Muhamad Rivai > Recent Status Updates

Sayangnya, saya menonton versi Netflix lebih dulu sebelum membaca novelnya. Mau tidak mau, saya jadi terus membandingkan. Sampai sejauh ini kesimpulan saya: versi novel memberikan gambaran yang berkali lipat lebih jelas dan masuk akal dibandingkan versi serial Netflix.

I'm not fan of all-knowing first person POV, but somehow it works well in this setting. I'm a slow reader, so it probably will take a century to finish this collection. So far it's interesting, I'll continue.

It's gonna be epic!

Is the author an anarcho-primitivist? This wheat-hater glorifies foragers so much.

Short introductions to aesthetic. I will need to look into each topic one by one later.

Membaca novel ini berbarengan dengan Madilog menimbulkan kesan yang aneh. Saya merasa tumpang tindih membayangkan Tan Malaka "fiksi" di novel Tan ini dengan Tan Malaka sesungguhnya yang menulis Madilog, meskipun sebenarnya tokoh utama di Tan lebih mengingatkan saya dengan Minke di Bumi Manusia. Sejauh ini, saya mulai terbiasa dengan gaya bahasanya dan bisa menikmati.

Seru nih ceritanya! Tapi Patra lebay amat ya. Siapa tau Irfan itu cuma ... cuma ... tokoh sinetron atau novel yang dibaca Janna sampe kebawa mimpi. :p. Masih penasaran.

"To die hating them, that was freedom." adalah selemah-lemahnya iman. :(

Dialogue between Winston and O'Brien, is it a dialogue between Big Bad Crazy Idealist vs Honest Naive Materialist?

wew baca buku di dalam buku.

Julia you naughty rebellious corrupted sexy bitch of The Inner Party. Cool.

Harus dibaca sambil mengonsumsi kafein...

Buku yang memuaskan. Imajinatif dan indah, tapi juga sesekali menyeramkan. Saya masih penasaran dengan asal-usul keluarga Hempstock.

Kirain cuma akan jadi cerita imajinatif aja, ternyata emosional dan menegangkan!

Sjahrir adalah tokoh yang menarik. Strategi diplomasinya banyak ditentang orang, tapi dia adalah orang yang berjasa besar. Semoga kita punya tokoh seperti ini lagi.

Agak membosankan kalau dibaca sekaligus, lebih baik dibaca sedikit demi sedikit (per wawancara). Hal yang paling menarik adalah bagaimana penulis membayangkan kondisi sosial-ekonomi di berbagai negara saat terjadi serangan zombi.

Beberapa surat terakhir ini sangat menyedihkan. Berhasil menyentuh perasaan kesepian dalam diri saya. Tapi beberapa kalimat terasa terlalu berlarut- larut dan berlebihan.

Sejauh ini bagus, penuh metafor :-)