Status Updates From Polaris Fukuoka

242-245, cara Nozomi membicarakan kematian dan menceritakan kematian abangnya beneran bikin merinding.

Bikin puding ama es krim susu aja ada yang nyampur pakai rum? Subhanallaaaaaaaah

Emang ada susu sapi yang gak halal???

Dari halaman 220-247 ada adegan pendakian Gunung Aso. Menarik.

The age of disbelief.

In situ, melindungi tempat alamiahnya. Ex situ, memindahkam keluar habitat alami dengan teknik kultur jaringan, kebun koleksi, penyimpanan benih.

Lahan bisa diusahakan di kutub, atap, bahkan outerspace. Mindblown.

Di daerah Svalbald, Norwegia, ada kubah-kubah yang disiapkan mirip perahu Nuh untuk menyelamatkan benih andai bumi hancur. Ya???

Pupuk nitrogen mengakibatkan ledakan ganggang beracun yang mengancam perairan penting...

Jagung, gandum, padi. Bahan pangan yang rakus nitrogen.

Kontroversi penggunaan pupuk nitrogen untuk pertanian?

Di sini pseudoscience disebut sebagai ilmu pengetahuan yang baru diharapkan akan menjadi pijakan penemuan-penemuan yang lebih komprehensif di masa depan???

So konsepnya enggak sesimple "fake science" gitu? Masih ada kemungkinan bahwa pseudoscience tertentu ini akan terbukti di masa depan?

Hahah. Tempelin omamori ke dahi tante dan paman kamu yang masih suka bertengkar, Sop

Masjid An-Nour, masjid pertama di Pulau Kyushu.

Dari halaman 193-195 ada penjabaran soal filosofi bitoku. Kesempurnaan.

Catet buat dicek lagi. Ada gambaran singkat soal kenapa kalo lagi marah, orang bisa sampai enggak bisa ngomong.

Percakapan Sofia dan Nozomi soal kepercayaan pada Tuhan dan dosa bunuh diri itu rasanya awkward. Sofia terkesan gak simpatik sama sekali. Mancing-mancing.

Jujur aku lagi agak sepet ini. Kukira aku gak bakalan ketawa pas baca ulang adegan Sofia yang nemplokin ofuda ke dahi pamannya gara-gara ketakutan oleh bayangan seram di kepalanya sendiri.

Ternyata masih bisa ketawa sampai perut bergoyang juga xD Right in the same scene.

Jambret a. Tokoh Om Hanif ini riil sekali. Tiap Sofia dibentak aku ngerasa kena bentak juga, asem xD Ga pernah sampe diperlakukan kaya Sofia sama keluarga sendiri, sih. Tapi yeah... menjauh lebih baik. Mau yg namanya keluarga juga mendingan jaga jarak biar ga terlalu nyentuh kehidupan pribadi.

Sofia tertegun. Dia tidak berpikir ke sana! Yang dipikirkannya hanya hasil akhir. Hasil dan hasil, bukan proses. Padahal, proses menentukan hasil. Mengkhayalkan hasil yang sempurna, berarti siap berlelah-lelah menyiapkan proses (119)

Dasar, manusia! Kalau ibadah mengantuk, giliran selesai shalat kuat menonton televisi, baca komik, juga buka gawai. (78)

Awkwkwkwk. Ampun, Mbak xD

Apakah manusia hanya berharga ketika dia lenyap dari hadapan kita? (96)

Linimasa masa lalu dan masa kininya nyampur di narasi. Nyaris gad pemisah atau peralihan di beberapa adegan. Rada bingung juga wkwkwww (hal 88)

Kematian memang begitu, Sofia, tidak memandang pantas tidak pantas. (78)