Ann’s Reviews > The Righteous Mind: Mengapa Orang-orang Baik Terpecah Karena Politik dan Agama > Status Update

Hahahaha menarik! 👀

Bagian ke-II buku ini elaborasinya cukup berbelit-belit. Entah karena penulisnya yg kurang bisa membuat argumennya mengalir, ataukah karena terjemahannya yg kurang pas.

Perlu disadari bahwa memang ada banyak matriks moral yg terdapat bersama-sama di setiap bangsa. Tiap matriksnya menyediakan pandangan tentang dunia yg lengkap, utuh, dan meyakinkan secara emosional, yg mudah dijustifikasi dg bukti yg teramati dan nyaris tidak bisa ditembus serangan argumen dari orang luar.

Wah, jadi kepengen sekolah psikologi budaya. Mengombinasikan kecintaan ahli antropologi terhadap konteks dan keragaman dengan minat ahli psikologi terhadap proses-proses mental.

And maybe that's why I am more a rationalist than a Glaukonan

And maybe that's why I am more rationalist than a Glaukonan

Jika saya gak baca buku ini mungkin saya gak akan pernah tahu fakta menarik dan mencengangkan dari suku Hua di Papua Nugini. Budaya ekspresi gender mereka sangat menarik untuk diulik lebih lanjut.

Ternyata mengalami keresahan yg sama dg penulis. Lebih sering menambah informasi tentang struktur kognitif domain pengetahuan. Masalah intelek terus menerus, nyaris tidak pernah menyentuh domain afektif (emosi).