Alter Ego Quotes
Quotes tagged as "alter-ego"
Showing 1-27 of 27
“Nice words and nice appearance doesn't conclude that someone is nice, i believe that the nicer you look, the more deceptive you appear.”
―
―
“If you really want to be different, you'd better keep quiet and be a good person on the inside.”
― The Book of Maxims, Poems and Anecdotes
― The Book of Maxims, Poems and Anecdotes
“In a corner of my soul there hides a tiny frightened child, who is frightened by a corner where there lingers something wild.”
― The Army of Five Men
― The Army of Five Men
“Well," Mr. Cheeseman interjected. "Perhaps there's an easy solution to this. Maybe Captain Fabulous has an alter ego."
"What's an alter ego?" asked Gerard.
"It's a superhero's true but secret identity," said Chip. "You know, the way that Superman is really Clark Kent." "Superman is really Clark Kent?"
"It's pretty obvious," said Penny. "To everyone but you and Lois Lane."
"Okay," Gerard conceded. "Captain Fabulous's alter ego will be...Teddy Roosevelt.”
― Another Whole Nother Story
"What's an alter ego?" asked Gerard.
"It's a superhero's true but secret identity," said Chip. "You know, the way that Superman is really Clark Kent." "Superman is really Clark Kent?"
"It's pretty obvious," said Penny. "To everyone but you and Lois Lane."
"Okay," Gerard conceded. "Captain Fabulous's alter ego will be...Teddy Roosevelt.”
― Another Whole Nother Story
“They say I don’t exist. They say I am an extension, an indulgence, imagination of a schizophrenic person.”
―
―
“Na minsan, ang manunulat ay hindi lang ang manunulat kundi ang tauhan din ng kanyang kwento. Ang tauhan ay ang puso't kaluluwa, ang sarili, ng isang manunulat.”
― In Sisterhood—Lea at Lualhati
― In Sisterhood—Lea at Lualhati
“He has dark brown pupils, and mine are grey. Dead gray, that’s what he tells me.”
― Kahani happens
― Kahani happens
“We wear masks not to be something different, but to deny the ‘something different’ that we are without the mask.”
―
―
“My imagination ignited once again. I kept staring at my reflection. My delusions of grandeur formed a shape, on their own, in my reflection—in my double reality.”
― Sex, Drugs, and Schizophrenia
― Sex, Drugs, and Schizophrenia
“I reach out to touch her, the goddess beholding me. "Thank you for coming." I shout with gratitude. "Now let's go create a night to remember!”
― Nothing Sexier Than Freedom
― Nothing Sexier Than Freedom
“Mystery is not some kind of an alter ego, but it’s real PERSONAL POWER that’s predicated on your total devotion to the limitless expansion of your sensuality.”
―
―
“I want out of the labels. I don’t want my whole life crammed into a single word. A story. I want to find something else, unknowable… A blank. Unknown. Undefined.”
― Sex, Drugs, and Schizophrenia
― Sex, Drugs, and Schizophrenia
“I’ve even given Georgie his own P.O. Box so he can get mail. Sometimes I send him gifts and then I keep them for myself.”
― Sex, Drugs, and Schizophrenia
― Sex, Drugs, and Schizophrenia
“What I carry is mine alone. A private apocalypse, constant and precise.”
― Sex, Drugs, and Schizophrenia
― Sex, Drugs, and Schizophrenia
“I open my eyes and the room is on fire. Completely unconcerned, I watch the fire grow larger and larger, then shrink and die out.”
― Sex, Drugs, and Schizophrenia
― Sex, Drugs, and Schizophrenia
“I looked into the mirror and everything came alive—my delusions, my dreams were burying everything within reality.”
― Sex, Drugs, and Schizophrenia
― Sex, Drugs, and Schizophrenia
“I’ve been able to find some meaning in schizophrenia, which helps me redefine how I see myself.”
― Sex, Drugs, and Schizophrenia
― Sex, Drugs, and Schizophrenia
“I suppose I became a ghost long before I died. Or maybe I was never born at all. Georgie Gust—my puppet, my echo, my alibi—he lives the life I never could. And Ben? Ben is the disease, the master puppeteer. Together we dance. Alone, we rot. It’s not schizophrenia, really—it’s an orchestra without a conductor. Some days I am all the instruments at once. Other days, I am silence. But always, always, the music aches.”
― Jonathan Harnisch: An Alibiography
― Jonathan Harnisch: An Alibiography
“Georgie Gust is the part of me I miss. Ben is the part I hate.”
― Jonathan Harnisch: An Alibiography
― Jonathan Harnisch: An Alibiography
“Membayangkan Surga
Apa yang kau lihat di layar yang berpendar ini, Kay?
Serupa senja yang tumbuh
dari sebatang pohon
di sebuah tempat
yang kau bayangkan
seperti surga.
Cahaya lampu itu
menyapu wajahmu
dengan warna lembayung
dan berkilau seperti pelangi.
Tapi tak ada apa pun
kutemukan pada seri wajahmu
selain nafsu yang tertahan
dan seulas senyum kemesuman.
Tepat di puncak penantian
dari segala perhatian
yang tertuju pada dirimu.
Mata yang tak pernah menyadari
tersesat dalam raga belia
yang entah milik siapa.
Aura kemudaan
yang berasa sia-sia.
Telah kau reguk
semua kebahagiaan
dari ekspresi wajah tolol
yang ditunggangi
oleh nafsu alter egonya.
Atau barangkali,
telah habis kau hirup
wangi kelopak mawar hitam
yang tumbuh di ranjangmu
setiap pagi.
Sudah lama sekali rasanya
waktu berlalu.
Seperti ketika, kau masih suka
nongkrong di cafe
sambil meneguk cappucino
dari cangkir porselen
yang perlahan mulai retak.
Sementara laju usia
mengalir di tenggorakanmu
yang bening bagai pualam.
Waktu meninggalkan jejak buta
di dalam handphonemu.
Menyisakan tatap mata orang
yang tak lagi mampu menafsirkan
apa yang telah engkau lakukan.
Bukankah,
mereka tak lagi melihatmu sebagaimana adanya dirimu saat ini atau sepuluh tahun dari sekarang?
Tak satu pun dari mereka percaya bahwa usiamu belum lewat
dua puluh tahun.
Siapa mendamba
merah muda anggur kirmizi
yang tumbuh di dadamu?
Tak satu pun telinga
sanggup melawan sihir
dari gelak tawamu yang getir.
Mata bodoh
yang tak sanggup melupakan
bayangan pisang matang
kau kunyah dengan brutal
sebagai kudapan
di tengah jeda pertunjukan.
Hidup tak seperti kecipak ikan
di dalam aquarium transparan
tertanam di dinding.
Air kolam di pekarangan
menjelma jadi bayangan jemari
tak henti menggapai.
Gelembung kekhawatiran
yang tak sanggup memahami
makna puisi
yang sengaja ditulis untuk mengabadikan namamu.
Taman yang kau bayangkan itu, Kay bukanlah surga yang sesungguhnya.
Di sana tak ada sungai keabadian
atau pangeran tampan
yang menunggu kehadiranmu
dengan kerinduan.
Yang ada cuma kelebat kilat
dan hujan airmata hitam.
Mengucur seperti lendir laknat
yang mengalir dari hidungmu
saat kau meradang
karena influensa.
Tak ada satu hal pun yang menyenangkan, Kay.
Hanya sedikit tersisa cerita
yang busuk dan menjijikkan
sebagai satu-satunya obrolan
untuk perintang waktu.
2024 - 2025”
―
Apa yang kau lihat di layar yang berpendar ini, Kay?
Serupa senja yang tumbuh
dari sebatang pohon
di sebuah tempat
yang kau bayangkan
seperti surga.
Cahaya lampu itu
menyapu wajahmu
dengan warna lembayung
dan berkilau seperti pelangi.
Tapi tak ada apa pun
kutemukan pada seri wajahmu
selain nafsu yang tertahan
dan seulas senyum kemesuman.
Tepat di puncak penantian
dari segala perhatian
yang tertuju pada dirimu.
Mata yang tak pernah menyadari
tersesat dalam raga belia
yang entah milik siapa.
Aura kemudaan
yang berasa sia-sia.
Telah kau reguk
semua kebahagiaan
dari ekspresi wajah tolol
yang ditunggangi
oleh nafsu alter egonya.
Atau barangkali,
telah habis kau hirup
wangi kelopak mawar hitam
yang tumbuh di ranjangmu
setiap pagi.
Sudah lama sekali rasanya
waktu berlalu.
Seperti ketika, kau masih suka
nongkrong di cafe
sambil meneguk cappucino
dari cangkir porselen
yang perlahan mulai retak.
Sementara laju usia
mengalir di tenggorakanmu
yang bening bagai pualam.
Waktu meninggalkan jejak buta
di dalam handphonemu.
Menyisakan tatap mata orang
yang tak lagi mampu menafsirkan
apa yang telah engkau lakukan.
Bukankah,
mereka tak lagi melihatmu sebagaimana adanya dirimu saat ini atau sepuluh tahun dari sekarang?
Tak satu pun dari mereka percaya bahwa usiamu belum lewat
dua puluh tahun.
Siapa mendamba
merah muda anggur kirmizi
yang tumbuh di dadamu?
Tak satu pun telinga
sanggup melawan sihir
dari gelak tawamu yang getir.
Mata bodoh
yang tak sanggup melupakan
bayangan pisang matang
kau kunyah dengan brutal
sebagai kudapan
di tengah jeda pertunjukan.
Hidup tak seperti kecipak ikan
di dalam aquarium transparan
tertanam di dinding.
Air kolam di pekarangan
menjelma jadi bayangan jemari
tak henti menggapai.
Gelembung kekhawatiran
yang tak sanggup memahami
makna puisi
yang sengaja ditulis untuk mengabadikan namamu.
Taman yang kau bayangkan itu, Kay bukanlah surga yang sesungguhnya.
Di sana tak ada sungai keabadian
atau pangeran tampan
yang menunggu kehadiranmu
dengan kerinduan.
Yang ada cuma kelebat kilat
dan hujan airmata hitam.
Mengucur seperti lendir laknat
yang mengalir dari hidungmu
saat kau meradang
karena influensa.
Tak ada satu hal pun yang menyenangkan, Kay.
Hanya sedikit tersisa cerita
yang busuk dan menjijikkan
sebagai satu-satunya obrolan
untuk perintang waktu.
2024 - 2025”
―
All Quotes
|
My Quotes
|
Add A Quote
Browse By Tag
- Love Quotes 102k
- Life Quotes 80k
- Inspirational Quotes 76k
- Humor Quotes 44.5k
- Philosophy Quotes 31k
- Inspirational Quotes Quotes 29k
- God Quotes 27k
- Truth Quotes 25k
- Wisdom Quotes 25k
- Romance Quotes 24.5k
- Poetry Quotes 23.5k
- Life Lessons Quotes 22.5k
- Quotes Quotes 21k
- Death Quotes 20.5k
- Happiness Quotes 19k
- Hope Quotes 18.5k
- Faith Quotes 18.5k
- Travel Quotes 18.5k
- Inspiration Quotes 17.5k
- Spirituality Quotes 16k
- Relationships Quotes 15.5k
- Life Quotes Quotes 15.5k
- Motivational Quotes 15.5k
- Religion Quotes 15.5k
- Love Quotes Quotes 15.5k
- Writing Quotes 15k
- Success Quotes 14k
- Motivation Quotes 13.5k
- Time Quotes 13k
- Motivational Quotes Quotes 12.5k
