Nanto > Recent Status Updates

Showing 1-30 of 252
Nanto
Nanto is on page 167 of 309 of Nusa Jawa: Silang Budaya I - Batas-Batas Pembaratan
pada bagian "Kata dan Fakta Politik" saya terngiang konsepsi constitutive localization (Acharya 2009) yang merujuk pada laku pelokalan makna dari serapan norma atau kata asing. Hal ini terlihat dengan benderang pada bagian nasionalisme yang dikembangkan Soekarno. Meski kata itu diserap dari kosa kata Eropa melalui transmisi nasionalisme Tiongkok di era Sun Yat Sen; makna nasionalisme di ranah lokal ini jauh berbeda.
Mar 21, 2019 04:45AM Add a comment
Nusa Jawa: Silang Budaya I  - Batas-Batas Pembaratan

Nanto
Nanto is on page 34 of 144 of Hujan Bulan Juni
membaca seperlima bagian buku ini, serasa ingin mengenakan jaket jins naik vespa keliling kota. Lantas menyanyi serak, "badai... pasti berlalu". Laksana Roy Marten yang berjaya di dekade 70an. Imaji liar ini mencuat lantaran gaya tutur dan tema identitas yang diangkat :D
Aug 04, 2015 05:32AM Add a comment
Hujan Bulan Juni

Nanto
Nanto is on page 123 of 463 of Snow
There are two kinds of Communists: the arrogant ones, who enter the fray hoping to make men out of the people and bring progress to the
nation; and the innocent ones, who get involved because they believe in equality and justice. The arrogant ones are obsessed with power; they presume to think for everyone; only bad can come of them. But the innocents? The only harm they do is to themselves.
May 20, 2015 01:34AM Add a comment
Snow

Nanto
Nanto is on page 11 of 240 of The Devil's Cup: A History of the World According to Coffee
Rimbaud had not 'disappeared off the face of the earth' when he abandoned poetry in 1870. He'd merely come to his senses and become a coffee merchant in Harrar, Ethiopia.
May 03, 2015 01:46AM Add a comment
The Devil's Cup: A History of the World According to Coffee

Nanto
Nanto is on page 79 of 256 of The Coffee House: A Cultural History
A Voyage to Arabian Felix of de la Roque (1716) and european continental version of its coffee-houses style which distinguish themselves from the brits
Apr 09, 2015 04:31PM Add a comment
The Coffee House: A Cultural History

Nanto
Nanto is on page 78 of 256 of The Coffee House: A Cultural History
coffee houses was started to be opened in British colony in North America. Most of the owners were owner of printing house. Coffee and book began their special relationships in the colony. It was commenced in 1690 in Boston which followed by New York (1669) and several others.
Apr 09, 2015 04:25PM Add a comment
The Coffee House: A Cultural History

Nanto
Nanto is on page 56 of 256 of The Coffee House: A Cultural History
Coffee-house conversations, Samuel Pepys had discovered, presented a fascinating panoply of philosophical puzzles. The attraction of the place was never simply the coffee, which Pepys did not seem to like much, but rather the potential he found there for social intercourse and companionship with one's fellows - what his age called 'sociality' or 'sodality', the quality of fellowship, brotherhood and company
Apr 07, 2015 01:41AM Add a comment
The Coffee House: A Cultural History

Nanto
Nanto is on page 2 of 529 of Heirs to World Culture: Being Indonesian, 1950-1965 (Verhandelingen Van Het Koninklijk Instituut Voor Taal-, Land- En Volkenkunde, 274)
... by the dawn of 1950 Indonesia’s nationhood was a legal fact and Indonesia was officially recognized internationally as a nation among other nations. The fighting had stopped and negotiations ceased, and the business of filling in what ‘merdeka’ meant now began in earnest. Culture was at the core of that process.
Feb 24, 2015 08:58AM Add a comment
Heirs to World Culture: Being Indonesian, 1950-1965 (Verhandelingen Van Het Koninklijk Instituut Voor Taal-, Land- En Volkenkunde, 274)

Nanto
Nanto is on page 11 of 320 of Chavs: The Demonization of the Working Class
The aim of this book is to expose the demonization of working-class people; but not set out to demonize the middle class. ... Similarly, it does not see to idolize or glorify the working class. What it proposes is to show some of the reality of the working-class majority that has been airbrushed out of existence in favour of 'chav' caricature.
Aug 10, 2014 08:00PM Add a comment
Chavs: The Demonization of the Working Class

Nanto
Nanto is starting Bourdieu in International Relations: Rethinking Key Concepts in IR
Why yet another dead French thinker? We already have Althusser, Foucault and Derrida. Does International Relations (IR) really need Pierre Bourdieu?
.... Bourdieu allows us to explore how people create international relations in their daily activities. In short, Bourdieu help us to take the discursive, visual, and embodied practices in international politics more seriously.
Aug 01, 2014 05:40AM Add a comment
Bourdieu in International Relations: Rethinking Key Concepts in IR

Nanto
Nanto is on page 288 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Saya akan memberikan contoh kecil tentang tiadanya keberhasilan dalam meningkatkan daya saing produk-produk kita sendiri.
Feb 11, 2014 11:29AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 287 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Menu- rut pendapat saya, banyaknya pengusaha pribumi yang mau cepat kaya merupakan salah satu sebab tidak berhasilnya ke- bijakan Benteng.
Feb 11, 2014 11:20AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 285 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Sesudah menyampaikan permohonan berhenti, saya ha- rus menunggu tiga-empat bulan sebelum permohonan tersebut dikabulkan. Ketika pada suatu hari kebetulan saya bertemu dengan Pak Leimena, yang waktu itu menjabat Wakil Perdana Menteri, ia berkata pada saya, ’Daud, kamu ini seorang deser- tir!’ Saya menjawab, ’Bukan, Pak, saya bukan seorang desertir, saya cuma mau merdeka!’
Feb 11, 2014 11:19AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 281 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
sebagai contoh, impor tepung waktu itu sepenuhnya dikuasai oleh per- usahaan-perusahaan dagang Belanda itu, yang mengimpornya dari AS. Untuk mematahkan monopoli tersebut kami memu- tuskan mengimpor tepung dari Australia, dan kemudian men- coba bersaing dengan perusahaan-perusahaan dagang Belanda itu lewat program promosi penjualan secara aktif. Kami memuji-muji keunggulan tepung Australia...
Feb 11, 2014 11:15AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 281 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Saya lihat para manajer Indonesia-China itu adalah orang- orang Indonesia yang loyal. Hubungan mereka dengan para manajer dan staf CTC pribumi umumnya baik sekali. Tentu saja sangat membantu bahwa kebanyakan kami berpendidikan Belanda dan datang dari lingkungan sosial yang sama, sehing- ga kami dapat berkomunikasi dengan gelombang yang sama. (Teuku M. Daud)
Feb 11, 2014 11:13AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 268 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Tidak seperti OPEC, IPEC merupakan organisasi longgar tanpa sekretariat permanen. OPEC dan IPEC melakukan per- temuan secara periodik untuk membicarakan masalah-ma- salah yang menjadi kepentingan bersama, seperti teknologi dan pertukaran informasi mengenai pasar. Namun karena Norwegia menjadi anggota IPEC dan juga IEA, maka sukar membicarakan harga minyak bumi.
Feb 11, 2014 11:01AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 267 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Usaha memajukan kerjasama antara OPEC dengan para produsen minyak bumi non-OPEC itu terbukti berhasil dan menyebabkan terbentuknya organisasi baru yang disebut IPEC (Independent Petroleum Exporting Countries). Negara-negara anggota IPEC yang utama mencakup semua produsen minyak bumi non-OPEC yang masih merupakan negara-negara ber- kembang.
Feb 11, 2014 11:00AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 266 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Sungguh menyenangkan melihat berlangsungnya transisi dari konfrontasi ke kerjasama antara OPEC dan IEA. Peru- bahan pendekatan ini adalah hasil meningkatnya kesadaran kedua pihak, bahwa masing-masing bertujuan mencapai kesta- bilan dengan mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan transparansi.
Feb 11, 2014 10:57AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 264 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Ketika saya menjabat Sekretaris Jenderal OPEC, urusan po- kok saya adalah mempertemukan pihak produsen dan kon- sumen—OPEC dan IEA. Kebetulan Direktur Eksekutif IEA waktu itu, Ny. Helga Steeg, adalah orang yang saya temui da- lam kunjungan saya di Jerman Barat, ketika saya menjabat Menteri Tenaga Kerja.
Feb 11, 2014 10:56AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 243 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Ada yang istimewa dalam hubungan antara kami, para eko- nom, dan tentara, sebab kami semua pernah ambil bagian da- lam perang kemerdekaan. Sesudah kemerdekaan tercapai, se- bagian dari kami terus ”mengenakan baju hijau”, sedangkan sebagian lagi ”mengenakan baju putih”. Tetapi karena kami semua punya pengalaman dalam perjuangan kemerdekaan yang sama, dan kurang-lebih memiliki gagasan dan semangat yang sama,
Feb 11, 2014 10:49AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 242 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Seminar ini kemudian mendapat julukan seminar tentang ”The Leader, the Man, dan the Gun”,2 maksudnya adalah kebutuhan akan seorang ”pemimpin” untuk mengubah keadaan dari ”Or- de Lama” menjadi ”Orde Baru”, sebuah rencana (”Senjata”), dan rakyat (”Manusia”) yang harus melaksanakan rencana tersebut.
Feb 11, 2014 10:48AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 220 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Tentu saja, ketika ICMI didirikan ada sejumlah oportunis yang bergabung dengan maksud-maksud tersembunyi atau supaya dapat dekat dengan ketuanya, Ha- bibie, Menteri Negara Urusan Riset dan Teknologi. Namun kebanyakan orang bergabung karena mereka ingin mencapai keseimbangan antara yang material dan spiritual,
Feb 11, 2014 10:33AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 217 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Menengok kembali pengalaman saya sebagai menteri kabinet selama lebih dari dua dasawarsa, saya ingin mengemukakan bahwa Widjojo lah arsitek sesungguhnya kebijakan-kebijakan ekonomi Orde Baru. Dialah dalang yang memimpin permainan, sedang kami, para teknokrat ekonomi lainnya, hanyalah pemain, wayang. Kami biasa menyebutnya lurah, dan sampai sekarang kami masih menyebutnya demikian.
Feb 11, 2014 10:30AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 215 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
. Misalnya, dalam kasus proyek real estate Pantai Indah Kapuk (PIK) yang sedang dibangun di atas lahan yang tadinya merupakan hutan bakau yang dilindungi, saya berkonflik dengan satu konglo- merat besar. Saya tahu bahwa keprihatinan saya terhadap dam- pak buruk proyek itu bagi lingkungan dapat dibenarkan, dan bahwa konglomerat itu salah untuk meneruskan proyek ini.
Feb 11, 2014 10:28AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 213 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Saya mendapat kesan Presiden Soeharto memang betul-be- tul menaruh perhatian pada perlindungan lingkungan hidup. Misalnya, ketika saya pertama kali diangkat sebagai Menteri Lingkungan Hidup, ia cerita kepada saya bahwa ia adalah orang desa: ia lahir di desa, tumbuh dan sering bermain di hutan dan sungai yang berdekatan.
Feb 11, 2014 10:26AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 203 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Di situlah kami bertemu dengan Soeharto untuk pertama kali- nya, yang waktu itu menjadi ketua presidium pemerintah baru. Soeharto bertanya kepada kami tentang masalah-masalah eko- nomi Indonesia, seperti inflasi dan defisit anggaran, dan kami menjelaskan tindakan-tindakan apa yang diperlukan untuk menanganinya. Usul-usul kami diterima, dan kami diminta merancang Program Stabilisasi dan Rehabilitasi.
Feb 11, 2014 10:18AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 201 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Suatu contoh kesulitan saya menyesuaikan diri pada budaya Jawa terjadi pada tahun-tahun awal Orde Baru, yakni dalam suatu pertemuan yang diadakan untuk memperkenal- kan beras tiruan yang dinamakan ”beras tekad”.
Feb 11, 2014 10:16AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 200 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
saya ditugaskan bekerja di Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional (Leknas) yang baru dibentuk di Ma- jelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI), yang dikepalai oleh Widjojo
Feb 11, 2014 10:14AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 198 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Sebagai pembimbing utama disertasi saya, Leibenstein mengajarkan saya bagaimana menulis secara jelas dan ringkas. Ia menasihati saya untuk menulis segala yang harus saya katakan mengenai satu masalah, katakanlah dalam 100 halaman, dan kemudian meringkasnya dalam sepuluh halaman. Ini latihan yang berat, tetapi baik. Disertasi PhD saya berketebalan 300 halaman. Ini sudah merupakan ringkasan yang asli, (Emil Salim)
Feb 11, 2014 10:10AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

Nanto
Nanto is on page 166 of 303 of Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an
Disertasi PhD saya mencoba menganalisis apakah pertum- buhan sektor manufaktur dirintangi atau, sebaliknya, dido- rong oleh pembangunan sektor pertanian dan perdagangan luar negeri, dan seberapa luas kendala atau dorongan itu. (Suhadi Mangkusuwondo - SM)
Feb 11, 2014 09:46AM Add a comment
Pelaku Berkisah: Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an

« previous 1 3 4 5 6 7 8 9
Follow Nanto's updates via RSS