F. Gerha’s Reviews > Madre: Kumpulan Cerita > Status Update

"Kadang-kadang kamu harus terjun dan jadi basah untuk tahu air, Che. Bukan cuma nonton di pinggir jalan dan berharap kecipratan." -164

"Tapi, hidup terkadang buta menentukan siapa yabg layak dan tidak."

"Inilah cinta. Inilah Tuhan. Tangan kita bau menyengat, mata kita perih seperti disengat, dan tetap kita tidak menggenggam apa-apa."

"Itulah cinta. Itulah Tuhan. Pengalaman, bukan penjelasan. Perjalanan, bukan tujuan. Pertanyaan, yang sungguh tidak berjodoh dengan segala jawaban."

Baca ini harus berkali-kali biar aku ngerti🥹

"Dengan mengetahui apa itu cinta, kita akan mengetahui Tuhan. Dan ketika kita mengetahui Tuhan, kita juga jadi tahu apa itu cinta. Jadi, kita bisa mengungkap keduanya sekaligus."

"Matahari sebenarnya nggak pernah terbit dan terbenam. Cuma Bumi yang berputar!"

Setengah buku ini adalah cerita "Madre". Sebenarnya kurang cukup. Rasanya masih belum puas. Rasanya masih ingin tinggal di cerita ini. Tapi karena disuguhi dengan penceritaan yang apik dan sedikit-sedikit dibawa haru karena pembawaanya yang hangat, nggak sabar membaca bab-bab menarik lainnya.

"Dalam batinku beraduklah sekian banyak perasaan yang lebih kompleks daripada adonan roti, terbanting, teruleni, dan aku tahu semua itu akan tiba pada satu titik. Namun, di mana itu dan akan menjadi apa itu semua, adalah pertanyaan paling besar yang pernah kuhadapi dalam hidupku."

"Kalau bebas sudah jadi keharusan, sebetulnya sudah bukan bebas lagi, ya?" Cetus Mei kalem.