Status Updates From Sun Bin's Art of War, World...

Ketika bertempur di pegunungan, berpura-puralah lemah sambil terus bersembunyi untuk melakukan serangan dadakan.

Ketika bertempur di tepi sungai, buat gerakan aneh untuk memancing musuh menyeberangi sungai (karena ini posisi yang merugikan).


Wew. Provoke. Provoke.

Barisan yg formasinya rapi itu juga berfungsi buat unjuk kekuatan.

Bendera-bendera juga dipakai untuk mengecoh musuh di medan yang ditumbuhi rumput dan pepohonan xD

Waaaaah xD

Heh. Pasukan kalau maju perang, biar formasinya rapi, gerakan tangan dan kakinya kudu serentak kaya baris-berbarisnya paskibra xD

Ternyata baris-berbaris itu teknik perang dasar yha xD

Hoo. Jadi bendera warna-warni yang dikibarkan pasukan berkuda itu untuk membedakan identitas pasukan, juga pangkat pasukan dan jenderalnya.

Formasi pasukan ibarat anak panah. Bagian depan anak panah terbuat dari besi, sedangkan bagian belakang terbuat dari bulu yang ringan.

Barisan pasukan bagian depan harus lebih kuat daripada barisan pasukan bagian belakang. Jika terjadi yang sebaliknya, pasukan bagian depan bisa kocar-kacir jika digempur musuh yang kuat.

It's obvious, I know. Tapi aku suka penganalogiannya dengan anak panah ini.

Jika dua pasukan yang bertempur memiliki kekuatan keseimbangan, ada 5 kondisi yang akan menyebabkan kekalahan:

1. Bertempur dgn menyeberangi sungai
2. Bertempur dgn musuh yg ada di posisi hulur dari posisi hilir
3. Melawan pasukan yg ada di atas bukit.
4. Pertempuran di lokasi yg sgt tdk mguntungkan (ilustrasi mmprlihatkn posisi terjepit di jurang & diserang dari atas tebing)
5. Pertempuran jika berhadapan dg hutan

Kemenangan sempurna berarti kehancuran pasukan musuh secara keseluruhan. Yang di bawah ini nggak bisa dimasukkan sebagai kemenangan sempurna:

1. Membunuh semua serdadu musuh, tapi tidak menangkap pejabat junior dan menengah.

2. Menangkap pejabat junior dan menengah tapi tidak menduduki perkemahan mereka.

3. Menduduki perkemahan pasukan musuh, tapi jenderalnya malah kabur! XD

Waw. Kondisi astronomi pun perlu diperhitungkan. Jenderal perang pun perlu punya pengetahuan soal alam.

Ahahaha... Tega ga tega xD

Rasanya aku bakal bisa lebih paham kalau ada contoh nyata penggunaan tiap strateginya secara praktis.

Strategi pura-pura kalah.

Penyerangan Pingling yang sengaja diserahkan kepada 2 jenderal yang tak cakap....

Sun Bi mundur dari jabatan militer di puncak kariernya. Menolak hadiah dari Raja setelah perang di Malling berhasil dimenangkan.

Dengan begitu dia selamat dari konflik yang dikobarkan perdana menteri Zou Ji yang ambisius. Tapi Tian Ji, sahabatnya yg tak mau mendengarkan nasehat Sun Bi untuk mewaspadai Zou Ji dan menyingkirkannya, akhirnya terseret konflik dan harus lari ke negara Chu.

Strategi periuk masak buat mengesankan pasukan mereka tinggal 30ribu saja ketika dikejar pasukan Pang Juannya Wei selama 3 hari.

Tipu-tipu x)

Lah strategi Sun Bin yg bikin pasukan negara Qi baru mau nolongin negara Han pas negara Han dan Wei udah sama-sama kepayahan ini strategi hemat energi sangat xD

Hmm... Mereka mau memanfaatkan tinggi hatinya pasukan Wei....

Raja Huiwang dari Wei ini semprul sekali xD Udah dibantuin sama negara Zhao dan Han, masih aja kepingin nyaplok lagi xD Kurang waseeem xD

Kayaknya soal siasat untuk memenangkan 3 taruhan pacuan kuda antar raja ini pernah kubaca di buku lain. Yang bikin strategi Sun Bi, toh?

Ternyata itu analogi dari mengorbankan sebagian kecil pasukan yang lemah dalam perang.


Hieeee.... Hmm.... Seperti pola cerita di salah satu game, sekelompok pasukan slebor dikirim dalam misi yang sebenarnya untuk mengorbankan mereka.

Ya Rabb. Hindarkanlah kami dari orang-orang seperti Pang Juan, dan terutama, hindarkanlah kami dari sifat-sifat seperti sifat Pang Juan.

TT w TT

Ya Allah. Baru awal ceritanya udah sadis. Tempurung lututnya dicopot???

*udah diperingatkan di kata pengantar. Still. Huweh.

Yang menarik sih pas teman seperguruannya, Pang Juan, akhirnya mengabdi ke negara Wei dan memperoleh kedudukan.

Narasinya begini: semakin besar kekuasaan yang diperoleh Pang Juan, semakin ia khawatir akan kehilangan semua itu.