Jason Abdul's Blog

June 17, 2014

Character that Stands Out (Catatan Belajar dengan Eka Kurniawan)

Sumber Gambar: Professional Academy
Aku beruntung bisa ikut Writing Clinic Femina, belajar dari salah satu penulis yang kukagumi, Eka Kurniawan. Walaupun ada perasaan tidak nyaman berada di ruangan serba guna Gedung Femina itu. Selain suhu ruangan terlalu dingin untuk pagi hari berhujan, aku juga adalah 1 dari 4 orang pria yang menjadi peserta. Bahkan aku malu untuk mengangkat tangan hendak bertanya. Yah, pada akhirnya aku memang tidak berkesempatan bertanya satu hal pun.
Namun, sesi Eka Kurniawan...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 17, 2014 19:27

April 28, 2014

5 Film Rekomendasi untuk Penulis

Aku suka mencari film tentang penulis. Terkadang tujuannya untuk mencari inspirasi, terkadang sekadar untuk belajar. Terkadang aku menonton demi mencari cerita teman yang seperjuangan. 5 film berikut sangat berkesan bagiku.

1. Freedom Writer (2007)
Berlatar sekolah integrasi antaretnis di Long Beach, film ini bercerita tentang guru bahasa Inggris, Erin Gruwell, yang berusaha memahami murid-muridnya melalui tugas menulis. Mereka boleh menulis apa pun. kegiatan menulis membantu mereka saling memaham...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 28, 2014 13:30

March 5, 2014

BELAJAR MENULIS NOVEL (MINGGU 9): MENJADI PENULIS

Inilah pos terakhir dari seri BELAJAR MENULIS NOVEL dari buku How to Write A Good Damn Novel, jilid I, karya James N. Frey. Daripada menulis ulang isi babnya, lebih baik kita mengadakan kuis (atau ujian akhir seperti di sekolahan). Semua pertanyaan ini silakan dijawab. Boleh dalam hati, dalam kotak komentar, atau isi pada google docs berikut. Hasil jawaban akan kupublikasikan jika banyak yang mengisi dan cukup untuk dianalisis.


Memuat...


Semoga bermanfaat.

Baca bahasan sebelumnya:  Minggu 1: Karak...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 05, 2014 21:25

February 26, 2014

BELAJAR MENULIS NOVEL (MINGGU 8): MENULIS ULANG

Menulis ulang (rewriting) tidak bisa dihindarkan oleh penulis. Apakah dia penulis pemula atau sudah menulis puluhan novel sekalipun, dia harus melewati tahap ini. Jika ada seorang penulis merengek dan curhat di sosial media karena diminta editor menulis ulang, dia patut dikasihani karena tidak serius terhadap karya sendiri. Penulis semacam ini sangat tidak profesional. Atau karena keangkuhan dia mengira karyanya sudah layak mendapatkan Nobel. 


Sumber: The Creative PennSaatnya kejujuran: kamu (ing...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 26, 2014 21:19

February 19, 2014

BELAJAR MENULIS NOVEL (MINGGU 7): DIALOG

[image error]

18 Hal tentang Dialog, Pengindraan, dan Menulis Dramatis

1. Novel dramatis ditulis dalam tiga bentuk: narasi dramatis, adegan, dan semi-adegan

2. Dalam narasi dramatis, narator menghubungkan aksi-aksi, memperlihatkan perkembangan karakter, dan mengeksploitasi konflik batin, namun melakukannya dalam bentuk ringkasan.

3. Dalam adegan, narator menggambarkan aksi sebagaimana terjadinya, dalam rupa dialog.

4. Hindari dialog kehidupan sehari-hari yang membosankan. 

5. Dialog yang baik mengekspresikan maksu...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 19, 2014 19:30

February 12, 2014

BELAJAR MENULIS NOVEL (MINGGU 6): SUDUT PANDANG

Setelah penulis membuat cerita dengan klimaks-resolusi yang cukup hebat—tenang, selalu ada kesempatan untuk merevisi cerita atau klimaks yang masih “yah, lumayanlah”—dia perlu menentukan sudut pandang. Mungkin kita pernah membaca tentang point of view (POV) 1, 2, 3. Lalu ada nasihat begini: “Gunakan POV 1 untuk intimasi karakter dengan adegan, sehingga lebih terasa bagi pembaca. Dan hindari POV 3 jika tidak ingin ceritamu jadi berjarak atau semacam itulah.” James N. Frey, penulis buku yang kita ...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 12, 2014 17:16

February 5, 2014

BELAJAR MENULIS NOVEL (MINGGU 5): KLIMAKS

James N. Frey, dalam bukunya yang sedang kita pelajari, How to Write A Good Damn Novel, meminta kita membayangkan klimaks sebagai ujung seberang dari jembatan yang sedang kita lewati. Titik awal kita berjalan adalah premis, sesuatu yang harus dibuktikan. Cerita adalah jembatan, sesuatu yang dibangun dengan peningkatan intensitas, konflik yang semakin menarik perhatian pembaca, di mana terjadi perubahan karakter setiap kali menyelesaikan konflik—hingga sesuatu terjadi sebagai konflik utama novel ...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 05, 2014 18:14

January 29, 2014

BELAJAR MENULIS NOVEL (MINGGU 4): CERITA

Setelah menciptakan karakter, membuat konflik, sehingga bisa menentukan premis, saatnya penulis novel menyusun cerita. Sederhananya cerita adalah narasi kejadian-kejadian. Seperti yang kita lakukan jika bertemu dengan kawan lama, kita akan bertanya tentang apa saja yang mereka lakukan selama kita tidak bertemu dengannya. Dia akan bercerita. Yah, memang ada cerita yang menarik dan ada cerita yang tidak menarik.
Sumber: The Writer's Room
Dalam fiksi, ada beberapa hal yang membuat cerita lebih menari...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 29, 2014 18:10

January 22, 2014

BELAJAR MENULIS NOVEL (MINGGU 3): PREMIS

Premis adalah hal terpenting. Inilah alasan seorang penulis membuat novel hingga ratusan lembar. Terkadang memang ada penulis yang merasa tidak perlu tahu apa premis novelnya, makanya novelnya menjadi tidak terlalu bagus, berantakan, seperti cerita dengan alurnya pergi jalan-jalan tanpa tujuan. Lama-lama hanya kebosanan dan kata-kata yang dikumpulkan.

Oh, maaf, mungkin kalimat-kalimat di novel tersebut sungguh puitis sehingga cocok banget untuk jadi status facebook atau tweet of the day. Baiklah~...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 22, 2014 18:23

January 15, 2014

BELAJAR MENULIS NOVEL (MINGGU 2): KONFLIK

Setelah memperoleh karakter-karakter yang mempunyai kepribadian menarik, kita perlu menciptakan situasi yang menyebabkan konflik. “Perselisihan” tersebut haruslah dihadapi oleh karakter kita. Jangan biarkan dia menjalani cerita yang membosankan. Bayangkan kehidupan yang damai, rutin, serta menoton. Membosankan, kan? Itulah alasan kenapa konflik sangat penting. 

Seorang penulis bisa saja menceritakan adegan sarapan sebuah keluarga. Namun, bagaimana menentukan adegan itu menarik atau tidak? Dilihat...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 15, 2014 19:18