Aforisme Quotes

Quotes tagged as "aforisme" Showing 1-2 of 2
“setelah teater akan selalu kita saksikan pentas lain: ketiadaan
lalu tepuk tangan yang juga lain: kekosongan”
Jun Nizami

Titon Rahmawan
“Di Bawah Matahari yang Menatap Balik

Di bawah matahari yang meleleh seperti pupil dewa yang kelelahan,
aku melihat bayanganku sendiri berlari sebelum aku sempat berpikir untuk bereaksi.

Barangkali ini bukan dunia,
barangkali ini adalah ingatan purba
yang lupa pada tubuhnya.

Seekor jam mencair di pundakku,
menggelincir seperti sisa waktu yang tidak mau menjelaskan dirinya.
Ia berbisik,
bahwa keabadian hanyalah kegagalan ego dalam memahami detik
yang perlahan hancur.

Aku tertawa.
Tawa itu memecah wajahku menjadi tiga:
yang percaya, yang takut, dan yang tidak peduli lagi pada logika.
Ketiganya saling mengancam untuk lahir,
sementara aku — atau apa pun yang tersisa dariku —
menyaksikan kelahiranku sendiri dari balik kabut.

Jangan cari kebenaran di sini.
Di tanah ini, kebenaran telah diseret oleh cahaya yang lumpuh,
diseret ke dalam lubang di mana suara-suara masa lalu dibungkam
berubah menjadi serangga kanibal yang memakan tubuhnya sendiri.

Ada saat di mana aku hampir mengerti.
Saat di mana absurditas itu menamparku seperti kilat:
— semua upaya memahami diri adalah upaya membatalkan kelahiran.
— ego adalah ranting pohon yang terus tumbuh bahkan ketika kita sudah membiarkannya mati.
— pencerahan tidak datang dari kejernihan,
melainkan dari ketidakpahaman yang dibiarkan membusuk sampai berlumut
dan tiba-tiba menyala akibat radiasi.

Kini aku tahu,
matahari itu bukan sumber cahaya.
Ia adalah luka yang didekap semesta
sampai berubah menjadi lubang hitam di mana aku bisa pulang.

Dan ketika akhirnya aku masuk
ke dalamnya,
aku tidak merasa utuh—
aku merasa hilang…
tapi justru dari kehampaan itu,
aku dilahirkan lagi
oleh kegelapan yang telanjur letih menampung raga dan jiwaku.

November 2025”
Titon Rahmawan