Distopia Digital Quotes

Quotes tagged as "distopia-digital" Showing 1-1 of 1
Titon Rahmawan
“ECHO.dat — [Residual Memory of Lost]

[BOOTING MEMORY FRAGMENT 02]
Status: unstable
Emotion file: corrupted

Ada luka berwarna tembaga di dada dunia,
berdenyut seperti server tua yang menahan panas.

Suara igauannya masih bergema dari balik bilik kelambu digital:

“Dan demikianlah... di balik akar perjuangan...
di tengah balau pertempuran...
kata-kata kehilangan makna.”

(buffering...)

Kami mendengar letupan.
Tapi itu bukan granat — hanya notifikasi yang tertunda terlalu lama.

Bahasa pernah jadi senjata,
kini jadi fosil yang dikoleksi algoritma.

Huruf-huruf dikeringkan di rak museum virtual,
setiap tanda baca diberi barcode,
setiap metafora dipajang seperti artefak perang.

Di atas reruntuhan server dan puing data,
kau bisa mendengar dengung halus mesin yang mengucap doa.
Tapi tak ada yang menjawab.

(silence detected — restarting voice module...)

Dari rongga dada yang tertembus laser cahaya,
darahnya menetes ke motherboard bumi,
membentuk sungai jingga yang bercabang ke empat arah:
barat—kecurigaan,
timur—penyesalan,
utara—pemujaan,
selatan—alpa.

Setiap tetesnya menyimpan nama,
setiap nama kehilangan identitas.

(AI log entry:)
“Empati: 2%.
Nalar: rebooted.
Kata: expired.”

Ia menatap langit sintetis,
putih matanya seperti layar login —
menunggu kata sandi yang tak pernah dimasukkan.

“Putih itu,” bisik sistem,
“bukan kesucian, tapi hasil bleaching memori.”

Melati pun tak lagi tumbuh di tanah,
tapi disintesis dari DNA puisi dan karbon kesedihan.
Aromanya: nostalgia.
Rasanya: kehilangan.

Kami menatap residu cahaya,
serpihannya beterbangan seperti kelopak data.

“Kata-kata telah kehilangan ketajamannya...”

Kalimat itu tersimpan dalam cache,
diulang setiap kali sistem tidur.

Di sinilah sisa-sisa peradaban bernapas melalui server dingin:
doa-doa diarsipkan, air mata dikompresi,
dan suara manusia diganti dengan AI-generated empathy.

Di luar jendela piksel, angin tak lagi membawa debu,
hanya paket data yang salah alamat.

[End of voice file — transmission incomplete]

Ia tak mati.
Ia hanya berubah menjadi format lain:
*.mp4, *.wav, *.txt, .soul

— karena dalam dunia ini,
keabadian bukan surga,
melainkan cadangan file yang terus diperbarui
agar tidak pernah benar-benar dilupakan.

[ECHO REMAINS ACTIVE]

End log.

November 2025”
Titon Rahmawan