya.
Kafe Ghibli yang Viral
Selain Da Lat Railway Station yang bersejarah, tempat manalagi yang ingin saya datangi banget? Tentu saja, sebagai wibu dan Japanese Interpreter,saya kepincut Still Cafe yang didesain unyu nan estetik dengan nuansa Ghibli.
Mungil, tetapi berkesanDari luar, kafe ini tidak terlihat menonjol. Hanya ada petunjuknama Still Café dengan bendera-bendera Vietnam kecil. Sejak di Ho Chi Minh,saya merasakan aura nasionalisme orang Vietnam ini sangat kuat, ya.
Di Indonesia, saya melihat bendera berkibar itu hanya disekolah dan kantor sebagai pelengkap halaman depan. Rumah saya--termasukmasyarakat Indonesia lain—kebanyakan mengibarkan bendera atau aksesorisnya saatbulan Agustus.
Vietnam tidak seperti itu dan ini saya temukan lagi di StillCafe. Dari halaman depan, saya harus menuruni anak tangga. Barulah terlihatkecantikan kafe yang membuat saya ingin menangis karena saking cantiknya.
Kafe ini tidak hanya berada di satu bangunan. Pondok-pondokkayu kecil ala rumah Jepang dengan bentuk bangunan memanjang ke belakangmembuat saya penasaran untuk menjelajah lebih lanjut. Cuaca sejuk Da Lat, pengunjungyang berdandan seperti cewek Jepang, membuat kesannya saya tidak sedang beradadi Vietnam.
Tiap sudut kafe ini menarik buat dijadikan tepat berfoto.Makanya, setelah menikmati makanan dengan minumannya, banyak pengunjung yangberdandan sekalian membawa kamera khusus seperti DSLR.
Ghibli banget
Saya tidak mencoba kopi karena ini sudah jadi musuh besarlambung, jadi saya hanya menikmati cokelat panas. Setelah foto-foto (denganminta bantuan pengunjung lain), saya membeli makanan di area dalam kafe. Harganyarelatif terjangkau yang kalau dihitung dalam rupiah itu kisaran 30 ribuan keatas.
Tidak hanya nuansa kafe yang nyeni, kamu juga bisabelanja souvenir lucu-lucu di toko artistik. Justru harga suvenirnya inimenurut saya lebih mahal dari harga makanan dan minuman, sih. Jadi, saya tidakmembeli oleh-oleh di area kafe.
Orang Da Lat yang Unik
Di artikel sebelumnya, saya bercerita kalau cuacaDa Lat tidak terduga sangat dingin sekali. Bahkan, ketika semakin malam, suhumencapai belasan derajat Rasanya sama seperti ketika saya sedang di Dieng,Wonosobo, Jawa Tengah.
Ketik malam tiba,setelah sorenya saya menikmati syahdunya Still Cafe, niatnya saya ingin jalankeliling menuju pasar malam yang menjual oleh-oleh dan camilan. Ternyata,suhunya mencapai 11 derajat, kawan-kawan. Jaket kain, kaos dobel, sarung tanganrajut, syal ala kadarnya masih tidak bisa menghalau.
Apes bangetkarena mengira kalau suhu Da Lat mirip kota Batu. Harusnya, saya membawa jaketgunung, penutup kepala hangat, dan syal yang tebal. Uang tunai saya tipis pula.Niatnya mencari ATM, eh, ternyata sulit sekali mencari mesin ATM. Saya jalankaki sambil melirik Google Maps. Lapar, capek, kedinginan, KOMPLIT!
Nongkrong tetap jalanDi cuaca dinginmenusuk tulang dan angin dingin bikin muka seperti masuk freezer, saya melihatbanyak orang lokal dan wisatawan nongkrong di pinggir jalan denga bangku pendekkhas Vietnam.
Tentu saja merekarata-rata menikmati kopi panas sambil ngobrol. Orang lokal terlihat kentarakarena pakaian mereka tidak setebal wisatawan seperti saya. Ada yang pakai kaosoblong dan ada pula yang pakai tank top. Walah, pengin pinjam kulitnyasatu, haha.
Saya mencari tokooleh-oleh dekat hotel yang kata Google Maps hanya 10 menit jalan kaki. Aduh,ternyata nyasar. Akhirnya, saya naik GoJek saja. Untuk menahan lapar, saya makanbhan mi halal yang saya beli sejak siang hari. Maklum susah menemukanmakanan halal kalau malam begini di Da Lat.
Rencana ke pasarmalam saya batalkan karena tidak kuat dingin. Waktu mau kembali ke hotel, sayahampir tersesat. Untungnya, lewatlah turis Jepang yang lagi ngobrol dan sayabisa menangkap kalau mereka menyebut nama hotel yang saya inapi. Oke, sayaikuti mereka dengan memberi jarak. Rupanya mereka menginap di depan hotel saya.Alhamdulillah.
Sebelum tidur, saya melamun sambil melihatpemandangan luar hotel. Tower listrik indah yang mirip Tokyo Tower di malamhari membuat saya bergumam, “Ini kenangan terindah di tahun ini. Jalan sendiri,capek, tapi banyak cerita asyiknya.”
Kejutan pagi hariPagi telah tiba. Sebagaipenggemar brisk walk, rasanya kurang afdal kalau tidak menyempatkan dirike ikon Da Lat untuk menikmati bhan mi (yang masih tersisa karena sayabeli untuk stok sampai pagi) sambil olahraga.
Sengaja tidakbawa jaket karena niatnya olahraga, oh ternyata masih kaku di pori-pori, huhu.
Saya naik GoJeklagi lalu turun di Alun-Alun Lam Vien. Dari alun-alun ini, kita bisa melihatbangunan ikonik lainnya, Da Lat Opera House. Suhu udara menunjukkan 14 derajat.Saat saya berjuang buat jalan kaki keliling alun-alun, gila, saya bertemuibu-ibu warga lokal yang duduk meditasi khusyuk. Angin dinginnya padahalkencang banget.
Ibu-ibu Da Lat meditasi depan Opera House
Tidak perlu waktulama, saya bertemu orang muda dan tua yang jalan cepat atau lari dengan bajutipis layaknya orang olahraga di negara tropis. Asli, saya sampai melongo. Sayaakhirnya lanjut sarapan pho hangat sebelum keliling di jalan naik turun khasdataran tinggi sambil memotret bangunan-bangunan cantik yang masih dirawat dandigunakan.
(Baca Juga: Terpesona Da Lat Meski Susah Cari Makanan Halal)
Terpesona estetikaDa Lat ini benar-benar membuat saya sadar kalau level jatuh cinta ke Vietnam semakindalam. Saya bersyukur karena meski bahasa Vietnam pas-pasan dan pertama kali travelingke negara tetangga sendiri, saya bisa melewati krisis-krisis kecil selamaperjalanan dengan aman dan gembira. Tunggu tulisan saya saat di Malaka, ya.
lintasme.init('right'); // options : left, top, bottom, rightOctober 24, 2025
Hidup Mengikuti Sifat Air
Tersisabeberapa bulan lagi menuju akhir tahun dan bulan lalu pun saya mengalamipertambahan usia. Ada banyak doa baik yang membuat saya bahagia termasuk jugaujaran-ujaran kecemasan dari orang lain semisal belum menikah dan lainnya.Namun, saya tak lagi terganggu. Hidup mengikuti salah satu sifat air membuatsaya lebih tenang.
Air itumenenangkan, tetapi juga dapat menghancurkan. Bahkan, saya tidak terlalu sukapantai dan bepergian melintasi laut. Tidak semua sifat air saya suka sepertimengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Saya juga tidak suka hidupmengalir seperti air.
Bukan Pengagum Air
Air menjadisebuah frasa yang dimasukkan dalam peribahasa, seperti ‘air beriak tanda takdalam’ dan ‘air susu dibalas air tuba, dan ‘bagai air di daun talas’.
Banyak diantara teman-teman saya yang menyukai pantai dan berenang di pinggiran lautketika sedang berlibur. Saya kurang suka pantai karena panas, itu alasan yangsering saya kemukakan. Laut pun susah ditakar kedalamannya.
Laut itu indah, tetapi saya tidak suka dengan kedalamannya yang tidak terukur sampaiperut bumi. Pengagum air bisa betah berlama-lama di kolam renang sementara sayayang hanya bisa meluncur di kolam karena merasa kalau berenang itu merepotkandan membuat jari-jemari keriput.
Keanehanlainnya adalah ketika ada firasat kurang menyenangkan di dalam hidup, saya akanbermimpi jatuh ke dalam sungai atau melihat seseorang tenggelam. Saat harusmelintasi laut atau selat, saya tidak benci dan tetap menikmati pemandangan,tetapi untuk meluangkan waktu khusus ke pantai pasti tidak menjadi prioritas.
Menyerupai Satu Sifat AirMeskipun tidak menyukai sifat air yang cenderung tidak punyapendirian, ada satu sifatnya yang membuat saya kagum yaitu air mengikuti sifatwadah atau tempat.
Saya menghubungkannya dengan sifat adaptif. Ini pun tetapharus diikuti dengan logika karena jika hanya mengikuti sifat air tanpapemahaman terhadap diri, maka kita hanya akan menjadi asyarakat homogen yangmelupakan jati diri.
Rasa Air yang Tidak BerubahSelama tidak dilakukan rekayasa kimia atau kejatuhanbangkai, sifat air yang mengikuti wadah atau tempat tetap memiliki rasa yangsama. Air laut tetap asin, air tawar jelas tidak punya rasa. Bukankah manusiasesharusnya bisa seperti itu?
Perjalanan-perjalanan sebagai traveler amatir yangsaya lakukan di beberapa kota di Indonesia dan begara tetangga sepertiMalaysia, Vietnam, dan Singapura membuat saya belajar untuk mengikuti satusifat air.
Saya terbiasa jadi lebih disiplin untuk tidak membuangsampah sembarangan di Singapura dan rajin memeriksa rute transportasi umumnya.Alih-alih mengeluhkan soal kendala bahasa, saya belajar bahasa Vietnamsedikit-sedikit agar tidak mudah ditipu scammer. Saya yang datang ketempat itu, jadi sudah seharusnya saya mencari tahu cara beradaptasi.
Dengan belajar bahasa Vietnam sedikit-sedikit apakah sayajadi lupa jati diri sebagai orang Indonesia? Apalagi saya sangat mengagumiperkembangan Vietnam. Tentu saja tidak ada yang berubah. Saya masih lebih sukabelajar dan membaca konten berbahasa Inggris dan Jepang. Nothing changesinside me.
Api ketika ditimpa air akan menjadi padam dan tidak bisabertindak sebaliknya. Angin ketika mengenai air akan menjadi ombak dan gelombangpasang yang tinggi. Air akan membuat tanah kering menjadi basah dan tidak adalagi debu beterbangan.
Air itu paling digdaya.
Bayangkan ketika kita menjadi manusia yang menyadari potensiserupa air. Kita mudah beradaptasi dan tidak mengubah sifat demi diterima oranglain.
Saat seseorang berusaha mengontrol kita, dengan sifat air, kitamampu ‘mendinginkan’ kepala. Jangan mengikuti sifat air yang mengikuti arus,tetapi lihatlah kemampuan adaptifnya ketika berhadapan dengan energi lainnya.Air mampu menggempur dan memadamkan sekaligus menyejukkan.
Air juga menjadi bagian tubuh manusia, kita bisa mati lebihcepat ketika dehidrasi. Mematikan, bukan?
(Baca Juga: Law of Attraction, Jika Ingin Menjadi Magnet Positif)
Sekarang, saya pun belajar untuk memahami sifat-sifat airyang saya suka dan saya benci. Rupanya, ini menjadi bagian ketika belajarpengembangan diri.
Saya belajar teori 4 Tendensi hingga bisa berkomunikasidengan tendensi berbeda dan membangun networking sebagai seorang penulissekaligus life coach. Stoicism yang saya kagumi pun dapat mendinginkankepala ketika muncul hasrat tinggi untuk merespons komentar ngawur orang lain.
Tentu saja saya belum menjadi orang bijak. Hanya saja, saya sekaranglebih mudah mengabaikan hal-hal yang tidak seharusnya saya beri perhatianpenuh. Hidup mengikuti sifat air lalu mempelajari yang diperlukan itu butuh latihan. (Baca Juga: Skill Content Writer)
September 5, 2025
Mau Solo Trip ke Bali? Cek 3 Hal Ini
Bali adalah destinasi sejuta umat. Mau ikut Bali private tours, acara karyawisata, gathering kantor, sampai honeymoon, rasanya akan jadi sesuatu yang berkesan ketika tujuannya ke Pulau Bali. Apakah solo trip ke Bali juga sama asyiknya? Tentu saja. Meskipun saya sudah beberapa kali ke Pulau Dewata, saya masih belum pernah melakukan solo trip ke sana.
Solo trip memang menjadi sesuatu yang menyenangkan. Saya baru beberapa solo trip ke kota lain dan negara tetangga. Semuanya punya kisah suka dan duka. Sebenarnya, kenapa masih mau solo trip ke Bali, sih? Saya punya alasannya.
Bali Katanya Sudah Terlalu Ramai
Bali memang dibilang semakin ramai wisatawan terutama dari mancanegara. Namun, meskipun terbilang penuh orang asing, saya tetap punya pandangan berbeda soal Bali. Tiap kali ada kesempatan ke sana, entah kenapa saya selalu merasa lebih santai daripada di rumah dan tempat kos. Apakah karena saya tinggal di kota dan pulau yang terlalu padat, ya?
Bali punya eksotika yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Apakah mungkin karena kultur atau budaya setempat yang lebih ramah buat pendatang yang membuat para digital nomad berlomba-lomba untuk tinggal di Bali dalam tempo waktu singkat atau jangka panjang? Selama kita masih menikmati momen di sana, meski sedikit ramai pun tidak akan jadi persoalan.
Kalau Mau Solo Trip ke Bali
Karena saya tertarik untuk solo trip ke Bali, saya mulai mengumpulkan informasi dan saya bagikan di sini supaya kamu juga bisa mempersiapkannya. Seperti apa, sih, persiapan solo trip ke Bali yang efisien?
Persiapkan Itinerary Santai
Itinerary itu penting. Saya juga selalu menyusun dari rancangan budget hingga alokasi waktu di tiap lokasi wisata ketika berlibur dengan keluarga atau sahabat. Solo trip membutuhkan lebih banyak perhatian, jadi kamu juga tidak boleh sembrono dalam mempersiapkan.
Pilih lokasi antartempat wisata yang tidak terlalu berjauhan. Kamu harus memikirkan mobilitas selama liburan. Kamu tidak perlu menyusun itinerary panjang dan super komplit. Cukup pilih lokasi dan selipkan waktu isirahat agar kamu tidak pingsan kalau memaksakan jalan sendirian untuk datang ke 10 tempat dalam satu hari misalnya.
Atur Budget
Punya rencana, tapi tak ada dana jelas percuma. Bali berada di pulau tersendiri, jadi kamu yang tidak tinggal di sana seperti saya, pasti harus memikirkan soal budget. Pertama, kamu harus memikirkan mau ke sana di bulan apa dan dengan transportasi apa.
Hindari berkunjung ke Bali ketika sedang musim libur panjang seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Kalau soal cuaca, sih, sekarang agak susah diprediksi, ya. Mungkin akibat pemanasan global juga. Saya pernah datang ke Bali di bulan Januari dan Juni dan hujan deras bisa saja turun. Hanya saja frekuensi hujan pasti lebih sering di musim penghujan di rentang bulan Oktober hingga Februari.
Tabung untuk biaya transportasi yang kamu pilih dan kalau kamu mau naik pesawat, rutinlah memeriksa beberapa platform penjual tiket supaya tahu jika ada masa diskon. Gunakan website pembanding harga seperti Skyscanner untuk mendapatkan harga tiket pesawat terendah. Fleksibel saja karena kamu, kan, ingin solo trip.
Kemudian, hitung biaya menginap selama di Bali dan ongkos transportasi antartempat wisata. Kamu bisa naik ojol atau menyewa kendaraan pribadi seperti motor dan mobil. Sesuaikan saja dengan budget.
Persiapkan Kesehatan dan Keamanan Pribadi
Olahraga teratur dan jaga pola makan serta istirahat beberapa minggu sebelum kamu berangkat ke Bali. Meskipun kamu wisatawan lokal, tetaplah jaga kebugaran karena kamu hanya mengandalkan diri sendiri selama perjalanan.
Siapkan alat keamanan pribadi seperti semprotan merica untuk darurat, gembok kunci untuk koper atau tas ransel saat ditinggal di tempat menginap, senter, payung atau jas hujan, serta obat-obatan pribadi. Jangan mudah percaya dengan kebaikan orang asing selama perjalanan meskipun orang lokal sekalipun.
Sudah siap untuk solo trip ke Bali? Kamu tidak perlu cemas berlebih. Selalu waspada ketika menikmati momen jalan-jalan dan tetaplah menghormati adat-istiadat setempat. Hargai masyarakat Bali dan jaga kebersihan lingkungan selama kamu di sana.
August 31, 2025
Rental Mobil Automatic Lepas Kunci Bandung
Bandung selalu menjadi tujuan favorit untuk liburan, wisata kuliner, maupun perjalanan bisnis. Agar mobilitas lebih lancar, banyak orang memilih layanan Rental Mobil AutoMatic di Bandung. Mobil matic menawarkan kemudahan berkendara, terutama bagi pengemudi yang ingin fokus pada perjalanan tanpa repot memindahkan gigi. Layanan ini juga semakin diminati oleh kalangan profesional dan keluarga yang membutuhkan kendaraan praktis, nyaman, dan efisien.
Salah satu penyedia jasa rental mobil terpercaya di Bandung adalah Abigail Rental. Dengan pengalaman bertahun-tahun, Abigail Rental menghadirkan armada lengkap, harga bersaing, dan layanan profesional yang mendukung pengalaman berkendara terbaik.
Abigail Rental: Penyedia Rental Mobil Profesional di BandungAbigail Rental merupakan perusahaan penyedia jasa rental mobil yang menekankan kenyamanan, keamanan, dan kepuasan pelanggan. Dengan pengalaman bertahun-tahun di industri transportasi Bandung, Abigail Rental telah melayani berbagai kebutuhan pelanggan, mulai dari wisata keluarga hingga perjalanan bisnis perusahaan. Berbagai tipe mobil tersedia, mulai dari city car, MPV, SUV, hingga mobil premium, semuanya dicek secara rutin agar selalu siap digunakan dalam kondisi prima.
Selain itu, layanan fleksibel seperti rental mobil lepas kunci, all in sopir profesional, dan paket harian hingga bulanan memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk menyesuaikan kebutuhan perjalanan mereka. Abigail Rental juga selalu mengutamakan pelayanan profesional, memastikan pengalaman berkendara yang nyaman, aman, dan memuaskan.
Keunggulan Abigail RentalAbigail Rental memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya pilihan utama untuk sewa mobil di Bandung. Armada lengkap dan terawat memastikan setiap kendaraan nyaman digunakan. Pelanggan juga dimanjakan dengan fleksibilitas layanan, bisa memilih rental mobil lepas kunci atau menggunakan sopir profesional sesuai kebutuhan. Seluruh layanan didukung oleh tim yang ramah dan berpengalaman sehingga pengalaman berkendara selalu maksimal dan memuaskan.
Jasa Mulai dari 300K/HariHarga sewa yang kompetitif tersedia mulai dari paket harian, mingguan, hingga bulanan, dengan opsi yang efisien mulai dari 300 ribu per hari, menjadikan layanan Abigail Rental termasuk pilihan rental mobil hemat. Paket ini cocok bagi wisatawan maupun perusahaan yang membutuhkan kendaraan praktis dengan biaya terjangkau.
Rental Mobil Automatic Lepas Kunci di Abigail Rental
Permintaan akan mobil matic semakin tinggi karena transmisi otomatis memberikan pengalaman berkendara yang lebih praktis, terutama di jalanan perkotaan yang padat. Abigail Rental menawarkan layanan Rental Mobil Lepas Kunci, yang memungkinkan pelanggan mengemudi sendiri dengan syarat sederhana, termasuk menjadi member resmi Abigail Rental, usia minimal 21 tahun, menyertakan dokumen pendukung, serta domisili jelas di Bandung atau sekitarnya. Layanan ini ideal bagi wisatawan maupun perusahaan yang ingin fleksibilitas dan kenyamanan tanpa harus bergantung pada sopir.
Jenis Mobil Automatic di Abigail RentalAll New Avanza – Rp 450.000
MPV modern dengan transmisi matic halus, kapasitas 6 penumpang, kabin lega, kursi fleksibel, dan bagasi cukup besar. Fitur hiburan dan pendingin udara menambah kenyamanan perjalanan, ideal untuk perjalanan keluarga maupun tim kantor.
Innova Reborn – Rp 550.000
Kabin luas dan suspensi empuk membuat perjalanan jauh lebih nyaman. Mesin bertenaga dengan transmisi matic membuat mobil ini tangguh di berbagai kondisi jalan. Cocok untuk rental mobil kantor atau perjalanan bisnis.
Innova Zenix G Hybrid – Rp 800.000
Menggabungkan mesin bensin dan motor listrik, hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Interior dilengkapi layar multimedia, kursi nyaman, dan AC digital, sangat ideal untuk perjalanan profesional.
Venturer – Rp 1.000.000
MPV premium dengan desain modern dan kabin luas, memberikan kenyamanan maksimal untuk perjalanan jauh. Fitur hiburan dan kenyamanan interior menjadikannya pilihan tepat untuk mobil kantor atau wisata keluarga.
Innova Zenix Q Hybrid Modelista – Rp 1.200.000
Varian tertinggi dengan desain stylish Modelista, panoramic roof, kursi captain seat, dan fitur premium lainnya. Cocok untuk eksekutif atau acara resmi perusahaan.
Ertiga – Rp 400.000 & All New Ertiga – Rp 450.000
Pilihan ekonomis dengan kabin cukup luas dan mesin matic responsif. Praktis untuk perjalanan harian, wisata, maupun penggunaan sebagai mobil kantor hemat biaya.
Harga yang tercantum merupakan kisaran tarif sewa, dapat berbeda tergantung durasi sewa dan layanan tambahan.
Keuntungan Menggunakan Rental Mobil Automatic di BandungMenggunakan mobil matic menawarkan berbagai keunggulan. Kendaraan automatic lebih mudah dikendarai, terutama di kemacetan kota, serta lebih nyaman untuk perjalanan jarak jauh karena tidak cepat melelahkan pengemudi.
Bagi keluarga, rental mobil matic memberikan kabin luas dan bagasi lega. Untuk profesional, layanan Rental Mobil Lepas Kunci memungkinkan mobilitas tim lebih fleksibel dan efisien. Paket bulanan juga mendukung penggunaan jangka panjang dengan biaya lebih hemat dibandingkan membeli mobil baru.
Rental Mobil Automatic untuk Wisata dan Perjalanan BisnisBandung memiliki banyak destinasi menarik yang nyaman dijelajahi dengan mobil automatic. Untuk wisata, pengunjung bisa mengunjungi:
Wisata Alam Lembang – nikmati perkebunan teh dan udara sejuk.
Dusun Bambu – cocok untuk liburan keluarga dengan berbagai aktivitas outdoor.
Jalan Dago – pusat kuliner dan kafe modern yang ramai dikunjungi.
Kendaraan matic membuat perjalanan lebih nyaman, terutama saat menghadapi jalan menanjak atau berliku. Pengemudi tidak perlu sering memindahkan gigi, sehingga fokus tetap terjaga dan pengalaman liburan lebih menyenangkan.
Untuk perjalanan bisnis, mobil automatic memudahkan mobilitas tim perusahaan. Contohnya, kunjungan klien, meeting, atau penjemputan tamu penting di hotel dan kantor. Transmisi matic mempermudah berkendara di tengah kemacetan kota, membuat perjalanan lebih efisien. Dengan opsi rental mobil lepas kunci, perusahaan bisa mengatur jadwal sendiri tanpa tergantung sopir. Layanan ini praktis, fleksibel, dan tetap profesional.
July 29, 2025
Tidak Ingin Seperti Sore, Si Istri Dari Masa Depan
Sore, Istri dari Masa Depan adalah film Indonesia yang baru-baru ini saya tonton. Filmnya memiliki sinematografi indah dan tema sedikit fantasi dengan drama yang memikat. Bercerita tentang Sore yang kembali ke masa lalu untuk menemui suaminya, Jo, sebelum mereka bertemu dan akhirnya menikah. Sore bilang jika ia ingin sekali membantu Jo agar bisa hidup lebih baik.
Saya tidak akan membuat review-nya. Ada beberapa hal menarik perhatian saya ketika menonton film tersebut. Jujur saja, saya tidak sampai terharu atau menangis ketika menonton dramanya karena memang tidak relate dengan karakter Sore yang berjuang sebegitunya demi Jo yang termasuk bebal. Sore berusaha ingin mengubah seseorang yang tidak ada niat untuk berubah. Pusing, kan?
Namun, setidaknya lewat catatan pendek di dalam artikel ini, saya ingin sekali berharap agar tidak ada perempuan yang nantinya menjadi seperti Sore karena kita tidak bisa mengulang waktu. Time loop yang akan kita alami bentuknya bukan kembali ke masa lalu, tetapi akan membuat kita terjebak di perasaan dan situasi yang sama buruknya meski bertemu orang yang berbeda.
Hal-Hal yang Saya Lihat dari The FixerSaya mencari jurnal yang menjelaskan mengapa ada anggapan ini yang muncul kebanyakan dari perempuan, tetapi belum menemukan. Sebetulnya, ini lebih ke karakter seseorang. Kamu bisa jadi seorang laki-laki yang begitu ingin mengubah kebiasaan buruk istri atau kekasihmu karena memang sifatnya begitu. Hanya saja, kebetulan saya menemukan fenomena ini di beberapa kawan perempuan.
Salah seorang kenalan perempuan saya memilih untuk memutuskan kekasihnya yang pekerja keras dan juga sedang mempersiapkan kebutuhannya untuk serius. Alasannya? Ia memilih laki-laki lain yang menjadi cinta pertamanya. Padahal, saya dan yang lainnya tahu kalau laki-laki pilihan kenalan saya ini punya karakter malas akut. Kuliah tidak selesai, berbisnis tidak beres, apalagi nanti kalau menikah?
"Kalau nikah, pasti dia berubah jadi tanggung jawab." Begitu kata kenalan saya.
Di kasus lainnya, ini terjadi di lingkungan pertemanan saya yang lainnya. Seorang gadis cantik dan ceria menikah dengan seorang 'anak mami'. Sudah banyak yang tidak setuju soal pilihannya, tetapi lagi-lagi ada harapan jika pernikahan akan mengubah karakter seseorang. Jadinya? Gagal dan perceraian pun tidak bisa terhindarkan. Sementara nasib kenalan saya yang satunya masih bertahan di pernikahan dengan banyak keluhan.
Sebutan untuk seseorang yang berusaha memperbaiki atau punya tendensi untuk ingin mempengaruhi orang terdekatnya agar bisa berubah seperti yang ia mau disebut dengan The Fixer, si tukang memperbaiki. Muncul pertanyaan di kepala saya. Kenapa ini sering saya temukan fenomenanya di perempuan? Apakah hanya karena perempuan dipengaruhi perasaan bukannya logika?
Ini Bukan Soal Perasaan PerempuanMemang benar, perempuan memiliki hormon dan perasaan yang mempengaruhi pengambilan keputusannya. Namun, sebagai perempuan yang kata teman-teman terdekat lebih sering menggunakan logika dan kurang peka, saya pun mengkaji pengaruh lain yang membuat kita berusaha menerima apa adanya seseorang tanpa melihat lebih jauh.
Perempuan Dinilai Dari Usia"Jangan kebanyakan milih, entar kamu jadi perawan tua!"Apakah kamu pernah mendengar komentar ini? Saya yakin, kamu juga pernah, apalagi kalau kamu seperti saya yang masih melajang bukan karena tidak mau menikah, tapi memang belum bertemu yang sama visi dan misinya dalam pernikahan.
Padahal, menikah usia awal 20-an bukan jaminan pernikahan akan langgeng. Mau menikah muda atau menikah di usia matang, semuanya punya kans untuk langgeng dan bercerai. Cuma sebagai perempuan yang mengandung dan melahirkan dengan perubahan mental hingga fisik yang lebih berat, tentu kita ingin memilih pasangan yang mau membersamai prosesnya.
Ketika seorang perempuan sudah menikah sesuai standar usia 'apa kata orang', lalu belum dikaruniai momongan, pertanyaan itu akan terdengar seperti racun di telinga perempuan. Memangnya apakah kita bisa mengendalikan kapan kita bisa menikah, hamil, dan mati? Namun, sayangnya, masyarakat sekitar menilai kualitas perempuan dari usia.
Standar Bukanlah Pilihan Buat PerempuanKenapa saya bertemu dengna perempuan-perempuan dalam golongan The Fixer? Ya, salah satunya karena kita dituntut untuk 'tidak pilih-pilih'. Padahal, tiap orang punya kebutuhan berbeda. Salah satunya, kalau kamu tidak betah punya suami perokok karena punya gangguan pernapasan, lalu tetap mau-mau saja menikah dengan perokok berat dengan alasan 'cuma dia yang mau dan dikejar usia', bayangkan apa jadinya?
Kamu akan seperti Sore yang terjebak untuk memperbaiki Jo. Sialnya, tidak akan ada hasil akhir bahagia karena Time Loop itu terjadi di waktu kini. Setiap kali membaca status dari perempuan yang punya standar ABCD lalu dapat hinaan dari warganet, saya heran. Bukankah ini standar dia? Kenapa harus menyamakan dengan standarmu?
Pencapaian Perempuan Dianggap SelinganTahun 2025 ini, saya masih menemukan perdebatan tentang mau memilih perempuan cerdas atau memilih perempuan penurut. Kenyataannya, saya melihat sosok Mama yang cerdas dan punya opini sendiri bisa berdampingan dengan Papa yang juga punya pendapat sendiri. Saya melihat mereka berdebat dan berdiskusi sehat, tapi tidak ada yang merasa lebih tinggi dari yang lainnya.
Mama tetap selalu minta izin ke Papa kalau mau bepergian atau melakukan sesuatu dan Papa tetap menjadi penyokong nafkah utama. Bahkan, Papa jugalah yang mendorong saya kuliah dan traveling ke negara tetangga. (Baca Juga: Lambat Itu Tidak Apa-Apa)
Makanya saya miris melihat perempuan yang punya pencapaian tinggi lalu dikerdilkan hanya karena masih lajang atau sedihnya lagi ketika seorang ibu yang merasa tidak berguna karena hidupnya hanya untuk keluarga dan kecerdasannya diredupkan demi ego orang lain.
Namun, Filmnya Tetap Punya Makna Soal PenerimaanMeskipun saya tidak bisa menemukan sebuah titik mengharukan dari sosok Sore, saya melihat pembelajaran tentang cara untuk menerima kehilangan besar dalam hidup. Mulai dari fase denial hingga acceptance bisa dilalui Sore yang kehilangan Jo dan seorang Jo yang punya father's issue.
Yang perlu diingat adalah kita tidak akan seberuntung Sore yang bisa mencoba mengubah seseorang. Tidak ada jaminan kita akan bahagia selama hidup meskipun sudah berhati-hati, tetapi setidaknya kita tetap tidak kehilangan diri sendiri di saat ada momen yang memaksa kita untuk ikhlas melepas.
Tidak perlulah buang-buang energi untuk menjadi seorang pahlawan bagi seseorang yang tidak bisa menghargai dan mencintai diri sendiri apalagi kalau sejak awal visi misi kalian sangat jauh berbeda. Manusia memang bisa berubah, tapi kapan? Mau buang-buang waktu hanya karena mematuhi 'apa kata orang'? (Baca Juga: Menambah Semangat Menulis Saat Mendadak Lemah)
June 22, 2025
Terpesona Da Lat, Vietnam, Meski Susah Mencari Makanan Halal
Hari kedua dalam perjalanan saya untuk trip KL-Dalat-Malaka ini pastinya ke Dalat, Vietnam. Saya kepincut pesona Dalat di konten Reels yang membuat saya ingin menghabiskan waktu selama dua hari di sana. Saya terpesona melihat Da Lat meski susah juga mencari makanan halal di sana
Ada teman yang bertanya, “Kok cuma dua hari? Nggak rugi?”
Harap maklum, saya budak korporat yang tidak bisa cuti lama-lama. Jadi kesempatan untuk menggunakan libur tanggal 25-29 Januari lalu saya pakai untuk berkunjung ke tujuan yang saya cari. Saya juga kesengsem Malaka karena suasananya seperti Penang dan lebih murah ongkosnya dari Kuala Lumpur.
Memulai dengan Air Mata
Lho, bukannya solo traveling itu menyenangkan? Kenapa kok saya membuat subjudul seperti di atas? Jadi, ceritanya, saya naik Batik dan Air Asia untuk perjalanan Surabaya-KL serta KL-Dalat. Saya kira Batik serta Air Asia ini tidak ketat soal bagasi kabin karena waktu naik Scoot dulu juga saya bawa koper kabin dan satu tas kecil bisa aman-aman saja tanpa ditimbang.
Dok. PribadiTernyata, saya salah. Ketika saya di Kuala Lumpur menuju Dalat, bagasi saya ditimbang. Ini menggunakan Air Asia. Saat pulang (nanti artikelnya terpisah) dari KL ke Surabaya, saya naik Batik pun ditimbang.
Koper kabin kosongan saja beratnya sudah 2 kg, mustahil juga kalau mau total 7 kg untuk koper dan tas kecil yang dijinjing. Alhasil, saya menambah biaya bagasi kabin untuk tiga rute penerbangan yang kalau ditotal bisa buat biaya dari Surabaya ke Singapura, hiks.
Uang yang jaga-jaga mau saya pakai buat oleh-oleh pun terpakai. Saldo saya mulai bikin nangis. Oke, tetapi saya berusaha tenang dulu supaya perjalanan ke Dalat tetap bisa saya nikmati.
Praktif Afirmasi dan Dapat Keajaiban
Sebagai pelaku dan mentor Mindset Shifting, saya tahu kalau sedih berlarut hanya akan memperburuk situasi yang saya alami. Lebih baik saya fokus untuk menarik energi baik. Jadi, saya ucapkan dalam hati afirmasi seperti ini, “Alhamdulillah, bisa traveling ke tempat yang aku idamkan. Aman dilindungi dan rezeki mengalir hingga aku berkelimpahan selama perjalanan.”
Selang satu hari, saya menerima email notifikasi dari Seedbacklink kalau ada beberapa job pesanan dari klien untuk saya tuliskan artikelnya di blog ini. Tidak lama kemudian, klien yang menggunakan jasa saya sebagai penerjemah Jepang freelance juga mentransfer fee sekaligus memesan satu job terjemahan lagi.
Di sela waktu menunggu bus dan di bandara, saya mengetik di smartphone sampai jempol capek. Hati saya gembira karena memang benar saya mendapat banyak keajaiban. Akhirnya, sebelum liburan selesai, saya mendapatkan kiriman uang lagi yang jumlahnya sama dengan nominal pembayaran semua bagasi kabin.
Dalat Hari Pertama
Penerbangan dari Kuala Lumpur ke Da Lat relatif lancar. Saya sudah membaca kalau cuaca Da Lat itu sejuk, jadi bayangan saya seperti di Batu, Jatim atau Tawangmangu. Turun dari pesawat, saya hanya melihat penumpang yang mau naik setelah kami turun. Bandaranya kecil dan proses imigrasi juga tidak rumit.
Keluar dari bandara menuju taksi Grab yang saya pesan, saya langsung disambut cuaca sejuk. Wah, ini mah asyik soalnya tidak sepanas Ho Chi Minh. Saya mencari tahu informasi bus dari bandara ke pusat kota, ternyata ruwet. Naik taksi online jauh lebih nyaman. Harganya pun sekitar 200 ribuan rupiah selama 40 menitan dari bandara ke hotel.
Lucunya, di tengah perjalanan, Pak Sopir berhenti sebentar. Saya kira dia mau cek ban, eh ternyata ngopi gaes, ha ha ha. AC mobil dimatikan, kami berbicara lewat Google Translate. Kemampuan saya dalam bahasa Vietnam modal Duolingo masih jelek karena saya pakai buat belanja, bukan komunikasi sehari-hari.
Tak lama kemudian, saya melihat jalanan Da Lat yang asli bersih banget. Udaranya makin ke kota, makin sejuk. Waduh, saya udah mikir kalau makin malam pasti bakalan menggigil, nih.
Sampailah saya di hotel tempat saya menginap. Jalanannya lumayan meliuk-liuk naik turun, mungkin karena ini dataran tinggi.
Pesona Stasiun Da Lat
Spot pertama yang saya kunjungi di Da Lat adalah Stasiun Da Lat. Saya mengincar spot ini karena selain saya suka dengan tempat bersejarah, memang saya punya ketertarikan dengan kereta. Transportasi favorit saya itu kereta. Andai saya bisa naik kereta untuk menjelajak Asia Tenggara yaa.
Stasiun Da Lat bukan sekadar stasiun kereta biasa. Tempat ini menjadi saksi bisu sejarah kolonial Prancis di dataran tinggi Vietnam. Begitu menginjakkan kaki di sana, kamu akan langsung merasakan aura nostalgia yang kuat, seolah terlempar ke era 1930-an.
Dok. pribadi
Dengan gaya Art Deco yang khas, jendela kaca patri berwarna-warni, dan menara jam ikonik, stasiun ini memancarkan pesona klasik yang sulit ditolak. Meskipun kini hanya ada beberapa perjalanan kereta wisata singkat yang beroperasi, terutama menuju Trai Mat untuk menikmati Pagoda Linh Phuoc yang megah, Stasiun Da Lat menjadi daya tarik utama yang wajib dikunjungi.
Museum sejarah kereta (dok. pribadi)
Saya tidak naik kereta wisatanya karena memang budget-nya saya alokasikan untuk membeli oleh-oleh. Apalagi saya hanya dua hari satu malam di kota cantik ini. Setelah puas berfoto di depan stasiun, saya masuk melihat penggalan perkembangan kereta api dan takjub saat melihat kereta-kereta kuno yang mengingatkan saya dengan kereta menuju Hogwarts.
Hendak mengejarmu eaa (dok. pribadi)Bagian dalam kereta wisata ini juga bikin betah. Saya bisa masuk ke dalam untuk mengamati bagian interior kereta wisata. Eh, jadi keingat adegan klimaks Ae Shin dan Eugene Choi di drakor Mr. Sunshine yang bikin mewek berderai-derai itu. Saya salut dengan usaha Vietnam dalam melestarikan bangunan bersejarah. Ho Chi Minh saja masih mempertahankan banyak aset bersejarah, ternyata Da Lat pun sama bagusnya.
Dok. PribadiMenikmati Makanan Halal yang Sulit Ditemukan
Tantangan selama di Vietnam itu tentu menemukan restoran yang menjual makanan halal. Kalau di Ho Chi Minh, saya dapat menemukan tempat makan halal relatif mudah terutama karena tempat menginap saya waktu itu dekat dengan Benh Thanh Market.
Namun, ketika di Da Lat, ternyata saya harus usaha setengah mati. Kebetulan, saat di Kuala Lumpur, saya membawa perbekalan camilan buat menahan lapar. Maklum kalau punya GERD itu harus lebih rewel soal jam makan. Alhamdulillah, selama di Da Lat, meski agak geser dari jam makan, lambung saya sangat bahagia bisa berkompromi.
Berbeka informasi di Google, saya pun memilih hotel yang tidak jauh dari tempat makan halal. Di kepala ini sudah terbayang makan hidangan khas Vietnam yang disajikan dengan halal dan sekalian saya bungkus untuk sarapan di hotel.
Setelah puas menikmati pemandangan di Stasiun Da Lat, saya menuju restoran Sarah Halal Food. Oh ya, keliling Da Lat ini saya lakukan dengan naik GoJek, jadi aman saja. Tarifnya juga tidak jauh beda dengan Indonesia, kisaran 10 sampai 12 ribu kalau jaraknya 4-5 km.
Apes. Ternyata Sarah Halal Food tutup. Saya pun mencari lagi tempat makan yang lain padahal dari siang belum terisi sama sekali nih. Hanya cokelat yang masuk ke lambung. Akhirnya, saya menuju Halal Food Dalat Hajah Hawa. Saya memesan pho hangat dan beberapa roti bhan mi untuk bekal di malam hari.
Dok. PribadiHari pertama yang tak mudah. Saya pun masih mensyukuri karena ada banyak hal menarik yang saya temui meski harus menahan lapar beberapa jam, haha. Perjalanan ini belum selesai. Tunggu cerita saya soal Da Lat yang lebih seru berikutnya, ya.
(Baca Juga: Solo Traveling KL-Dalat-Malaka yang Tidak Disengaja)
May 25, 2025
Mengintip Jejak Yahudi di Surabaya Bareng Bersukariawalk Sby
Sabtu lalu tanggal 24 Mei, saya kangen untuk melakukan walking tour. Akhirnya, saya iseng mencari tahu rute yang ada di Bersukaria Walk Surabaya. Wah, asyik nih. Yang tidak saya duga, nantinya di rute Kayoon Berayun ini, saya dan peserta lainnya bisa mengintip jejak Yahudi sejak zaman penjajahan di Surabaya.
Tur jalan kaki kali ini dipandu Kak Anis sebagai storyteller. Pencerita keren lulusan Andropologi ini menambahkan fakta-fakta unik di tiap spot yang kami singgahi. Seperti apa perjalanan kami kali ini?
Mengenali Sejarah Awal Daerah KayoonCuaca pagi itu campur-campur rasanya. Langit mendung karena sejak pagi turun hujan sampai saya waswas takut tidak bisa berangkat. Saya naik kereta komuter keberangkatan pukul 6 pagi dari Stasiun Sidoarjo dan turun Stasiun Gubeng.
Sebenarnya, perjalanan naik kereta komuter itu hanya menghabiskan 40 menitan, tetapi kereta dengan durasi itu datangnya pukul 8 sementara acara walking tour dimulai pukul 8 juga. Senangnya, ketika pukul setengah 6 pagi, hujan berhenti. Saya membawa payung lipat buat jaga-jaga karena mendungnya merata dari Sidoarjo ke Surabaya.
Sejarah Pasar KayoonPasar Kayoon menjadi titik awal pertemuan dengan enam orang peserta walking tour lainnya. Mata saya adem melihat bunga-bunga segar dari toko-toko di depan pasar yang baru buka. Kalau kamu mau beli bunga segar atau pesan bunga papan di Surabaya, maka Pasar Kayoon inilah pusatnya.
Kak Anis bilang, "Pasar Kayoon berasal dari Kajoon yang artinya 'kesenangan'. Kayoon dalam bahasa Jawa juga bisa berarti 'perjalanan kehidupan', jadi maknanya sangat puitis dan mendalam."
Menurut Kuncarsono Prasetyo, seorang pegiat sejarah dari komunitas Begandring Soerabaia, yang saya baca dari web Detik Jatim, kawasan Kayoon ternyata punya cerita asal-usul yang cukup menarik. Awalnya, area ini terbentuk dari endapan tanah yang mengendap perlahan di tepian Sungai Kalimas, sekitar awal abad ke-20.
Kalau menilik arsip foto dari tahun 1901, Sungai Kalimas saat itu tampak sangat lebar. Namun, seiring berjalannya waktu, proses alami pengendapan menciptakan daratan baru. Nah, daratan inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh para pedagang untuk membuka lapak dan berjualan, menjadikan kawasan tersebut hidup dan ramai.
Kawasan Kayoon juga strategis karena dekat dengan kawasan Simpang, salah satu spot favorit tentu Balai Pemuda.
Daerah Kayoon mulai jadi pusat penjualan bunga sejak pascakemerdekaaan setelah tahun 45. Puncak popularitasnya terjadai pada tahun 80-an. Surabaya itu kota panas terik menyengat, jadi agak mustahil kalau mau budidaya bunga segar warna-warni di sana. Makanya, bunga diambil dari kawasan Batu, Malang, dan Pasuruan.
"Kalau ngomongin soal buket bunga seperti yang juga banyak dijual di Pasar Kayoon, saya punya fun fact soal buket bunga," kata Kak Anis.
Buket bunga sudah dikenal sejak 2500 tahun lalu di Mesir kuno yang dipakai untuk menghias makam, perayaan, dan lainnya. Masyarakat Mesir kuno memaknai bunga-bunga sebagai simbol khusus salh satunya bunga teratai. Bunga teratai identik dengan Dew Ra yang dianggap sebagai Sang Pencipta.
Menyambangi Sejarah dari Bangunan yang Beralih FungsiKurang afdal rasanya kalau ikut walking tour tanpa mampir ke beberapa spot bersejarah. Di perjalanan kali ini siapa sangka saya malah mendengarkan fakta yang lagi-lagi tidak saya dapatkan di buku sejarah. Surabaya ternyata pernah menjadi pusat ekonomi keluarga Yahudi dan ada keluarga yang sangat berpengaruh pada masa itu.
Sisa Teknologi di Pintu Air GubengDari Pasar Kayoon, kami berjalan menuju Pintu Air Gubeng yang juga disebut sebagai Bendungan Karet. Bendungan ini menjadi penting karena dulu Sungai Kalimas tidak hanya menjadi sungai biasa, tetapi posisinya sangat penting bagi perdagangan di pusat kota Surabaya.
Dahulu sebelum Pelabuhan Perak dibangun, sungai ini juga bisa dilalui perahu. Namun, karena bentuk sungai ini berupa bendungan yang ketinggian daerah utara dan selatan berbeda, maka dibuatlah teknologi khusus agar perahu bisa melewatinya.
Dari selatan menuju utara bendungan, perahu masuk sebuah ruangan yang diisi air agar bisa terdorong ke bagian berikutnya. Teknologi ini sudah ada sejak 1400-an dan masih ada di Belanda dan visualisasinya bisa kita lihat di Terusan Panama. Di bawah ini ada videonya.
Jejak Yahudi di Surabaya"Kenapa kita berdiri di depan hotel ini? Dulu, ini jadi sinagoge untuk ibadah umat Yahudi di Surabaya," kata Kak Anis yang memicu decak kagum dari saya dan peserta lainnya.
Siapa sangka kalau Hotel Morazen yang desain arsitekturnya serba modern ini dulunya ada di bekas objek bersejarah. Kalau sampai ada sinagoge, berarti penduduk Yahudi di Surabaya terhitung banyak. Dari penjelasan Kak Anis berikutnya, kami semakin paham. Jumlah penduduk Yahudi di era Hindia Belanda itu paling banyak dan mencapai 500 orang.
Hotel MorazenMereka diberi keistimewaan untuk bekerja dan berbisnis dengan bebas. Agak sedih juga, sih, kalau ingat bagaimana orang pribumi diperlakukan pada masa itu. Orang Yahudi yang ada di Surabaya adalah keturunan Yahudi Baghdad atau Irak.
Bentuk SinagogeOrang Yahudi datang ke Hindia Belanda pada 1859 bersamaan dibukanya Terusan Suez. Salah satu tokoh Yahudi terkenal di Surabaya adalah Charles Musri yang leluhurnya sudah datang sejak abad ke-19 dan punya bisnis ekspor impor.
Charles Musri adalah ayah dari Irwan Musri. Kalau sudah baca bagian ini, kamu pasti tidak asing, kan, dengan nama Irwan Musri? Hehe. Karena sentimen yang terjadi dengan kasus Gaza, pada 2009, MUI Jatim mengusulkan agar sinagoge dirobohkan, sampai akhirnya tidak berapa lama kemudian lahan sinagoge berubah menjadi Hotel Morazen.
Setelah kasus Nakba 1948 dan Krisis Suez pada 1956, orang Yahudi eksodus ke luar karena isu Anti Semit yang makin gencar. Orang-orang Yahudi di Surabaya pun merasa tidak aman, tetapi posisi Charles Musri tidak terusik sebagai orang berpengaruh karena ia banyak mendukung gerakan arek-arek Surabaya.
(Baca Juga: Walking Tour Rute Simpang Surabaya)Jejak Konglomerat Keturunan Tionghoa
Perjalanan kami berikutnya mengintip jejak konglomerat keturunan Tionghoa bernama Tan Tjwan Bie. Ada sebuah rumah super megah dengan halaman macam lapangan bola mini yang membuat mata saya terbelalak. Tan Tjwan Bie adalah pengusaha asal Malang yang mendirikan Pabrik Gula Kebon Agung pada 1905. Sepertinya karena kebanyakan duit sampai membangun rumah megah di Surabaya, nih.
Rumah Tan Tjwan Bie diarsiteki Citroen, arsitek terkenal yang membangun Gereja Blenduk Semarang dan Balai Pemuda. Rumahnya sangat megah yang terdiri dari tiga bagian yaitu rumah induk, paviliun 1, dan paviliun 2. Sayangnya, kami cuma bisa mengintip dari luar pagar.
Pada 1910, Yayasan Kuning Agung di Pontianak menjadi cikal bakal Perkumpulan Marga Huang. Keluarga Huang di Pontianak sangat dihormati karena kaya raya dan dekat dengan keraton setempat. Tujuan perkumpulan ini dibuat untuk menjaga persaudaraan dan solidaritas sesama marga Huang.
Dulu, jika ada Marga Huang yang meninggal, mereka bisa datang ke perkumpulan membawa lilin merah agar dicek apakah benar-benar marga Huang atau tidak. Jika benar, maka keluarga yang berduka akan dikunjungi anggota perkumpulan lainnya.
Perkumpulan ini di masa modern juga sering menyelenggarakan workshop atau acara sosial. Ada rapat akbar Marga Huang setahun sekali yang mempertemukan keturunan Marga Huang dari seluruh dunia.
Depan gardu listrik bersejarahSpot terakhir adalah Wismat Jerman yang juga dekat dengan sebuah gardu listrik bersejarah. Kami mendengarkan dengan khidmat sampai acara walking tour selesai. Wah, siapa kira saya bisa mengintip jejak Yahudi di Surabaya dan terkagum dengan kisah old money di Surabaya. Julukan Crazy Rich Surabaya itu sepertinya sudah ada sejak era penjajahan, ya?
May 20, 2025
Cara Menangani Kebakaran Listrik di Rumah Tanpa Panik
Musibah seperti listrik korsleting itu tidak bisa kita hindari. Makanya, orang tua kita dulu selalu mengingatkan untuk mencabut kabel dari colokan listrik saat tidak dipakai. Sampai akhirnya saya ngekos dan agak takut kalau terjadi musibah. Tahu cara menangani kebakaran listrik di rumah atau saat di tempat kos akan sangat penting buat dipelajari.
Apakah cewek perlu tahu cara menangani kebakaran listrik sendiri? Sekarang, bukan saatnya lagi nungguin ayah atau saudara cowok.
Kalau kamu tinggal di kos atau kontrak bersama teman cewek, masa mau teriak-teriak doang? Minimal baca artikel-artikel bermanfaat seperti di https://insanupdate.id yang menambah wawasan di bidang kecantikan, kesehatan, teknologi, sampai life hack seperti tips menangani kebakaran akibat listrik konslet.
Cara Menangani Kebakaran Listrik
Seperti apa cara yang aman kalau kamu menghadapi masalah dengan kebakaran setelah terjadi gangguan pada listrik tempat tinggalmu?
Matikan Sambungan Listrik
Pastikan tangan dan kakimu tidak dalam kondisi basah termasuk dengan keringat. Cari kain tebal yang bisa mengisolasi arus listrik atau sarung tangan karet anti listrik untuk mematikan sumber listrik saat kamu bisa menemukannya.
Kalau tangan atau kakimu basah dan menginjak arus yang tidak terlihat, nanti bukannya arus listrik terputus, kamu malah bisa sekarat lebih dulu. Lihat sekeliling dan cek sumbernya dengan super hati-hati.
Perhatikan Nyala ApiApakah muncul percikan api dari sumber listrik bermasalah? Cek seberapa besar api yang mucul. Jika nyala apinya cenderung kecil, maka perlu menambahkan natrium bikarbonat. Kamu dapat memadamkannya dengan menggunakan soda kue juga.
Kebakaran juga dapat dipadamkan dengan menyingkirkan sumber oksigen menggunakan pakaian atau selimut tebal jika apinya kecil dan tidak berisiko tinggi kalau dilakukan.
Jangan Pakai Air
Air termasuk konduktor listrik alami dan kalau kamu menyiramkan air ke api yang disebabkan kebocoran arus listrik, malah kamu yang bisa tersengat listrik.
Selain itu, air dapat menyebabkan api menyebar dengan menghantarkan listrik ke seluruh ruangan dan berpotensi menyulut bahan yang mudah terbakar.
Periksa Lagi Alat Pemadam Kebakaran
Cek secara detail semua bahan bakar yang dipakai untuk menyerang. Kebakaran akibat listrik termasuk kebakaran Kelas C, yang berarti kamu memerlukan alat pemadam yang sesuai untuk jenis kebakaran ini.
Sebagian besar alat pemadam kebakaran rumah tangga bersifat multiguna dan cocok untuk kebakaran kelas A-B-C, tetapi penting untuk memeriksanya sebelum menggunakannya pada kebakaran akibat listrik.
Supaya Tidak Mudah Terjadi Konsleting Listrik
Korsleting listrik itu bisa dicegah. Bagaimana? Yuk, ikuti tips di bawah ini.
Cabut Sambungan Listrik
Membiarkan kabel charger gawai dan laptop tersambung terus-menerus itu tidak baik. Selain boros listrik, ini juga bisa berbahaya kalau ada arus pendek yang memicu korsleting.
Cabut semua kabel perangkat yang tersambung ke listrik kalau sudah tidak dipakai lagi. Apalagi kalau musim hujan dan petir begini. Kamu harus teliti memeriksa semua perangkat listrik apakah sudah dicabut atau belum kalau mau keluar rumah.
Jauhkan dari AirPernah dengar istilah "listrik itu sahabat yang berbahaya"? Yup, apalagi kalau sudah berurusan dengan air. Semua perangkat kelistrikan di rumah harus selalu dalam kondisi kering, titik. Soalnya, kalau lingkungan di sekitar alat-alat itu lembap, palagi sampai tergenang air, risiko percikan api bisa muncul kapan saja. Dan percikan kecil itu bisa jadi awal dari kebakaran besar. Serem, kan?
Makanya, setiap kali banjir datang, PLN biasanya langsung ambil tindakan cepat. Ini bukan panik, tapi langkah antisipatif biar nggak terjadi korsleting yang membahayakan.
Hindari Menyambungkan Kabel Terlalu Banyak ke Satu TerminalApa kamu punya kebiasaan menyambungkan terlalu banyak terminal listrik secara bersamaan? Kelihatannya praktis, tapi faktanya? Ini justru berbahaya. Saat terlalu banyak beban listrik ditumpuk dalam satu jalur, suhu terminal bisa melonjak drastis.
Suhu yang panas berlebihan ini bisa bikin kabel dan bodi terminal meleleh. Kalau kondisi ini dibiarkan terus, percikan api bisa muncul sewaktu-waktu dan memicu korsleting yang berulang. Bukan cuma alat elektronik yang rusak, tapi juga bisa mengancam keselamatan rumah.
Inilah cara menangani kebakaran listrik di rumah yang bisa kamu lakukan tanpa harus panik. Kalau sudah paham, perhatikan caramu mengelola kabel listrik di rumah juga, ya.
April 15, 2025
Belajar Dari Idola Tanpa Kehilangan Diri Sendiri
Saya punya kebiasaan riset mau hal serius atau remeh. Makanya, ketika ada berita dari seorang pesohor, biasanya saya akan berakhir mencari tahu masa kecilnya seperti apa dan riwayat hidupnya. Saat membaca beberapa artikel figur publik di biografipublik.id, saya jadi merenungi soal idola. Belajar dari idola itu menjadi hal menyenangkan, tetapi apakah kita masih bisa menjadi diri sendiri?
Barusan, saya membaca beberapa utas di X yang lagi-lagi datang dari seorang penggemar. Saya menggunakan X murni untuk fangirling komik manhwa, manga, anime, drakor, dan sesekali film. Tentu saja ada aktor dan aktris yang sangat saya sukai. Namun, saya heran ketika menemukan tulisan seorang fans yang malah sibuk membenci pesohor lain demi memuji idolanya sendiri.
Menjadi Terkenal Itu MenakutkanSebagai seorang penulis, saya tidak asing dengan aktivitas branding atau marketing. Akun-akun medsos saya bisa diakses publik tanpa dikunci. Bahkan, saya juga membuat channel Telegram untuk menjangkau lebih banyak audiens. Saya tidak pernah merasa terkenal.
Sampai di beberapa kesempatan, saya disapa beberapa orang yang mengikuti medsos saya. Itu juga terjadi tidak hanya saat saya sendiri, contohnya ketika saya sedang ngobrol seru dengan sahabat di sebuah kafe.
Meskipun karakter saya ekstrovert dan suka menambah teman baru yang positif, ternyata ada rasa kaget ketika disapa oleh kawan dari medsos. Kadang muncul pertanyaan di pikiran, "Apakah saya yang di dunia nyata ini masih sama bagusnya di mata mereka seperti bayangan di medsos?"
Tidak Selalu Nyaman Jika DikenaliKetika cuitan saya di medsos mengundang banyak reaksi, positif atau negatif, saya sudah stres duluan. Apa yang saya nyatakan dan bangun di medsos itu memang bagian diri.
Akun medsos yang khusus saya gunakan untuk branding sebagai penulis pun semua isi kontennya tidak saya bangun dengan kepura-puraan. Nyatanya, ketika respons yang saya terima tidak selalu sesuai keinginan, lumayan membebani juga, ya?
Bayangkan susahnya menjadi figur publik yang bernapas saja bisa dikritik. Salah sedikit bisa menjadi bulan-bulanan warganet. Apalagi kalau sampai seperti selebritis Korsel yang hidupnya tidak aman karena dikejar sasaeng (fans fanatik dan obsesif). Ketenaran bisa menjadi mimpi buruk.
Tanggung Jawab Super BesarMelihat pengalaman saya yang biasa-biasa ini dalam membangun personal branding di medsos, saya akhirnya bisa mengambil kesimpulan.
Apapun yang kita bagikan, ucap, dan katakan di media sosial membutuhkan tanggung jawab penuh dari diri kita.
Tidak peduli kamu menggunakan akun dengan nama pena dan bukan foto asli, tetapi coba cek lagi seperti apa hal-hal yang kamu sukai, bagikan, dan komentari di medsos. Ini menunjukkan masalah di dalam dirimu sendiri. Ketika kamu tidak mau bertanggung jawab dengan isi ketikanmu, ini bisa menjadi bumerang, tidak peduli kamu tidak menggunakan nama atau foto asli.
Sudah tidak sekali saya melihat akun bodong yang akhirnya disomasi atau dituntut karena keasyikan mengetik serampangan di medsos. Mau tidak mau akhirnya pemilik aslinya muncul di muka publik untuk meminta maaf. Jejak digital itu kejam dan sulit dihilangkan.
Mengambil yang Baik, Buang yang BurukFangirling atau fanboying itu bukan hal yang salah. Memiliki idola adalah hal yang lumrah dan bisa membuat kita bahagia di waktu luang. Ada pelajaran-pelajaran penting yang saya peroleh dari para idola juga.
Merajut Kualitas BaikSaya memiliki beberapa idola karena mereka figur publik yang brilian dalam berakting, sangat cerdas, atau kepribadian yang baik. Hal-hal baik semacam hobi membaca dari idola membuat saya semangat untuk berburu buku baru.
Apa yang idola saya tonton dan ternyata terlihat bagus atau menambah wawasan, tentu saja akan saya simak. Kualitas baik dari mereka akan saya selami lalu saya pilah lagi sebab tidak semua hal yang mereka lakukan tentu akan cocok dengan gaya hidup saya saat ini.
Memberi JarakSelalu ada jarak yang saya berikan ketika mengidolakan. Ada salah satu bintang yang sangat saya gemari karyanya sejak remaja lalu ternyata ia menjadi orang yang kepribadiannya culas. Kecewa memang, tetapi tidak sampai merusak mood saya sehari-hari sementara fans lain sampai sedih berlarut.
Saya paham ada hal yang pastinya tidak saya ketahui dari seorang bintang terkenal. Mereka juga manusia biasa. Kalau ada saatnya saya tidak bisa menolerir sikap mereka, kecewa sedikit, lalu melanjutkan aktivitas lagi. Toh, ada kualitas-kualitas baik dari mereka yang sudah saya pelajari. Saya melihat realita, bukannya pemuja yang sampai lupa mencintai diri sendiri.
Pasti akan ada yang bilang, seharusnya kita tidak perlu mengidolakan sesama manusia, cukup Tuhan saja. Ah, ini sudah pasti. Namun, apalah saya yang juga manusia biasa untuk mendikte tindakan fans lain. Bagaimana denganmu? Apakah kamu siap belajar dari idola tanpa kehilangan jati diri?


