Status Updates From One Little Thing Called Hope

Pertama kali baca buku ini, begitu tau salah satu nama karakter utamanya 'Aeryn', aku mendengus geli karena itu nama yang benar2 kayak "lol can you guess which one is the main character". Tapi aku bener2 ga nyangka kalo ternyata nama Aeryn ada saingannya. 🙃

Aku nggak suka John Green, tapi fakta bahwa Winna mengutip John Green di buku ini nggak begitu menggangguku karena aku saat ini dalam tahap masa bodo amat dengan John Green. Tapi kutipan dari Cassandra Clare? Now that's where I draw the line. 🙃

Dan inilah yang seharusnya menjadi hal yang dicemaskan dan dikhawatirkan oleh karakter-karakter di buku ini. Bahaya saat seseorang hamil dan melahirkan di usia begitu muda. Bukannya bagian di mana ini merupakan hal yang memalukan, hal yang nggak bertanggung jawab, dan hal-hal lainnya yang nggak sebanding bila dibandingkan dengan resiko hamil di usia begitu muda.

Oh ffs, Winna. Hanya karena Flo hamil, bukan berarti sekarang dia udah menjadi orang dewasa. Umurnya masih 16 tahun. She's still a freaking child. Dia bukan 'wanita'.

""Dia tetap ayahmu, Flo. Bagian dari keluargamu."" Tidak setuju. Saat seseorang memiliki anggota keluarga yang tidak baik (abusive, toxic), mereka berhak memutuskan hubungan dengan orang itu. It's really messed up kalo kita harus tetap menjalin hubungan dengan anggota keluarga, tak peduli seberapa buruknya mereka pada kita. You SHOULD be allowed to cut out awful people from your life, even if they're your FAMILY.

"Ia tidak ingin ibunya menyalahkan diri sendiri" oh, but she should. Salah sendiri, punya anak tapi nggak mau menjalankan tanggung jawab untuk mengajarkan sex education seperti apa yang seharusnya ia lakukan kalau ia memang orang tua yang baik. Jangan bisanya menyalahkan si anak aja. ¯\_(ツ)_/¯ #IsaidwhatIsaid

""Malu punya cucu sebelum waktunya"" or, you know, bukannya merasa malu, lebih baik mencemaskan keselamatan/nyawa anaknya sendiri yang hamil di usia semuda itu yang pastinya memiliki banyak resiko dari segi kesehatan. She should sort out her priorities, just saying ¯\_(ツ)_/¯

""Duduk, Ryn". "Bagaimana kabar kamu?" ??? 😂 ini dia lagi ngomong sama ayahnya, atau sama bosnya?

"Masih tak jera juga melakukan hal-hal gegabah" pffft yeah sure. 'Hal-hal gegabah' 😂 yang ada mah, Winna sebagai penulis sengaja buat karakter Flo naruh vitamin di loker supaya rahasianya ketahuan. Itu sih bukan Flo yang gegabah. Tapi yang ada itu, kalo Winna nggak bikin Flo taruh vitamin di loker, nggak bakal ada konflik di ceritanya. Flo did it only because the plot needed her to do it ¯\_(ツ)_/¯

??? Serius nih?😕 Barang seperti itu malah disimpan di loker? Bukannya malah di bawa ke mana2 supaya nggak ketahuan siapa2? Geez,
Winna bener2 bikin Flo taruh vitamin di loker cuma supaya bisa ada kejadian vitaminnya ditemukan orang lain hmm 🙄

Sadly, when her mother said "Bunda marah", it didn't end with "pada diri Bunda sendiri yang sebagai orang tua begitu bodohnya nggak memberi sex education pada anaknya sendiri"

""Saya rasa ini tetap merupakan keputusan Flo sebagai ibunya"" lmao I can imagine it must have been painful for Winna Effendi to write this line because you cannot convince me that a pro lifer like Winna genuinely meant pro choice stuff like this line ¯\_(ツ)_/¯

""Kenapa kamu seceroboh itu? Kenapa kamu nggak berpikir jernih? Kenapa kamu mengecewakan bunda?"" Oh shut the hell up. Paling nggak suka sama orang tua yang menyalahkan anaknya saat anak mereka hamil di luar nikah. Padahal mereka sebagai orang tua lebih bersalah lagi karena nggak memberi sex education yang penting untuk anak mereka.

""Anak ini punya ayah, juga kakek dan nenek"" 😂😂😂 baru tau kalo embrio yang bahkan belum berbentuk bayi bisa punya ayah, kakek, nenek.

""Bunda kecewa sama kamu, Flo"" Cuih 😒 what if, hear me out: kecewanya tuh sama diri sendiri? Punya anak tapi kok nggak diajari sex education. Apa bedanya sama orang tua yang memarahi anak karena mencuri barang, tapi anak itu sendiri nggak pernah diajari kalau mencuri itu perbuatan tidak baik?

""Bunda kecewa sama kamu, Flo"" Cih pissed 😒 what if, hear me out: kecewanya tuh sama diri sendiri? Punya anak tapi kok nggak diajari sex education. Apa bedanya sama orang tua yang memarahi anak karena mencuri barang, tapi anak itu sendiri nggak pernah diajari kalau mencuri itu perbuatan tidak baik?

"Mengakhiri hidup seorang bayi yang tidak berdosa. Embrio--tapi, dia hidup" that does not make sense at all, Winna. Make up your freaking mind, geez. 😒

"Ini badan dia, keputusan dia" GASP 😱 kutipan yang pro choice... di buku yang begitu pro life kayak gini? Apa aku masih membaca buku yang sama, or am I just seeing things? 😳

"Gue masih berpendapat lo perlu bicara sama orang dewasa" oh shut up. it's HER uterus, pal. It's HER body. I'd say it's her decision, and it should be up to just her.

"Bunda. Apa yang akan beliau katakan seandainya tahu?" menyalahkan dirinya sendiri, I hope. Salahnya sendiri, sebagai orang tua nggak pernah mengajarkan anaknya apa yang akan terjadi saat orang berhubungan seks tanpa proteksi, dan juga bahaya dari hamil & melahirkan di usia muda. ¯\_(ツ)_/¯

"Setiap kali melihat bayi, lo akan teringat pada sesuatu yang udah lo lenyapkan dengan tangan sendiri" [insert Community gif "the Lord is testing me" here] lol sebagai orang yang pro choice, ini buku bener2 bikin kesel 🙃

Um, excuse you? Yang jadi masalah utama itu bukan susahnya jadi seorang ibu atau ngurus anak. Itu sih udah jelas. Yang seharusnya jadi masalah utama adalah usianya yang masih sangat muda untuk mengandung & melahirkan. Aku yakin hamil di usia segitu berbahaya untuk si anak yang hamil dan juga bayinya.

"Tubuh lo perlu nutrisi" excuse me, why is he acting like she already decided that she wanted to keep the baby? 🙄