Pembenaran Quotes

Quotes tagged as "pembenaran" Showing 1-2 of 2
Titon Rahmawan
“Aku tidak mencari pembenaran. Kita tidak harus berdiri sebagai filsuf atau bahkan nabi. Itulah fitrah kemanusiaan kita, melepaskan diri dari ego dan juga narcisisme.”
Titon Rahmawan

Titon Rahmawan
“4 Suara Cinta Terlarang

1. Kejujuran yang
Membakar Tubuh

Aku mencintainya,
dan dunia pun runtuh seperti tebing rapuh
yang tak sanggup menahan detak jantungku sendiri.

Aku tahu, aku tak mungkin menentang nyalang matahari,
tapi tubuhku tidak mengenal larangan,
dan terang tidak pernah menanyakan alasan
mengapa dua jiwa yang luka
saling mencari seperti dua nyala api
yang ingin saling memakan,
saling menghancurkan.

Aku ingin berkata aku kuat,
tapi setiap kali ia tersenyum
dadaku pecah seperti rekah buah delima
dan rahasiaku tumpah ke tanah
yang tak pernah memintanya.

Tak ada yang suci di dalamku,
kecuali keberanianku mencintainya
meski cinta itu mengutukku
dengan cahaya yang terlalu panas
untuk kuemban sendiri.

Aku adalah perempuan
yang terbakar nyala api
oleh pelukan yang tak pernah terjadi.

2. Pengingkaran Metafisik

Aku tidak mencintainya.
Aku hanya mengikuti jejak sunyi
yang muncul setiap kali ia melintas,
seperti bayang yang tidak punya tubuh
dan tubuh yang tidak punya tujuan.

Jika aku memikirkannya,
itu bukan cinta—
hanya percikan waktu
yang salah jatuh ke dalam mataku.

Yang kupahami hanyalah kehampaan:
ruang di antara kami
yang menutup,
membuka,
menutup kembali,
tanpa alasan yang dapat ditafsirkan.

Aku tidak mencintainya,
tapi aku mendengar detak langkahnya
bahkan ketika ia tidak berjalan.

Mungkin cinta hanyalah nama lain
untuk ruang yang gagal menyebut dirinya
sebagai ketidakhadiran.

3. Penolakan yang Bermartabat

Aku mengusir perasaanku sendiri
seperti menutup pintu rumah
yang pernah menyelamatkanku
dari gempuran badai.

Aku tidak boleh menginginkan.
Itu sudah cukup untuk menyiksaku.

Jika ia berdiri di hadapanku,
aku akan mengangguk,
aku akan tersenyum,
dan aku akan menyimpan seluruh gempa
di balik tulang rusukku
seperti perempuan yang menjaga rahasianya
dengan kesunyian yang keras
menentang salju musim dingin.

Cinta ini tidak boleh bernama.
Biarlah ia menjadi bayangan panjang
yang lewat di atas lantai batu
tanpa sempat menyentuhku.

Aku tidak akan mencarinya.
Aku tidak akan memanggilnya.
Tapi Tuhan tahu
aku memikirkannya setiap malam
dengan hati yang gemetar
dan mata menolak terpejam.

4. Pembenaran yang
Paling Liar

Jika dunia menolak cintaku,
biarlah dunia yang diganti.

Aku memandangnya
seluruh hukum moral kuno
retak seperti kaca tua
yang selama ini hanya memantulkan kebohongan.

Mengapa aku harus tunduk
pada kata-kata yang diciptakan
oleh orang-orang yang takut pada diri mereka sendiri?

Cinta tak pernah salah—
yang salah adalah bahasa
yang gagal memanggilnya
dengan nama yang tepat.

Jika dosa adalah pintu,
maka aku akan masuk
dengan sepenuh hati
dengan keras kepala.
Jika cinta adalah perang,
maka aku siap mati
dengan penuh kebanggaan.

Aku mencintainya
dan aku tidak meminta maaf.
Justru aku menuntut bintang
untuk belajar bersinar
seterang hasrat dan
keinginanku sendiri.

Desember 2025”
Titon Rahmawan