“Seorang perempuan bertanya, apa itu cinta?
Sinergi hati dan akal dalam momentum reaksi metapora yang menghasilkan ruang kosong yang terlalu sulit dan terlalu berani untuk disebut sebagai suci atau bersih. Dia hidup dan menjadi wadah yang hadir hanya dengan dirasa, tapi bisa dilihat tak bisa diraba. Karena hidup dia akan mempunyai masa dan menempati ruang untuk bertumbuh, berkembang, dan menunaikan fungsi hidup beserta peserta hidup lainnya, dalam segala dimensi dan formatnya. Deteksi hati dan akali hanya mampu sampai menghampirinya saja. Selebihnya kata tak cukup punya fasilitas untuk menyelesaikan pendeteksian itu. Segala yang memasukinya akan bereaksi menjadi energi, bila berkontraksi akan menjadi vektor yang bergerak sentrifugal ataupun dalam jumlah komposisi yang tak terbatas mapun dalam berbagai formasi lainnya.”
― Mayasmara
Sinergi hati dan akal dalam momentum reaksi metapora yang menghasilkan ruang kosong yang terlalu sulit dan terlalu berani untuk disebut sebagai suci atau bersih. Dia hidup dan menjadi wadah yang hadir hanya dengan dirasa, tapi bisa dilihat tak bisa diraba. Karena hidup dia akan mempunyai masa dan menempati ruang untuk bertumbuh, berkembang, dan menunaikan fungsi hidup beserta peserta hidup lainnya, dalam segala dimensi dan formatnya. Deteksi hati dan akali hanya mampu sampai menghampirinya saja. Selebihnya kata tak cukup punya fasilitas untuk menyelesaikan pendeteksian itu. Segala yang memasukinya akan bereaksi menjadi energi, bila berkontraksi akan menjadi vektor yang bergerak sentrifugal ataupun dalam jumlah komposisi yang tak terbatas mapun dalam berbagai formasi lainnya.”
― Mayasmara
“YANG FANA ADALAH WAKTU
Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu.
Kita abadi.
Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982”
― Perahu Kertas
Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu.
Kita abadi.
Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982”
― Perahu Kertas
“Dalam Doaku
Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara
Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana
Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu
Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku
Aku mencintaimu..
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu
(1989)”
―
Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara
Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana
Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu
Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku
Aku mencintaimu..
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu
(1989)”
―
“Cinta seperti sesuatu yang mengendap-endap dibelakangmu. Suatu saat, tiba-tiba kau baru sadar, cinta menyergapmu tanpa peringatan.”
―
―
“Bagaimana mungkin kamu pergi begitu saja setelah semua hal yang terjadi? Kamulah yang terburuk! Karena kamu datang serupa angin, mengisi yang hampa, untuk kemudian pergi begitu saja, seakan tidak terjadi apa-apa.”
― Maya Maia
― Maya Maia
Tazuky’s 2024 Year in Books
Take a look at Tazuky’s Year in Books, including some fun facts about their reading.
More friends…
Polls voted on by Tazuky
Lists liked by Tazuky


















