Toeti Heraty

Toeti Heraty’s Followers (13)

member photo
member photo
member photo
member photo
member photo
member photo
member photo
member photo
member photo
member photo
member photo
member photo
member photo

Toeti Heraty


Born
in Indonesia
January 01, 1933

Died
June 13, 2021


Toeti Heraty was born in 1933. An outstanding Indonesian poet with a powerful vision she is also a philosopher an art historian and a human rights activist well known for both her opposition to the Suharto regime and for her feminism.

Average rating: 3.8 · 599 ratings · 95 reviews · 35 distinct worksSimilar authors
Calon arang: Kisah perempua...

by
3.62 avg rating — 84 ratings — published 2000 — 2 editions
Rate this book
Clear rating
Nostalgi = Transendensi

4.08 avg rating — 25 ratings2 editions
Rate this book
Clear rating
Selendang Pelangi

3.96 avg rating — 24 ratings — published 2006 — 2 editions
Rate this book
Clear rating
Mimpi dan Pretensi

3.76 avg rating — 21 ratings — published 1982
Rate this book
Clear rating
Hidup Matinya Sang Pengarang

3.60 avg rating — 20 ratings — published 2000
Rate this book
Clear rating
Transendensi Feminin

4.19 avg rating — 16 ratings — published 1961
Rate this book
Clear rating
Aku Dalam Budaya

by
3.78 avg rating — 9 ratings — published 1984 — 2 editions
Rate this book
Clear rating
Rainbow: 18 Indonesian Wome...

by
4.83 avg rating — 6 ratings — published 2008
Rate this book
Clear rating
Seserpih Pinang Sepucuk Sirih

by
4.60 avg rating — 5 ratings — published 1979
Rate this book
Clear rating
A Time, A Season: Selected ...

by
really liked it 4.00 avg rating — 4 ratings — published 2003
Rate this book
Clear rating
More books by Toeti Heraty…
Quotes by Toeti Heraty  (?)
Quotes are added by the Goodreads community and are not verified by Goodreads. (Learn more)

“sejak dahulu memang, yang
tidak terucapkan, lebih berarti”
Toeti Heraty, Mimpi dan Pretensi
tags: love

“NOSTALGI = TRANSENDENSI

Nostalgi sama dengan transendensi
betul, ini permainan kata
lagi-lagi kata asing
tapi apa sih yang tidak asing
tapi itu hanya ilusi
kembali pada nostalgi
berarti kehilangan
yang dulu-dulu dibayangkan
hanya tidak mencekam lagi, karena
lembut dengan ironi

saat kini yang berkilas balik
siapa tahu nanti …
kini — dulu — nanti, teratasi
bukankah itu transendensi?”
Toeti Heraty, Nostalgi = Transendensi

“... untuk pria dan perempuan berbeda, kata orang Perancis 'hiduplah perbedaannya' dan satu hal tentang, obyek tentang yang namanya tubuh ini, terkait erat dengan rasa malu, diawali dengan daerah kemaluan yang sejak Adam dan Hawa, karena dosa dan asal lalu ditutupi. Mengapa? Karena seakan-akan punya kehendak sendiri, tapi itu hanya pada pria, adanya ereksi yang tak terkendali, jadi menyalahi kehendak kesadaran, yang menjadi ciri hewan unggulan akhirnya, yang membuat manusia mirip hewan, nafsu tak terkendali. Kemudian semakin berbulu semakin hewani: memang tubuh itu memalukan dan untuk kendala birahi, dipakailah busana yang manfaatnya ganda: menutupi malu, melindungi tubuh, memperindah dan memperelok dengan maksud meningkatkan daya tarik.”
Toeti Heraty, Calon arang: Kisah perempuan korban patriarki : prosa lirik