Tentang menjadi seorang penulis
Kalau ada yang tanya pada saya, apa yang paling dibutuhkan dari seorang penulisTeknik, talenta, pengalaman, ide segudang, imajinasi yang kaya, faktor luck, atau apa?
Sejujurnya, saya juga tidak tahu apa elemen paling besar yang diperlukan oleh seorang penulis
Talenta? Tentu saja. Semua orang bisa menulis. Tapi menulis sesuatu yang enak untuk dibaca, dengan plot rapi dan konflik yang kuat, serta karakter yang unforgettable, diksi yang mencuil rasa, nah, itu adalah hal yang berbeda
Teknik? Itu jugaSebagus-bagusnya kamu berkarya dengan bakat alamiahmu, tapi jika tidak ditunjang oleh teknik yang baik, itu juga akan menghasilkan sesuatu yang berantakan
Pengalaman, ide, imajinasi?Saya tidak menyanggah bahwa semua diperlukan
Semakin sering kamu menulis, latihan bermain kata, tentu hasilnya akan semakin oke. Stephen King pernah berkata :
No excuseI am sorry to say, no excuse :D
Seperti sebagian besar penulis lain, perjalanan saya penuh jatuh bangun
Jatuh karena ditolak berkali-kali
Bangun untuk menulis lagi
Jatuh dan bangun lagi
karena semua itu proses yang tidak pernah berhenti saat kita menulisDi awal-awal saya menulis, saya menerbitkan karya yang ‘parah’Sekarang pun masih terasa begitu :pAnyway, kadang saya sampai malu sendiri kalau saya ambil waktu untuk duduk dan membaca novel-novel lama ituTapi tidak ada penyesalan untuk setiap karya yang terbitSungguh, tidak adaSaya percaya Tuhan beri semua indah pada waktunyaJika novel itu tak pernah terbit, siapa tahu saya jadi frustrasi, dan akhirnya malah berhenti menulis total?!Walaupun memang, jika itu adalah panggilan hatimu, kamu akan mundur sejenak, untuk kemudian rindu menulis lagi
Intinya, saya tidak menyesal
Setelah novel Puzzle terbit, saya mendapat berita gembira bahwa naskah saya akhirnya diterima di penerbit impian, Gramedia Pustaka UtamaPerjalanannya pun tidak mudahSetelah Lullaby, entah berapa novel yang ditolak oleh editorHingga akhirnya Just Another Birthday terbitTapi dalam masa-masa penolakan itu saya belajar suatu halPelajaran yang kesannya sepele, namun susah luar biasa untuk diterapkanPelajaran yang tidak kalah penting untuk menjadi seorang penulis
Pelajaran tentang kesabaran
Karena entah bagaimana saya percaya, semua penulis yang baik memilikinya
Kesabaran tentang hal apa saja?
Banyak sekali
Ini contohnya :
Kesabaran untuk menyusun plot -- nanti kapan-kapan, saya akan cerita tentang hal ini ya-- karena untuk saya, plot awal itu akan sering mengalami bongkar, pasang dan rombak
Kesabaran untuk menulis cerita yang baik. Jangan tanya berapa minggu dan bulan, mungkin ada yang tahun, yang akan dihabiskan seorang penulis di depan komputernya, untuk menulis kata demi kata, bertarung dengan layar kosong dan kursor kedip-kedip dan pikiran berkabut
Kesabaran untuk menunggu naskah terbit, karena jelas , kita bukan satu-satunya penulis di dunia ini. Karena itu kesabaran di bagian ini juga teruji
Kesabaran untuk merevisi dan merevisi kembali naskah kita, setelah kembali dari editor, berkali-kali, biarpun di awal kita selalu merasa naskah tersebut sudah sempurna
Saya bersyukur, karena dalam masa-masa vakum tersebut, masa ketika saya belajar tentang kesabaran, saya ketemu editor yang memberi saya waktu, kesempatan dan ilmu untuk mengasah teknik Editor yang membuka mata saya, kalau kesabaran dalam menulis (dan merevisi), mutlak diperlukan.
Tentang revisi --- jangan tanya berapa kali Falling direvisiJangan tanya berapa kali Just Another Birthday ke-pending, karena susunan kalimat yang parah, dan saya rasa editor saya itu sakit kepala waktu mengedit JABJangan tanya berapa lama Perfect Mess tertunda. Saya pikir sekitar 3 tahun karena naskah itu sudah saya selesaikan sebelum JAB saya buatDan jangan tanya juga berapa susah Lullaby harus dirombak, karena saat itu saya diminta mengubah pov 1 ke pov 3. Untuk naskah mentah sebanyak 40 ribu kata.
Yah, semua pelajaran tentang kesabaran yang akhirnya bikin saya jadi sabar beneran :DKarena menjadi sabar adalah satu-satunya pilihan yang saya punyaBut I can say, again, that they are all worth it!Thank God, they are all worth it!!
Saya juga bersyukur karena dalam perjalanan sepi itu saya juga ketemu teman sesama penulis yang bisa bikin perjalanan jadi sedikit ‘berwarna’
'Curhat', brainstorming, sampai cekikikan frustrasi ketika naskah tidak selesai-selesai
Walaupun sebenarnya, pada akhirnya, kamu tetap sendirianJust you and the scriptAnd the battle along the way until you can, eventually, write - the end - at the very last page
Jadi untuk kita semua yang berputar di naskah yang tidak selesai (seperti saya), naskah yang ditolak (seperti saya juga :p), naskah yang masih dalam proses antrean, dan entah naskah-naskah lain yang menemui halangannya masing-masing, mungkin sekarang saat kita belajar tentang pelajaran penting ituBersabar dan berdoaTake one word, one thing, at a time
Karena tahukah kalian, tidak ada hal bermakna, yang terjadi secara instan.
Semua hal yang indah, disemai di ladang waktu
Published on December 15, 2015 01:54
No comments have been added yet.


