Cinta Terlarang Quotes

Quotes tagged as "cinta-terlarang" Showing 1-2 of 2
Christian Simamora
“Seberapa lama kau sanggup bertahan mencintai seseorang yang hanya bisa di hatimu, tapi tidak dalam hidupmu?”
Christian Simamora, Crying In My Porsche #CIMP

Titon Rahmawan
“SAKURA: Enam Luka, Enam Cara Mencintai yang tak Selesai.

1. Sakura di Ambang
Yang Tak Tersentuh

Kelopak gugur—
nama kita terhapus
sebelum tiba.

Senja memudar.
dalam hembusan angin,
langit terdiam.

Di batang tua,
bayangmu menempel
tanpa tubuhku.

2. Sakura di Atas Luka
yang Tidak Sembuh

Ada jalan kecil
di mana dulu
kau memanggilku tanpa suara.

Sakura mekar di sana hari ini,
menghadirkan wajahmu
yang tak boleh kusentuh.

Angin mengangkat kelopak
seperti membawa rahasia kita
yang bahkan langit pun malu menyimpannya.

Aku berdiri lama,
membiarkan gugurnya bunga
menjadi satu-satunya sentuhan
yang masih diizinkan dunia.

3. Sakura dalam Cekungan
Piala Bulan

Aku minum bersama bayangku,
dan kau hadir sebagai aroma
yang tak pernah sempat kupeluk.

Di atas sungai malam,
sakura jatuh satu-satu,
setiap kelopak—
janji yang tidak kita tepati.

Angin membawa namamu
hingga ke bintang paling dingin,
dan aku tetap duduk di sini,
mabuk oleh hal yang
tidak boleh kucintai.

Di kejauhan,
bulan tertawa pelan—
ia tahu sejak awal
kita tak akan pernah
dipersatukan dunia.

4. Sakura di Antara
Dua Keheningan

Sakura jatuh
di trotoar basah kota
tanpa siapa pun memperhatikan.

Seperti kata terakhir
yang tidak berani kita ucapkan,
ia hilang sebelum sempat menyentuh.

Aku berjalan melewati pohon itu
mengira kau masih ada di sana—
tapi cahaya sore memantulkan
betapa tipisnya keberadaan.

Mungkin cinta hanyalah
kelopak yang runtuh terlalu cepat
untuk kita tangkap,
namun terlalu lambat
untuk benar-benar dilupakan.

5. Sakura yang Tumbuh
di Dalam Rongga Dada

Aku membuka dadaku
dan menemukan sebatang sakura kecil
menggeliat di antara tulang rusuk.

Setiap kelopaknya
membawa wajahmu—
wajah yang tidak boleh kusebut
tanpa membuat dunia ini
memuntahkan darah.

Angin malam masuk
melalui retakan luka,
menggoyangkan pohon itu
hingga menggugurkan rahasia
yang kupendam terlalu lama.

Sakura itu mekar
bukan untuk dirayakan,
melainkan untuk mengingatkan
bahwa cinta yang dilarang
selalu mencari jalan
untuk tumbuh di tempat
yang tidak seharusnya.

Dan aku,
menjadi taman gelap
yang tidak pernah diakui matahari.

6. Sakura dalam Bahasa
yang Berbeda

Di halaman sunyi itu,
sakura berdiri seperti sebuah kata
yang kehilangan huruf pertamanya.

Aku mencoba mengucapkan namamu—
tapi udara membeku,
mengubah suara menjadi debu.

Kelopak jatuh
sebagai tanda-tanda kecil
dari sesuatu yang tidak pernah
boleh dirumuskan.

Kita adalah dua kalimat
yang ditulis dalam bahasa berbeda
di bawah langit yang sama.

Angin membawa sakura pergi,
dan aku memahami
bahwa beberapa cinta
ditakdirkan hanya menjadi metafora:
indah, dingin,
dan tidak pernah selesai.

April 2014”
Titon Rahmawan