154 ratings (4.12 avg)
26 reviews

aline!

Add friend

https://www.goodreads.com/shiganshina

aline!’s Bookshelves

to-read‎ (150)
currently-reading‎ (19)

read‎ (152)
favorite-manga‎ (1)

must-read‎ (11)
physical-tbr‎ (9)

on-hold‎ (1)

Stats | More…

aline! is Currently Reading

aline! is currently reading

The Confession of the Sirens - Nyanyian Sang Siren

by Shichiri Nakayama

bookshelves: currently-reading

Rate this book

Clear rating

1 of 5 stars 2 of 5 stars 3 of 5 stars 4 of 5 stars 5 of 5 stars

progress:

(page 181 of 336)
"sejauh ini ngebaca bikin punya kesan negatif terhadap pers dan wartawan, entah gimana nanti di bab 4 yang judulnya Pembersihan. tadinya mikir wartawan yang ngeliput kasus pembunuhan ini bakal kerja sama bareng detektif, atau seenggaknya beriringan, ternyata fokusnya memang di jurnalisme. we’ll see!" — Sep 14, 2023 12:42PM

Sep 14, 2023 12:39PM

aline! is currently reading

The Long Game: How to Be a Long-Term Thinker in a Short-Term World

by Dorie Clark (Goodreads Author)

bookshelves: currently-reading

Rate this book

Clear rating

1 of 5 stars 2 of 5 stars 3 of 5 stars 4 of 5 stars 5 of 5 stars

progress:

(24%)
— Oct 24, 2022 09:12AM

Oct 24, 2022 09:12AM

aline! is currently reading

Jakarta Sebelum Pagi

by Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

bookshelves: currently-reading

read in April 2020

Rate this book

Clear rating

1 of 5 stars 2 of 5 stars 3 of 5 stars 4 of 5 stars 5 of 5 stars

aline! said: " Satu kata. Aneh, namun aneh yang menyenangkan.

Buku ini dikupas dengan cara penulisan yang unik. Ya, tentang babi, seperti yang para review-er telah sampaikan. Sebuah build-up yang cukup sulit dicerna, saya katakan, jika saya belum pernah membaca buku Satu kata. Aneh, namun aneh yang menyenangkan.

Buku ini dikupas dengan cara penulisan yang unik. Ya, tentang babi, seperti yang para review-er telah sampaikan. Sebuah build-up yang cukup sulit dicerna, saya katakan, jika saya belum pernah membaca buku Animal Farm sebelumnya. Bukan sebuah keharusan, sebenarnya. Hanya pendapat pribadi saya karena betapa buku itu sangat saya kagumi isinya, dan tidak benar-benar mengerti konteks dari apa yang diceritakan di Jakarta Sebelum Pagi kan agak disayangkan.

Meet Emina. Seorang cewek berumur dua puluhan yang cerewet sampai-sampai detil yang tidak penting bahkan bisa berakibat bumerang baginya ia katakan, tidak begitu suka membaca, passionate akan hal-hal yang menginspirasinya, bingung dengan apa yang ia berencana lakukan di masa depan, dan keanehan-keanehan lain yang membuatnya jauh dari kata sempurna.

Meet Abel. Seorang cowok yang tidak saya sangka-sangka memiliki masa lalu yang kelam, dan ya, benar-benar kelam. Korban perang, belum lagi efek jangka panjang dari pengalaman traumatis itu; fobia suara dan sentuhan. Mungkin saya yang tidak terlalu mengeksplorasi tulisan-tulisan lainnya, namun karakter Abel cukup mengejutkan saya, dalam arti yang baik. Pengembangan karakternya di buku, in the span of years, tidak bisa dibilang terlalu signifikan. Tetapi ketika ia berbicara keinginan dan alasan yang dimilikinya, saya tahu dia telah berusaha sebisa mungkin sesuai kemampuannya.

Meet Suki. Seorang anak SD yang tea freak. Punya wajah galak—setidaknya menurut Emina, pemikiran yang jauh dari tipikal anak seumurannya, terkadang menggemaskan, dan sebenarnya masih punya sisi vulnerable, yang saya sadari ketika orang tuanya resmi bercerai. Saya sungguh-sungguh menyukai karakternya.

Meet Pak Meneer. Pak Pak. Seorang kakek tua yang menyimpan banyak rahasia, dan rahasia itu ukurannya besar, dalam artian ... tidak saya prediksi sebelumnya. Saya, pada awalnya, tidak mengira Pak Meneer akan berperan banyak di buku ini. Pada faktanya, hampir dari setengah isi buku menceritakan tentangnya.

Ada juga Nissa, Para Jompo, Kak Keiko, dan lain-lain yang tidak saya sebutkan di sini.

Jujur saja, agak lama menghabiskan buku ini. Selain karena gaya penulisan yang cukup baru bagi saya—dan saya suka itu, saya juga mengambil sedikit waktu untuk menyerap referensi-referensi yang disebutkan di sini. Misalnya, kesukaan Suki pada teh membuatnya bercerita banyak tentang tradisi teh di Jepang dan Inggris, jenis-jenis teh yang juga banyak ia ketahui. Pengaruh Pak Meneer dalam bacaan serta Emina yang mendapat itu darinya menghasilkan paparan pengetahuan baru di dalam buku. Oh, pastinya, bagian yang paling terpenting, surat-surat B.A.R yang begitu menjelaskan Jakarta di masa lalu.

Rating saya berikan empat titik sekian, angkanya tidak bisa saya pastikan. Alasannya berpusat pada pendapat pribadi saya, yang masih awam akan Jakarta sehingga untuk membayangkannya pun perlu bantuan Google. Saya merutuki bagian itu untuk diri saya sendiri, sebenarnya. Selain itu, referensi yang kurang familier bagi saya, dalam artian tidak hanya sekali baca langsung paham. Seiring berjalannya waktu, ketika buku ini saya ambil untuk dibaca lagi, saya tahu rating empat-titik-sekian tadi senantiasa berubah ke arah yang lebih baik. Kudos to Ziggy for this adventurous book!

Salah satu dari sekian kutipan yang saya suka di dalam buku ini: “Tapi, kalau aku mau berhenti sebentar untuk memikirkan apa yang kuinginkan, orang-orang akan berlari melewatiku dan bersikap meremehkan. Nggak menyadari bahwa mereka hanya anggota dari kelompok orang-orang yang nggak berpikir.” ...more "

progress:

(page 163 of 280)
— Oct 10, 2022 03:50PM

Oct 10, 2022 03:50PM · see review

See all 19 books that aline! is reading…