Another 5% Part 21



“Apa?” Rolan langsung berdiri dari tempat duduknya, menatap Marco dengan tatapan mata terkejut, “Selly diculik oleh Gabriel?”
Marco menghela napas dengan cemas. “Saya mengkhawatirkan hal ini terjadi sejak dulu tuan Rolan. Nona Selly adalah pemegang kunci kemenangan anda. Dan mungkin Gabriel menculiknya untuk membunuhnya.”
Wajah Rolan pucat pasi. Dia sudah bertemu dengan Gabriel di tengah kebakaran itu. Sudah jelas bahwa Gabriel adalah manusia yang kejam dan tidak punya belas kasihan. Lelaki itu mungkin sudah menyiksa dan membunuh Selly. Rolan memejamkan matanya, berusaha melacak Selly, tetapi tidak bisa. Dia menghela napas frustrasi dan menatap Marco. “Kau tahu kemana Gabriel membawa Selly?”Marco begidik, “Ke rumahnya, sebuah mansion besar di pinggiran kota.” Ditatapnya Rolan dengan ragu. “Anda akan mendatangi Gabriel?”
Mata Rolan menyala marah. “Dia menginginkan perang bukan? Dan karena dia telah menculik serta mungkin melukai Selly, maka aku akan memberikan perang itu kepadanya.”
***

“Anda seharusnya tidak menantang tuan Gabriel.” Carlos pada akhirnya membuka mulut di malam yang semakin gelap itu ketika dia datang ke kamar untuk memeriksa Selly.
Selly menoleh ke arah Carlos dan mengernyit. “Lelaki itu jahat, dan kalau semua yang dikatakannya benar, maka aku berhak membencinya.”
Carlos menghela napas dengan sedih. “Semua orang selalu menganggap tuan Gabriel jahat, hanya karena dia adalah pemegang kekuatan kegelapan yang mewakili kejahatan. Ya. Memang hati tuan Gabriel begitu kelam, tetapi semua dendam yang ditumbuhkannya, hal itu karena dia sangat mencintai ibunya yang meninggal dan menimbulkan sebentuk kekecewaan serta kebencian pada sang pemegang kekuatan terang.” Carlos tampak sedih. “Saya berpikir bahwa anda mungkin telah merubah tuan Gabriel.”
“Apa?” Selly mendongakkan kepalanya, menatap lelaki tua misterius yang berdiri di depannya itu, “Apa maksudmu?”
Carlos tampak serius dengan apa yang dikatakannya. “Saya mengikuti tuan Gabriel sudah sejak awal beliau menerima kekuatan besar ini. Beliau bisa dikatakan tidak punya hati dan belas kasihan, apalagi sejak kematian ibunya, tidak ada apapun yang bisa memberikan setitik cahaya untuk hatinya yang pekat. Sampai dia bertemu dengan anda. Tuan Gabriel memang mendekati anda demi menjauhkan anda dengan Rolan. Tetapi di tengah usahanya, saya bisa melihat bahwa tuan Gabriel mulai melenceng dari apa yang sudah dia rencanakan sebelumnya.” 
Selly menatap Carlos dengan tatapan penuh perhatian ketika lelaki tua itu melanjutkan.
“Beliau langsung datang menemani anda ke acara ulang tahun makan malam anda begitu beliau tahu bahwa anda sendirian dan menunggu di rumah sakit... itu semua dilakukannya tanpa rencana.” Sambung Carlos.
Selly tentu saja ingat dengan kejadian itu. Malam yang berhujan dan kesedihannya karena Rolan membatalkan acara makan malam itu begitu saja. Demikian juga dengan rasa malunya karena menunggu sekian lama di restoran untuk kemudian batal memesan makan malam. Pada saat itu Gabriel datang bagaikan malaikat penyelamat., memberikan kue ulang tahun berwarna putih yang indah untuknya, dan membuat malamnya tidak begitu buruk.
“Begitu juga pada saat berikutnya, ketika sekali lagi tuan Rolan membatalkan janji, membuat anda menunggu di tengah hujan deras. Tidak ada untungnya bagi tuan Gabriel menolong anda, tetapi dia datang, mengejar anda menembus hujan deras dan menyelamatkan anda yang tergeletak pingsan di jalan.”
Carlos memiliki kekuatan yang sama seperti Marco, dia bisa melacak tuannya dimanapun dia berada. Karena itulah dia bisa tahu bahwa Gabriel mengejar Selly dan menyelamatkan serta merawatnya. Informasi itu membuat Selly ternganga. Kebingungan. Carlos bilang Gabriel yang menyelamatkannya ketika pingsan di tengah jalan saat hujan badai itu? Tapi... ketika dia membuka matanya dan sudah terbaring nyaman di ranjang ketika itu.. bukankah Rolan yang ada di depannya?
Carlos melihat keraguan Selly, dan kemudian menghela napas panjang. “Anda boleh saja meragukan kata-kata saya, tapi hati anda sendiri pasti mengetahuinya. Tuan Gabriel telah melakukan banyak hal di luar kebiasannnya untuk menyelamatkan anda. Dan sekarang, beliau mengurung anda di sini untuk menyelamatkan anda.”
Selly langsung membantah. “Dia mengurungku di sini karena aku adalah kunci kekuatan bagi Rolan. Untuk memenangkan pertarungan, tentu saja dia harus mengurung atau bahkan nanti membunuhku.”Carlos menatap Selly dengan tatapan mata skeptis.  “Anda benar-benar berpikir seperti itu?” lelaki tua itu menggelengkan kepalanya. “Apakah anda tidak tahu? Bahwa untuk memberikan kekuatan lima persen kepada cinta sejati anda, kemungkinan besar anda harus mati?”
Selly benar-benar terkejut dengan perkataan Carlos. “Apa?”
‘Ya. Kami memiliki buku aturan semesta, sebuah buku kuno pegangan bagi sang pemegang kekuatan, mengatur apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh sang pemegang kekuatan. Di dalam buku itu juga tercantum berbagai kutukan atas pelanggaran, ataupun ramalan akan masa depan.” Mata Carlos menjadi muram. “Dalam buku itu ada ramalan, ketika dua kekuatan saling bertarung, maka pengorbanan cinta sejatilah yang akan menentukan siapa yang memenangkan pertarungan. Sayangnya pengorbanan itu kemungkinan besar adalah pengorbanan nyawa. Kalau tuan Gabriel menantang tuan Rolan dan anda melakukan pengorbanan untuk kemenangan tuan Rolan. Maka kemungkinan besar anda akan mati.”
Selly tidak pernah menduga bahwa pengorbanan yang dimaksud adalah pengorbanan nyawa... dia... dia kebingungan. “Itulah yang ingin dihindari oleh Tuan Gabriel Beliau meskipun sikapnya dingin dan kejam, beliau mengutamakan keselamatan anda. Karena itulah beliau mengurung anda di sini untuk menyelamatkan nyawa anda.”
***
Kata-kata pelayan setia Gabriel tadi masih terngiang di benak Selly bahkan setelah lelaki itu pergi. 
Benarkah apa yang dikatakan oleh Carlos itu?  Bahwa Gabriel melakukan ini semua untuk menyelamatkan nyawanya? 
Ingatannya melayang ke waktu itu, ketika dia pingsan di tengah hujan badai. Selly tidak ingat apa-apa waktu itu, yang dia ingat hanyalah ketika dia dibaringkan di atas ranjang yang hangat dan nyaman. Saat itu, hatinya terasa sakit, sedih karena Rolan tidak datang. 
Dan kemudian, seorang lelaki mengecup bibirnya, mengatakan dengan lembut bahwa dia akan selalu ada. Bukankah lelaki itu Rolan? Rolan ada ketika dia membuka matanya bukan? Tetapi... Carlos bilang bahwa yang menolongnya adalah Gabriel... Rolan sendiri kalau diingat-ingat membantah kalau dia menolong Selly dari tengah hujan. Dan satpam perusahaan itu... dia bilang waktu itu Gabriel mengejarnya ke tengah badai... Selly menelan ludahnya. 
Kalau begitu... mungkinkah lelaki yang menciumnya dan membisikkan kata-kata penuh sayang kepadanya waktu itu adalah Gabriel?
***
Sabrina membuka matanya, dan langsung berhadapan dengan Rolan. Tetapi ekspresi wajah Rolan berbeda, lelaki itu tampak... marah.
“Rolan?” Tiba-tiba Sabrina teringat akan kemarahan Gabriel dan api yang membakar tubuhnya, terasa sangat panas dan menyakitkan. Dia beringsut terperanjat, dan kemudian melihat ke seluruh tubuhnya... tidak ada luka bakar di sana. Dipegangnya rambutnya dan menyadari bahwa rambutnya sudah dipotong pendek. Rambutnya pasti tidak bisa diselamatkan karena terbakar waktu itu.
Sabrina mengangkat wajahnya dan menatap Rolan, lalu bergumam dengan suara lemah. “Kau menyelamatkanku.” Suaranya bergetar, “Terimakasih Rolan.”
Rolan hanya berdiri di sana, menatap Sabrina sambil menyipitkan matanya,  “Aku menolongmu karena aku tulus, Sabrina. Tetapi sekarang aku jadi bertanya-tanya apakah kau tulus selama ini, atau kau menyimpan rahasia keji di baliknya.”
Sabrina mengerutkan kening dan berusaha duduk, tubuhnya masih begitu lemah dan lemas.
“Apa maksudmu Rolan? Aku tidak mengerti...”
“Gabriel.” Rolan menyela, suaranya terdengar dingin, “Apakah itu berarti sesuatu bagimu?”
Seketika itu juga Sabrina membeku, matanya menyala dengan panik tetapi ketika akhirnya berkata-kata, dia menangis sesenggukkan.
“Kau akhirnya tahu...”
“Bahwa kau adalah adik tiri Gabriel? Sang pemegang kekuatan gelap yang sedang mengincar nyawaku? Kenapa kau tidak mengatakannya kepadaku, Sabrina? Apakah kau bekerjasama dengan Gabriel? Mempunyai niat jahat kepadaku dan Selly?”
“Tidak!” Sabrina hampir berteriak ketika membantah perkataan Rolan, “Bagaimana kau bisa menuduhku seperti itu Rolan? Setelah aku... setalah aku menyatakan cinta kepadamu.” Suara Sabrina menghilang di telan isakannya, “Aku tidak mengatakan kepadamu karena Gabriel mengancamku, dia begitu jahat, dia memaksaku mendekatimu kalau tidak dia akan membunuhku... tapi sungguh Rolan, aku ... aku sama sekali tidak punya niat jahat kepadamu, kau begitu baik dan perasaan cintaku benar-benar tulus kepadamu.... “ 
Sabrina mengusap air matanya mengangkat dagunya dan menatap Rolan, “Sebelum kebakaran itu, aku mengatakan kepada Gabriel bahwa aku akan jujur kepadamu tentang kebenarannya, aku juga bilang kepada Gabriel bahwa aku tidak mau membantunya lagi, karena itulah dia marah... dan kemudian mencoba membunuhku dengan membakarku... Aku tahu semuanya Rolan, aku tahu bahwa kau adalah pemegang kekuatan terang dan kau adalah orang yang baik, karena itulah aku membelamu.... kau begitu baik kepadaku....dan kaulah yang menyelamatkan nyawaku dari usaha pembunuhan Gabriel yang jahat...”
Rolan ternganga, menatap ke arah Sabrina yang tampak mulai terisak-isak kembali. Astaga. Sabrina tampak benar-benar ketakutan, dan dia melihat sendiri bagaimana Gabriel dengan kejamnya membiarkan adik tirinya ini berteriak-teriak kesakitan karena terbakar dikelilingi api. Gabriel memang benar-benar jahat! Rolan tidak pernah mencari permusuhan, tetapi kejahatan Gabriel harus segera dihentikan.
Dia duduk di tepi ranjang, menatap Sabrina dengan tatapan mata bersalah. Dengan kekuatannya, dia berusaha membaca pikiran Sabrina, mengetahui kejujurannya, meskipun dia sudah yakin bahwa Sabrina tidak bersalah, tetapi Marco berkata kepadanya tadi bahwa hal itu harus dicoba, sekedar untuk berhati-hati. 
Sayangnya, yang terbaca di benaknya hanyalah bayangan berkabut.... entah kekuatannya yang tidak mempan kepada Sabrina, atau memang Sabrina cukup ahli supaya pikirannya tidak bisa terbaca, bagaimanapun dia adik kandung Gabriel bukan? Sabrina pasti sudah terbiasa menutupi pikirannya dari Gabriel yang jahat.
Rolan mengawasi Sabrina yang tampak lemah dan pucat, dan dia memutuskan untuk mempercayai Sabrina. “Maafkan aku Sabrina, aku mencurigaimu.... Marco pelayanku mengatakan kau adalah adik tiri Gabriel, jadi aku...”
Sabrina mengusap air matanya, mencoba tersenyum kepada Rolan, “Aku mengerti Rolan, semua pasti juga akan berpikir sama, aku sendiri tidak suka menjadi adik dari lelaki jahat seperti Gabriel, dia sangat kejam dan menakutkan.” Sabrina begidik, “Aku senang kau menolongku bebas darinya, terimakasih Rolan.”
Rolan menganggukkan kepalanya, ‘Kau aman di sini Sabrina. Kau bebas beristirahat di sini sampai semuanya aman dan kau bisa kembali ke rumah sakit lagi.” Rolan mengeryit. “Sementara itu aku akan membereskan Gabriel.”
“Membereskan Gabriel?” Sabrina mengerutkan keningnya mendengar perkataan Rolan itu.
“Ya. Aku akan mendatangi kediamannya dan menantangnya.” Rolan berseru, menggertakkan giginya menahan marah, “Dia menculik Selly, dan aku tidak bisa melacak Selly dengan kekuatanku, aku takut Gabriel melukai Selly.”
Mungkin Gabriel bahkan sudah membunuh Selly. Sabrina bergumam dalam hati, merasa girang. Meskipun begitu, dengan pandai dia memasang wajah prihatin.
“Gabriel begitu kejam Rolan... dia.. dia mungkin sudah membunuh Selly, kau harus segera kesana.”
“Ya Sabrina, tadi aku mencoba teleport ke sana, tetapi Gabriel rupanya memasang perisai yang tak tertembus di sekeliling rumahnya. Saat ini Marco sedang menyiapkan mobil, sebentar lagi aku akan berangkat.”Sabrina meraih tangan Rolan dan mengecupnya, “Hati-hati Rolan... semoga Selly tidak apa-apa.”
Rolan menganggukkan kepalanya, mengawasi Sabrina. Dia teringat kata-kata Marco tadi bahwa selama ini belum pernah ada yang menerima darah dari dua pemegang kekuatan. Sabrina telah menerima darah dari Gabriel dan Rolan dan apapun bisa terjadi kepadanya. Tetapi sepertinya Sabrina baik-baik saja, mungkin memang tidak apa-apa darah dari dua pemegang kekuatan bersatu.. Ketika Rolan membalikkan badannya, tiba-tiba Sabrina memanggil lelaki itu, “Rolan.”
Rolan menolehkan kepalanya, ekspresinya tampak lembut, “Ada apa Sabrina?”
Pipi Sabrina memerah, “Aku... aku mencintaimu.”
Senyum Rolan melembut, dia mengamati Sabrina yang rapuh, dan kemudian dia tidak bisa memungkiri, bahwa ada sebagian kecil hatinya, sebagian dari hatinya yang mulai tersentuh dan jatuh hati kepada perempuan ini. Sabrina tampak begitu bergantung kepadanya dan tulus mencintainya, memujanya, sedangkan Selly... Rolan tidak tahu lagi apa yang berkecamuk di benaknya, dia tidak mau memikirkannya dulu. Sekarang dia harus menolong Selly. Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Sabrina, Rolan beranjak, berangkat menuju rumah Gabriel.
***
Sabrina tersenyum lebar sepeninggal Rolan. Astaga, lelaki itu sama sekali tidak curiga dengan semua keterangan yang diberikan olehnya. Mungkin memang benar kata orang bahwa lelaki yang baik akan cenderung bodoh kepada orang yang lemah. 
Rolan terlalu baik hingga tidak menyadari betapa liciknya Sabrina.Sabrina tadi benar-benar terkejut dan tidak siap ketika Rolan menanyakannya tentang Gabriel, untunglah dia bisa berpikir cepat dan mengarang cerita yang meyakinkan. Kebakaran yang melukainya itu ada untungnya juga bagi Sabrina, dia jadi bisa meyakinkan Rolan bahwa dia berada di pihak Rolan dan melawan Gabriel.
Sabrina berpikir keras di benaknya.... kenapa Gabriel menculik Selly? Apakah Gabriel berniat membunuh Selly? 
Bibir Sabrina tersenyum simpul, kalau Gabriel membunuh Selly, maka semua akan lebih mudah baginya, dia akan bisa menguasai Rolan sepenuhnya untuk menyuplai darah baginya dan kalau perlu mengisap rasa sakitnya dan menyembuhkannya. Mungkin seharusnya dia juga berharap Rolan berhasil mengalahkan Gabriel supaya Gabriel mati... karena kalau Sabrina tidak bisa memiliki Gabriel, maka lebih baik Gabriel mati saja.
Tiba-tiba Sabrina merasakan ada yang berdenyut di dadanya, denyutnya semula pelan, tetapi kemudian menjadi begitu kencang dan menyakitinya. Rasa sakit itu menyeruak, menyakitkan di dadanya. Napasnya terasa sesak dan panas. Sabrina mengernyitkan keningnya berusaha menahankan rasa sakit itu, tetapi kemudian terasa panas membakarnya, seluruh sarafnya terasa membara, penuh dengan kesakitan.  Ada apa dengan tubuhnya? Apa yang terjadi kepadanya? Sabrina terbatuk-batuk dan kemudian dia terkejut ketika ada darah yang mengalir dari bibirnya, wajahnya pucat pasi.
Pada detik yang sama, sesosok manusia muncul di balik bayangan hitam. Itu Gabriel. Pandangan Sabrina mulai kabur ketika mencoba memfokuskan diri pada kedatangan Gabriel,
“Apa... apa yang terjadi kepadaku?”
Gabriel bersedekap, menatap Sabrina dengan pandangan tanpa ekspresi. “Ini adalah akibat kelicikanmu sendiri, Sabrina. Kau menipu Rolan supaya memberikan darahnya kepadamu. Apakah kau tidak tahu bahwa tidak ada sebelumnya manusia yang menerima darah dari dua pemegang kekuatan yang bertolak belakang secara bersamaan?” Mata Gabriel menyipit, mengamati Sabrina, “Reaksinya memang lambat, tetapi sepertinya darah yang bercampur itu telah menjadi racun, dan sekarang racun itu menjalari seluruh pembuluh darahmu.”
“Tidak!” Sabrina mencoba berteriak meskipun susah payah, “Tidak! Aku mau sembuh! Aku tidak mau mati!”
“Sayang sekali Sabrina, kau telah bertindak licik tanpa memikirkan akibatnya, sekarang kau harus menanggung konsekuensinya, lagipula memang sudah takdirmu untuk mati sejak lama. Selamat tinggal Sabrina.” Gabriel tersenyum sinis, lalu bayangan hitam menelannya dan dia menghilang, tidak mempedulikan teriakan Sabrina yang memanggil-manggil dan meminta tolong kepadanya.
***
Ketika muncul di kamar Selly, Gabriel mengerutkan keningnya melihat ekspresi Selly yang marah.
“Ada apa?”
“Katakan padaku, apakah kau yang menolongku di tengah hujan waktu itu.” Selly langsung mengutarakan pertanyaannya.
Gabriel mengangkat alisnya, 
“Apakah itu penting?”
“Penting.” Setidaknya bagi Selly, siapapun yang menolongnya waktu itu telah jelas-jelas menenangkannya, mengecupnya lembut dan mengucapkan janji bahwa dia selalu ada, kalau memang bukan Rolan yang melakukannya, kalau memang Gabriel yang melakukannya, Selly harus mencoba memahami apa motif Gabriel melakukannya.
Gabriel sendiri mengamati perubahan ekspresi Selly, dan tersenyum
“Ya. Aku menolongmu yang sedang pingsan di tengah hujan itu, Selly.”’
“Apakah kau juga yang membawaku ke apartemen dan sebagainya?”
Mata Gabriel menajam, “Ya. Aku yang membawamu ke apartemen, kau basah kuyup jadi aku menggantikan pakaianmu.” Gabriel tersenyum melihat pipi Selly yang merah padam, “Aku membaringkanmu di ranjang dan menyelimutimu.”
Dan apakah Gabriel menciumnya?
Selly ingin menanyakan pertanyaan itu, tetapi dia takut menerima kebenarannya. Bernarkah bukan Rolan yang melakukannya? Benarkah Gabriel yang waktu itu mengusap air matanya, mengecupnya lembut dan berjanji bahwa lelaki itu akan selalu ada?”
Tetapi Kenapa?
Gabriel tampak begitu misterius, “Kau menangis dan memanggil nama Rolan, kau terluka karena lelaki itu – sekali lagi – mengingkari janjinya kepadamu.” Tiba-tiba saja Gabriel melangkah maju, membuat Selly membeku, jemari ramping Gabriel terulur dan menyentuh pipi Selly, lembut.
“Tahukah kau bahwa sang pemegang kekuatan tidak akan bisa menggunakan kekuatannya kepada cinta sejatinya? Rolan sudah pasti tidak bisa menggunakan kekuatannya kepadamu. Dia tidak bisa melacakmu, tidak bisa membaca isi hatimu, tidak bisa melakukan apapun kepadamu dengan kekuatan otaknya yang 95% itu. Sang cinta sejati adalah satu-satunya orang yang kebal dengan sang pemegang kekuatan.” 
Wajah Gabriel mendekat, suaranya setengah berbisik, bibirnya dekat sekali dengan bibir Selly “Dan akupun tidak bisa menggunakan kekuatanku kepadamu, kau juga kebal terhadapku. Jadi kau tidak perlu takut kepadaku, Selly. Aku bisa menghancurkan seluruh dunia dengan kekuatanku, tetapi aku tidak akan pernah bisa melukaimu, barang setitikpun.”
Selly terpana, bingung mendengar kata-kata Gabriel itu.
“Aku akan melepaskanmu, Selly.” Gabriel melanjutkan. “Pertarungan ini, aku menyadari tidak akan ada gunanya. Aku sudah tidak tertarik lagi bertarung. Kau akan kulepaskan dan kau bisa bersama Rolanmu itu.”

Kemudian tanpa kata-kata lagi, Gabriel menghilang,
Bersambung ke part 22

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 30, 2013 04:04
No comments have been added yet.


Santhy Agatha's Blog

Santhy Agatha
Santhy Agatha isn't a Goodreads Author (yet), but they do have a blog, so here are some recent posts imported from their feed.
Follow Santhy Agatha's blog with rss.