Happy Valentine, all.Lama nggak menulis. Biarlah hari ini. dimanfaatkan untuk post tulisan perdana setelah sekian lama. Memang agak rusty, maka dari itu daripada cerpen, lebih baik prosa saja. Hahaha...
-----------------------------------------------PENGHINAAN
Dia menegur seolah tiada maksud. Dari luar suaranya terdengar ramah, akrab tak biasa.
Lantas beberapa kalimat terucap, mengajak semua memasang telinga baik-baik. Barulah kemudian aku tahu, maksud seperti yang seharusnya sudah diduga.
Aku dihinakan.
Kata demi kata diucapnya. Halus, manis, penuh tawa, namun terasa panas menusuk. Seperti ketika pisau Delila memotong rambut Samson.
Hentikan.Hentikan.Kataku. Tetapi pengecut hanya bisa mengucap dalam hati.
Detik dan menit kekejian berlalu tiada ampun. Siksaan kata penghinaan dari sang iblis yang mengendalikan kedagingannya. Nafsu jemawa semakin terpuaskan oleh pandangan yang semakin banyak merapat.
Saat itulah aku mati.....
Aku tersentak saat bahuku ditepuk lembut penuh hangat. Sahabat mendekap tepat di saat hujan turun.Lama. Lama sekali. Derasnya membuat sahabat enggan pulang.
Kesabaran mereka membawa hasil. Pelangi datang, membawa pengharapan.
Bahwa aku tidak sendiri.
Kami tidak sendiri.
Tangerang, 14 Februari 2015
Published on February 14, 2015 06:54