Status Updates From Rudy: Kisah Masa Muda Sang ...

"Tempat terbaik tak sama dengan kenyamanan terbaik."

"Jawaban yang datang dari pencarian akan lebih bermakna dibanding yang sekadar 'disuapkan'".

Niat nyari balon malah ketemu kondom, hahahaha

"Nun, hidup bersamaku itu adalah hidup yang selalu diremehkan dan dianggap gila. Apa kamu siap? Ainun itu biasa dipuja banyak orang, apa kamu siap mengalami perubahan itu? Ainun masih punya waktu untuk berpikir ulang."

(Habibie, pada Ainun, sebelum mereka menikah)

Ya Allah... sebelum kemampuannya diakui dunia, berat banget ya hal yang dialami Habibie. Tanggapan negatif orang-orang yang tak sevisi dengannya.

Halaman 243-246 ada tentang kegiatan Ainun saat mau nginfus bayi di RS. Menarik, nih. Perlu dicatet buat referensi.

Aaah akhirnya masuk ke bahasan soal Ainun.

I love this biography! Karena nampilin humor di beberapa bagian.

Waktu maminya terus mengiriminya surat tentang Ainun dan foto-foto gadis itu, Habibie akhirnya jengkel dan membalas: "Kalau Mami terus-terusan menyebut "Ainun" kenapa nggak sekalian aja paketkan ke Jerman?"

XD

Sejak itu ibunya nggak nulis surat tentang Ainun lagi.

Wih. Maminya Habibie ibu kos yang strict. Tapi itu karena dia beneran peduli sama para anak kosnya.

Aku ngakak waktu Habibie ngaku bisa bahasa Jerman karena ayahnya kanibal dan pernah makan orang Jerman xD

Tapi justru karena jawaban itu dia jadi dapat simpati dari para pegawai pabrik tempat dia praktikum dan dapat dispensasi waktu presensi kedatangan yang lebih lama, plus sering dikasih makan juga.

Bisa-bisanya orang-orang Jerman ini percaya sama cerita absurdnya! XD

B.J. Habibie bisa berangkat ke Jerman untuk melanjutkan studi dengan pengorbanan besar dari maminya.

Masyaallaaaaaaah T_______T

Papinya Habibie meninggal saat memimpin keluarganya salat jamaah dalam keadaan sujud. Habibie umur 14 tahun saat itu

T__________T

Akhirnya pernikahan orangtua Habibie yang tadinya ditentang pihak ayah direstui. Mereka akan menerima ayah Habibie di Gorontalo. Perayaan bersatunya kedua keluarga ini disimbolkan dengan acara khitanan Habibie di sana.

Agar sakitnya tak berulang, Habibie dijual secara simbolis. Dia dibayar dengan sebilah keris yang diletakkan di bawah bantal ketika sakit.

Entah karena kebetulan atau apa, Habibie akhirnya sehat kembali. Ia makin ceria saat datang kabar bahwa Parepare sudah aman sehingga ia bisa kembali ke rumahnya di sana dan bersekolah seperti biasa.

Dalam tradisi Bugis Makassar, anak laki-laki yang berwajah mirip ayah dipercaya akan membawa musibah bagi ayahnya. Bila yang mirip adalah wajah anak perempuan, dipercaya akan membawa keberuntungan. Desas-desus tentang itu jadi santer saat Habibie sakit karena wabah.

Meski ayahnya tak sepakat dengan kepercayaan itu, akhirnya mereka tetap mendatangi Raja Barru untuk diberi air jompa-jampi.

Pejabat-pejabat pilihan pemerintah Hindia Belanda diawasi, dicopot dari jabatan, bahkan ada yang dibunuh oleh Jepang karena dianggap hanya menambah beban. Paman Habibie yang merupakan kakak ayahnya ditembak Jepang. Beruntung ayah Habibie selamat karena berurusan langsung dengan ketersediaan pangan.

Saat itu setiap rumah tangga wajib memasok menyetor beras sebanyak 500 liter untuk pasokan perang pasukan Jepang.

Tekanan udara akibat suara ledakan bom takkan merobek gendang telinga.

Masa kecil Habibie diwarnai dengan Perang Dunia II dan pendudukan Jepang. Parepare yang merupakan kota penting Belanda di Sulawesi Selatan menjadi sasaran pengeboman Jepang. Gara-gara itu tiap hari Habibie harus membawa sepotong karet (stief) yang dikalung di leher jika berangkat ke sekolah. Jika terjadi pengeboman, mereka harus masuk ke lubang perlindungan sambil menggigit karet. Karet itu untuk melindungi telinga.

Ayah Habibie menjabat sebagai Landbouwconsulent atau setingkat Kepala Dinas Pertanian di Parepare. Dia memastikan semua tanaman warga tumbuh dengan baik dan bebas hama, juga memastikan agar semua orang dapat bibit yang berkualitas. Dia suka bereksperimen dengan tanaman untuk menciptakan bibit unggul dan mendidik para Mantri Pertanian untuk melakukan percobaan.

Di tengah kesibukan dia terus menjawab pertanyaan Habibi

Ternyata pernikahan kedua orangtua Habibie ditentang keras dari pihak ayah, sehingga ayahnya memutus hubungan dengan keluarga besarnya di Gorontalo. Tadinya jodoh ayah Habibie sudah ditentukan dari pihak keluarga besar yang masih ada hubungan darah. Hal itu untuk menjaga warisan perkebunan keluarga.

Ayahnya yang paham Hukum Mendel tahu risiko kerusakan kromosom akibat pernikahan dari jalur keturunan yang dekat.

Dan yang paling bikin ngakak, waktu kecil dia dikasih kondom sama temannya. Dibilang, "Katamu balon kalau ditiup jadi bulat. Kok yang ini malah jadi panjang?"

Waktu papanya tahu, dia disuruh kumur-kumur sampai mblukek xD

Lalu aku baru tahu kalau Habibie membuat terobosan yang mengurangi angka kecelakaan pesawat. Padahal dulu pas pertama kali naik pesawat dia bikin heboh karena ngira mesin pesawat terbakar.

Banyak hal menarik yang baru aku tahu soal alm. Habibie di sini. Saat kecil ia suka merepotkan orangtuanya dengan banyak pertanyaan. Jika sedang tak bisa menjawab atau repot, orangtuanya akan membungkam Habibie dengan buku. Karena buku yang dibaca berbahasa Belanda, ia berkali-kali bertanya soal kosakata. Akhirnya ia dibelikan kamus sendiri.

Habibie ternyata juga gagap. Tapi kalau ngomongin buku gak gagap.

Bagi saya, buku ini sangat bagus karena didalamnya kita bisa mendapat pesan tersirat, inspirasi, dan motivasi dari cerita beliau. Saya juga sangat saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca, entah itu oleh kalangan orang tua maupun kalangan remaja.