LHHP Deleted Scenes
Salah satu dari deleted scene dalam LHHP. Tadinya Gadis mempunyai tiga orang sahabat, namun terpaksa karakter mereka dibuang karena hanya memperlambat jalan cerita, dan tidak terlalu penting kehadirannya.
----------------------------------------------
<?xml:namespace prefix = o ns = "urn:schemas-microsoft-com:office:office" />
"Surprise!!"
Si Three Bourgeois Ladies---Sandra, Marleen, dan Charlotte berdiri di pintu masuk ruang kerja Gadis yang terbuka lebar. Di belakang mereka, Lulu tampak bingung, tidak tahu harus berbuat apa dengan ketiga tamu tak diundang yang tiba-tiba menyelinap masuk tanpa menghiraukan pertanyaan siapa dan apa keperluan mereka. Gadis memberi isyarat ke sekretarisnya untuk membiarkan mereka masuk. Lulu pun kembali ke meja.
"Akhirnya berhasil juga kita masuk ke sarang lo, Dis," seru Marleen sambil mendaratkan pantatnya di kursi.
"Heran, sejak lo balik ke sini, belum pernah kita diundang ke kantor lo. Kenapa sih?!" Sandra bersandar di lengan kursi Marleen.
"Emangnya di kantor ini nggak boleh nerima tamu orang luar, gitu? Tapi satpam di bawah tadi ramah banget sama kita," timbrung Charlotte yang lebih memilih meja kerja Gadis untuk mendaratkan pantatnya yang dibalut rok mini ketat itu.
Gadis memerhatikan ketiga temannya. Sejak kembali ke Jakarta, ia belum sempat mengundang mereka datang ke kantornya. Alasannya tentu saja klasik. Sibuk. Terlebih dengan adanya kasus Dhemoticyl.
"Kalian tuh pada tahu kan teknologi bernama telepon?" tanya Gadis yang masih kaget dengan invasi mendadak ketiganya. Saat itu ia memang sedang sibuk sekali. "Telepon dulu kek kalau mau mampir. Atau paling nggak SMS."
"Kalau kita telepon dulu, pasti lo bakal ada aja alasannya buat nolak. Sibuk lah, meeting lah, presentasi lah," tukas Marleen.
"Benar, Dis, elo pasti nggak akan ada waktu buat kami. Padahal kami sekarang tahu deh alasan sebenarnya kenapa lo nggak mau kami datengin." Sandra menaikkan alisnya penuh makna.
Gadis mengerutkan dahi mendengar suara Sandra yang seolah menyimpan rahasia itu.
"Ayo ngaku, ini kan yang bikin lo sibuk," desak Charlotte sambil melemparkan koran yang memuat foto Gadis dalam gendongan Troy.
"Katanya lain divisi sama dia, Dis, kok ternyata lo satu kerjaan sama si Troy sih?!" (Marleen)
"Bohong ya? Tega banget sih nggak bilang-bilang kalau lo dekat sama Troy?!" (Sandra)
"Iya, elo jahat, Dis! Udah tau kami bertiga tuh ngefans banget sama dia, kenapa elo umpetin?" (Charlotte)
"Kami tahu sekarang kenapa elo bersikap seperti itu. Ternyata diam-diam lo ada main sama si Troy, kan?!" (Marleen)
"Iih, padahal lo pernah bilang paling bete sama cowok kayak dia." (Sandra)
"Iya, kenapa sekarang berubah? Muna juga deh!" (Charlotte)
Pertanyaan bertubi-tubi yang dilancarkan ketiga temannya itu membuat Gadis terbelalak. Sudah cukup tadi pagi Pak Irawan menuduh ia dan Troy punya hubungan gara-gara berita konyol itu, dan sekarang ketiga temannya juga ikut-ikutan percaya? Padahal jelas-jelas mereka lebih mengenal dirinya, mengenal seorang Gadis Parasayu yang begitu nasionalis dan menentang setiap bentuk pengingkaran jati diri seperti yang dilakukan seorang Troy Mardian dengan lagaknya yang sok ke-Amerika-Amerika-an itu?! Jelas mereka itu sudah edan.
"Kalau nuduh yang bener dong!" Gadis merengut sebal. "Elo-elo kan tau siapa gue. Mungkin nggak sih gue punya hubungan sama cowok kayak begitu? Coba deh pake otak dikit kalau mau nuduh."
"Enak aja! Emangnya kami nggak pake otak baca berita itu?" balas Sandra sebal karena otaknya diragukan oleh temannya yang sedang menjadi tertuduh.
"Trus, ngapain dong elo pake berpose ala pengantin baru gitu?!" desak Charlotte.
"Iya, Dis, siang-siang bolong, lagi," tambah Marleen cepat.
"Nah, sekarang jadi nggak masuk akal kan, peristiwa itu?" ujar Gadis yang mulai melihat keraguan di wajah teman-temannya itu. "Karena memang nggak ada apa-apa antara gue sama dia. Coba perhatiin benar-benar tuh foto, pasti kalian akan temuin apa yang bikin gue sampe terpaksa melompat ke pelukan tuh orang
Karla M. Nashar's Blog
- Karla M. Nashar's profile
- 262 followers

